TEKNIK
PENDINGIN
Perancangan Ducting
10
Teknik Teknik Mesin 13068 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir
Abstract Kompetensi
Pada modul ini dibahas prinsip dasar Setelah memahami materi yang diberikan
perancangan ducting, dan kesetimbangan pada modul ini anda diharapkan mampu
energi ada sistem ducting. Pada bagian menerapkan prinsip-prinsip perancangan
selanjutnya kita bahas prinsip dasar untuk menentukan besarnya dimensi
perhitungan penampang ducting, dan pada utama penampang saluran ducting dan
bagian akhir kita akan membahas beberapa daya pemompaan aliran udara yang
contoh penerapan diperlukan pada kondisi termal tertentu.
MODUL – 10
Perancangan Ducting
Tujuan utama perancangan sistem saluran udara adalah untuk menentukan dimensi utama
saluran udara, jenis outlet, serta jenis dan besarnya daya fan yang diperlukan bagi sistem
ducting. Perhitungan perancangan sistem ducting merupakan perhitungan yang cukup
kompleks, dan hasil perancangan yang optimal bergantung kepada banyak faktor, seperti :
keterbatasan ruang di mana ducting akan terpasang, kecepatan aliran udara di dalam
saluran, distribusi aliran udara, noise atau kebisingan yang ditimbulkan oleh aliran udara di
dalam saluran, kebocoran sebahagian udara dari dalam saluran, kebocoran panas dari
lingkungan sekitar ducting yang dapat membuat udara terkondisi meningkat temperaturnya,
kesetimbangan sistem aliran udara, dan biaya instalasi serta biaya operasional.
Perancangan sistem ducting biasanya dilakukan agar hasil perancangan ducting
sesederhana mungkin, ekonomis, serta mudah dalam hal balancing (penyeimbangan laju
aliran udara).
Pada bagian pertama modul ini dibahas prinsip dasar perancangan ducting, dan
kesetimbangan energi ada sistem ducting. Pada bagian selanjutnya kita bahas prinsip dasar
perhitungan penampang ducting, dan pada bagian akhir kita akan membahas beberapa
contoh penerapan
Tujuan Pembelajaran :
Setelah memahami materi yang diberikan pada modul ini anda diharapkan mampu
menerapkan prinsip-prinsip perancangan untuk menentukan besarnya dimensi utama
penampang saluran ducting dan daya pemompaan aliran udara yang diperlukan pada
kondisi termal tertentu.
Berbeda dengan sistem pemipaan, pada sistem ducting saluran udara memiliki penampang
aliran yang berbentuk tidak silindrik tetapi kebanyakan berbentuk segi empat. Bentuk
penampang saluran yang demikian adalah untuk memudahkan dalam menyesuaikan
dengan ruang yang tersedia bagi tempat kedudukan di mana saluran udara ditempatkan.
Sistem ducting biasanya terdiri dari sejumlah tertentu saluran utama dengan panjang
tertentu. Di samping itu terdapat juga sejumlah saluran cabang, belokan, sambungan,
Perancangan sistem ducting musti dilakukan secermat mungkin, karena begitu sekali sistem
tersebut dipasang pada tempet kedudukannya kemudian apabila tiba-tiba diperlukan
modifikasi tertentu pada ukurannya maka akan terlalu sulit untuk membongkarnya dan akan
menimbulkan kerugian material yang sangat besar. Pada umumnya perancangan sistem
ducting melibatkan serangkaian perhitungan termodinamika sesuai dengan kondisi termal
yang diinginkan, dan tujuan pokoknya adalah untuk menentukan dimensi utama sistem
ducting yaitu ukuran saluran (ukuran penampang saluran dan panjang saluran yang
diperlukan) serta daya pemompaan aliran udara yang akan didistribusikan.
Untuk memahami konsep perancangan sistem ducting tersebut maka pada bagian di bawah
ini akan kita bahas konsep aliran udara pada sistem saluran non-silindrik dan
perbandingannya dengan aliran fluida pada sistem pipa. Pada bagian yang kedua kita akan
membahas prinsip-prinsip kesetimbangan energi pada sistem ducting beserta faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap daya pemompaan aliran udara.
Tidak seperti sistem piping yang memiliki penampang saluran berbentuk silindrik,
penampang saluran ducting pada umumnya berbentuk segiempat karena lebih mudah
menyesuaikan dengan ruang yang tersedia di mana ducting tersebut akan terpasang.
Pada ducting, perbandingan antara panjang sisi (a) dengan sisi (b) dinamakan aspect ratio =
a/b. Penampang ducting yang memiliki aspect ratio yang relatif tinggi biasanya cenderung
akan mengalami laju perembesan panas dari udara panas yang bersirkulasi di sekeliling
permukaan ducting yang lebih besar sehingga udara dingin terkondisi yang mengalir di
dalam ducting dapat mengalami pemanasan selama perjalannya sepanjang saluran ducting.
Pada sistem saluran seperti ini kecepatan aliran udaranya cenderung lebih rendah tetapi
biaya material untuk merekontruksi saluran tersebut cenderung lebih tinggi.
Penampang ducting yang baik adalah penampang yang memiliki aspect ratio yang relatif
rendah. Bagi saluran seperti ini biasanya biaya material untuk merekontruksi saluran
tersebut cenderung lebih rendah sehingga lebih ekonomis. Namun demikian pada jenis
saluran dengan penampang seperti ini kecepatan aliran udara di dalam saluran cenderung
lebih tinggi sehingga noise juga lebih tinggi. Karena kecepatan alirannya lebih tinggi maka
Pada sistem saluran udara suplai biasanya terdiri dari bagian saluran utama dan bagian
saluran cabang yang memiliki ukuran atau dimensi yang berbeda. Karena adanya fenomena
noise maka kecepatan aliran udara pada saluran utama biasanya dipilih di antara harga 5
m/s sampai dengan 8 m/s, sedangkan pada saluran cabang kecepatan rata-rata aliran
udara dapat dipilih di antara harga 4 m/s sampai dengan 6 m/s.
Besar kecilnya hambatan aliran di dalam ducting akan menentukan besarnya daya
pemompaan oleh fan yang berkaitan dengan konsumsi energi listrik bagi sistem ducting.
Hambatan aliran tersebut dapat berasal dari beberapa sumber, seperti : gesekan aliran
dengan permukaan saluran utama maupun saluran cabang, hambatan aliran karena adanya
belokan, pembesaran atau pengecilan penampang saluran, pencabangan saluran, bentuk
penampang entry dan exit, maupun dengan adanya komponen filter ataupun coil pendingin
yang terpasang di dalam saluran udara.
Terdapat beberapa jenis metode perancangan sistem ducting, seperti metode equal friction,
metode equal velocity, atau metode static regain. Namun demikian metode equal friction
v12
E1 h1 gZ1
2
Setelah mengalami pemompaan di dalam saluran energi aliran udara meningkat dari E1
menjadi E2, dan udara yang keluar dari dalam ducting memiliki energi total yang dapat ditulis
dalam bentuk persamaan berikut :
Apabila besarnya kerugian total aliran udara tersebut kita namakan ΔEt maka dengan
menerapkan prinsip kesetimbangan energi kita dapat memiliki besarnya kerja yang
diperlukan oleh Fan yang dapat ditentukan melalui persamaan :
WF = E2 – E1 + ΔEt
Atau, apabila kita tulis semua elemen yang terkandung pada persamaan tersebut di atas
maka kita akan memiliki persamaan berikut :
WF h h
2 1
v2
2
v1
2
L v
g Z 2 Z1 f K
2
2 D 2
Di mana,
f : koefisien gesekan
Selanjutnya, apabila pada sistem tersebut kemudian kita terapkan beberapa asumsi di
mana:
Maka persamaan besarnya energi mekanik dalam bentuk kerja yang diperlukan oleh fan
untuk melaksanakan tugasnya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
WF
p2 p1 v22 f L v
K
2
2 D 2
Terlihat bahwa kerja yang disuplai oleh fan ke dalam sistem saluran udara diperlukan untuk
menaikkan tekanan aliran udara dan untuk menghasilkan energi kinetik aliran udara serta
untuk mengatasi kerugian energi aliran karena gesekan dan hambatan aliran.
Kemudian, apabila kita terapkan beberapa asumsi seperti yang lazim diterapkan pada
sistem ducting di mana :
a. Beda tekanan antara aliran udara masuk ke dalam ducting dengan tekanan aliran
udara saat meninggalkan ducting pada umumnya relatif kecil
b. Kecepatan aliran saat memasuki penampang masuk ducting biasanya jauh lebih
kecil dibandingkan dengan kecepatan rata-rata aliran saat meninggalkan ducting
c. Beda energi potensial antara aliran udara masuk ducting dengan aliran udara saat
meninggalkan ducting juga relatif kecil
maka kita akan memiliki persamaan untuk memperkirakan besarnya kerja fan yang
dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara di dalam sebuah system ducting :
L v2
WF 1 f K
Dh 2
Sementara itu, koefisien gesekan saluran (f) selain bergantung kepada bilangan Reynolds
juga fungsi dari kekasaran permukaan bahan saluran. Bagi saluran sederhana besarnya
koefisien gesekan tersebut dapat didekati menggunakan persamaan sederhana berikut :
vDh
Re
Dan diameter hidrolik (Dh) adalah perbandingan antara empat kali luas penampang saluran
dibagi dengan keliling basah penampang saluran dan dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :
4ab
Dh
2(a b)
Di mana : (a) adalah panjang sisi penampang ducting dan (b) panjang sisi penampang
ducting yang lainnya.
Sedangkan besarnya daya fan yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara tersebut
dapat dihitung dengan mengalikan kerja fan dengan laju aliran massa aliran udara.
WF mud WF
Di mana,
mud : laju aliran massa udara yang mengalir di dalam ducting di mana :
mud Qv
Efisiensi fan didefinisikan sebagai perbandingan antara daya yang diperlukan oleh fan
secara ideal (atau teoritis) terhadap daya fan riil (atau sebenarnya) yang berasala dari motor
penggerak fan.
Sementara itu, salah satu tujuan perancangan ducting adalah untuk menentukan besarnya
dimensi penampang saluran, yang dapat dihitung dengan menggunakan data luas
penampang aliran di dalam saluran.
Data luas penampang aliran yang diperlukan bagi ducting dapat ditentukan menggunakan
data kecepatan rata-rata aliran di dalam ducting yang telah dipilih sesuai dengan keperluan
dan data laju aliran massa atau debit aliran udara yang diperlukan oleh suatu ruangan yang
ingin dikondisikan.
Dari data luas penampang aliran yang diperlukan bagi ducting kita kemudian dapat
menentukan diameter hydrolik penampang ducting. Setelah Diameter hidrolik atau diameter
equivalent dapat ditentukan maka kemudian panjang masing-masing sisi pada penampang
segiempat yang diperlukan oleh ducting, yang berkesesuaian dengan besarnya diameter
hidolik atau diameter equivalentnya, dapat dipilih dengan menggunakan tabel data seperti di
bawah ini :
Gambar 9.5a. panjang sisi-sisi penampang segiempat ducting fungsi dari diameter
equivalennya
Contoh penerapan 1
Udara yang terkondisi yang berasal dari mesin pendingin yang bertemperatur 20oC dan
dengan laju aliran 1500 cfm diisap masuk ke dalam sistem ducting yang memiliki panjang
saluran 15 m. Ukuran penampang saluran adalah 50 cm x 30 cm. Dalam kasus ini kita akan
memperkirakan besarnya kecepatan rata-rata aliran di dalam ducting, dan daya fan yang
diperlukan untuk keperluan tersebut apabila tekanan statik aliran udara saat meninggalkan
saluran hampir sama besarnya dengan tekanan aliran udara saat masuk ducting.
Pembahasan :
Udara yang mengalir di dalam ducting diketahui laju alirannya 1500 cfm. Dengan
menggunakan data 1 cfm = 1 ft3/min = 4,719 10-4 m3/s maka kita memiliki laju aliran udara
atau debit aliran sebesar :
Selanjutnya, kecepatan rata-rata aliran udara di dalam ducting dapat ditentukan dari :
Kemudian, besarnya diameter hidrolik bagi saluran ducting yang kita miliki adalah :
Dh = (4 ab) / 2 (a + b) = 0,375 m
Pertama-tama, dari data sifat-sifat udara yang terkondisi yang bertemperatur 20oC kita
memiliki data Massa jenis = 1,247 kg/m3 dan vikositas dinamik = 1,81 10-5 Ns/m2
vDh
Re
Sekarang, besarnya koefisien gesekan permukaan dalam saluran dapat kita tentukan
menggunakan persamaan berikut :
Besarnya kerja fan yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara di dalam system ducting
dapat dihitung menggunakan persamaan :
L v2
WF 1 f K
Dh 2
Selanjutnya, dengan menggunakan data laju aliran massa udara 0,88 kg/s (yaitu hasil
perkalian antara debit aliran dengan massa jenis udara) maka sekarang kita dapat
menghitung besarnya daya yang diperlukan oleh fan menggunakan persamaan :
WF mud WF
Dan hasil perhitungan memberikan data bahwa daya yang diperlukan untuk memompa
aliran udara di dalam ducting tersebut adalah = 11,75 W
Contoh penerapan 2
Udara yang terkondisi yang berasal dari mesin pendingin yang bertemperatur 20oC dan
dengan laju aliran 1500 cfm diisap masuk ke dalam sistem ducting yang memiliki panjang
saluran 12 m. Dalam kasus ini, apabila kecepatan rata-rata di dalam saluran diinginkan
konstan sebesar 7 m/s berapa besar ukuran penampang saluran, dan daya fan yang
diperlukan untuk keperluan tersebut.
Pembahasan :
Udara yang mengalir di dalam ducting diketahui laju alirannya 1500 cfm. Dengan
menggunakan data 1 cfm = 1 ft3/min = 4,719 10-4 m3/s maka kita memiliki laju aliran udara
atau debit aliran sebesar :
Sekarang, dengan menggunakan data kecepatan rata-rata aliran udara di dalam ducting
sebesar 7 m/s maka kita dapat menentukan besarnya luas penampang saluran :
Ap = Qv / vud = 0,101 m2
Dh2
Ap
4
Dengan menganggap Dh mendekati harga = 359 mm, dan dengan menggunakan data
pada tabel di bawah ini :
Selanjutnya, dari data sifat-sifat udara yang bertemperatur 20oC kita memiliki data Massa
jenis = 1,247 kg/m3 dan vikositas dinamik = 1,81 10-5 Ns/m2
Sehingga, bilangan Reynolds aliran udara dapat kita tentukan menggunakan persamaan :
vDh
Re
Sekarang, besarnya koefisien gesekan permukaan dalam saluran dapat kita tentukan
menggunakan persamaan berikut :
Besarnya kerja fan yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara di dalam system ducting
dapat dihitung menggunakan persamaan :
L v2
WF 1 f K
Dh 2
Dalam kasus ini, karena pada ducting tidak ada perincian data koefisien tahanan termal
saluran, maka kita anggap ∑K = 0
Selanjutnya, dengan menggunakan data laju aliran massa udara 0,88 kg/s (yaitu hasil
perkalian antara debit aliran dengan massa jenis udara) maka sekarang kita dapat
menghitung besarnya daya yang diperlukan oleh fan menggunakan persamaan :
WF mud WF
Dan hasil perhitungan memberikan data bahwa daya yang diperlukan untuk memompa
aliran udara di dalam ducting tersebut adalah = 24,92 W
2. McQuiston,F.C., Parker, J.D., Heating Ventilating and Air Conditioning, New York,
John Wiley, 1994
3. Stoecker, W.F., Jones, J.W., Refrigeration and Air Conditioning, New York, McGraw-
Hill, 1982