Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PRAMUKA

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT

(PPGD)

Oleh :

Rivo Saputra (17086289)

KELAS B3

PELATIH :

MISRAWATI

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberi kami kesempatan dan
kesehatan dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh kemudahan dan menyelesaikan
dengan baik.Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibuk yang telah
membimbing kami sehingga dapat menyusun makalah sesuai dengan materi yang akan di capai .

kami sebagai penulis, sadar akan banyak kesalahan yang ada dalam makalah ini, baik itu
kesalahan tutur bahasa penyampaian ataupun susunan materi dalam makalah ini. Oleh karena itu
kami meminta maaf jika ada kesalahan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. kami
mohon saran dan kritikannya.

Terima kasih.

Padang, 14 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................4
2. Tujuan Masalah....................................................................................4
3. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PPGD.................................................................................5
B. Pertolongan Pertama.............................................................................5
C. Mengapa Orang Umum Harus Bisa Melakukan PPGD ......................5
D. Tujuan Pertolongan Pertama................................................................5
E. Cara Melakukan PPGD........................................................................5

F. Macam Luka Dan Penangananya...........................................................8

G. Macam Patah Tulang Dan Penangananya.............................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            PPGD merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya
mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih
ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek
tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada
korban.
            Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam
seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan.
Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-
satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit
atau dokter terdekat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PPGD ?
2. Siapa Yang melakukan PPGD ?
3. Mengapa Masyarakat Umum Harus Bisa Melakukan PPGD ?
4. Apa tujuan Pertolongan Pertama ?
5. Bagaimana Cara Melakukan PPGD ?
6. Jenis-jenis Luka dan Penangannya ?
7. Jenis-jenis Patah dan Penangannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari PPGD.
2. Untuk mengehtahui siapa yang melakukan PPGD.
3. Untuk mengetahui mengapa masyarakat harus bisa melakukan PPGD.
4. Untuk mengetahui apa saja tujuan pertolongan pertama.
5. Untuk mengetahui cara kerja PPGD.
6. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis luka dan cara penanganannya.
7. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis patah tulang dan cara penanganannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian PPGD          
PPGD adalah singkatan dari pertolongan pertama pada gawat darurat.  PPGD merupakan
salah sau tindakan untuk memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami
kecelakaan dan ditolong dengan secepat-cepatnya agar korban selamat. Setelah diberi
pertolongan pertama, maka korban perlu ditangani oleh pihak dokter untuk perawatan lanjutan
yang lebih tepat.

B. Pertolongan Pertama
Penolong pertama adalah masyarakat awam yang sudah dibekali pengetahuan teori dan
praktek bagaimana merespon dan melakukan pertolongan pertama di lokasi kejadian.

C. Mengapa Orang Umum Harus Bisa Melakukan PPGD


 Kita tidak dapat selalu mengandalkan layanan ambulan atau para medik segera tiba
dilokasi kejadian.
 Alat dan waktu yang kita miliki terbatas .

D. Tujuan Pertolongan Pertama


Tujuan pertolongan pertama adalah:
1. Menyelamatkan nyawa korban.
2. Meringankan penderitaan korban.
3. Mencegah cedera/penyakitmenjadi lebih parah.
4. Mempertahankan daya tahan korban.
5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.

E. Cara Melakukan PPGD


Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (Airway –
Breathing – Circulation – Disability). Keempat poin-poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat Darurat.

a. Airway control (jalan nafas)


1. Penilaian: pastikan korban tidak sadar
Dengan cara menyentuh atau menggoyangkan secara halus dan berteriak memanggil.
Hati-hati pada korban trauma (kecelakaan) pada kepala dan leher. Kesalahan pergerakan akan
menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan. Apabila korban sadar (dapat bicara) berarti tidak ada
masalah dengan jari nafasnya.
Sumbatan nafas:
Total; sulit bernafas, memegangi leher
Parsial: seperti ngorok, mengi, kumur.
Dalam beberapa kasus dimana korban tidak ada respon.lidah menjadi penyebab dari
tersumbatnya jalan nafas, karena pada saat kehilangan kesadaran otot-otot akan lumpuh termasuk
otot dasar lidah akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas tertutup
2. Bila penderita tidak sadar mintalaha bantuan orang terdekat dalam melakukan melakukan
pertolongan;
3. Posisi korban untuk melakukan RJP yang efektif, korban harus terlentang dan berada pada
permukaan yang keras;
4. Bula jalan nafas
Untuk membuka  jalan nafas, kepala korban diposisikan ekstensi (tengadah kepala) untuk
menghindari sumbatan jalan nafas oleh lidah. Benda asing atau sisa muntahan yang terlihat
dalam mulut harus segera disingkirkan secara cepat dan  seksama.
Ada dua cara untuk membebaskan jalan nafas, antara lain:
a. Tekan dahi dan angkat;
b. Pendorong rahang bawah.

Teknik mempertahankan jalan napas


Pada penderita dengan kasus henti napas maka tindakan untuk membebaskan jalan napas dan
memberikan ventilasi harus segera dulakukan.

1. Chin lift manuver


Empat jari salah satu tangan diletakan di bawah rahang , ibu jari di atas dagu, kemudian secara
hati-hati diangkat ke depan,manuver ini tidak boleh menyebabkan posisi kepala hiperekstensi.
Bila perlu ibu jari digunakan untuk membuka mulut atau bibir.

2. Jaw thrust
Mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan dengan jari-jari kedua tangan sehingga
gigi bawah berada di depan gigi atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan
menempel pada kedua pipi penderita untuk imobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust, buka mulut
dan head tilt disebut triple airway manuver.
b. Breathing support (bantuan pernafasan)
1. Penilaian: tentukan korban tidak bernafas
Penolong mendekatkan telinganya diatas mulut dan hidung korban dan kemudian terus
mempertahankan jalan nafas lalu memperhatikan dada korban. Penolong harus:
a) Melihat gerakan dada naik turun;
b) Mendengarkan udara keluar pada waktu ekspirasi;
c) Merasakan adanya aliran udara.
2. Pertolongan pernafasan buatan
a) Dari mulut ke mulut;
b) Dari mulut kehidung.
3. Teknik pemberian nafas buatan
a. Respon  konstan.
b. Minta bantuan.
c. Buka jalan nafas.
d. LDR 3-5menit.
e. Jika tidak bernafas, beri 2-5 kali.
f. Periksa nadi carotis 5-10 detik.
g. Jika nadi berdenyut, lanjutkan pemberian nafas buatan.

c. Circulation support (pemeriksaan nadi)


Tentukan adanya denyut nadi dan menghentikan perdarahan besar. Henti jantung ditandai
dengan adanya denyut nadi pada arteri besar dari korban yang tidak sadar. Pemeriksaan nadi
dilakukan dengan cara meraba secara lembut arteri carotis.
Secara umum dapat dikatakan bila jantung berhenti berdenyut, maka pernafasan akan langsung
mengikuti, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang akan mengalami kegagalan
pernafasan dengan jantung yang masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti
henti jantung karena kekurangan oksigen.
d. Basic Life Support
Basic Life Support merupakan seperangkat prosedur pertolongan pertama bagi keadaan
darurat gawat. Prosedur ini terdiri atas tindakan mengenali keadaan berhentinya respirasi dan
kerja jantung (respiratory and cardiac arrest), dan segera melaksanakan RKP sampai penderita
cukup pulih untuk dapat di dipindahkan atau sampai tersedia pertolongan lebih lanjut untuk
menyelamatkan jiwa penderita. Tindakan ini mencakup langkah-langkah A.B.C.

F. Macam Luka Dan Penangananya

1. Vulnus excoriasi (Luka lecet)

a) Pengertian : Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka robek,
mengingat luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.

b) Cara penanganan : Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih dahulu
menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak
memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah bersih, berikan
desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, hindari
penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena hanya akan menjadi sarang kuman, dan pemberian
IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap hari, karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.

2. Vulnus punctum (Luka tusuk)

a) Pengertian : Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus diingat maka kita harus
curiga adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut.

b) Cara penanganan : Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda
yang menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah.
Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah membersihkan luka
dengan cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa,
namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi.

3. Vulnus contussum (luka kontusiopin)

a) Pengertian : luka kontusiopin adalah luka memar, tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan,
karena hanya aka mengakibatkan robek pembuluh darah semakin lebar saja.

b) Cara penanganan : Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air dingin, karena akan
mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan pembuluh-pembuluh darah yang
robek.

4. Vulnus insivum (Luka sayat)

a) Pengertian : luka sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa
logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka ini biasanya tipis.

b) Cara penanganan : yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan desinfektan.

5. Vulnus schlopetorum

a) Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan
tembakanya.

b) Cara penanganan : jangan langsung mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan adalah
membersihkan luka dengan H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama setidaknya
seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Diharapkan dalam waktu
seminggu posisi peluru sudah mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan
disekitar peluru.

6. Vulnus combustion (luka bakar)

a) Pengertian : adalah luka yang disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan zat panas seperti air
panas(air memdidih), api, dll.

b) Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan
menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya. Bila
terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka dengan tetap
menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi. Dan ingat kebutuhan cairan pada
pasien luka bakar.

7. Luka gigitan.

a) Pengertian : luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan binatang
buas lainya. Kali ini luka gigitan yang dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.

b) Cara penanganan : mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan
sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut.
Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang
memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga
dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah
semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat
kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.

8. Laserasi atau Luka Parut.

a) Pengertian : Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya
karena jatuh saat berlari.

b) Cara penanganan : Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan
cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian
cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain
yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain )
keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-
infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

9. Terpotong atau Teriris

a) Pengertian : Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk
lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus
terpotong.

b) Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian
yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi
yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan
menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar,
kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar
sampai lilitannya benar-benar kencang. Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari
luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas
atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi
kemudian ditutup kasa steril.

G. Jenis-Jenis Fraktur dan Penanganannya

b. Jenis-jenis fruktur
1. Fraktur Terbuka
Pada kondisi fraktur terbuka, tulang yang patah dapat menembus kulit.Jika tulang sampai
menonjol keluar melewati kulit, maka inilah jenis kondisi fraktur terbuka.

2. Fraktur Tertutup
Tulang patah namun tidak sampai menembus keluar kulit disebut juga dengan fraktur
tertutup atau fraktur stable. Pada kondisi ini, fraktur tidak menyebabkan luka atau menyobekkan
kulit.

3. Fraktur Kominutif
Saat tulang patah mengalami remuk atau tulang sampai benar-benar terbagi menjadi tiga
atau lebih bagian, inilah jenis fraktur kominutif.

4. Fraktur Greenstick
Kondisi ketika tulang yang patah hanya di satu sisi saja namun lainnya mengalami
pembengkokan, hal inilah yang disebut dengan fraktur greenstick. Jenis fraktur ini disebabkan
oleh tekanan berlebih biasanya dan lebih rentan terjadi pada anak-anak.

5. Fraktur Oblik
Tulang yang patah pada jenis fraktur ini adalah tulang yang memang sudah miring,
bengkok atau melengkung.

6. Fraktur Transversal
Jenis patah tulang ini biasanya terjadi pada garis lurus tulang yang panjang.Fraktur ini
juga dikenal dengan kondisi fraktur dengan arah melintang pada tulang di mana umumnya
disebabkan oleh cedera langsung di tulang tersebut.

7. Fraktur Kompresi
Jenis fraktur ini adalah kondisi ketika patahnya tulang meluas dan menyebar serta
cenderung mendorong tulang ke arah permukaan lainnya.

8. Fraktur Spiral
Fraktur jenis ini utamanya disebabkan oleh cedera rotasi sehingga arah garis patahan
tulang berbentuk spiral.

9. Fraktur Segmental
Jenis fraktur ini terjadi ketika garis patahnya tulang berjumlah lebih dari satu namun
kesemuanya itu tidak berhubungan satu dengan yang lain.

10. Fraktur Hairline


Fraktur jenis ini juga diketahui sebagai fraktur stres yang dapat terjadi sebagai dampak
dari gerakan atau tekanan berulang pada suatu anggota tubuh. Fraktur jenis ini juga jauh lebih
sering serta rentan terjadi pada kaki, khususnya kaki bagian bawah.
11. Fraktur Avulsi
Fraktur jenis ini sangat umum terjadi pada sendi bahu dan lutut. Ketika kontraksi otot
terjadi terlalu kuat, ligamen atau tendon dapat menarik tulang yang menyebabkan terjadinya
fraktur.

12. Fraktur Komplikasi


Pada jenis fraktur ini, patah tulang dapat disertai dengan gangguan atau kerusakan pada
saraf, pembuluh darah vena serta pembuluh darah arteri.

b. Penanganan Fruktur

Dokter dapat menentukan pengobatan atau perawatan seperti apa yang diperlukan setelah
mengetahui lokasi patah tulang sekaligus jenis patah tulang itu sendiri. Namun, secara umum
pengobatan dan perawatan yang diperlukan oleh pasien fraktur meliputi tindakan secara medis
maupun non-medis.

Perawatan Medis

 Pemasangan Gips

Pemasangan gips bertujuan utama agar tulang yang patah dapat kembali pulih dan pada
tulang yang bergeser dapat kembali pada posisi yang benar. Setelah dipasang, gips tidak boleh
dilepas secara sembarangan karena pemasangan harus tetap sampai patah tulang benar-benar
pulih.

 Traksi

Traksi merupakan metode pengobatan fraktur yang cukup jarang, namun dokter akan
memberikannya ketika memang benar-benar dibutuhkan oleh pasien. Bila area patah tulang
memang perlu distabilisasi, maka traksi adalah metode yang tepat. Traksi bertujuan sebagai
peregang otot serta tendong sekeliling tulang yang patah. Dalam hal ini dokter pun akan
menggunakan pemberat atau sistem katrol untuk menarik perlahan tulang-tulang yang patah.

 Operasi

Bila fraktur yang terjadi tergolong kompleks, maka tindakan operasi adalah yang paling
dianjurkan oleh dokter. External fixation atau internal fixation adalah yang kemungkinan besar
direkomendasikan oleh dokter.

External fixation adalah prosedur pemasangan suatu perangkat pada bagian luar jaringan lunak
tubuh supaya posisi tulang yang patah dapat stabil kembali melalui pelat yang dipasang dan
dihubungkan dengan sejenis kabel. Namun bila kondisi tulang yang patah telah berhasil pulih,
maka pasien dapat datang kembali ke dokter untuk mengecek dan melepaskan perangkat
tersebut.

Internal fixation adalah metode operasi untuk mengimplantasi suatu perangkat yang bertujuan
menjaga posisi normal tulang yang patah agar tetap berada di tempatnya. Metode stabilisasi ini
dilakukan dengan menanam pelat khusus, namun biasanya pelat ini bisa terlepas sendiri saat
tulang sudah benar-benar pulih. Namun untuk jauh lebih amannya, periksakan ke dokter dan cek
apakah pelat sudah bisa diangkat ketika tulang sudah sembuh.

 Obat-obatan

Dokter kemungkinan besar akan memberikan obat pereda nyeri. Namun untuk penderita
osteporosis, biasanya dokter akan memberikan obat sejenis bisphosphonate yang bisa mencegah
sekaligus mengatasi osteoporosis.

Perawatan Non-Medis

Untuk bentuk perawatan non-medis, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa
dilakukan secara mandiri di rumah :

 Mengonsumsi sumber vitamin D dan kalsium tinggi.


 Mengonsumsi makanan-makanan dengan kandungan gizi seimbang.
 Melakukan olahraga ringan secara rutin namun tidak secara berlebihan, dan sebisa
mungkin dibantu oleh terapis yang ahli.
 Menghindari melakukan aktivitas yang terlalu berat sampai tulang dipastikan pulih total.
 Menjaga agar gips yang sudah dipasang atau area bekas operasi tidak basah.

DAFTAR PUSTAKA

http//www.idepfoundation.org/download_files/pbbm/IDEP_Emergency_FirstAid_Booklet

http://catatanetja.wordpress.com/2007/12/26/pertolongan-pertama pada-gawat-darurat-ppgd

Public health zone.2013. Luka pendarahan.[serial online]. publichealthzone.files.wordpress


.com/.../luka-perdarahan-syok-dan-pena [17 November 2014].

Sridanti. 2011. Pengertian penanganan patah  tulang [serial online].http://www.sridianti


.com/pengertian-dan-penanganan-patah-tulang-fraktur.html [19 November 2014].

Anonim. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Fractures (Broken Bones).

Anonim. Stanford Health Care. Fracture.

Emmanuel Konstantakos, MD. 2018. Signs, Sports-health. Symptoms, and Treatment for Bone
Fractures.
Anna Zernone Giorgi & William Morrison MD. 2016. Healthline. Fracture.

Anonim. 2014. Better Health. Bone fractures.

Anonim. 2017. American Geriatrics Society’s Health in Aging Foundation. Fractures.

Anda mungkin juga menyukai