Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

TEKNIK
PENDINGIN
Perancangan Ducting

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Teknik Teknik Mesin 13068 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir

Abstract Kompetensi
Pada modul ini dibahas prinsip dasar Setelah memahami materi yang diberikan
perancangan ducting, dan kesetimbangan pada modul ini anda diharapkan mampu
energi ada sistem ducting. Pada bagian menerapkan prinsip-prinsip perancangan
selanjutnya kita bahas prinsip dasar untuk menentukan besarnya dimensi
perhitungan penampang ducting, dan pada utama penampang saluran ducting dan
bagian akhir kita akan membahas beberapa daya pemompaan aliran udara yang
contoh penerapan diperlukan pada kondisi termal tertentu.
MODUL – 10

Perancangan Ducting

Proses perancangan sistem ducting untuk mendistribusikan kapasitas aliran udara ke


berbagai ruangan yang ada di dalam gedung, sesuai dengan tingkat keadaan yang
diinginkan, perlu dilakukan setelah hasil perancangan termal sistem pengkondisian udara
terutama kapasitas aliran udara dingin yang diperlukan bagi sebuah ruangan dengan kondisi
temperatur dan kelembaban tertentu, serta dengan beban termal dan jumlah penghuni yang
tertentu dilakukan.

Tujuan utama perancangan sistem saluran udara adalah untuk menentukan dimensi utama
saluran udara, jenis outlet, serta jenis dan besarnya daya fan yang diperlukan bagi sistem
ducting. Perhitungan perancangan sistem ducting merupakan perhitungan yang cukup
kompleks, dan hasil perancangan yang optimal bergantung kepada banyak faktor, seperti :
keterbatasan ruang di mana ducting akan terpasang, kecepatan aliran udara di dalam
saluran, distribusi aliran udara, noise atau kebisingan yang ditimbulkan oleh aliran udara di
dalam saluran, kebocoran sebahagian udara dari dalam saluran, kebocoran panas dari
lingkungan sekitar ducting yang dapat membuat udara terkondisi meningkat temperaturnya,
kesetimbangan sistem aliran udara, dan biaya instalasi serta biaya operasional.
Perancangan sistem ducting biasanya dilakukan agar hasil perancangan ducting
sesederhana mungkin, ekonomis, serta mudah dalam hal balancing (penyeimbangan laju
aliran udara).

Pada bagian pertama modul ini dibahas prinsip dasar perancangan ducting, dan
kesetimbangan energi ada sistem ducting. Pada bagian selanjutnya kita bahas prinsip dasar
perhitungan penampang ducting, dan pada bagian akhir kita akan membahas beberapa
contoh penerapan

Tujuan Pembelajaran :

Setelah memahami materi yang diberikan pada modul ini anda diharapkan mampu
menerapkan prinsip-prinsip perancangan untuk menentukan besarnya dimensi utama
penampang saluran ducting dan daya pemompaan aliran udara yang diperlukan pada
kondisi termal tertentu.

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
1. Saluran distribusi aliran udara
Perancangan sistem pengkondisian udara sebuah ruangan dimulai dengan menentukan
besarnya kapasitas aliran udara dingin yang diperlukan bagi sebuah ruangan dengan
kondisi temperatur dan kelembaban tertentu, serta dengan beban termal dan jumlah
penghuni yang tertentu. Langkah selanjutnya adalah bagaimana mendistribusikan kapasitas
aliran udara tersebut ke berbagai ruangan yang ada di dalam gedung, sesuai dengan tingkat
keadaan yang diinginkan. Tugas tersebut diemban oleh sistem ducting, yaitu sistem saluran
udara untuk mendistribusikan sejumlah kapasitas udara ke berbagai ruangan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing ruangan.

Gambar 9.1. skema sederhana ducting sistem pengkondisian udara ruangan

Berbeda dengan sistem pemipaan, pada sistem ducting saluran udara memiliki penampang
aliran yang berbentuk tidak silindrik tetapi kebanyakan berbentuk segi empat. Bentuk
penampang saluran yang demikian adalah untuk memudahkan dalam menyesuaikan
dengan ruang yang tersedia bagi tempat kedudukan di mana saluran udara ditempatkan.
Sistem ducting biasanya terdiri dari sejumlah tertentu saluran utama dengan panjang
tertentu. Di samping itu terdapat juga sejumlah saluran cabang, belokan, sambungan,

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
pengecilan saluran, dan pembesaran saluran untuk memenuhi kapasitas udara sesuai
dengan tingkat keadaan tertentu yang diinginkan (tekanan, temperatur, kelembaban, dan
kapasitas)

Perancangan sistem ducting musti dilakukan secermat mungkin, karena begitu sekali sistem
tersebut dipasang pada tempet kedudukannya kemudian apabila tiba-tiba diperlukan
modifikasi tertentu pada ukurannya maka akan terlalu sulit untuk membongkarnya dan akan
menimbulkan kerugian material yang sangat besar. Pada umumnya perancangan sistem
ducting melibatkan serangkaian perhitungan termodinamika sesuai dengan kondisi termal
yang diinginkan, dan tujuan pokoknya adalah untuk menentukan dimensi utama sistem
ducting yaitu ukuran saluran (ukuran penampang saluran dan panjang saluran yang
diperlukan) serta daya pemompaan aliran udara yang akan didistribusikan.

Untuk memahami konsep perancangan sistem ducting tersebut maka pada bagian di bawah
ini akan kita bahas konsep aliran udara pada sistem saluran non-silindrik dan
perbandingannya dengan aliran fluida pada sistem pipa. Pada bagian yang kedua kita akan
membahas prinsip-prinsip kesetimbangan energi pada sistem ducting beserta faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap daya pemompaan aliran udara.

2. Prinsip perancangan ducting


Pada umumnya sistem ducting terdiri dari sistem saluran suplai, yaitu saluran udara yang
mensuplai udara terkondisi ke berbagai rungan sesuai dengan kondisi termal yang
ditetapkan, dan saluran udara return, yaitu saluran udara yang mengalirkan udara hangat
dari dalam ruangan sebahagian dibuang ke luar ruangan dan sebahagian lagi dialirkan
kembali ke dalam sistem udara suplai.

Tujuan utama perancangan sistem saluran udara yang dipergunakan untuk


mendistribusikan udara terkondisi ke berbagai ruangan (Ducting) adalah untuk menentukan
dimensi utama saluran udara, jenis outlet, serta jenis dan besarnya daya fan. Perhitungan
perancangan sistem ducting merupakan perhitungan yang cukup kompleks, dan hasil
perancangan yang optimal bergantung kepada banyak faktor, seperti : keterbatasan ruang di
mana ducting akan terpasang, kecepatan aliran udara di dalam saluran, distribusi aliran
udara, noise atau kebisingan yang ditimbulkan oleh aliran udara di dalam saluran,
kebocoran sebahagian udara dari dalam saluran, kebocoran panas dari lingkungan sekitar
ducting yang dapat membuat udara terkondisi meningkat temperaturnya, kesetimbangan
sistem aliran udara, dan biaya instalasi serta biaya operasional. Perancangan sistem ducting

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
biasanya dilakukan agar hasil perancangan ducting sesederhana mungkin, ekonomis, serta
mudah dalam hal balancing (penyeimbangan laju aliran udara).

Tidak seperti sistem piping yang memiliki penampang saluran berbentuk silindrik,
penampang saluran ducting pada umumnya berbentuk segiempat karena lebih mudah
menyesuaikan dengan ruang yang tersedia di mana ducting tersebut akan terpasang.

Gambar 9.2. skema sederhana bentuk penampang ducting

Pada ducting, perbandingan antara panjang sisi (a) dengan sisi (b) dinamakan aspect ratio =
a/b. Penampang ducting yang memiliki aspect ratio yang relatif tinggi biasanya cenderung
akan mengalami laju perembesan panas dari udara panas yang bersirkulasi di sekeliling
permukaan ducting yang lebih besar sehingga udara dingin terkondisi yang mengalir di
dalam ducting dapat mengalami pemanasan selama perjalannya sepanjang saluran ducting.
Pada sistem saluran seperti ini kecepatan aliran udaranya cenderung lebih rendah tetapi
biaya material untuk merekontruksi saluran tersebut cenderung lebih tinggi.

Penampang ducting yang baik adalah penampang yang memiliki aspect ratio yang relatif
rendah. Bagi saluran seperti ini biasanya biaya material untuk merekontruksi saluran
tersebut cenderung lebih rendah sehingga lebih ekonomis. Namun demikian pada jenis
saluran dengan penampang seperti ini kecepatan aliran udara di dalam saluran cenderung
lebih tinggi sehingga noise juga lebih tinggi. Karena kecepatan alirannya lebih tinggi maka

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
kerugian energi aliran udara di dalam saluran cenderung lebih tinggi sehingga daya
pemompaan aliran udara juga lebih besar.

Pada sistem saluran udara suplai biasanya terdiri dari bagian saluran utama dan bagian
saluran cabang yang memiliki ukuran atau dimensi yang berbeda. Karena adanya fenomena
noise maka kecepatan aliran udara pada saluran utama biasanya dipilih di antara harga 5
m/s sampai dengan 8 m/s, sedangkan pada saluran cabang kecepatan rata-rata aliran
udara dapat dipilih di antara harga 4 m/s sampai dengan 6 m/s.

Besar kecilnya hambatan aliran di dalam ducting akan menentukan besarnya daya
pemompaan oleh fan yang berkaitan dengan konsumsi energi listrik bagi sistem ducting.
Hambatan aliran tersebut dapat berasal dari beberapa sumber, seperti : gesekan aliran
dengan permukaan saluran utama maupun saluran cabang, hambatan aliran karena adanya
belokan, pembesaran atau pengecilan penampang saluran, pencabangan saluran, bentuk
penampang entry dan exit, maupun dengan adanya komponen filter ataupun coil pendingin
yang terpasang di dalam saluran udara.

Gambar 9.3. sistem aliran pada saluran ducting

Terdapat beberapa jenis metode perancangan sistem ducting, seperti metode equal friction,
metode equal velocity, atau metode static regain. Namun demikian metode equal friction

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
merupakan metode perancangan sistem ducting yang paling banyak dipergunakan oleh
para designer.

3. Kesetimbangan energi pada sistem ducting


Sistem aliran udara pada sistem ducting dapat digambarkan secara sederhana seperti yang
diperlihatkan pada bambar 9.3. Pada sistem tersebut aliran udara yang diisap masuk ke
dalam ducting oleh fan memiliki energi total yang merupakan gabungan dari enthalpi (energi
dalam dan energi tekanan), energi kinetik, dan energi potensial, yang apabila dinyatakan
dalam satuan per satuan massa fluida (J/kg) tertulis dalam persamaan berikut :

v12
E1  h1   gZ1
2

Gambar 9.4. kesetimbangan energi pada sistem aliran udara

Setelah mengalami pemompaan di dalam saluran energi aliran udara meningkat dari E1
menjadi E2, dan udara yang keluar dari dalam ducting memiliki energi total yang dapat ditulis
dalam bentuk persamaan berikut :

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
v22
E2  h2   gZ 2
2

Namun demikian, sepanjang perjalanannya di dalam saluran ducting sebahagian energi


yang terkandung pada aliran udara dipergunakan untuk mengatasi gesekan dengan
permukaan saluran bagian dalam dan untuk mengatasi hambatan aliran karena adanya
komponen-komponen sepanjang saluran.

Apabila besarnya kerugian total aliran udara tersebut kita namakan ΔEt maka dengan
menerapkan prinsip kesetimbangan energi kita dapat memiliki besarnya kerja yang
diperlukan oleh Fan yang dapat ditentukan melalui persamaan :

WF = E2 – E1 + ΔEt

Atau, apabila kita tulis semua elemen yang terkandung pada persamaan tersebut di atas
maka kita akan memiliki persamaan berikut :

WF  h  h  
2 1
v2
2
 v1
2
  L v
 g Z 2  Z1    f  K 
2

2  D 2

Di mana,

h : enthalpi yang dikandung oleh aliran udara

v : kecepatan rata-rata aliran

Z : ketinggian saluran dari suatu datum tertentu

f : koefisien gesekan

K : koefisien tahanan aliran

L : panjang saluran ducting

D : diameter hidrolik penampang saluran (D = Dh)

Selanjutnya, apabila pada sistem tersebut kemudian kita terapkan beberapa asumsi di
mana:

a. Udara dianggap inkompresibel, dv = 0

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
b. Perubahan temperatur aliran udara di dalam sistem saluran dianggap kecil, du = 0
c. Sistem saluran udara horizontal sehingga beda energi potensial aliran udara
dianggap kecil
d. Kecepatan aliran udara masuk ke sistem saluran dianggap kecil sekali dibandingkan
dengan kecepatan aliran udara saat keluar dari saluran

Maka persamaan besarnya energi mekanik dalam bentuk kerja yang diperlukan oleh fan
untuk melaksanakan tugasnya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

WF 
 p2  p1   v22   f L v
 K 
2

 2  D 2

Terlihat bahwa kerja yang disuplai oleh fan ke dalam sistem saluran udara diperlukan untuk
menaikkan tekanan aliran udara dan untuk menghasilkan energi kinetik aliran udara serta
untuk mengatasi kerugian energi aliran karena gesekan dan hambatan aliran.

Kemudian, apabila kita terapkan beberapa asumsi seperti yang lazim diterapkan pada
sistem ducting di mana :

a. Beda tekanan antara aliran udara masuk ke dalam ducting dengan tekanan aliran
udara saat meninggalkan ducting pada umumnya relatif kecil

b. Kecepatan aliran saat memasuki penampang masuk ducting biasanya jauh lebih
kecil dibandingkan dengan kecepatan rata-rata aliran saat meninggalkan ducting

c. Beda energi potensial antara aliran udara masuk ducting dengan aliran udara saat
meninggalkan ducting juga relatif kecil

maka kita akan memiliki persamaan untuk memperkirakan besarnya kerja fan yang
dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara di dalam sebuah system ducting :

 L  v2
WF  1  f  K 
 Dh 2

Sementara itu, koefisien gesekan saluran (f) selain bergantung kepada bilangan Reynolds
juga fungsi dari kekasaran permukaan bahan saluran. Bagi saluran sederhana besarnya
koefisien gesekan tersebut dapat didekati menggunakan persamaan sederhana berikut :

f  1,58 ln Re  3,28


2

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Bagi aliran udara pada sistem ducting Bilangan Reynolds (Re) aliran ditentukan besarnya
berdasarkan diameter hidroliknya:

vDh
Re 

Dan diameter hidrolik (Dh) adalah perbandingan antara empat kali luas penampang saluran
dibagi dengan keliling basah penampang saluran dan dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :

4ab
Dh 
2(a  b)

Di mana : (a) adalah panjang sisi penampang ducting dan (b) panjang sisi penampang
ducting yang lainnya.

Sedangkan besarnya daya fan yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara tersebut
dapat dihitung dengan mengalikan kerja fan dengan laju aliran massa aliran udara.


WF  mud  WF

Di mana,

mud : laju aliran massa udara yang mengalir di dalam ducting di mana :

mud  Qv

Dengan Qv debit aliran udara (m3/s), ρ : massa jenis udara (kg/m3)

Efisiensi fan didefinisikan sebagai perbandingan antara daya yang diperlukan oleh fan
secara ideal (atau teoritis) terhadap daya fan riil (atau sebenarnya) yang berasala dari motor
penggerak fan.

ηfan = ( W F teoritis ) / ( WF aktual )

4. Prinsip dasar perhitungan penampang


ducting

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Salah satu tujuan utama perhitungan perancangan termal sebuah sistem pengkondisian
udara, seperti yang telah kita bahas pada modul 9, adalah untuk menentukan besarnya laju
aliran massa debit aliran udara yang diperlukan oleh suatu ruangan yang ingin dikondisikan
udaranya.

Sementara itu, salah satu tujuan perancangan ducting adalah untuk menentukan besarnya
dimensi penampang saluran, yang dapat dihitung dengan menggunakan data luas
penampang aliran di dalam saluran.

Data luas penampang aliran yang diperlukan bagi ducting dapat ditentukan menggunakan
data kecepatan rata-rata aliran di dalam ducting yang telah dipilih sesuai dengan keperluan
dan data laju aliran massa atau debit aliran udara yang diperlukan oleh suatu ruangan yang
ingin dikondisikan.

Dari data luas penampang aliran yang diperlukan bagi ducting kita kemudian dapat
menentukan diameter hydrolik penampang ducting. Setelah Diameter hidrolik atau diameter
equivalent dapat ditentukan maka kemudian panjang masing-masing sisi pada penampang
segiempat yang diperlukan oleh ducting, yang berkesesuaian dengan besarnya diameter
hidolik atau diameter equivalentnya, dapat dipilih dengan menggunakan tabel data seperti di
bawah ini :

Gambar 9.5a. panjang sisi-sisi penampang segiempat ducting fungsi dari diameter
equivalennya

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9.5b. panjang sisi-sisi penampang segiempat ducting fungsi dari diameter
equivalennya

Contoh penerapan 1

Udara yang terkondisi yang berasal dari mesin pendingin yang bertemperatur 20oC dan
dengan laju aliran 1500 cfm diisap masuk ke dalam sistem ducting yang memiliki panjang
saluran 15 m. Ukuran penampang saluran adalah 50 cm x 30 cm. Dalam kasus ini kita akan
memperkirakan besarnya kecepatan rata-rata aliran di dalam ducting, dan daya fan yang
diperlukan untuk keperluan tersebut apabila tekanan statik aliran udara saat meninggalkan
saluran hampir sama besarnya dengan tekanan aliran udara saat masuk ducting.

Pembahasan :

Perhitungan luas penampang saluran

Udara yang mengalir di dalam ducting diketahui laju alirannya 1500 cfm. Dengan
menggunakan data 1 cfm = 1 ft3/min = 4,719 10-4 m3/s maka kita memiliki laju aliran udara
atau debit aliran sebesar :

Qv = 1500 cfm = 0,71 m3/s

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya, dengan ukuran penampang saluran : 50 cm x 30 cm maka kita memiliki luas
penampang saluran :

Ap = 0,50 m x 0,30 m = 0,15 m2

Perhitungan kecepatan aliran di dalam saluran

Selanjutnya, kecepatan rata-rata aliran udara di dalam ducting dapat ditentukan dari :

vud = Qv / Ap = 4,72 m/s

Perhitungan diameter hidrolik

Kemudian, besarnya diameter hidrolik bagi saluran ducting yang kita miliki adalah :

Dh = (4 ab) / 2 (a + b) = 0,375 m

Perhitungan koefisien gesekan aliran

Pertama-tama, dari data sifat-sifat udara yang terkondisi yang bertemperatur 20oC kita
memiliki data Massa jenis = 1,247 kg/m3 dan vikositas dinamik = 1,81 10-5 Ns/m2

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga, bilangan Reynolds aliran udara dapat kita tentukan menggunakan persamaan :

vDh
Re 

Dan kita peroleh : Re = 121918,4

Sekarang, besarnya koefisien gesekan permukaan dalam saluran dapat kita tentukan
menggunakan persamaan berikut :

f  1,58 ln Re  3,28


2

Dan hasil perhitungan memberikan : f = 0,0049

Perhitungan daya fan

Besarnya kerja fan yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara di dalam system ducting
dapat dihitung menggunakan persamaan :

 L  v2
WF  1  f  K 
 Dh 2

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kasus ini, karena pada ducting tidak ada perincian data koefisien tahanan termal
saluran, maka kita anggap ∑K = 0

Sehingga hasil perhitungan memberikan : W F = 13,32 J/kg

Selanjutnya, dengan menggunakan data laju aliran massa udara 0,88 kg/s (yaitu hasil
perkalian antara debit aliran dengan massa jenis udara) maka sekarang kita dapat
menghitung besarnya daya yang diperlukan oleh fan menggunakan persamaan :


WF  mud  WF

Dan hasil perhitungan memberikan data bahwa daya yang diperlukan untuk memompa
aliran udara di dalam ducting tersebut adalah = 11,75 W

Contoh penerapan 2

Udara yang terkondisi yang berasal dari mesin pendingin yang bertemperatur 20oC dan
dengan laju aliran 1500 cfm diisap masuk ke dalam sistem ducting yang memiliki panjang
saluran 12 m. Dalam kasus ini, apabila kecepatan rata-rata di dalam saluran diinginkan
konstan sebesar 7 m/s berapa besar ukuran penampang saluran, dan daya fan yang
diperlukan untuk keperluan tersebut.

Pembahasan :

Perhitungan luas penampang saluran :

Udara yang mengalir di dalam ducting diketahui laju alirannya 1500 cfm. Dengan
menggunakan data 1 cfm = 1 ft3/min = 4,719 10-4 m3/s maka kita memiliki laju aliran udara
atau debit aliran sebesar :

Qv = 1500 cfm = 0,71 m3/s

Sekarang, dengan menggunakan data kecepatan rata-rata aliran udara di dalam ducting
sebesar 7 m/s maka kita dapat menentukan besarnya luas penampang saluran :

Ap = Qv / vud = 0,101 m2

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan diameter hidrolik

Selanjutnya, diameter hidrolik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dh2
Ap 
4

Dan diperoleh : Dh = 0,359 m atau Dh = 359 mm

Penentuan dimensi penampang saluran

Dengan menganggap Dh mendekati harga = 359 mm, dan dengan menggunakan data
pada tabel di bawah ini :

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Maka kita dapat memilih ukuran penampang saluran segiempat yang memiliki diameter
hidrolik yang sama yang mendekati harga = 359 mm, yaitu :

Sisi (a) = 1100 mm dan sisi (b) = 125 mm, atau

Sisi (a) = 500 mm dan sisi (b) = 225 mm

Perhitungan koefisien gesekan

Selanjutnya, dari data sifat-sifat udara yang bertemperatur 20oC kita memiliki data Massa
jenis = 1,247 kg/m3 dan vikositas dinamik = 1,81 10-5 Ns/m2

Sehingga, bilangan Reynolds aliran udara dapat kita tentukan menggunakan persamaan :

vDh
Re 

Dan kita peroleh : Re = 171090,3

Sekarang, besarnya koefisien gesekan permukaan dalam saluran dapat kita tentukan
menggunakan persamaan berikut :

f  1,58 ln Re  3,28


2

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Dan hasil perhitungan memberikan : f = 0,0045

Perhitungan Daya fan

Besarnya kerja fan yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran udara di dalam system ducting
dapat dihitung menggunakan persamaan :

 L  v2
WF  1  f  K 
 Dh 2

Dalam kasus ini, karena pada ducting tidak ada perincian data koefisien tahanan termal
saluran, maka kita anggap ∑K = 0

Sehingga hasil perhitungan memberikan : W F = 28,23 J/kg

Selanjutnya, dengan menggunakan data laju aliran massa udara 0,88 kg/s (yaitu hasil
perkalian antara debit aliran dengan massa jenis udara) maka sekarang kita dapat
menghitung besarnya daya yang diperlukan oleh fan menggunakan persamaan :


WF  mud  WF

Dan hasil perhitungan memberikan data bahwa daya yang diperlukan untuk memompa
aliran udara di dalam ducting tersebut adalah = 24,92 W

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., Thermodynamics: An Engineering Approach,


New York, McGraw-Hill, 2007

2. McQuiston,F.C., Parker, J.D., Heating Ventilating and Air Conditioning, New York,
John Wiley, 1994
3. Stoecker, W.F., Jones, J.W., Refrigeration and Air Conditioning, New York, McGraw-
Hill, 1982

1 Perancangan Ducting Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai