Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/280728455

Perkembangan Teknologi Nanopartikel dalam Sistem Penghantaran Obat

Article · January 2012

CITATIONS READS

6 35,716

5 authors, including:

Ronny Martien A. Adhyatmika


Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
74 PUBLICATIONS   243 CITATIONS    7 PUBLICATIONS   34 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Verda Farida Dian Purwita Sari


Philipps University of Marburg Seoul National University of Science and Technology
4 PUBLICATIONS   14 CITATIONS    1 PUBLICATION   6 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Article An experimental design of SNEDDS template loaded with bovine serum albumin and optimization using D-optimal Article NARINGENIN-LOADED CHITOSAN
NANOPARTICLES FORMULATION, AND ITS IN VITRO EVALUATION AGAINST T47D BREAST CANCER CELL LINE View project

Insulin nanoparticle for oral administration View project

All content following this page was uploaded by A. Adhyatmika on 06 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K. Irianto, Verda Farida, Dian Purwita Sari

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI NANOPARTIKEL


SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN OBAT

TECHNOLOGY DEVELOPMENTS NANOPARTICLES AS DRUG


DELIVERY SYSTEMS

Ronny Martien1, Adhyatmika2, Iramie D. K. Irianto1, Verda Farida3, Dian


Purwita Sari4
1
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
2
Minat Studi Rekayasa Biomedis, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
3
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
4
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

ABSTRAK
Teknologi nanopartikel saat ini telah menjadi tren baru dalam
pengembangan sistem penghantaran obat. Partikel atau globul pada skala
nanometer memiliki sifat fisik yang khas dibandingkan dengan partikel pada
ukuran yang lebih besar terutama dalam meningkatkan kualitas penghantaran
senyawa obat. Kelebihan lain dari teknologi nanopartikel adalah keterbukaannya
untuk dikombinasikan dengan teknologi lain, sehingga membuka peluang untuk
dihasilkan sistem penghantaran yang lebih sempurna. Keterbukaan lain dari
teknologi nanopartikel adalah kemampuannya untuk dikonjugasikan dengan
berbagai molekul pendukung tambahan, sehingga menghasilkan sebuah sistem
baru dengan spesifikasi yang lebih lengkap. Namun, sifat umum nanopartikel
yang berlaku pada berbagai jaringan maupun organ di dalam tubuh adalah sifat
fisik nanopartikel yang relatif lebih mudah menembus berbagai pembatas
biologis, sehingga menjadi kurang spesifik jika digunakan dengan tujuan aplikasi
khusus. Oleh karena itu, molekul yang dikonjugasikan pada nanopartikel secara
umum dimanfaatkan sebagai molekul pentarget untuk meningkatkan selektivitas
dari sistem nanopartikel secara keseluruhan. Review ini membahas
perkembangan beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan selama kurun
waktu beberapa tahun terakhir dalam usaha pengembangan nanopartikel
sebagai sistem penghantaran obat. Beberapa topik khusus akan dipaparkan
dalam review ini yaitu penggunaan biopolimer dalam sistem nanopartikel,
modifikasi sistem nanopartikel pada penerapan penghantaran obat tertarget,
serta nanoliposom dan nanoemulsi.
Kata kunci: Teknologi nanopartikel, sistem penghantaran obat

ABSTRACT
Nanoparticle technology today has become new trends in developing new
strategy for drug delivery. Particles or globules in nanometer size show various
specific physical properties than the larger size particles, which are very
supporting to be utilized as drug delivery system. Another superiority of the
nanoparticles in drug formulation is their flexibility to be combined with various
other techniques, so that widely opens the possibility to be developed for many
objectives. The major flexibility of nanoparticle delivery systems is their ability
to be conjugated with other molecules, with the result on the possibility to gain
a new system with combined excellent properties. However, nanoparticle
properties are common behaviors that will be occurred in all biological systems,
organs, or tissues, so that the properties are less specific to be applied in some
purposes. Hence, the conjugated molecules are more to be functioned as
targeting device to narrow the specificity of the produced system. This review
highlights some recent development of studies held in the recent years in the
effort of introducing novel nanoparticle deliveries. Some correlated specified
topics are presented as models to represent recent studies in this technology:

Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 133


Perkembangan Teknologi Nanopartikel …

The utilization of biopolymers in nanoparticle delivery, the development of


nanoparticles as a basic for targeted delivery, nanoliposome, and nanoemulsion.
Keywords: Nanoparticle technology, drug delivery systems.

PENDAHULUAN pengembangan teknologi formulasi yaitu untuk lebih


Dasar pertimbangan pada pengembangan fokus pada peningkatan efektivitas penghantaran
teknologi untuk terapi farmasetis terdiri dari tiga obat pada jumlah yang tepat. Fakta ini membawa
faktor utama yaitu menciptakan sistem yang efektif berbagai penelitian pada kecenderungan untuk
(effectiveness), menekan efek bahaya pada sistem jika melakukan berbagai modifikasi pada sistem terbaik
diaplikasikan (safety), dan membuat agar sistem dapat yang ada.
diterima dengan baik oleh pasien (acceptability). Tiga Penghantaran nanopartikel dideskripsikan
pertimbangan ini mengantarkan usaha sebagai formulasi suatu partikel yang terdispersi pada
pengembangan teknologi penghantaran obat hingga ukuran nanometer atau skala per seribu mikron.
pada kemajuan yang pesat. Saat ini telah banyak Batasan ukuran partikel yang pasti untuk sistem ini
teknologi penghantaran obat diperkenalkan sebagai masih terdapat perbedaan karena nanopartikel pada
upaya melahirkan obat baru dengan sifat yang ideal, sistem penghantaran obat berbeda dengan teknologi
mulai dari penemuan struktur obat baru hasil sintesis nanopartikel secara umum. Pada beberapa sumber
origin maupun hasil modifikasi, kuantifikasi disebutkan bahwa nanopartikel baru menunjukkan
hubungan struktur-aktivitas secara komputasional sifat khasnya pada ukuran diameter di bawah 100
(quantitative structure-activity relationship, QSAR), hingga nm, namun batasan ini sulit dicapai untuk sistem
pada pengembangan teknologi formulasinya. nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat.
Penelusuran aktivitas obat juga telah mencapai Nanopartikel obat secara umum harus terkandung
pemahaman pada aras molekuler dengan telah obat dengan jumlah yang cukup di dalam matriks
diperkenalkannya berbagai instrumen dan metode pada tiap butir partikel, sehingga memerlukan
analisis molekuler. ukuran yang relatif lebih besar dibanding
Teknologi formulasi sediaan farmasi dan nanopartikel non-farmasetik. Meskipun demikian
sistem penghantaran obat memegang peranan secara umum tetap disepakati bahwa nanopartikel
penting dalam proses penemuan terapi farmasetis merupakan partikel yang memiliki ukuran di bawah 1
baru pada publik. Pertimbangan fisikokimia dan mikron (Tiyaboonchai, 2003; Buzea et al., 2007).
molekuler meliputi kesetimbangan ion-molekul, Ukuran ini dapat dikarakterisasi secara sederhana
kesetimbangan hidrofilik-lipofilik, proses dan secara visual menghasilkan dispersi yang relatif
biofarmasetika, metabolisme dan biodegradasi, transparan, serta perpanjangan lama pengendapan
afinitas obat-reseptor, pertimbangan fisiologis, serta disebabkan karena resultan gaya ke bawah akibat
biokompatibilitas dari sistem menjadi faktor utama gravitasi sudah jauh berkurang. Hal tersebut sebagai
yang umum diperhatikan dalam melakukan akibat dari berkurangnya massa tiap partikel dan
penelitian pada bidang ini. Meskipun demikian, peningkatan luas permukaan total yang singnifikan
semakin majunya pemahaman terhadap mekanisme menghasilkan interaksi tolak menolak antar partikel
yang terjadi di dalam tubuh membuat berbagai yang besar dan muncul fenomena gerak Brown
masalah yang pada mulanya kurang diperhatikan sebagai salah satu karakter spesifik partikel pada
menjadi bahan pertimbangan yang harus dicarikan ukuran koloidal (Gupta dan Kompella, 2006).
solusinya. Pada beberapa kasus, misalnya pada tahap Beberapa kelebihan nanopartikel adalah
awal, sebuah molekul obat yang poten tidak dapat kemampuan untuk menembus ruang-ruang antar sel
menembus sistem pertahanan tubuh dengan baik yang hanya dapat ditembus oleh ukuran partikel
sehingga ketersediaan hayati senyawa dalam sirkulasi koloidal (Buzea et al., 2007), kemampuan untuk
sistemik maupun jaringan yang sakit menjadi sangat menembus dinding sel yang lebih tinggi, baik melalui
rendah. Berbagai penelitian dikembangkan untuk difusi maupun opsonifikasi, dan fleksibilitasnya
meningkatkan kadar senyawa tersebut di dalam untuk dikombinasi dengan berbagai teknologi lain
darah, baik dengan meningkatkan efektivitas dan sehingga membuka potensi yang luas untuk
kecepatan absorpsi, menghindari biodegradasi oleh dikembangkan pada berbagai keperluan dan target.
enzim, maupun modifikasi molekuler untuk Kelebihan lain dari nanopartikel adalah adanya
meningkatkan absorpsi seluler. Namun demikian peningkatan afinitas dari sistem karena peningkatan
permasalahan timbul setelah usaha-usaha yang luas permukaan kontak pada jumlah yang sama
dilakukan mencapai keberhasilan yaitu ditemukan (Kawashima, 2000). Pembentukan nanopartikel
gejala ketoksikan atau munculnya efek samping dapat dicapai dengan berbagai teknik yang
maupun efek balik pada studi keamanan secara in vivo sederhana. Nanopartikel pada sediaan farmasi dapat
karena jumlah obat yang mencapai kadar yang tidak berupa sistem obat dalam matriks seperti nanosfer
dapat ditoleransi oleh tubuh. Permasalahan tersebut dan nanokapsul, nanoliposom, nanoemulsi, dan
mengubah cara pandang para peneliti farmasi dalam

134 Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012


Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K. Irianto, Verda Farida, Dian Purwita Sari

sebagai sistem yang dikombinasikan dalam perancah farmasi sebagai eksipien dalam formulasi dan sebagai
(scaffold) dan penghantaran transdermal. matriks.
Kemampuan nanopartikel untuk Biopolimer dideskripsikan sebagai molekul
meningkatkan ketersediaan hayati obat dengan polimer yang memiliki biokompatibilitas pada sistem
kelarutan yang rendah dalam sirkulasi sistemik telah biologis. Biopolimer telah digunakan secara luas
banyak dibuktikan (Bhatia et al., 2011; Wu et al., sebagai biomaterial pada produk-produk biomedis,
2005). Kemampuan ini berlaku umum pada berbagai dalam hal ini utamanya sebagai bahan sistem
aplikasi penghantaran (Gelperina et al., 2005): oral penghantaran obat. Penggunaan biopolimer sebagai
(Martien et al., 2006), intravena (Li et al., 2009), bahan dalam formulasi obat ini secara umum karena
pulmonar (Tonnis et al., 2012; Muttil et al., 2010), dan beberapa alasan yaitu bersifat inert terhadap bahan
transdermal (Ravichandran, 2009). Peningkatan aktif namun kompatibel untuk dilakukan kombinasi
jumlah obat dalam darah pada penghantaran sistemik dan memiliki karakter khusus misalnya pada
juga akan meningkatkan resiko munculnya efek penggunaan berbagai derivat polimer gula
samping maupun efek balik, hingga pada resiko (Schellenkens et al., 2012), memiliki kemampuan
tercapainya batas kadar toksik (Poelstra et al., 2012). membentuk jaringan sehingga dapat dikembangkan
Pada banyak kasus, peningkatan kadar obat dalam sebagai sistem pembawa berupa matriks partikel
darah ini sangat diperlukan bagi obat untuk dapat (Bisht et al., 2007; Rafeeq et al., 2010), manik (beads)
menimbulkan efek farmakologis. Oleh karena itu, (Mi et al., 2002; Avadi et al., 2004), atau patch
nanopartikel memberikan solusi yang baik karena (Ravichandran, 2009) misalnya HPMC, PLGA,
dapat memberikan efek farmakologis pada dosis pektin, alginat dan kitosan, serta memiliki gugus
yang lebih kecil (efisien) (Hu dan Li, 2011; Wu et al., fungsi yang melimpah sehingga memungkinkan
2005). Kesesuaian bentuk sediaan naopartikel pengikatan molekul obat dalam jumlah yang
dengan jaringan target dan penyakit diperlukan memadai pada sistem secara keseluruhan atau dapat
untuk memperoleh sistem yang dapat memberikan disebut memiliki efisiensi penjerapan yang tinggi.
hasil terapi yang optimal. Jaminan akan tercapainya Banyaknya jenis biopolimer yang dapat dijadikan
tujuan terapi merupakan syarat mutlak yang alternatif dalam penentuan bahan yang paling tepat
diperlukan untuk dapat memperkenalkan produk dengan kebutuhan memberikan pilihan yang tak
sistem penghantaran obat baru yang dapat terbatas bagi formulator. Polimer yang paling sesuai
diandalkan. dapat ditentukan dengan berbagai cara dan
pertimbangan, yaitu dengan penentuan jenis ikatan
Nanopartikel Berbasis Biopolimer yang paling optimal antara gugus fungsi dengan
Polimer merupakan molekul rantai dengan molekul obat, kelebihan spesifik polimer dalam
molekul gabungan monomer yang berulang. proses biofarmasetis, dengan pendekatan optimasi
Keberulangan monomer ini membuat polimer beberapa alternatif polimer, maupun dengan
memiliki sifat kimiawi khas yang kuat. Sifat kimiawi menggunakan kombinasi beberapa pertimbangan
dari satu buah monomer utamanya gugus fungsi tersebut.
spesifik yang berperan pada berbagai keperluan Kitosan merupakan polimer yang telah cukup
interaksi kimiawi, tersedia dalam jumlah yang banyak populer digunakan dalam sistem nanopartikel. Hal
dan membuka peluang untuk dimanfaatkan pada ini disebabkan karena kitosan memiliki beberapa
banyak keperluan yang membutuhkan interaksi
kimiawi spesifik dalam jumlah yang melimpah,
misalnya sebagai fase diam dalam pemisahan pada
kromatografi, serta dalam pengembangan sediaan

Gambar 2. Ilustrasi Kompleksasi Nanopartikel Metode Ionik


Gelasi. Sistem Satu Biopolimer Mempersyaratkan
Penggunaan Polimer Dengan Muatan Berlawanan
Dengan Obat, Dan Penggunaan Pengait Silang
Multiion Sebagai Penstabil (A) Dan Sistem Dua
Gambar 1. Mekanisme Pembukaan Tight Junction Melalui Biopolimer Mempersyaratkan Penggunaan Dua
Translokasi Protein Claudin-4 (Cldn-4) Oleh Polimer Yang Memiliki Gugus Dengan Muatan
Nanopartikel Kitosan (Diadaptasi Dari Yeh Et Berlawanan Sehingga Membentuk Matriks Yang
Al., 2011; Bhardwaj Dan Kumar, 2006) Menjerap Molekul Obat.

Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 135


Perkembangan Teknologi Nanopartikel …

sifat khas yang tidak dimiliki oleh polimer lain. seperti bovine serum albumin (BSA) (Kafshgari et al.,
Kitosan dilaporkan memiliki kemampuan untuk 2011).
membuka kait antar sel (tight junction) pada membran Pengembangan kitosan sebagai biopolimer
usus secara sementara (Bhardwaj dan Kumar, 2006; pembentuk nanopartikel masih sangat terbuka
Martien et al., 2008) melalui mekanisme translokasi karena mekanismenya yang bersifat umum dan
protein Claudin-4 (Cldn4), Zonnula occludens-1 metodenya yang sederhana. Suatu metode sederhana
(ZO-1), dan Occludin dari membran sel ke sitosol lain dalam pembuatan nanopartikel kitosan yang
(Smith et al., 2004; Yeh et al., 2011), sehingga sangat telah dipatenkan dilakukan oleh Masotti et al (2007),
potensial untuk dikembangkan sebagai bahan utama yaitu metode dialisis, di mana kitosan digunakan
pembuatan nanopartikel yang ditujukan untuk dalam formulasi nanopartikel DNA. Dalam
aplikasi per oral. Hal ini didukung kelebihan lain dari penelitian ini biopolimer kationik secara umum
kitosan yaitu muatan pada gugus amonium yang dapat digunakan sebagai matriks nanopartikel
positif dapat mengadakan interaksi ionik dengan menggunakan metode yang telah dikembangkan.
asam sialat pada membran intestinal saluran cerna Pemilihan kitosan sebagai matriks DNA adalah
(Vllasaliu et al., 2010). Biokompatibilitas kitosan karena sifatnya yang dapat melepas obat secara
dikarenakan kitosan merupakan polimer yang bertahap dalam waktu yang cukup lama, sehingga
diperoleh dari hidrolisis polimer kitin yang berasal dapat meminimalkan pemberian berulang. Metode
sumber alam yang sudah menjadi konsumsi umum dialisis ini dapat menghasilkan nanopartikel kitosan-
pada cangkang hewan laut, sehingga cenderung tidak DNA pada ukuran 38 nm.
menimbulkan ketoksikan pada dosis terapi, selain Penggunaan biopolimer lain dipresentasikan
dari sifatnya yang sekaligus biodegradabel oleh Bisht et al (2007) yang telah berhasil
(Tiyaboonchai, 2003). memformulasikan nanokurkumin menggunakan N-
Salah satu metode sederhana pembuatan isopropilakrilamid (NIPAAM) yang
nanopartikel kitosan dilakukan dengan metode ionik dikopolimerisasikan sebagai pengikat silang dengan
gelasi. Kitosan dilarutkan pada larutan dengan pH N-vinil-2-pirrolidon (VP) dan Polietilenglikol-
asam untuk mengubah gugus amina (-NH2) menjadi monoakrilat (PEG-A). Sistem nanopartikel
terionisasi positif (-NH3+). Gugus yang telah kombinasi ini telah berhasil disintesis dengan cukup
terionisasi positif ini selanjutnya mampu membentuk homogen pada distribusi ukuran partikel pada selisih
interaksi ionik dengan obat yang bermuatan negatif yang sempit yaitu sebesar 50 nm. Sistem
(Bhumkar dan Pokharkar, 2006). Secara keseluruhan, nanopartikel ini mampu menunjukkan potensi
sistem yang terbentuk cenderung menyisakan gugus sebagai kandidat antitumor yang potensial secara in
amonium bebas yang akan saling tolak-menolak vitro. Selain itu Xie dan Smith (2010) melaporkan
sehingga melemahkan kompleks nanopartikel yang telah dapat menghasilkan sistem nanopartikel
telah terbentuk. Oleh karena itu, perlu ditambahkan berbasis poly(lactic co-glycolic acid) (PLGA) dengan
adanya suatu pengikat silang (crosslinker) yang mampu distribusi ukuran partikel yang homogen. Senyawa
menstabilkan muatan positif yang tersisa. Pengikat PLGA telah dilaporkan dapat dimanfaatkan untuk
silang ini harus berupa poli-anion, dan salah satu fabrikasi nanopartikel sebagai penghantaran DNA
yang banyak digunakan adalah anion tripolifosfat dengan metode evaporasi-difusi emulsi,
(TPP) (Bhumkar dan Pokharkar, 2006; Kafshgari et menghasilkan suatu nanosfer dengan polivinil
al., 2011). Meskipun demikian, sistem ini memiliki alkohol sebagai stabilisator. Pada metode ini,
kelemahan yaitu stabilitasnya sangat dipengaruhi oleh campuran formula dalam etil asetat dihomogenisasi,
tingkat keasaman, di mana variasi pH akan dan ditetesi dengan air untuk menghasilkan suatu
mempengaruhi ionisasi kitosan yang pada akhirnya nano-presipitat (Kumar et al., 2004). Nanopartikel
mempengaruhi kekuatan ikatan pada kompleks PLGA-PEG juga telah terbukti mempunyai peran
(Lopez-Leon et al., 2005). dalam membentuk sistem penghantaran obat dengan
Kitosan dapat digunakan dalam formulasi pelepasan terkontrol, di mana sistem nanopartikel ini
nanopartikel berbagai molekul, baik obat maupun melepaskan obat dengan lambat hingga 7 hari (in
gen (Bowman dan Leong, 2006). Kemampuan vitro) dan 11 hari (in vivo) dengan biodegradasi
kitosan untuk dijadikan alternatif yang cocok pada gradual (Vij et al., 2010).
banyak senyawa obat ditunjukkan pada berbagai Konsep gelasi ionik atau kompleksasi ionik
penelitian, di antaranya dapat digunakan pada juga memungkinkan untuk penggunaan dua macam
formulasi nanopartikel paclitaxel, suatu obat biopolimer dalam satu sistem formulasi. Kedua
antikanker pada ukuran 116 nm (Li et al., 2009), biopolimer yang digunakan harus memiliki muatan
ampisilin trihidrat (Saha et al., 2010), kombinasi 5- yang berlawanan, sehingga dapat membentuk
fluorourasil dan leucovorin, suatu antikanker kolon, matriks yang fleksibel untuk menjerap obat dengan
dengan ukuran partikel bervariasi mulai dari 40,73- sifat yang lebih luas, misalnya kombinasi kitosan-
78-53 nm (Li et al., 2011), deksametason natrium alginat (Li et al., 2008) atau kitosan-karagenin
fosfat, suatu obat antiinflamasi, dengan ukuran 250- (Grenha et al., 2009), yang dapat digunakan sebagai
350 nm (Dustgani et al., 2008), dan model protein matriks berbagai obat dengan sifat yang lebih umum

136 Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012


Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K. Irianto, Verda Farida, Dian Purwita Sari

karena penjerapan berlangsung secara fisik. Grenha Teknik sederhana lain untuk menghasilkan
et al (2008) melaporkan bahwa kompleks suatu sistem nanoliposom yang berkualitas
nanopartikel kitosan-karagenin dapat digunakan dipresentasikan oleh Xia et al (2006). Nanoliposom
sebagai pembawa bagi ovalbumin sebagai protein dapat digunakan untuk enkapsulasi koenzim Q10
model dengan kapasitas penjerapan sebesar 4-17%. (CoQ10) hanya dengan metode pencampuran, dan
Kompleks kitosan-alginat juga dilaporkan diproduksi dengan teknik injeksi etanol dan
bermanfaat dalam meningkatkan stabilitas obat ultrasonikasi yang dapat dilakukan menggunakan
dalam cairan biologis (Gazori et al., 2009). peralatan yang sederhana dan murah, dan diperoleh
Beberapa permasalahan yang sering timbul globul dengan ukuran rata-rata 67 nm pada
pada preparasi nanopartikel adalah terjadinya kombinasi fosfolipid/CoQ10/kolesterol/tween80,
agregasi yang cepat dan ukuran partikel yang tidak dengan tingkat efisiensi enkapsulasi lebih besar dari
merata, sehingga stabilitas sistem dispersi menjadi 95% (Xia et al., 2006). Dari kedua contoh ini dapat
sulit dikontrol. Permasalahan dapat dipahami dengan disimpulkan bahwa nanoliposom merupakan
melakukan karakterisasi secara menyeluruh pada teknologi yang menjanjikan dengan alternatif metode
nanopartikel, selain dari ukuran partikel, perlu yang dapat dilakukan pada banyak laboratorium.
diketahui karakter morfologi partikel dan nilai Oleh karena itu, saat ini telah banyak paten atas
potensial zeta. Morfologi nanopartikel dapat teknologi ini diantaranya hasil publikasi dari Oh dan
dikarakterisasi menggunakan piranti scanning electron Lee (2008) yaitu nanoliposom yang digunakan dalam
microscopy (SEM) maupun transmission electron microscopy enkapsulasi protein dan Hong et al (2009) yaitu
(TEM), sedangkan potensial zeta dapat diukur preparasi nanoliposom menggunakan lesitin.
menggunakan zetasizer (Bowman dan Leong, 2006; Nanoliposom dapat dimanfaatkan sebagai
Martien et al., 2006; Bisht et al., 2007). Morfologi perlindungan terhadap obat dari degradasi biologis
partikel penting karena bentuk partikel yang kurang sebelum sampai pada tempat yang diharapkan. Salah
sferis akan mempermudah kontak antar partikel satu contoh yang baik dapat dilihat dari formulasi
menjadi berujung pada agregasi. Potensial zeta nanoliposom ferro-glisinat, suatu garam besi yang
partikel akan memberikan gambaran gaya tolakan digunakan untuk terapi defisiensi mineral besi dalam
antar partikel dan menyebabkan semakin besar tubuh. Masalah utama penggunaan mineral ini adalah
potensial zeta maka sistem dispersi akan semakin pada penggunaan melalui administrasi oral, garam ini
stabil (Couvreur et al., 2002). Besarnya potensial zeta kurang stabil dalam tingkat keasaman tinggi karena
ini perlu disesuaikan dengan kompatibiliitasnya akan terdisosiasi dari bentuk glisinatnya. Ding et al
dengan sel sebagai target biologis. Berbagai (2010) telah berhasil memformulasikan nanoliposom
permasalahan yang timbul pada formulasi dari garam ferro-glisinat yang cukup stabil dalam pH
nanopartikel dapat dicarikan solusinya yaitu asam sampai pH 2, meskipun pada tingkat
menggunakan modifikasi permukaan partikel keasamaan yang ekstrim di bawah 1,5 tetap
(Kamiya dan Iijima, 2010). mengalami disosiasi. Namun konsep usaha yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa nanoliposom
Nanoliposom dan Nanoemulsi berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sistem
Efektivitas nanoliposom dalam penghantaran pelindung dalam penghantaran obat. Contoh lain
obat salah satunya ditunjukkan pada formulasi pada pemanfaatan nanoliposom sebagai sistem yang
nanoliposom ticarcillin sebagai obat antibiotika, yang meningkatkan stabilitas adalah formulasi
diproduksi dengan menggunakan metode tekanan nanoliposom pada retinol yang sangat mudah
(ekstrusi) (Gharib et al., 2012). Metode ini terdegradasi oleh cahaya. Retinol tanpa formulasi
menggabungkan pembentukan liposom melalui habis terdegradasi seluruhnya setelah dua hari
metode pencampuran dan penguapan biasa, penyimpanan, sedangkan pada nanoliposom retinol
dilanjutkan tahap pencampuran obat, dan masih terdapat lebih dari 20% retinol setelah delapan
pembentukan nanoliposom dengan dilewatkan hari penyimpanan (Ko dan Lee, 2010).
menggunakan tekanan melalui membran Hingga saat ini cukup banyak pilihan metode
polikarbonat 100 nm (Maestrelli et al., 2009). yang dapat digunakan dalam pembuatan
Nanoliposom ticarcillin ini dengan muatan nanoliposom. Salah satu metode yang cukup aplikatif
permukaan positif (kationik) telah dibuktikan dan sederhana adalah dengan aliran kontinyu
mampu secara signifikan meningkatkan aktivitas mikrofluidik. Liposom terbentuk dari campuran
antibiotika ticarcillin pada Pseudomonas aeruginosa fosfolipid dengan obat pada pelarut organik seperti
(Gharib et al., 2012). Hal ini disebabkan karena isopropil alkohol (IPA) yang ditekan melalui kanal
kemampuan liposom yang lebih mudah diterima dengan ukuran mikro yang masuk ke dalam aliran
oleh membran lipid, termasuk membran sel bakteri. buffer. Karakter nanoliposom yang dihasilkan akan
Sebagai hasilnya, selain berpengaruh besar pada bervariasi tergantung pada luas kanal serta rasio
proses biofarmasetikanya, untuk kasus bakterisida ini kecepatan alir volumetrik antara tekanan yang
nanoliposom juga secara efektif meningkatkan diberikan pada campuran yang melalui kanal dengan
aktivitas farmakologinya. kecepatan alir buffer (Jahn et al., 2008). Metode

Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 137


Perkembangan Teknologi Nanopartikel …

pembuatan nanoliposom ini memungkinkan dengan sistem nanoemulsi tipe minyak dalam air
modifikasi yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan (o/w). Penelitian yang dilaporkan oleh Wang et al
dan memberikan hasil yang cukup homogen dan (2008) ini menunjukkan nanoemulsi kurkumin
reprodusibel selama faktor-faktor penentunya dapat memiliki ukuran globul rata-rata sebesar 79,5 nm dan
dikontrol dengan baik. 618,6 nm dengan aktivitas antiinflamasi pada
Selain berbagai alternatif metode, fleksibilitas penghambatan udem kaki tikus terinduksi 12-O-
nanoliposom juga ditunjukkan dari ketersediaan tetradekanoilkorbol-13-asetat (TPA) sebesar 43%
berbagai jenis fosfolipid, baik yang sudah tersedia (618,6 nm) dan 85% (79,5 nm), dengan kurkumin
dari bahan alam, maupun derivat hasil modifikasi tanpa formulasi pada dosis yang sama tidak
kolesterol. Malaekeh-Nikouei et al (2009) telah menunjukkan adanya efek antiinflamasi. Dari hasil
mengaplikasikan tiga derivat kolesterol yang ini dapat disimpulkan bahwa nanoemulsi cukup
dimodifikasi dengan penambahan gugus asam amino efektif dalam meningkatkan absorpsi obat ke dalam
pada formulasi nanoliposom sebagai penghantaran sirkulasi sistemik karena untuk dapat berefek
DNA. Nanoliposom-DNA dengan derivat kolesterol diperlukan kadar obat yang cukup hingga berada
termodifikasi ini memberikan hasil penetrasi seluler pada jendela terapi. Aktivitas tersebut tidak tampak
yang bervariasi namun secara konklusif semakin pada kurkumin tanpa modifikasi.
kationik gugus asam amino, semakin baik penetrasi Pengembangan terkini sistem nanoemulsi
seluler nanoliposom. Kesimpulan yang dapat diambil untuk aplikasi oral melalui saluran gastrointestinal
yaitu bahwa variasi pada fosfolipid penyusun adalah teknologi auto-emulsifikasi (Self-nanoemulsifying
nanoliposom akan berpengaruh pada sistem drug delivery systems/SNEDDs). Konsep dari teknologi
nanoliposom secara keseluruhan, yang dengan ini adalah formulasi antara minyak, surfaktan, dan
pertimbangan sifat molekuler dari sel target dapat kosurfaktan yang mengandung obat. Sistem ini
digunakan untuk mengontrol kemampuan penetrasi selanjutnya akan masuk ke saluran cerna dan
seluler dari obat. Abreu et al (2011) melaporkan bercampur dengan cairan usus yang mengandung air.
keberhasilan formulasi nanoliposom pada suatu obat Ketika formula bercampur dengan cairan usus, maka
antitumor metil 6-metoksi-3-(4-metoksifenil)-1H- akan terjadi emulsifikasi spontan yang menghasilkan
indol-2-karboksilat dengan menggunakan variasi globul berukuran nanometer. Salah satu produk
kombinasi lesitin telur (Egg-PC), dipalmitoil sistem autoemulsifikasi yang telah dilaporkan adalah
fosfatidilkolin (DPPC), dipalmitoil fosfatidilgliserol formulasi autoemulsi dari cefpodoxime (CFP), suatu
(DPPG), DSPC, kolesterol, diheksadesil fosfat, dan obat yang memiliki bioavailabilitas yang rendah dan
DSPE-PEG. Nanoliposom yang dihasilkan memiliki kelarutannya sangat tergantung pada pH. Sistem
ukuran hidrodinamik bervariasi di bawah 120 nm, autoemulsi yang berhasil dibuat menggunakan
dengan stabilitas yang baik. kombinasi Cremophore EL, Akoline MCM, dan
Pengembangan metode analisis nanoliposom Capryol 90 ini menunjukkan karakter yang baik, di
dan berbagai jenis dispersi vesikuler telah mana emulsifikasi membentuk nanopartikel terjadi
dikembangkan sehingga memberikan keleluasaan secara spontan dengan ukuran partikel bervariasi
bagi peneliti untuk mengembangkan sistem tergantung media dispersi, dengan rata-rata 170 nm.
nanoliposom tanpa keterbatasan pada metode Sistem ini dapat melepaskan obat secara keseluruhan
analisis dalam rangka karakterisasinya. Metode di dalam media dalam 20 menit dan stabil karena
imobilisasi dan lisis dari nanoliposom dapat tidak dipengaruhi oleh perbedaan tingkat keasaman
dilakukan dengan photopatterning UV, dengan (Date dan Nagarsenker, 2007).
memanfaatkan biocompatible anchor for membrane (BAM) Ilustrasi konsep sistem penghantaran obat
dan polietilen glikol (PEG) yang ditanam pada papan auto-nanoemulsifikasi (self-nanoemulsifying drug
kaca. Nanoliposom yang telah terjerap dalam sistem delivery system (SNEDDS). Sediaan diberikan dalam
BAM-PEG dapat divisualisasi dengan sempurna, dan kombinasi obat, minyak, surfkatan, dan kosurfaktan,
proses lisisnya dapat diikuti. Metode ini dapat kemudian akan mengalami proses emulsifikasi
dimodifikasi sesuai kebutuhan dan berperan sebagai spontan di dalam cairan cerna saat mengalami
model untuk analisis berbagai jenis nanoliposom pencampuran dengan cairan usus. Nanoemulsi
(Akagi et al., 2011). selanjutnya mengalami proses absorpsi.
Secara konseptual, nanoemulsi berbeda
dengan nanoliposom meskipun sama-sama memiliki Nanopartikel sebagai Sistem Penghantaran
kelebihan pada keberadaan fase hidrofob. Fase Tertarget
hidrofob ini yang berpengaruh cukup signifikan pada Pengembangan penghantaran obat tertarget
kemampuan penetrasi formula menembus membran berfungsi untuk meningkatkan efektivitas dan
biologis yang berkarakter lipid-bilayer. Peningkatan efisiensi obat yang diaplikasikan, sekaligus keamanan
efek obat pada dosis yang sama sebagai hasil positif penggunaan obat karena mencegah obat untuk
juga dapat diperoleh dari formulasi nanoemulsi. bereaksi pada tempat yang tidak diharapkan.
Kurkumin telah berhasil ditingkatkan efek Penghantaran obat jenis ini secara umum dipahami
antiinflamasinya secara in vivo setelah diformulasikan sebagai hubungan ligan dengan ligan, ligan dengan
protein, atau protein dengan protein, karena

138 Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012


Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K. Irianto, Verda Farida, Dian Purwita Sari

contoh nanopartikel yang dikonjugasikan dengan


aptamer di antaranya A10 RNA (aptamer) yang
diimobilisasi pada permukaan nanopartikel
supermagnetik besi-oksida (Min et al., 2011) dan
nanopartikel PLGA-b-PEG berisi cisplatin yang
dikonjugasikan dengan aptamer A10 (Dhar et al.,
2011). Kedua sistem tersebut ditujukan sebagai
kandidat terapi tertarget pada kanker prostat (Ozalp
et al., 2011). Untuk mendapatkan aptamer yang tepat
Gambar 3. Ilustrasi Konsep Sistem Penghantaran Obat Auto-
Nanoemulsifikasi (Self-Nanoemulsifying Drug sesuai reseptor target, telah diperkenalkan metode
Delivery System (SNEDDS). Sediaan Diberikan seleksi yang disebut SELEX. Metode ini menyeleksi
Dalam Kombinasi Obat, Minyak, Surfkatan, Dan aptamer secara berulang menggunakan sel target atau
Kosurfaktan, Kemudian Akan Mengalami Proses protein target, dan setelah diperoleh aptamer yang
Emulsifikasi Spontan Di Dalam Cairan Cerna Saat
Mengalami Pencampuran Dengan Cairan Usus. tepat, kemudian diperbanyak secara eksponensial
Nanoemulsi Selanjutnya Mengalami Proses Absorpsi. menggunakan bakteriofag (Stoltenburg et al., 2007;
Yan dan Levy, 2009).
kesesuaian interaksi spesifik dapat diketahui dari Selanjutnya, contoh yang baik dalam
fenomena kimiawi tersebut. Pemanfaatan protein pengembangan gula terkonjugasi polipeptida sebagai
sebagai konjugat sistem nanopartikel adalah molekul pentarget dipresentasikan oleh Greupink et
memanfaatkan kekhasan dari polimer protein. al (2005), di mana pada penelitian ini telah berhasil
Polimer ini tidak terbentuk atas monomer yang terus dihasilkan sebuah sistem penghantaran asam
berulang seperti halnya pada polimer secara umum. mikofenolat (MPA), suatu imunosupressan, dengan
Asam amino penyusun suatu protein dapat menggunakan polimer pembawa manosa-6-fosfat
membentuk kombinasi urutan yang tak terbatas, (M6P) yang telah dikonjugasikan dengan human serum
membentuk sifat yang sangat spesifik dari tiap albumin (HSA). Sistem ini secara in vitro terbukti
protein, sehingga dapat mengadakan suatu interaksi mampu berinteraksi secara spesifik pada sel-sel
yang sangat spesifik pula. Oleh karena itu, protein stellate hepatik dan tidak pada sel-sel Kupffer dan
banyak digunakan sebagai konjugat dalam sistem endotel sinusoidal sehingga potensial untuk dapat
penghantaran obat. Polimer lain seperti derivat gula menjadi obat fibrosis liver yang selektif. Manfaat dari
juga cukup banyak dipresentasikan karena gula kombinasi ini lebih dapat terlihat jika obat lebih
merupakan komponen membran seluler yang dapat dapat menimbulkan efek balik yang tidak diinginkan,
juga secara spesifik terdapat pada sel tertentu. misalnya gliotoksin yang mampu menginduksi
Park et al (2009) mempresentasikan suatu terjadinya apoptosis sehingga ketidakselektifan
kombinasi nanopartikel silika dengan polietilenimin aksinya akan menimbulkan efek yang buruk.
(PEI) dapat secara efektif menghantarkan plasmid Kombinasi gliotoksin dengan sistem M6P-HSA yang
DNA ke dalam sel punca mesenkim manusia (human meningkatkan selektivitas kerjanya (Hagens et al.,
mesenchimal stem cell/hMSC), sehingga dapat 2008) secara langsung akan meningkatkan
meningkatkan keberhasilan endositosis gen ke dalam keamanannya.
sel, baik secara in vitro maupun in vivo. Model gen Dari tipe penyusun sistemnya, dapat dilihat
yang mengekspresikan green fluorescence protein (GFP) bahwa HSA berfungsi sebagai pembawa (drug carrier),
berhasil diinternalisasikan dengan baik, ditandai dengan M6P sebagai konjugat untuk meningkatkan
dengan peningkatan produksi protein tersebut selektivitas pembawa (Poelstra et al., 2010).
hingga 75% setelah hari ke-2. Penelitian ini Kombinasi dari sistem yang telah dibentuk dapat
menunjukkan bahwa nanopartikel silika yang bersifat dijadikan acuan dalam mencari kombinasi baru
netral dapat dimodifikasi dengan metode yang untuk kebutuhan penghantaran lain dengan
sederhana untuk menghasilkan suatu sistem
penghantaran gen non-viral yang lebih aman dan
murah.
Teknologi penghantaran tertarget saat ini juga
telah memperkenalkan asam nukleat sebagai molekul
pentarget yang dapat dikombinasikan dengan sistem
nanopartikel. Oligonukleotida sebagai molekul
pentarget ini disebut aptamer (Keefe et al., 2010; Lee
et al., 2010). Penggunaan aptamer ini dinyatakan
lebih baik daripada penggunaan polipeptida/protein
karena lebih mudah disintesis, dimodifikasi, tidak ada
resiko penolakan oleh sistem imun, dan lebih stabil
Gambar 4. Ilustrasi Salah Satu Konsep Desain Nanopartikel
sehingga lebih fleksibel pada semua aplikasi sediaan Dalam Penghantaran Tertarget Molekuler
farmasi (Keefe et al., 2010; Lee et al., 2010). Beberapa

Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 139


Perkembangan Teknologi Nanopartikel …

target yang sama. Kombinasi lain yang telah terbukti rata-rata 100 nm, dapat menembus sawar darah otak
dapat dibuat dan memberikan hasil yang baik adalah secara signifikan dibandingkan dengan BSA asli
modifikasi dalam penghantaran interleukin-10 (IL- tanpa modifikasi, dan tidak menimbulkan kerusakan
10), suatu sitokin, yang dikonjugasi dengan M6P pada sel-sel endotel kapiler otak. Sistem nanopartikel
yang selektif pada insulin-like growth factor II (IGFII) ini secara molekuler tidak mentarget reseptor
sebagai reseptor yang berperan sebagai molekul tertentu, namun kombinasi formulanya tetap
target, di mana sistem ini telah terbukti selektif pada didasarkan pada pertimbangan sifat-sifat biologis
liver (Rachmawati et al., 2007). Selektivitas M6P- jaringan target. Desain sistem nanopartikel yang
HSA ini bahkan bermanfaat dalam penghantaran dibuat harus sesuai untuk dapat menembus sawar
obat tertarget pada terapi kanker. Doksorubisin yang darah otak dan dapat terhantarkan dengan baik pada
dikonjugasi dengan M6P-HSA terbukti selektif pada otak.
reseptor tumor liver yang disebut manosa-6-
fosfat/insulin-like growth factor II receptor (M6P/IGFII-R) KESIMPULAN
(Prakash, 2010) sehingga potensial untuk Biopolimer memberikan pilihan yang luas
diaplikasikan sebagai alternatif kemoterapi liver yang sebagai bahan baku pembuatan nanopartikel, baik
lebih efektif dengan efek samping yang lebih kecil. secara pemilihan jenis biopolimer yang akan
Pada penelitian pengembangan yang dilakukan oleh digunakan, metode yang tepat, serta modifikasi
Adrian et al (2006) sebagai pengembangan dari untuk meningkatkan kestabilan dan reprodusibilitas
penelitian yang dilakukan oleh Greupink et al (2005), karakter partikel yang dihasilkan. Peningkatan
sistem modifikasi M6P-HSA dikonjugasikan pada efisiensi pemberian obat dapat dicapai dengan
liposom, menghasilkan suatu liposom tertarget yang pemilihan sistem biopolimer yang tepat sehingga
ditujukan secara spesifik untuk mengenali sel-sel dapat dijadikan acuan untuk pengembangan dan
stellate hepatik (HSC). Sistem liposom termodifikasi modifikasi lebih lanjut.Teknologi nanopartikel juga
ini meningkatkan selektivitas pada HSC sebagai sel dapat dimanfaatkan dalam sistem pelepasan
target sebesar empat kali lipat dibandingkan dengan terkontrol. Teknologi nanopartikel dapat
liposom tanpa modifikasi. Dari hasil penelitian ini diaplikasikan secara luas melalui berbagai alternatif
dapat diambil kesimpulan bahwa sistem liposom bahan dan metode sehingga memberikan solusi baru
dapat secara mudah untuk dimodifikasi sesuai bagi pemecahan masalah pengembangan teknologi
dengan keperluan sehingga menghasilkan formulasi, yaitu terhadap berbagai senyawa obat
penghantaran yang lebih spesifik. Secara konklusif, sintesis maupun bahan alam yang poten namun
keberhasilan pengambangan rangkaian penelitian memiliki sifat fisikokimia yang kurang mendukung.
dengan HSC sebagai target ini dilatarbelakangi oleh Nanoliposom dan nanoemulsi meningkatkan
pemilihan molekul M6P yang secara tepat memiliki efisiensi penetrasi liposom yang telah diketahui dapat
reseptor spesifiknya pada HSC, yaitu M6P/IGFII-R, menembus berbagai membran lipid dengan baik.
sehingga dapat secara spesifik terinternalisasi ke Pergeseran teknologi dari liposom dan emulsi pada
dalam sel (Poelstra et al., 2010). ukuran makro menjadi nanoliposom dan nanoemulsi
Pentargetan suatu jaringan target di dalam tidak membutuhkan teknologi yang rumit, yaitu
sistem biologi tidak berarti hanya terfokus pada dengan penerapan metode dan bahan yang tepat,
pentargetan reseptor tertentu saja, namun juga serta dengan penambahan satu atau lebih jenis
meliputi kemampuan suatu formulasi untuk kosurfaktan. Hal tersebut menjadikan nanoliposom
menghantarkan obat pada tempat aksi yang awalnya dan nanoemulsi sebagai alternatif baru yang
sulit ditembus. Salah satu tempat aksi yang telah diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah
banyak diketahui memiliki sifat seperti ini adalah biofarmasetis dalam penghantaran obat.
bagian otak yang terlindungi oleh sawar darah otak Hingga saat ini pengembangan nanopartikel
(blood brain barrier). Usaha untuk dapat dalam sistem penghantaran obat tertarget sebagai
menghantarkan obat melalui sawar darah otak ini basis pada sistem penghantaran obat merupakan
telah banyak dilakukan, dan saat ini telah melibatkan salah satu pilihan utama karena menjanjikan banyak
sistem nanopartikel. solusi baru bagi berbagai permasalahan pada
Salah satunya seperti yang dipresentasikan penghantaran molekul obat. Sifat nanopartikel secara
oleh Lu et al (2005) yaitu suatu sistem nanopartikel umum menguntungkan karena mampu menembus
telah berhasil diperoleh dengan menggunakan cationic berbagai ruang yang tidak dapat ditembus oleh
bovine serum albumin (CBSA) yang dikonjugasikan partikel yang berukuran lebih besar, dapat dibuat dari
dengan polietilenglikol-polilaktid (PEG-PLA) berbagai bahan yang biokompatibel, serta dapat
dengan menggunakan metode emulsifikasi bertingkat dibuat dengan metode yang sederhana dan murah.
dan evaporasi. Produksi dilakukan dengan terlebih Sistem yang dihasilkan diharapkan mampu
dahulu melakukan kationisasi dan tiolasi pada bovine membawa obat dalam jumlah yang optimal sehingga
serum albumin (BSA), dan kemudian dilanjutkan lebih efisien dalam aplikasinya karena hanya
dengan konjugasi pada polimer dan kopolimer. memerlukan dosis yang lebih kecil. Kombinasi
Sistem ini menghasilkan nanopartikel dengan ukuran nanopartikel dengan piranti pentarget dapat

140 Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012


Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K. Irianto, Verda Farida, Dian Purwita Sari

meningkatkan selektivitas nanopartikel sehingga Bowman K., Leong K. W., 2006, Chitosan
menjaga sistem tetap aman dan dapat meminimalkan nanoparticles for oral drug and gene
dosis yang diaplikasikan, di mana pada dosis tersebut delivery, a Review, Int. J. Nanomedicine, 1(2):
molekul obat secara efisien terkonsentrasi pada sel 117-128
atau jaringan yang menjadi target terapi. Buzea, C., Blandino, I.I.P., dan Robbie, K., 2007,
Nanomaterial and nanoparticles: sources
DAFTAR PUSTAKA and toxicity, Biointerphases, 2: MR170–
MR172
Abreu A. S., Castanheira E. M. S., Queiroz M. J. R. Couvreur, P., Barrat, G., Fattal, E., Legrand, P.,
P., Ferreira P. M. T., Valesilva R. A., dan Vauthier, C., 2002, Nanocapsule
Pinto E., 2011, Nanoliposomes for Technology: a Review, Crit. Rev. Ther. Drug
encapsulation and delivery of the potential Carrier Syst, 19: 99-134
antitumoral methyl 6-methoxy-3-(4- Date A. A., dan Nagarsenker M. S., 2007, Design
methoxyphenyl)-1H-indole-2-carboxylate, and evaluation of self-nanoemulsifying
Nanoparticle Research Letters, 6: 482 drug delivery systems (SNEDDS) for
Adrian J. E., Poelstra K., Scherphof G. L., Molema cefpodoxime proxetil, Int. J. Pharmaceutics,
G., Meijer D. K. F., Reker-Smit C., 329: 166-172
Morselt H. W. M., Kamps J. A. A. M., Dhar S., Kolishetti N., Lippard S. J., Farokhzad O.
2006, Interaction of targeted liposomes C., 2011, Targeted delivery of a cisplatin
with primary cultured hepatic stellate cells: prodrug for safer and more effective
Involvement of multiple receptor systems, prostate cancer therapy in vivo. Proc. Natl.
J. Hepatol., 44: 560-567 Acad. Sci. USA, 108: 1850-1855
Akagi T., Sasaki M., Mohri S., Kato K., dan Ichiki T., Ding B., Zhang X., Hayat K., Xia S., Jia C., Xie M.,
2011, Immobilization and lysis of dan Miu C., 2011, Preparation,
nanoliposomes in microfluidics by characterization and the stability of ferrous
photopatterning of biocompatible anchor glycinate nanoliposomes, J. Food Eng., 102:
for membrane, Proceedings, 15th 202-208
International Conference on Miniaturized Dustgani A., Farahani EV., Imani M., 2008,
Systems for Chemistry and Life Sciences Preparation of chitosan nanoparticles
Avadi M. R., Ghassemi A. H., Sadeghi A. M. M., loaded by dexamethasone sodium
Erfan M., Akbarzadeh A., Moghimi H. R., phosphate, Iran. J. Phar. Sci., 4(2): 111-114
dan Tehrani M. R., 2004, Preparation and Gazori, T., Khoshayand, M.R., Azizi, E., Yazdizade,
Characterization of Theophylline-Chitosan P., Nomani, A., and Haririan, I., 2009,
Beads as an Aapproach to Colon Delivery, Evaluation of alginate/chitosan
Iran. J. Pharm. Res., 2: 73-80 nanoparticles as antisense delivery vector:
Bhardwaj V. dan Kumar MNVR., 2006, Polymeric formulation, optimization and in vitro
nanoparticles for oral durg delivery on characterization, Carbohydrate Polymers, 77:
Nanoparticle technology for drug delivery: 599-606
Drug and the pharmaceutical science, Gelperina, S., Kisich, K., Iseman, M.D., and Heifets,
chapter IX, Taylor dan Francis Group, L., 2005, The potential advantages of
New York, pp. 231-262 nanoparticle drug delivery systems in
Bhatia, A., Shard, P., Chopra, D., and Mishra, T., chemotherapy of tuberculosis, American
2011, Chitosan nanoparticles as carrier of Journal Respiratory and Critical Care Medicine,
immunorestoratory plant extract: 172: 1487-1490
synthesis, characterization and Gharib A., Faeziadeh Z., dan Godarzee M., 2012, In
immunorestoratory efficacy, International vitro and in vivo activities of ticarcillin-
Journal of Drug Delivery, 3: 381-385 loaded nanoliposomes with different
Bhumkar DR. dan Pokharkar VB, 2006, Studies on surface charges against Pseudomonas
effect of pH on Cross-linking of Chitosan aeruginosa (ATCC 29248), DARU J.
with Sodium Tripolyphosphate: A Pharmc. Sci., 20: 41
Technical Note, AAPS PharmSciTech, 7(2): Grenha A., Gomes M. E., Rodrigues M., Santo V.
E1-E6 E., Mano J. F., Neves N. M., Reis R. L.,
Bisht S., Feldmann, G., Soni, S., Ravi, R., Karikar, 2009, Development of new
C., Maitra, A., dan Maitra, A., 2007, chitosan/carrageenan nanoparticles for
Polymeric Nanoparticle-Encapsulated drug delivery applications, J. Biomed.
Curcumin ("nanocurcumin"): a Novel Material Res. Part A, doi:
Strategy for Human Cancer Therapy, J. 10.1002/jbm.a.32466
Biomater. Sci. Polymer Edn, 18(2): 205–221 Greupink R., Bakker H. I., Reker-Smit C., Loenen-
Weemaes A. M. V., Kok R. J., Meijer D.

Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 141


Perkembangan Teknologi Nanopartikel …

K. F., Beljaars L., Poelstra K., 2005, delivery agents based on aptamer-
Studies on the targeted delivery of the nanomaterial conjugates, Adv. Drug Delivery
antifibrogenic compound mycophenolic Rev., 62: 592-605
acid to the hepatic stellate cell, J. Hepatol., Li F.,.Li J., Wen X., Zhou S., Tong X., Su P., Li H.,
43: 884-892 Shi D., 2009, Anti-tumor activity of
Gupta, R. B. and Kompella, U.B., 2006, Nanoparticle paclitaxel-loaded chitosan nanoparticles:
technology of drug delivery, Taylor & Francis An in vitro study, Mater. Sci. Eng. C.,
Grup, New York, pp. 4-6, 13-16 doi:10.1016/j.msec.2009.07.001
Hagens W. I., Beljaars L., Mann D. A., Wright M. C., Li P., Wang Y., Peng Z., She F., Kong L., 2011,
Julien B., Lotersztajn S., Reker-Smit C., Development of chitosan nanoparticles as
Poelstra K., 2008, Cellular Targeting of the drug delivery systems for 5-fluorouracil
Apoptosis-Inducing Compound Gliotoxin and leucovorin blends, Carbohydrate
to Fibrotic Rat Livers, JPET, 324: 902-910 Polymers 85: 698-704
Hong J. P., Lee K., Kim C., Yoon C. H., Lee S. W., Li, X.Y., Kong, X.Y., Shi, S., Zheng, X.L., Guo, G.,
Shin K. S., dan Park S. K., 2009, Wei, Y.Q., et al., 2008, Preparation of
Nanoliposome using esterified lechitin and alginate coated chitosan microparticle for
method for preparing the same, and vaccine delivery, BMC Biotechnology, 8:89
composition for preventing or treating Lόpez-Leόn T., Carvalho ELS., Seijo B., Ortega-
skin diseases comprising the same, US Vinuesa JL., Bastos-Gozáles D., 2005,
Patent Application Publication, Pub. No. US Physicochemical characterization of
2009/0263473 A1 chitosan nanoparticles: elestrokinetic and
Hu, M. dan Li, X., 2011, Oral bioavaibility : basic stability behavior, J. Colloid and Interface Sci.,
principles, advance concept, and application, John 283: 344-351
Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, Lu W., Zhang Y., Tan Y. Z., Hu K. L., Jiang X. G.,
32-33 Fu S. K., 2005, Cationic albumin-
Jahn A., Reiner J. E., Vreeland W. N., DeVoe D. L., conjugated pegylated nanoparticles as
Locascio L. E., dan Gaitan M., 2008, novel drug carrier for brain delivery,
Preparation of nanoparticles by Journal of controlled release, 107: 428-448
continuous-flow microfluidics, J. Nanopart. Maestrelli F., Capasso G., Gonzalez-Rodriguez M.L.,
Res., 10: 925-934 Rabasco A.M., Ghelardini C., Mura P.,
Kafshgari M. H., Khorram M., Khodadoost M., 2009, Effect of preparation technique on
Khavari S., 2011, Reinforcement of the properties and in vivo efficacy of
chitosan nanoparticles obtained by an benzocaine-loaded ethosomes, J. Liposome.
ionic cross-linking process, Iran. Polymer J., Res., 4: 1–8
20(5): 445-456 Malaekeh-Nikouei B., Malaekeh-Nikouei M., Oskuee
Kamiya H., dan Iijima M., 2010, Topical Review: R. K., dan Ramezani M., 2009,
Surface modification and characterization Preparation, characterization, transfection
for dispersion stability of inorganic efficiency, and cytotoxicity of liposomes
nanometer-scaled particles in liquid media, containing oligoamine-modified
Sci. Technol. Adv. Mater., 11: 044304 cholesterols as nanocarriers to Neuro2A
Kawashima, Y., Yamamoto, H., Takeuchi, H., and cells, Nanomedicine: Nanotechnology, Biology,
Kuno, Y., 2000, Mucoadhesive DL- and Medicine, 5: 457-462
lactide/glycolide copolymer nanospheres Martien R., Loretz B., Bernkop-Schnűrch A., 2006,
coated with chitosan to improve oral Oral Gene Delivery: Design of polymeric
delivery of elcatonin, Pharmaceutical carrier systems shielding toward intestinal
Development and Technology, 5(1): 77-85 enzymatic attack, Biopolymers, 83: 327-336
Keefe A. D., Pai S., dan Ellington A., 2010, Martien R., Loretz B., Sandbichler AM., Bernkop-
Aptamers as therapeutics, Nature Reviews- Schnűrch A., 2008, Thiolated chitosan
Drug Discovery, 9: 537-550 nanoparticles: transfection study in the
Ko S., dan Lee S. C., 2010, Effect of nanoliposomes Caco-2 differentiated cell culture,
on the stabilization of incorporated retinol, Nanotech., 19: 1-9
African Journal of Biotechnology, 9(37): 6158- Masotti A., Marino F., Ortaggi G., dan Palocci C.,
6161 2007, Fluorescence and Scanning Electron
Kumar M. N. V. R., Bakowsky U., dan Lehr, C. M., Microscopy of Chitosan/DNA
2004, Preparation and characterization of Nanoparticles for Biological Applications,
cationic PLGA nanospheres as DNA Modern Research and Educational Topics in
carriers, Biomaterials, 25: 1771-1777 Microscopy, pp. 690-696
Lee J. H., Yigit M. V., Mazumdar D., dan Lu Y., Mi F. L., Sung H. W., dan Shyu S. S., 2002, Drug
2010, Molecular diagnostic and drug release from chitosan-alginate complex

142 Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012


Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K. Irianto, Verda Farida, Dian Purwita Sari

beads reinforced by a naturally occurring Saha P., Goyal AK., Rath G., 2010, Formulation and
cross-linking agent, Carbohydrate Polymers, evaluation of chitosan-based ampicillin
48: 61-72 trihydrate nanoparticles, Tropic. J.
Min K., Jo H., Song K., Cho M., Chun Y.S., Jon S., Pharmaceut. Res., 9(5): 483-488
Kim W. J., Ban C. 2011, Dual-aptamer- Schellenkens R. C. A., Baltink J. H., Woesthuis E.
based delivery vehicle of doxorubicin to M., Stellaard F., Kosterink J. G. W.,
both PSMA (+) and PSMA (−) prostate Woerdenbag H. J., dan Frijlink H. W.,
cancers, Biomaterials, 32: 2124-2132 2012, Film coated tablets (ColoPulse
Muttil P., Prego C., Garcia-Contreras L., Pulliam B., technology) for targeted delivery in the
Fallon J. K., Wang C., Hickey A. J., dan lower intestinal tract: Influence of the core
Edwards D., 2010, Immunization of composition on release characteristics,
guinea pigs with novel hepatitis B antigen Pharmaceutical Development and Technology,
as nanoparticle aggregate powders 17(1): 40-47
administered by the pulmonary route, Smith J., Wood E., dan Dornish M., 2004, Effect of
AAPS J., 12: 330–337 chitosan on epithelial cell tight junctions,
Oh D., dan Lee K., 2008, Preparation of Pharm. Res., 21(1): 43-9
nanoliposome encapsulating proteins and Stoltenburg R., Reinemann C., dan Strehlitz B.,
protein encapsulated nanoliposome, US 2007, SELEX-A (r)evolutionary method to
Patent Application Publication, Pub. No. US generate high-affinity nucleic acid ligands,
2008/0213346 A1 Biomolecular Engineering, 24: 381-403
Ozalp V. C., Eyidogan F., dan Oktem H. A., 2011, Tiyaboonchai W., 2003, Chitosan nanoparticles: A
Aptamer-gated nanoparticles for smart promising system for drug delivery,
drug delivery, Pharmaceuticals, 4: 1137-1157 Naresuan Univ. J., 11(3): 51-66
Park J. S., Na K., Woo D. G., Yang H. N., Kim J. Tonnis W. F., Kersten G. F., Frijlink H. W.,
M., Kim J. H., Chung H. M., dan Park K. Hinrichs W. L. J., de Boer A. H., Amorij J.
H., 2009, Non-viral gene delivery of DNA P., 2012, Pulmonary Vaccine Delivery: A
polyplexed with nanoparticles transfected Realistic Approach?, Journal of Aerosol
into human mesenchymal stem cells, Medicine and Pulmonary Drug Delivery, 25(5):
Biomaterials, 249-260
doi:10.1016/j.biomaterials.2009.09.023 Vij N., Min T., Marasigan R., Belcher C. N., Mazur
Poelstra K., Greupink R., dan Beljaars L., 2010, S., Ding H., Yong K. T., dan Roy I., 2010,
Review: Targeting fibrosis with selective Development of PEGylated PLGA
drug carriers, Arab J. Gastroenterol., 10: S27- nanoparticle for controlled and sustained
S29 drug delivery in cystic fibrosis, J.
Poelstra K., Prakash J., dan Beljaars L., 2012, Drug Nanobiotech., 8: 22
targeting to the diseased liver, Journal of Vllasaliu D., Exposito-Harris R., Heras A., Casettari
Controlled Release, 161: 188-197 L., Garnett M., Illum L., dan Stolnik S.,
Prakash J., Beljaars L., Harapanahalli A. K., Zeinstra- 2010, Tight junction modulation by
Smith M., Jager-Krikken A., Hessing M., chitosan nanoparticles: Comparison with
Steen H., Poelstra K., 2010, Tumor- chitosan solution, Int. J. of Pharm., 400(1-2):
targeted intracellular delivery of anticancer 183-193
drugs through the mannose-6- Wang X., Jiang Y., Wang Y. W., Huang M. T., Ho C.
phosphate/insulin-like growth factor II T., dan Huang Q., 2008, Enhancing anti-
receptor, Int. J. Cancer, 126: 1966-1981 inflammation activity of curcumin through
Rachmawati H., Reker-Smit C., Hooge M. N. L., O/W nanoemulsions, Food Chemistry, 108:
Loenen-Weemaes A. M. V.,Poelstra K., 419-424
Beljaars L., 2007, Chemical Modification Wu Y., Yang W., Wang C., Hu J., and Fu S., 2005,
of Interleukin-10 with Mannose 6- Chitosan nanoparticle as a novel delivery
Phosphate Groups Yields a Liver-Selective system for ammonium glycyrrhizinate,
Cytokine, DMD, 35: 814-821 International Journal of Pharmaceutics, 295:
Rafeeq M. P. E., Junise V., Saraswathi R., Krishnan 235-245
P. N., Dilip C., 2010, Development and Xia S., Xu S., dan Zhang X., 2006, Optimization in
characterization of chitosan nanoparticles the Preparation of Coenzyme Q10
loaded with isoniazid for the treatment of Nanoliposomes, Journal of Agricultural and
Tuberculosis, RJPBCS, 1(4): 383 Food Chemistry, JF060405O
Ravichandran R., 2009, Nanoparticles in drug Xie H., dan Smith J. W., 2010, Fabrication of PLGA
delivery: Potenial green nanobiomedicine nanoparticles with a fluidic
applications, Int. J. Green Nanotech. Biomed., nanoprecipitation system, Journal of
1: B108-B130 Nanobiotechnology, 8: 18

Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 143


Perkembangan Teknologi Nanopartikel …

Yan A. C. dan Levy M., 2009, Aptamers and 2011, Mechanism and consequence
aptamer targeted delivery: Special focus of chitosan-mediated reversible epithelial
review, RNA Biology, 6(3): 316-320 tight junction opening, Biomaterials, 36(26):
Yeh T. H., Hsu L. W., Tseng M. T., Lee P. L., 6164-73
Sonjae K., Ho Y. C., dan Sung H. W.,

144 Majalah Farmaseutik, Vol. 8 No. 1 Tahun 2012

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai