Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia
rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan
dan anak mendapatkan kepuasan dalambermain, yang berarti mengemabngkan dirinya sendiri.
Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan
memahami keberanaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Dalam kenyataan sekaran ini sering dijumpai bahwa kreativitas anak tanpa disadari telah
terpasung di tengah kesibukan orang tua. Namun kegiatan bermain bebas sering menjadi kunci
pembuka bagi gudang-gudang bakat kreatif yang dimiliki setiap manusia. Bermain bagi anak
berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan kompetensinya dalam usaha
mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak.Fungsi bermain bagi anak usia dini
dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakn dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat
maupun tanpa alat akan sangat membantu perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif
pada umumnya, dan mengembangkan daya kreativitas anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bermain?
2. Bagaimana fungsi bermain bagi perkembangan anak?
3. Apa saja kecenderungan umum yang terjadi pada anak-anak?
4. Bagaimana terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan bermain
2. Mengetahui fungsi bermain bagi perkembangan anak
3. Mengetahui kecenderungan umum yang terjadi pada anak-anak
4. Mengetahui terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang yang dimaksud dengan bermain
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang fungsi bermain bagi perkembangan anak
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kecenderungan umum yang terjadi pada anak-anak
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata,
belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan
mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya. (Miller dan Keong,
1983).Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah :
“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama
dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak diantaranya :
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan pada
sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam
sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.Hal tersebut dapat
dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di
kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya.Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang
melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih cepat berkembang
dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar
menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan
digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,
seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
C. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatasnya, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian, selama
anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus
tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keiginan, dan fantasi serta ide-idenya. Seperti yang telah di uraikan
diatas pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat mengekspresikannya.
3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan akan
menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada
dalam pikirannya. Pada saat melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah
dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat
menyelesaikannya dengan baik.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit. Stress
yang dialami anak dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan sebagaimana juga yang
dialami orang tua. Untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua
untuk dapat beradaptasi dengan stressor yang dialaminya di rumah sakit secara efeAKTORktif.
Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti dapat menurunkan
rasa cemas, takut, nyeri dan marah.
b. Bermain Bersenang-senang
Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga anak
merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain ini adalah
tergantung dari stimulasi yang diberikan pada anak, mengingat sifat dari bermain ini hanya
memberikan kesenangan pada anak tapa memperdulikan kehadiran orang lain, seperti bermain
boneka-bonekaan, binatang-binatangan, dan lain-lain.
c. Bermain Keterampilan
Bermain ini menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan keterampilan anak yang
diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil dalam sebagai hal. Sifat permainan ini adalah
sifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti
bermain dalam bongkar pasang gambar, disni anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam
meletakkan gambar yang telahdi bongkar, kemudian bermain latihan memakai baju dan lain-lain.
d. Bermain Dramtik
Macam bermain ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpura-pura dalam
berpeilaku seperti anak memperankan sebagai orang dewasa, seorang ibu dan guru dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan
sesuatu. Permainan dramatic ini dapat dilakukan apabila anak sudah mampu berkomunikasi dan
mengenal kehidupan social.
e. Bermain Menyelidiki
Macam bermain ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam
menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk mengetahui
isinya dan permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari
orang lain agar selalu bertambah dalam kemampuan kecerdasan anak.
f. Bermain Konstruksi
Bermain ini bertujuan untuk menyusun sesuatu pbjek permainan agar menjadi sebuah
konstruksi yang benar seperti permainan menyusun balok. Sifat dari permainan ini adalah aktif di
mana anak selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permaianan dan akan dapat
membangun kecerdasan pada anak.
b. Pararel Play
Bermain secara sendiri tetapi di tengah-tengah anak lain yang sedang bermain akan tetapi
tidak ikut dalam kegiatan orang lain. Sifat dari bermain ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi
masih masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan
tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.
c. Associative Play
Permainan kelompok dengan tanpa tujuan kelompok. Yang mulai dari usia toddler dan
dilanjutkan sampai usia prasekolah dan merupakan permainan dimana anak dalam kelompok
dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisir secara formal.
d. Cooperative Play
Suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada
memimpin yang di mulai dari usia prasekolah. Permainan ini dilakukan pada usia sekolah dan
remaja.
e. Onlooker Play
Anak melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain, walaupun
anak dapat menanyakan permainan itu dan biasanya dimulai pada usia toddler.
f. Therapeutic Play
Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat membantu mengurangi stres, memberikan
instruksi dan perbaikan kemampuan fisiologis (Vessey & Mohan, 1990 dikutip oleh Supartini,
2004). Permainan dengan menggunakan alat-alat medik dapat menurunkan kecemasan dan untuk
pengajaran perawatan diri pada anak-anak. Pengajaran dengan melalui permainan dan harus
diawasi seperti: menggunakan boneka sebagai alat peraga untuk melakukan kegiatan bermain
seperti memperagakan dan melakukan gambar-gambar seperti pasang gips, injeksi, memasang
infus dan sebagainya.
2. Waktu
Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan
dapat optimal.
3. Alat permainan
Untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak
serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
4. Ruang untuk bermain
Bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.
6. Teman bermain
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak
dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan orangtua, maka
hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab. Ada juga yang disebut dengan Alat Permainan
Edukatif (APE). APE Merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan
secara optimal dan perkembangan anak,dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat
mengembangkan kemampuan fisiknya,bahasa,kemampuan kognitifnya,dan adaptasi
sosialnya.Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal,maka alat permainan ini harus
aman,ukurannya sesuai dengan usia anak,modelnya jelas,menarik,sederhana,dan tidak mudah
rusak.
Dalam penggunaan alat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada masyarakat kurang
memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli permainan tanpa memperdulikan
jenis kegunaan yang mampu mengembangkan aspek tersebut,sehingga terkadang harganya
mahal,tidak sesuai dengan umur anak dan tipe permainannya sama.
Untuk mengetahui alat permainan edukatif,ada beberapa contoh jenis permainan yang dapat
mengembangkan secara edukatif seperti : permainan sepeda roda tiga atau dua, bola, mainan
yang ditarik dan didorong jenis ini mempunyai pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau
motorik kasar,kemudian alat permainan gunting, pensil, bola, balok, lilin jenis alat ini dapat
digunakan dalam mengembangkan motorik halus, alat permainan buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka , pensil warna, radio dan lain-lain, ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan kognitif atau kecerdasan anak, alat permainan seperti buku gambar, buku cerita,
majalah, radio, tape dan televise tersebut dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan
bahasa, alat permainan seperti gelas plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki semuanya dapat
digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dan alat permainan seperti
kotak, bola dan tali, dapat digunakan secara bersama dapat dilakukan untuk mengembangkan
tingkah laku social.
Selain menggunakan alat permainan secara edukatif, harus ada peran orang tua atau
pembimbing dalam bermain yang memiliki kemampuan tentang jenis alat permainan dan
kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain
seperti kapan harus berhenti dan kapan harus dimulai, memberikan kesempatan untuk mandiri.
Dalam bermain pada anak tidaklah sama dalam setiap usia tumbuh kembang melainkan
berbeda, hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas-
tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memperhatikan tugas
masing-masing umur tumbuh kembang. Adapun karakteristik dalam setiap tahap usia tumbuh
kembang anak:
Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflex, melatih kerja
sama antara mata dan tangan, mata dan telinga dalam berkoordinasi, melatih mencari objek yang
ada tetapi tidak kelihatan, melatih mengenal asal suara, kepekaan perabaan, keterampilan
dengan gerakan yang berulang, sehingga fungsi bermain pada usia ini sudah dapat memperbaiki
pertumbuhan dan perkembangan.
Jenis permainan ini permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain: benda (permainan)
aman yang dapat dimasukkan kedalam mulut, gambar bentuk muka, boneka orang dan binatang,
alat permaianan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permaian berupa selimut,
boneka, dan lai-lain.
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di suatu rumah
sakit, antara lain :
1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur
medis
6. Memberi peralihan dan relaksasi
7. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing
8. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan,
9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang
lain
10. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
11. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang
dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,
menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan
mental serta sosial anak. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-
motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat
bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan
jenis permainan yang berbeda, dikatakan bermain aktif jika anak berperan secara aktif dalam
permainan, selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain
tersebut adalah pasif, maka anak akan memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan
orang lingkungan yang memberikan respons secara aktif. Bermain juga menyediakan kebebasan
untuk mengekspresikan emosi dan memberikan perlindungan anak terhadap stres, sebab bermain
membantu anak menanggulangi pengalaman yang tidak menyenangkan, pengobatan dan
prosedur invasif. Dengan demikian diharapkan respon anak terhadap hospitalisasi berupa
perilaku agresif, regresi dapat berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani
perawatan di rumah sakit.
B. Saran
Setelah mempelajari materi di atas diharapkan seluruh mahasiswa memahami tentang definisi
bermain, fungsi bermain bagi perkembangan anak, kecenderungan umum yang terjadi pada
anak-anak dan terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi. Berharap dengan adanya makalah
ini kami serta teman – teman semua menjadi lebih paham dan mendapat ilmu dari membaca
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Perry, A,G & Potter, P.A. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC.
Alimul Hidayat, A.Aziz.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:salemba medika.
Soetjiningsih.2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:Idai
Pendahuluan
Bermain merupakan kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan anak, Perlu mendapat
perhatian dari keluarga, Merangsang perkembangan motorik, kognitif dan bahasa.
Bermain adalah : cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari olehnya (Muller & Keane, 1983).
Bermain sama dengan bekerja pada dewasa, merupakan cara efektif menurunkan stress
pada anak, meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional anak (Chambell & Glase,
1995)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri/sukarela
untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, inteketual, emosional, dan sosial. Bermain
juga merupakan media belajar bagi anak karena dengan bermain, anak akan
berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000).
Dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan keinginan anak dalam mengatasi konflik
yang tidak disadarinya serta untuk memperoleh kepuasan.
Klasifikasi Bermain
Berdasarkan Variasi Keaktifan Anak :
1. Bermain Aktif
• Bermain mengamati / menyelidiki (explolatory play)
Perhatian pada alat, memperhatikan, mengocok, mencium, meraba, menekan, dll.
• Bermain konstruksi (Construction Play)
Menyusun balok, pasir, dll.
• Bermain Drama (Dramatic Play)
Main sandiwara boneka, rumah-rumahan dengan saudara atau teman-temannya.
2. Bermain fasip
• Anak berperan pasif (melihat – mendengar)
• Ideal, bila dilakukan saat anak lelah bermain aktif.
Contoh :
Melihat gambar di buku/majalah
Mendengar cerita
Mendengar musik
Fungsi Bermain
Aktivitas bermain pada anak mempunyai berbagai fungsi yang mengarah kepada
rangsangan yang berkaitan perkembangan fungsi tubuhnya, diantaranya :
1. Perkembangan sensori motorik :
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan objek tertentu. Misal : mengambil dan
memegang pensil, memegang sendok dll.
2. Perkembangan kognitif :
Membantu mengenal benda-benda disekitar lingkungan anak beserta mengenal
kegunaannya (misal : mengenal bentuk, warna dll), dan membantu perkembangan
kemampuan berbahasa .
3. Mengembangkan kreativitas:
Membantu mengembangkan dan mencoba ide-ide baru. (misal : menyusun balok,
mengelompokkan warna dan jenis benda yang sama).
4. Perkembangan Sosial :
Dapat diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran
dalam kelompok, mendapat pengalaman yang berkaitan dengan perasaan. (misal:
mendapat peran ketua kelompok dll).
5. Kesadaran diri (Self awarenes) :
Bermaian dapat memberi pengalaman pada anak untuk belajar memahami kemapuan diri,
mengetahui kelemahan dan tingkah laku dirinya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral :
Dalam bermain terjadi interaksi dengan orang lain dimana anak belajar untuk bertingkah
laku agar diterima dan disenangi sesuai harapan teman, berusaha untuk menyesuaikan
dengan aturan kelompok dan belajar bertingkah laku sesuai harapan orang disekitarnya.
7. Pengobatan (terapi):
Dengan bermain memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak (misal: perasaan marah, benci dll).
8. Komunikasi:
Bermain sebagai alat untuk mengembangkan komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat menyatakan secara verbal (misal dengan menggambar, bermain peran dll).
Keuntungan Bermain
• Membuang ekstra energi
• Mengoptimalkan pertumbuhan
• Meningkatkan napsu makan
• Belajar kontrol diri
• Perkembangan keterampilan
• Meningkatkan kreatifitas
• Menemukan arti benda sekitar
• Mengatasi kemarahan, kecemasan, iri dan duka
• Bergaul dengan anak lain
• Belajar menang – kalah
• Belajar aturan
• Mengembangkan intelektual
A. Pengertian Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat
yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan
maupun pengembangan imajinasi pada anak. Bermain merupakan hak asasi bagi anak
usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa pra sekolah. Kegiatan bermain
bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan
kepibadiannya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi waktu, tetapi media
bagi anak untuk belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak pra sekolah
mempunyai nilai positif terhadap perkembangan kepribadiannya.
Di bawah ini merupaka pengertian bermain menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
• Menurut Piaget (Mayesty, 1990: 42)
Piaget menyatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang diulang-ulang yang
menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri sendiri.
• Buhler dan Danziger (Roger dan Sawyers, 1995: 95)
Berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan.
• Hurlock (Rita Kurnia: 2011: 2)
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan atau
tekanan dari pihak luar.
• Dockett dan Fleer (2000: 41-43)
Bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan
memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain
merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti
belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.
B. Teori Bermain
Secara umum teori-teori tentang bermain dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
1. Teori Klasik (abad ke-19 sampai perang Dunia I)
a. Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer), menyebutkan bahwa manusia mempunyai
energi lebih (energi surplus) yang digunakan untuk bermain.
b. Teori Relaksasi/Rekreasi (Schaller dan lazarus), Menyebutkan bahwa bermain
mengisi kembali energi yang telah terpakai dalam bekerja.
c. Teori Insting (Karl Groos), merupakan semacam latihan awal dimana bermain
mempersiapkan anak-anak untuk peran-peran yang akan dilakukan dikemudian hari.
d. Teori Rekapitulasi (G.Stanley Hall), mengatakan bahwa anak-anak mengulangi
aktivitas leluhurnya, karena itu pegalaman-pengalaman nenek moyang/ leluhur akan
tertampil di dalam kegiatan bermain pada anak.
2. Teori Modern (setelah perang Dunia I)
a. Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, memandang bermain sama seperti fantasi
atau lamunan. Melalui bermain ataupun fantasi seseorang dapat memproyeksikan
harapan-harapan maupun konflik serta pengalaman yang tidak menyenangkan. Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya bagi seseorang dalam memenuhi harapan yang tidak
dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata, mengatasi konflik dan pengalaman yang
tidak menyenangkan. Selain itu bermain anak sebagai alat yang penting bagi pelepasan
emosinya serta untuk mengembangkan rasa harga diri ketika anak dapat menguasai
tubuhnya, benda-benda serta sejumlah ketrampilan sosial.
b. Teori Perkembangan Kognitif dari Jean Piage (1963), berpendapat bahwa anak
menciptakan sendiri penengetahuan mereka tentang dunianya melalui interaksi mereka
ketika bermain. Karena perkembangan bermain berhubungan dengan perkembangan
kognitif maka perkembangan kognitif anak juga mempengaruhi kegiatan bermainnya.
c. Teori dari Lev Vygotsky (1967), yang menekankan pemusatan hubungan sosial
sebagai hal penting yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Menuruta Vigotsky
bermain akan membantu perkembangan bahasa dan berpikir. Struktur mental terbentuk
melalui penggunaan tanda-tanda (signs) serta alat-alat dan bermain dapat membaarntu
pembentukan struktur tersebut. bermain juga membebaskan anak dari ikatan atau
hambatan yang didapat dari lingkungannya. Dalam hal ini bermain memberi
kesempatan pada anak untuk melakukan kontrol yang lebih besar terhadap situasi yang
dihadapi pada situasi real (sesuai realita yang ada). Anak-anak bermain menggunakan
arti-arti (meanings) tertentu karenanya anak dapat mencapai proses berpikir yang lebih
tinggi.
d. Teori dari Jerome Singer (1973) memandang bermain khayal merupakan usaha anak
untuk menggunakan kemampuan fisik dan mental guna mengatur atau mengorganisasi
pengalaman-pengalamnya. Bermain digunakan anak untuk menjelajahi dunianya,
mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan
kreativitasnya.
e. Teori dari Michael Ellis (1973) memandang bahwa bermain sebagai bentuk
pemrosesan informasi. Makhluk hidup secara menta selalu aktif, mereka terus menerus
berusaha membuat informasi yang sudah diperoleh menjadi berarti. Anak-anak
menggunakan bermain sebagai cara untuk menciptakan informasi dari dalam dirinya
sendiri melalui bermain khayal.
Selain fungsi bermain sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, dari hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, diperoleh temuan bahwa bermain mempunyai
manfaat yang besar bagi perkembangan anak, diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek fisik.
Ketika bermain anak mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak
melibatkan gerakan-gerakan tubuh, sehingga membuat tubuh anak menjadi sehat.
selain itu, anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan, dan anak juga dapat
menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan sehingga anak tidak merasa gelisah.
2. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus.
Aspek motorik kasar dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain, misalnya anak
yang bermain kejar-kejaran untuk menangkap temannya. Aspek motorik halus dapat
dikembangkan melalui kegiatan bermain mewarnai, menggambar bentuk-bentuk
tertentu atau meronce berbagai bentuk dengan variasi berbagai bahan.
3. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek sosial.
Dengan bermain anak belajar berkomunikasi dengan sesama teman baik dalam hal
mengemukakan isi pikiran dan perasaannya maupun memahami apa yang diucapkan
oleh teman,sehingga hubugan dapat terbina dan dapat saling tukar informasi.
4. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Melalui
bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya dalam hidupnya sehari-
hari. Selain itu, bermain bersama sekelompok teman anak akan mempunyai penilaian
terhadap dirinya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri, rasa percaya diri,
dan harga diri karena ia merasa mempunyai kompetensi tertentu.
5. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek kognitif
Pada usia dini anak diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran,
bentuk, arah, besaran sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika,
dan ilmu pengetahuan sosial. Pemahaman konsep-konsep ini lebih mudah diperoleh
jika dilakukan melalui kegiatan bermain.
6. Manfaat bermain untuk mengasah ketajaman penginderaan.
Penginderaan menyangkut penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan
perabaan. Melalui kegiatan bermain kelima aspek penginderaan dapat diasah agar
anak menjadi lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang berlangsung di
lingknungan sekitarnya.
7. Manfaat bermain untuk mengembangkan keterampilan olah raga dan menari.
Dalam kegiatan bermain olahraga anak melakukan gerakan-gerakan olahraga seperti
berlari, melompat, menendang dan melempar bola sehingga anak akan memiliki tubuh
yang sehat, kuat dan cekatan. Dalam kegiatan menari anak melakukan gerakan-
gerakan yang lentur dan tidak canggung-canggung sehingga anak akan memiliki rasa
percaya diri.
Dengan bermain anak dapat menilai dirinya sendiri. Kelebihan dan kekurangannya
sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positif yaitu mempunyai rasa
percaya diri dan harga diri. Anak akan belajar cara bersikap dan bertingkah laku agar
dapat bekerja sama dengan orang lain, jujur, murah hati dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Soe, Dockett dan Fleed, Marilyn. 2000. Play and pedagogy in early childhood.
Australia : Harcout
Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Permainan PAUD. Jakarta: Grasindo