TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Etiologi
Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering
terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21% . Sedangkan
glomerulonefritis menjadi yang ketiga dengan 17%. Infeksi nefritis
tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau nefropati refluks) dan penyakit ginjal
polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab yang tidak sering terjadi yakni uropati
obstruktif , lupus eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %. (US Renal System, 2000
dalam Price & Wilson, 2006). Penyebab gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di Indonesia tahun 2000 menunjukkan glomerulonefritis menjadi
etiologi dengan prosentase tertinggi dengan 46,39%, disusul dengan diabetes
melitus dengan 18,65%, obstruksi dan infeksi dengan 12,85%, hipertensi dengan
8,46%, dan sebab lain dengan 13,65% (Sudoyo, 2006).
1
1.1.3 Patofisiologi (Patway)
2
1.1.4 Manifestasi Klinis ( Tanda Dan Gejala )
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah
tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat
kerusakan ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien
gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :
1.1.4.1 Manifestasi Kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema
periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
1.1.5.2 Manifestasi Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
1.1.5.3 Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
1.1.5.4 Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
1.1.5.5 Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
1.1.5.6 Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
1.1.5.7 Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
1.1.5 Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001)
serta Suwitra (2006) antara lain adalah :
1.1.6.1 Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme,
dan masukan diit berlebih.
3
1.1.6.2 Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
1.1.6.3 Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
1.1.6.4 Anemia akibat penurunan eritropoitin.
1.1.6.5 Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan
peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion
anorganik.
1.1.6.6 Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
1.1.6.7 Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
1.1.6.8 Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
1.1.6.9 Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.
4
anatomi sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan
prostat.
1.1.7.8 Renogram, Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan
(vaskuler, parenkhim) serta sisa fungsi ginjal.
1.1.7.9 Pemeriksaan Radiologi Jantung, Mencari adanya kardiomegali, efusi
perikarditis
1.1.7.10 Pemeriksaan radiologi Tulang, Mencari osteodistrofi (terutama pada
falangks /jari) kalsifikasi metatastik.
1.1.7.11 Pemeriksaan radiologi Paru, Mencari uremik lung yang disebabkan
karena bendungan.
1.1.7.12 Pemeriksaan Pielografi Retrograde, Dilakukan bila dicurigai adanya
obstruksi yang reversible
1.1.7.13 EKG, Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri,
tanda-tanda perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit
(hiperkalemia)
1.1.7.14 Biopsi Ginjal dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal
ginjal kronis atau perlu untuk mengetahui etiologinya.
1.1.7.15 Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1.1.7.15.1 Laju endap darah
1.1.7.15.2 Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada
(anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus /
nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna
kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan tubular,
amrasio urine / ureum sering 1:1.
5
1.1.7.16 Ureum dan Kreatinin
Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10 mg/dL diduga
tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
1.1.7.17 Hiponatremia
1.1.7.18 Hiperkalemia
1.1.7.19 Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
1.1.7.20 Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
1.1.7.21 Gula darah tinggi
1.1.7.22 Hipertrigliserida
1.1.7.23 Asidosis metabolik
6
Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah memerlukan dialisi
tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis
juga diiperlukan bila :
1) Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
2) Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
3) Overload cairan (edema paru).
4) Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran.
5) Efusi perikardial.
6) Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang memburuk.
Menurut Sunarya, penatalaksanaan dari CKD berdasarkan derajat LFG nya, yaitu:
7
1.2 Konsep Kebutuhan Nutrisi
1.2.1 Definisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah
kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau
gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry,
2010; 274).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses
tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat. (AAA, Hidayat, 2006;38).
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. (AAA,
Hidayat, 2006; 52).
Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan metabolic yang dibutuhakan oleh tubuh. (Lynda
Juall,Carpenito,2006)
8
tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Jumlah karbohidrat yang
cukup dapat diperoleh dari susu, padi – padian, buah – buahan, sukrosa, sirup,
tepung, dan sayur – sayuran. (AAA.Hidayat.2011; 42).
1.1.1.2.2 Lemak
Merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, dan
K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri atas lemak alamiah sekitar
98% (diantaranya trigliserida dan gliserol), sedangkan 2%-nya adalah asam lemak
bebas (diantaranya monogliserida, digleserida, kolesterol, serta fosfolipid
termasuk lesitin, sefalin, sfingomielin, dan serebrosid). Lemak merupakan sumber
yang kaya akan energi dan pelindung organ tubuh terhadap suhu, seperti
pembuluh darah, saraf, organ, dan lain lain. Lemak juga dapat membantu
memberikan rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung). Komponen
lemakdalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit, khususnya asam linoleat
yang rendah dan berat badan kurang. Namun, apabila jumlah lemak pada anak
terlalu banyak dapat menyebabkan terjadi hiperlipidemia, hiperkolesterol,
penyumbatan pembuluh darah, dan lain – lain. Jumlah lemak yang cukup dapat
diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, dagig, ikan, keju, kacang – kacangan,
dan minyak sayur (Pudjiadi, 2001).
1.1.1.2.3 Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma
sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup pentig untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga
keseimbangan osmotik plasma. Protein terdiri atas dua puluh empat asam amino,
diantaranya sembilan asam amino esensial (seperti treonin, valin, leusin, isoleusin,
lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino
nonesensial. Protein tersebut dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang
cukup. Jika jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal.
Demikian juga jika jumlahnya kurang, maka dapat menyebabkan kelemahan,
edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan kwasiorkor dan
marasmus. Kwasiorkor terjadi apabila kekurangan protein dan marasmus
9
merupakan kekurangan protein dan kalori. Komponen zat gizi protein dapat
diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan
paid – padian. (Pudjiadi, 2001).
1.1.1.2.4 Air
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler,
sebagai medium untuk ion, transpor nutrien dan produk buangan, serta pengaturan
suhu tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
(AAA.Hidayat.2011; 43).
1.1.1.2.5 Vitamin
Vitamin merupakan zat organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sedikit dan akan menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh tidak
memperolehnya dalam jumlah yang mencukupi. (Asmadi.2008; 70).
Digunakan untuk mengatalisasi metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta pertahanan tubuh. Vitamin yang dibutuhkan tubuh antara
lain sebagai berikut:
Vitamin A (retinol) mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi
mata, pertumbuhan tulang dan gigi, serta pembentukan maturasi epitel. Vitamin
ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh –
tumbuhan, sayur – sayuran dan buah – buahan.
Vitamin B kompleks (tiamin). Kekurangan vitamin dapat menyebabkan
penyakit beri – beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia,
takikardi, edema, dan peningkatan kadar asam piruvat dalam darah. Kebutuhan
vitamin ini dapat diperoleh dari hati, daging, susu, padi, biji – bijian, kacang, dan
lain- lain.
Vitamin B2 (riboflavin) vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang
cukup karena jika tidak akan menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, dan
gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, keju, hati,
daging, telur, ikan sayur – sayuran hijau, dan padi.
Vitamin B12 (sianokobalamin) kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan anemia. Vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan telur,
susu, dan keju.
10
Vitamin C (asam askornat) kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
lamanya proses penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diperoleh dari tomat,
semangka, kubis, dan sayur – sayuran hijau.
Vitamin D, berguna untuk mengatur penyerapan serta pengendapan
kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, juga
mengatur kadar alkalin fosfatase serum. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan osteomalasia. Vitamin ini dapat
diperoleh dari susu, margarin, minyak sayur, minyak ikan, sinar matahari, dan
sumber ultaraviolet lain.
Vitamin E berfungsi untuk meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A,
dan asam linoleat; disamping menstabilkan membran sel. Apabila kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan
kehilangan keutuhan sel syaraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari minyak, biji –
bijian dan kacang – kacangan.
Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin, faktor koagulasi II,
VII, IX, dan X yang harus tersedia pada tubuh dalam jumlah yang cukup.
Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan dan metabolisme tulang
yang tidak stabil. Vitamin ini tersedia dalam sayur – sayuran hijau, daging, dan
hati. (Pudjiadi, 2001).
1.1.1.2.6 Mineral
Kalsium, berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot,
iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium dapat
diperoleh dari susu, keju, sayur – sayuran hijau, kerang, dan lain – lain.
Klorida, berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta keseimbangan asam
dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging, susu, dan telur.
Kromium, berguna untuk metabolisme glukosa dan metabolisme dalam insulin.
Kromium dapat diperoleh dari ragi.
Tembaga, berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin,
penyerapan besi, dan lain – lain. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging, ikan
padi, dan kacang – kacangan.
11
Fluor, berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang sehingga jika
kekurangan fluor dapat menyebabkan karies gigi. Sumber fluor terdapat dalam air,
makanan laut, dan tumbuh – tumbuhan.
Iodium, kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat
diperoleh dari garam.
Zat besi, merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin untuk
pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia dan
osteoporosis, sedangkan kelebihan zat besi menyebabkan sirosis, gastritis, dan
hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayur – sayuran
hijau, padi, dan tumbuh tumbuhan.
Magnesium, berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan
sangat penting dalam proses metabolisme. Kekurangan magnesium menyebabkan
hipokalsemia atau hipokalemia. Magnesium dapat diperoleh dari biji – bijian,
kacang – kacangan, daging, dan susu.
Mangan, berfungsi dalam aktivasi enzim. Mangan dapat diperoleh dari kacang –
kacangan, padi, biji – bijian, dan sayur – sayuran hijau.
Fosfor, merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan
fosfor dapat menyebabkan kelemahan oto. Fosfor dapat diperoleh dari susu,
kuning telur, kacang – kacangan, padi – padian, dan lain - lain.
Kalium, berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf,
keseimbangan cairan, dan pengaturan irama jantung. kalium dapat diperoleh dari
semua makanan.
Natrium, berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta pengaturan
keseimbangan asam, basa, dan cairan. Kekurangan natrium dapat menyebabkan
kram otot, nausea, dehidrasi, dan hipotensi. Natrium dapat diperoleh dari garam,
susu, telur, tepung, dan lain – lain.
Sulfur, membantu proses metabolisme jaringan syaraf. Sulfur dapat diperoleh
dari makanan protein.
Seng, merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang
penting dalam pertukaran CO2. Seng dapat diperoleh dari daging, padi – padian,
kacang – kacangan, dan keju. (AAA.Hidayat.2011; 42 – 46).
12
1.2.2 Etiologi
1.1.1.3 Fsiologi
1.1.2.1.1 Intake nutrient
1.1.2.1.2 Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
1.1.2.1.3 Pengetahuan
1.1.2.1.4 Gangguan penelan / menelan
1.1.2.1.5 Perasaan tidak nyaman setelah makan
1.1.2.1.6 Anoreksia
1.1.2.1.7 Nausea & vomitus
1.1.2.1.8 Intake kalori & lemak yg berlebihan
1.1.2.2 Kemampuan mencerna nutrient
Obstruksi mencerna cairan,mal absorbsi nutrient,DM
1.1.2.3 Kebutuhan metabolisme
Pertumbuhan,stres,kondisi yang meningkatkan bmr,kanker.
1.1.2.4 Gaya hidup dan betrlebihan
1.1.2.4.1 Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun
1.1.2.4.2 Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk dimakan
1.1.2.5 Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam
1.1.2.6 Tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas
,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar.
1.1.2.7 Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat
1.1.2.8 Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit
1.1.2.9 Alkohol & obat
13
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada
makanan . Obat obataan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat
gizi esensial .Obat obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi inteostin.
1.1.3 Klasifikasi
1.2.3.1 Kurang dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko
mengalami ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan
metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan. (Carpenito,
LJ.2012; 346).
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Wilkinson Judith, 2011; 503).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme. (AAA.Hidayat. 2006; 67).
Tanda klinis :
1.1.3.1.2 Berat badan 10-20% dibawah normal
1.1.3.1.3 Tinggi badan dibawah ideal
1.1.3.1.4 Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
1.1.3.1.5 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
1.1.3.1.6 Adanya penurunan albumin serum
1.1.3.1.7 Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
1.2.3.1.1 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
1.2.3.1.2 Disfagia karena adanya kelainan
1.2.3.1.3 Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa.
1.2.3.1.4 Nafsu makan menurun. (AAA.Hidayat. 2006; 67).
1.2.3.1.5 Lebih dari Kebutuhan Nutrisi
14
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan
berat badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan
metabolik. (Carpenito, LJ.2012; 360).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M,
2011; 512). Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
1.2.3.1.1 Berat badan lebih dari 10% berat ideal
1.2.3.1.2 Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
1.2.3.1.3 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
1.2.3.1.4 Adanya jumlah asupan yang berlebihan
1.2.3.1.5 Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1.2.3.1.1 Perubahan pola makan
1.2.3.1.2 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. (AAA.Hidayat.2006;
67).
1.2.3.1.3 Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. (AAA.Hidayat.2006; 68). Perubahan pola
makan normal yang mengakibatkan perubahan berat badan. (Taylor, M, 2010;
235). Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan
peningkatan berat badan (Taylor, M, 2010; 237).
1.2.3.2 Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya
adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan
kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dan lain – lain. (AAA.Hidayat.2006;
68).
1.2.3.2.1 Diabetes Melitus
15
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
1.2.3.2.2 Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
(AAA.Hidayat.2006; 68).
1.2.3.2.3 Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
1.2.3.5.1 Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak
secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
1.2.3.5.2 Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi. (AAA.Hidayat.2006; 69).
16
1.1.4 Patofisiologi (Patway)
Kelebihan nutrisi
Asam lambung refleks
Berkurangnya pemasukan
makanan
Kekurangan nutrisi
Sumber : https://www.scribd.com/document/293291281/Pathway-Gangguan-Nutrisi
17
1.1.5.1 Subjektif
1.1.5.1.2 Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
1.1.5.1.3 Merasakan ketidak mampuan
1.1.5.1.4 Melaporkan perubahan sensasi rasa
1.1.5.1.5 Melaporkan kurangnya makan
1.1.5.1.6 Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
1.1.5.2 Objektif
Tidak tertarik untuk makan
1.1.5.3 Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
1.1.5.4 Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan
kalori.
1.1.5.5 Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
1.1.5.6 Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
1.1.6.4 Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
1.1.6.5 Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
1.1.6 Komplikasi
18
1.1.6.1 Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
1.1.6.2 Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan
kalori.
1.1.6.3 Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
1.1.6.4 Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
1.1.6.5 Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
1.1.6.6 Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
19
1.1.7.7 Hematokrit
1.1.7.8 Keseimbangan nitrogen
1.1.7.9 Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,
penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar
kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
20
1.2.2 Pengkajian Fokus Keperawatan
1. Demografi.
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawahumur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal
seperti proses pengobatan, penggunaan obato - batan dan sebagainya. CKD
dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai
peranan penting sebagai pemicu kejadian CKD.
2 Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis,hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan
traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya
CKD.
3 Pola nutrisi dan metabolik.Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat
penurunan BB dalam kurun waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual,
muntah, asupan nutrisi dan air naik atau turun.4.
4 Pola eliminasiGejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan
input. Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi,
terjadi peningkatan suhu dan tekanan darahatau tidak singkronnya antara
tekanan darah dan suhu.
5 Pengkajian fisika.
a. Penampilan / keadaan umum.Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan
sensifitas nyeri. Kesadaran pasien daricompos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea,
nadi meningkat danreguler.c.
c. Antropometri. Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena
kekurangan nutrisi, atauterjadi peningkatan berat badan karena kelebihan
cairan.
d. Kepala.Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga,hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir
kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid
pada leher
21
f. DadaDispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat
otot bantunapas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan
pada paru(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara
tambahan pada jantung.
g. Abdomen.Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut
buncit.
h. Genital.Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi,
terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema,
pengeroposan tulang, danCapillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
mengkilat / uremia,dan terjadi perikarditis.
22
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. W
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : laki- laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kula Pembuang
TGL MRS : 06 – 03 – 2019
Diagnosa Medis : CKD
B. RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak mau makan karena nafsu makan berkurang,
gatal – gatal diseluruh badan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 06 Maret 2019 pasien drujuk ke RSUD Doris Sylvanus
Palangka Raya dari RS Murjani dengan keluhan tidak nafsu makan dan
gatal – gatal di seluruh badan dengan CKD, terpasang infus D5 500
ml/24 jam di tangan sebelah kanan
23
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Transfusi PRC 1 kolt di RS Murjani
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan atau menular
GENOGRAM KELUARGA:
Keterangan :
1. Meninggal Dunia
2. Pasien
3. Istri pasien
4. Tinggal Serumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien tampak duduk diatas ranjang, terpasang infus D5 di tangan
sebelah kanan, pasien tampak rapi.
2. Status Mental
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi Wajah : Sedih
c. Bentuk Badan : Normal
d. Cara Berbaring/Bergerak : Normal
e. Berbicara : Lancar & Jelas
24
f. Suasana Hati : Sedih
g. Penampilan : Rapi
h. Fungsi Kognitif:
Orientasi Waktu : Klien mengetahui waktu pagi, sore
dan malam
Orientasi Orang : Klien dapat membedakan keluarga,
perawat.
Orientasi Tempat : Klien mengetahui dirinya sedang
dirawat di RS
i. Halusinasi : Tidak Ada
j. Proses Berpikir : Tidak Ada
k. Insight : Baik
l. Mekanisme Pertahanan Diri : Adaptif
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
3. Tanda-tanda Vital
a. Suhu/T : 36,5oC Axilla
b. Nadi/HR : 95x/menit
c. Pernapasan/RR : 20x/menit
d. Tekanan Darah/BP : 150/110 mmHg
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan Merokok : Tidak Ada
Batuk : Tidak Ada
Batuk darah : Tidak Ada
Sputum : Tidak Ada
Sianosis : Tidak Ada
Nyeri Dada : Tidak Ada
Dyspnea nyeri dada Orthopnea Lainnya: Tidak Ada
Sesak Nafas Saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernapasan : Dada Perut Dada dan Perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya: Tidak Ada
25
Irama Pernapasan : Teratur Tidak Teratur
Suara Napas : Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Napas Tambahan : Wheezing Rochi kering
Ronchi basah Lainnya: Tidak Ada
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Nyeri dada Kram kaki Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill time > 2 detik < 2 detik
Oedema: Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
Asites
Ictus Cordis Terlihat Tidak Terlihat
Vena Jugularis Tidak Meningkat Meningkat
Suara Jantung Normal : Lub-Dup ( s1-s2 tunggal)
Ada Kelainan
Keluhan Lainnya: Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E : 4 membuka mata spontan
V : 5 komunikasi verbal baik
M : 6 mengikuti perintah
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran: Compos Menthis Somnolent Delirium
Apatis Soporus Coma
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Reflek Cahaya: Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
26
Nyeri, lokasi .....................
Vertigo Gelisah Aphasia Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang Tremor
Pelo
Uji Syaraf Kranial:
Nervus Kranial I : Fungsi penciuman baik
Nervus Kranial II : Penglihatan baik
Nervus Kranial III : Tidak ada gangguan pergerakan bola mata
Nervus Kranial IV : Tidak ada gangguan pergerakan mata keatas &
kebawah
Nervus Kranial V : Tidak ada gangguan pergerakan rahang
Nervus Kranial VI : Tidak ada gangguan pergerakan mata ke kiri
dan ke kanan
Nervus Kranial VII : Tidak ada gangguan pada ekspersi wajah
Nervus Kranial VIII : Fungsi pendengaran baik
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan
Nervus Kranial X : pita suara berfungsi dengan baik
Nervus Kranial XI : pergerakan leher baik
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menjulurkan lidah
Uji Koordinasi:
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari Positif Negatif
Jari ke hidung Positif Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempol kaki Positif Negatif
Uji Kestabilan Tubuh : Positif Negatif
Refleks:
Bisep : Kanan Skala: Kiri Skala:
Trisep : Kanan Skala: Kiri Skala:
Brakioradialis :
Patella : Kanan Skala: Kiri Skala:
Akhiles : Kanan Skala: Kiri Skala:
Babinski : Kanan Skala: Kiri Skala:
Refleks Lainnya: Tidak Ada
27
Keluhan Lainya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan :
28
9. Tulang – Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
Parese, lokasi : Tidak Ada
Paralise, lokasi : Tidak Ada
Hemiparese, lokasi : Tidak Ada
Krepitasi, lokasi : Tidak Ada
Nyeri, lokasi : Tidak Ada
Kekakuan, lokasi : Tidak Ada
Flasiditas, lokasi : Tidak Ada
Spastisitas, lokasi : Tidak Ada
Ukuran otot: Simetris
Atropi Hipertropi
Kontraktur Malposisi
Uji Kekuatan Otot: Ekstrimitas atas
Ekstrimitas bawah
Deformitas tulang, lokasi : Tidak Ada
Peradangan, lokasi : Tidak Ada
Perlukaan, lokasi : Tidak Ada
Patah tulang, lokasi : Tidak Ada
Tulang belakang: Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
29
Lesi Macula, lokasi : Tidak Ada
Pustula, lokasi : Tidak Ada
Nodula, lokasi : Tidak Ada
Vesikula, lokasi : Tidak Ada
Papula, lokasi : Tidak Ada
Ulcus, lokasi : Tidak Ada
Jaringan parut : Tidak Ada
Tekstur Rambut: Halus
Distribusi Rambut: Tidak Ada
Bentuk kuku : Simetris Irreguler
Clubbing Lainnya: Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan yang ditemukan
11. Sistem Penginderaan
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : Berkurang Kabur
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD): 6/6
Mata Kiri (VOS): 6/6
Sclera : Normal/putih Kuning/ikterus Merah/hifema
Konjunctiva: Merah muda Pucat/anemic
Kornea : Bening Keruh
Alat bantu: Kacamata Lensa kontak Lainnya
Nyeri : Tidak Ada
Keluhan Lainnya: Tidak Ada
b. Telinga/Pendengaran: Normal
Fungsi Pendengaran: Berkurang Berdengung Tuli
c. Hidung/Penciuman : Normal
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi : Tidak Ada
Patensi : Tidak Ada
30
Obstruksi : Tidak Ada
Nyeri tekan sinus: Tidak Ada
Transluminasi : Tidak Ada
Cavum Nasal: Warna: Tidak ada sekresi Integritas :-
Septum Nasal: Deviasi Perforasi Perdarahan
Sekresi, warna : Tidak ada sekresi
Polip Kanan Kiri Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
12. Leher dan Kelenjar Limfe
Massa Ya Tidak
Jaringan Parut Ya Tidak
Kelenjar Limfe Teraba Tidak teraba
Kelenjar Tiroid Teraba Tidak teraba
Mobilitas Leher Bebas Terbatas
13. Sistem Reproduksi
a. Reproduksi Pria
Kemerahan, lokasi
Gatal-gatal, lokasi
Gland penis, lokasi
Maetus Uretra
Discharge, warna
Scrotum
Hernia
Kelainan
b. Reproduksi Wanita
Kemerahan, lokasi
Gatal-gatal, lokasi
Perdarahan
Flour Albus
Clitoris
Labis
Uretra
31
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan :
Tafsiran Partus :
Keluhan Lain: Tidak Ada
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting :
Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna Aerola
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit:
Paien mengatakan “saya ingin sembuh dan ingin cepat pulang ke
rumah dan segera bekerja lagi.
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 160 cm
BB sekarang : 70 Kg
BB sebelum sakit : 90 Kg
Diet:
Biasa Cair Saring Lunak
Diet Khusus:
Rendah garam Rendah kalori TKTP
Rendah lemak Rendah purin Lainnya: Rendah Protein
Mual
Muntah............kali/hari
Kesukaran menelan Ya Tidak
Rasa haus
Keluhan Lainnya: Tidak Ada
32
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari 1 x/sehari 3x/sehari
Porsi ½ porsi 1 porsi
Nafsu makan Kurang Baik
Jenis makanan Bubur , sayur, lauk, Nasi, sayur, lauk,
buah buah
Jenis minuman Air putih Air putih dan teh
Jumlah minuman/cc/24 jam 300 cc 700 cc
Kebiasaan makan Tidak Teratur Teratur
Keluhan/masalah Tidak Nafsu Makakn Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
3. Pola istirahat dan tidur:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pol istirahat dan tidur
sebelum sakit. Tidur malam pasien sekitar 7-8 jam, tidur siang sekitar
1-2 jam, sesudah sakit tidur malam sekitar 8-9 jam, tidur siang
kadang-kadang
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
4. Kognitif:
Pasen dapat menerima keadaan yang dialaminya dan pasien
mengatakan “ Saya ingin cepat sembuh dari penyakit yang saya derita
dan saya ingin cepat kembali bekerja seperti biasa”
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran):
Gambaran diri : Pasien menyukai tubuhnya secara utuh, Idean diri :
pasien ingin cepat sembuh dari penyakit yang diderita.
Identitas diri : Pasien adalah seorang perempuan.
Harga diri ; Pasien sangat deperhatikan oleh keluarganya dan merasa
dihargai. Peran : Pasien Pegawai swasta.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
6. Aktivitas Sehari-hari
33
Pasien hanya duduk dan berbaring diatas tempat tidur. Apabila ingin
pergi ke WC harus dibantu oleh keluarganya. Pasien juga kadang –
kadang mengobrol dengan keluarganya.
Masalah Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
7. Koping-Toleransi terhadap stress
Pasien mengatakan bila ada masalah pasien biasanya minta bantuan
orang terdekat saat ada masalah dan menceritakan kepada
keluarganya. Bila ada keluhan yang dirasakan pasien, dapat
menceritakan kepada perawat dan dokter.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
8. Nilai Pola Keyakinan
Pasien meyakini dirinya akan sembuh. Pasien dan keluarganya
mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan
dengan keyakinan yang dianut.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
E. SOSIAL – SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dan pasien dapat
menceritakan keluhan ang dirasakan kepada perawat dan dokter.
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari, menggunakan bahasa dayak dan
indonesia.
3. Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga cukup baik, dibuktikan keluarga
klien setiap saat selalu memperhatikan keadaan Nn.S
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Klien sangat kooperatif saat pengobatan, klien juga dapat bekerja
sama dengan petugas kesehatan serta dapat berkomunikasi juga
dengan anggota keluarga.
5. Orang berarti/terdekat
34
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah keluarga,
terutama istri pasien.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang
Saat ada waktu luang, biasanya digunakan klien untuk mengobrol
bersama keluarga dan beritirahat
7. Kegiatan beribadah
Untuk kegiatan ibadah klien hanya bisa berdoa diatas tempat tidur
No Parameter Hasil
1 Elektrolit
1) Natrium (Na+) 114
2) Kalium (K+) 3,6
3) Clorida (CC-) 82
2 Anti HCV
(-)
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
35
Atur
Terapi Indikasi
Pakai
Pengganti cairan, nutrisi pengganti,
Inf. D5 500cc/24 j
perawatan cairan
Amlodipine 1x5 j Tekanan darah tinggi
CaCo3 Mengatasi asam lambung berlebih
Vit B kompleks yang sangat penting bagi
Asam Float 3x1
tubuh
Menurunkan kadar asam yang diprouksi
Inj. OMZ 2 x 40 j
pada lambung
Inj. ondansetron 3x4j Mencegah mual muntah
Cetirizine 2 x 10 j Mencegah gejala – gejala alergi
Salep
2x1 Obat oles untuk kulit alergi dan ruam
Dexoximetasone
Mengurangi gejala pembengkakan dan
Inj. Dexametasone 3x1
alergi
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH
DAN DATA PENYEBAB
OBYEKTIF
1. DS : pasien
mengatakan tidak mau
makan karena tidak
nafsu makan
36
DO : pasien tampak Penurunan asupan Periubahan nutrisi
oral, ketidak kurang dari
tidak mau makan
nyamanan mulut kebutuhan tubuh
- Pasien tampak
lemas
- BB sebelum sakit
90 kg
- BB sesudah sakit
70 kg
- TTV
TD : 150/110
N : 95
S : 36,5
R : 20
2. DS : pasien
mengatakan gatal –
gatal diseluruh tubuh
DO :
- Pasien tampak
menggaruk kaki
Perubahan fungsi Kerusakan
dan tangan barier kulit Integritas Kulit
- Terdapat
37
peradangan pada
kaki dan tangan
Kulit tampak
kering, bersisik
PRIORITAS MASALAH
38
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan asupan oral, ketidak nyamanan mulut
2. Integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
39
RENCANA KEPERAWATAN
40
TD : 120/80
N : 60-100
S : 36
R : 20
2. Integritas kulit Setelah dilakukan tindakan - Nasihati klien untuk - Pada hakekatnya semua kelainan malignitas
keperawatan 2 x 7 pasien
menggunakan kosmetik dan kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit
dapat menunjukkan
peningkatan dengan preparat tabir surya kronik
kriteria hasil :
- Lindungi kulit yang sehat dari - Maserasi pada kulit yang sehat dapat
1) Rasa gatal ditubuh
kemungkinan maserasi menyebahkan pecahnya kulit dan perluasan
berkurang
- Pantau keadaan kulit pasien kelainan primer
2) Kulit utuh dan
- Kolaborasi dengan dokter - Mengetahui kondisi kulit untuk dilakukan piliha
penampilan kulit yang
dalam pemberian obat intervensi yang tepat
sehat
antihistamine dan salep kullit - Penggunaan antihistamine dapat mengurangi
3) Tidak ada maserasi
respon gatal dan mmpercepat penyembuhan.
4) Tidak ada infeksi
41
Nama Pasien : Tn. W
Ruang Rawat : Aster
Tanda Tangan
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Dan
Nama Perawat
Senin, 11 Maret 2019 - Menimbang BB pasien S = pasien mengatakan masih tidak nafsu
- Memberikan kondisi yang rileks pada makan
saat makan O = - pasien hanya makan ½ porsi
- Menjelaskan pentingnya nutrisi - Pasien masih tampak lemas
- Mengkaji TTV - BB = 70 kg
- TTV
TD : 150/110 S : 36,5
N : 95 R : 20
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan Intervensi
- Memantau keadaan kulit pasien S = pasien mengatakan gatal ditubuhnya
- Menasihati klien untuk menggunakan tabir masih ada
surya O = - pasien masih tampak menggaruk
- Menyarankn untuk menggunakan lotion - Pasien tampak gelisah
agar kulit tidak kering - Radang pada tangan dan kaki masih
ada
42
- Kulit terlihat kering FEBY YOLANDA
A = Masalah belum teratasi ANUGERAH
P= Lanjutkan Intervensi MAKKA
Selasa, Maret 2019 - Menimbang BB pasien S = pasien mengatakan sudah ada sedikit
- Mengkaji TTV rasa untuk makan
- Menganjurkan pasien istirahat sebelum O = - Pasien makan 1 porsi penuh
dan sesudah makan - Pasien tidak tampak lemas lagi
- Memberikan kondisi rileks ada saat makan - Pasien masih makan bubur
- BB : 71 kg
- TTV
TD : 152/109 S : 36,2
N : 93 R : 20
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervesi
- Memantau keadan kulit pasien S = pasien mengatakan rasa gatal di tubuh
- Kolaborasi dengan dokter dalam berkurang.
pemberian salep Desoximetasone 2 x1 O = - pasien masih menggaruk badannya
- Menganjurkan untuk menggunakan lotion tapi sudah jarang
agar kulit tidak kering - Kulit pasien masih tampak kering
- Radang pada kulit berkurang FEBY YOLANDA
A = Masalah belum teratasi ANUGERAH
43
P = lanjutkan Intervensi MAKKA
Rabu, 13 Maret 2019 - Menimbang BB pasien S = pasien mengatakan sudah ingin makan
- Mengkaji TTV pasien tana harus disuruh makan lagi
- Memberikan kondisi rileks pada saat O = - pasien makan 1 porsi penuh
makan - BB : 72 kg
- Mengajarkan pasien istirahat sebelum dan - TTV
sesudah makan TD : 150/109 S : 36,1
- Menjelaskan pentingnya nutrisi N : 90 R : 23
A = Masalah sudah teratasi
P = Intervensi dihentikan
- Memantau keadaan kulit pasien S = Pasien mengatakan tidak merasa gatal
- Menyrankan menggunakan lotion agar gatal lagi
kulit tidak kering lagi O = - Pasien tidak tampak menggaruk
- Berkolaborasi dengan dokter dalam - Radang kulit sudah tidak ada
pemberian salep desoximetasone 2 x 1 - Kulit sudah tidak kering
A = Masalah teratasi FEBY YOLANDA
P = Intervensi dihentikan ANUGERAH
MAKKA
44