Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No.

2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN TERJADINYA
LECET PUTING SUSU PADA IBU NIFAS

Risneni*
*Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Puting susu lecet merupakan salah satu masalah dalam menyusui yang disebabkan trauma pada putting
susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukkan celah-celah. Sebanyak 57% ibu
yang menyusui dilaporkan pernah menderita puting susu lecet. World Health Organization (WHO)
memperkirakan setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta bayi meninggal dunia karena tidak diberi ASI secara
eksklusif. Masalah puting susu lecet di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung Tahun 2015 sebanyak
35 kasus atau sebesar (58,3%) dari 60 ibu menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya
hubungan teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu di BPM Wirahayu Panjang Bandar
Lampung Tahun 2015Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh ibu nifas di BPS Wirahayu Panjang Bandar Lampung
pada Bulan April-Mei Tahun 2015 yang berjumlah 40 orang dan sampel sebanyak 60 orang. Pengambilan
sampel menggunakan Accidental Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Teknik analisis data univariat dengan menggunakan presentase dan bivariat dengan chi-square.Dari hasil
penelitian didapatkan ibu yang menyusui bayinya dengan teknik menyusui yang salah dan mengalami
kejadian lecet puting susu sebanyak 24 orang atau sebesar (68,6%). Hasil uji statistic dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu pada ibu nifas
dengan p-value 0,025 dan OR 3,879.Dari hasil diatas, bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat lebih
mensosialisasikan faktor-faktor pencetus yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya lecet puting
susu khususnya cara atau teknik menyusui yang benar.

Kata Kunci: Lecet Puting Susu, Teknik Menyusui

LATAR BELAKANG langsung dari payudara ibu (Depkes,


2006.)
Asuhan selama priode masa nifas ASI Eksklusif merupakan pemberian
perlu mendapat perhatian karena sekitar ASI tanpa makanan pendamping
60% angka kematian ibu terjadi pada (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang
periode ini. Angka kematian ibu (AKI) dimulai sejak bayi baru lahir sampai
merupakan banyaknya wanita yang dengan usia 6 bulan, pemberian ASI
meninggal dari suatu penyebab kematian eksklusif ini tidak harus langsung dari
terkait dengan gangguan kehamilan atau payudara ibunya. Ternyata ASI yang
penanganannya selama kehamilan, ditampung dari payudara ibu dan ditunda
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa pemberiannya melalui metode
memperhatikan umur kehamilan per penyimpanan yang benar relative masih
100.000 kelahiran hidup (Maritalia, 2012.) sama kualitasnya dengan ASI yang
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak langsung dari payudara ibunya
1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 (Sulistyawati, 2009).
minggu (42 hari) setelah itu Priode pasca Air susu ibu (ASI) memiliki semua
persalinan meliputi masa transisi kritis nutrisi yang dibutuhkan bayi. ASI juga
bagi ibu, bayi dan keluarganya secara memberikan keuntungan dalam
fisiologis, emosional dan sosial melindungi bayi terhadap penyakit seperti
(Prawirohardjo, 2012.) Dalam masa nifas diare dan infeksi umum lainnya. Dengan
terdapat suatu aktifitas yang dapat menghisap ASI, bayi menjadi lebih dekat
mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi dengan ibu, membantunya merasa aman
ibu, yaitu menyusui. Menyusui merupakan dan dilindungi (Proverawati, 2010.)
proses memberikan makanan pada bayi Masalah yang sering terjadi pada ibu
dengan menggunakan air susu ibu menyusui merupakan teknik menyusui

[158]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

yang tidak benar sehingga mengakibatkan tetapi, hilangnya nyeri tidak dapat terjadi
lecet puting susu, dimana bayi tidak hingga kulit yang rusak benar-benar
mengisap puting sampai ke areola sembuh (Varney, 2007)
payudara (Bahiyatun, 2009.) sekitar 57% Berdasarkan laporan dari Survei
dari ibu menyusui dilaporkan pernah Demografi dan Kesehatan Indonesia
menderita kelecetan pada putingnya (SDKI, 2007) sepertiga wanita di dunia
(Soetjiningsih, 2012.) (38%) didapati tidak menyusui bayinya
Teknik menyusui yang baik dan karena terjadi pembengkakan payudara,
benar merupakan apabila areola sedapat dan di Indonesia angka cakupan ASI
mungkin semuanya masuk ke dalam mulut eksklusif mencapai 32,3% ibu yang
bayi, tetapi hal ini tidak mungkin memberikan ASI eksklusif pada anak
dilakukan pada ibu yang payudaranya mereka. Survei Demografi dan Kesehatan
besar. Untuk ini, maka sudah cukup bila Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009
rahang bayi supaya menekan tempat menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui
penampungan air susu (sinus laktiferus) mengalami mastitis dan putting susu lecet,
yang terletak dipuncak areola di belakang kemungkinan hal tersebut disebabkan
puting susu. Puting susu yang lecet juga karena kurangnya perawatan payudara
disebabkan oleh moniliasis (infeksi yang selama kehamilan.ASI eksklusif diberikan
disebabkan oleh monilia yang disebut sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal
candida) pada mulut bayi yang menular berikut Inisiasi menyusui dini selama 1
pada puting susu, iritasi akibat jam setelah kelahiran bayi, ASI eksklusif
membersihkan puting dengan sabun, diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa
lotion, krim, alkohol, bayi dengan tali lidah makanan tambahan atau minuman, ASI
pendek (frenulum lingue) sehingga sulit diberikan secara on-demen atau sesuai
menghisap sampai areola dan hanya kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam,
sampai puting, dan cara menghentikan ASI diberikan tidak menggunakan botol,
menyusu kurang hati-hati (Bahiyatun, cangkir, maupun dot (Dewi dkk, 2011.)
2009) Menurut World Health Organization
Puting susu lecet akan memudahkan (WHO) setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta
masuknya kuman dan terjadinya payudara bayi meninggal dunia karena tidak diberi
bengkak, payudara bengkak yang tidak ASI secara eksklusif. Namun masih
disusukan secara adekuat akhirnya akan banyak ibu yang kurang memahami
terjadi mastitis (Soetjiningsih, 2012.)Salah manfaat pentingnya pemberian ASI, ASI
satu faktor yang mempengaruhi produksi eksklusif sangat penting sekali bagi bayi
ASI dimana bila teknik menyusui tidak usia 0-6 bulan karena semua kandungan
benar, dapat menyebabkan puting susu gizi ada pada ASI. Kurangnya pengetahuan
lecet, payudara bengkak, saluran ASI ibu menyebabkan pada akhinya ibu
tersumbat, mastitis, abses payudara, ASI memberikan susu formula yang berbahaya
tidak keluar secara optimal sehingga bagi kesehatan bayi (WHO 2010). Menurut
memperngaruhi produksi ASI, bayi enggan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menyusu, dan bayi menjadi kembung. 2013, angka pemberian ASI eksklusif di
Pesan klinis menunjukan awal Indonesia pada bayi berumur 6 bulan
ketidaknyamanan puting susu disebabkan hanya mencapai angka 30,2% dijelaskan
oleh posisi dan perlekatan bayi terhadap bahwa ibu yang gagal memberikan ASI
ibu saat menyusui yang tidak tepat, bukan eksklusif kepada bayinya adalah akibat
urutan kejadian yang dialami setelah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik
menyusui. Nyeri dan lecet dapat segera menyusui yang benar, sehingga sering
hilang dengan perbaikan posisi dan menderita putting lecet dan retak
perlekatan bayi pada payudara. Khusus (Riskesdas, 2013). Survey Demografi dan
terjadinya abrasi dan fisura putting susu Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-
dan areola, nyeri banyak berkurang dengan 2009 menunjukan bahwa 55% ibu
perbaikan posisi dan letak bayi. Akan menyusui mengalami puting susu lecet dan

[159]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

mastitis, kemungkinan hal itu disebabkan Wirahayu Panjang Selatan Bandar


karena teknik menyusui yang salah Lampung pada Bulan April-Mei Tahun
(http://triajengayu. blogspot. com/2012/11/ 2015. Berdasarkan data studi pendahuluan
deteksi – dini – dan - komplikasi-ibu-nifas. rata-rata ibu nifas yang menyusui bayinya
html) Berdasarkan pencatatan dan perbulan sebesar 40 orangSampel dalam
pelaporan dari sarana kesehatan di Provinsi penelitian ini adalah ibu nifas di BPS
Lampung, tampak bahwa cakupan Wirahayu Panjang Selatan Bandar
pemberian ASI Ekslusif pada tahun 2008 Lampung pada bulan April – Mei 2015
sebesar 48,05% dengan target 60,5% dan akan diambil sebagai objek
menurun pada tahun 2009 yaitu 30,06% penelitian.Pengambilan sampel dalam
dengan target 80% dari data tersebut penelitian ini menggunakan Accidental
tampak bahwa cakupan ASI Ekslusif di Sampling.
Provinsi Lampung belum mencapai target
yang ditetapkan (Profil Dinkes Provinsi HASIL
Lampung, 2011).
Kota Bandar Lampung tahun 2012 Analisis Univariat
pencapaian ASI Eksklusif adalah 21,46%
hasil ini masih dibawah dibandingkan Berdasarkan hasil penelitian
dengan target Nasional yaitu (80%) (Profil diperoleh ibu nifas yang mengalami lecet
Dinkes Kota Bandar Lampung, 2012) putting susu 33 (55%) dari 60 responden.
Berdasarkan data studi pendahuluan Sedangkan ibu nifas dengan tehnik
rata-rata ibu nifas yang menyusui bayinya menyusui yang salah 35 responden
di BPM Wirahayu Panjang Selatan Bandar (58,3%) di BPM Wirahayu panjang
Lampung Tahun 2015 perbulan sebesar 40 Bandarlampung.
orang. Hasil Pre Survei ibu nifas yang
menyusui bayinya yaitu 60% ibu tidak Analisa Bivariat
menyusui bayinya dengan teknik menyusui
yang benar dan mengalami masalah lecet Tabel 1: Hubungan Tehnik Menyusui
puting susu.Berdasarkan uraian di atas dengan Lecet Puting Susu
maka perlu diadakan penelitian dengan
judul Hubungan Teknik Menyusui Dengan Lecet Puting Susu Total
Teknik
Terjadinya Lecet Puting Susu Pada Ibu Ya Tidak
menyusui f %
Nifas di BPM Wirahayu Panjang Bandar f % f %
Salah 24 68,6 11 31,4 35 100
Lampung Tahun 2015. Benar 9 36,0 16 64,0 25 100
Total 33 55 27 45 60 100
METODE P- Value 0,025
OR 3,879
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analitik dengan Berdasarkan tabel 1: hasil analisa
desain cross sectional yaitu desain hubungan diatas diketahui bahwa ibu
penelitian yang bertujuan untuk mencari dengan teknik menyusui yang salah dan
hubungan antara faktor resiko dengan efek mengalami lecet puting susu sebanyak 24
pengamatan atau observasi antar variabel orang (68,6%), sedangkan ibu dengan
dilakukan secara bersamaan (Notoatmodjo, teknik menyusui yang salah dan tidak
2010). Dalam penelitian ini bertujuan mengalami lecet puting susu sebanyak 11
untuk mencari Hubungan Teknik orang (31,4%). Ibu dengan teknik
Menyusui dengan Terjadinya Lecet Puting menyusui yang benar dan mengalami lecet
Susu pada Ibu Nifas di BPS Wirahayu puting susu sebanyak 9 orang (36,0%),
Panjang Selatan Bandar Lampung Tahun sedangkan ibu dengan teknik menyusui
2015. yang benar dan tidak mengalami lecet
Dalam penelitian ini yang menjadi puting susu sebanyak 16 orang (64,0%).
populasi adalah seluruh ibu nifas di BPS

[160]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Hasil uji statistik didapatkan p-value tidak benar, puting susu terpapar oleh
sebesar 0,025 (a < 0,05), hal ini berarti sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan
terdapat hubungan antara teknik menyusui lain saat ibu membersihkan puting susu,
dengan terjadinya lecet puting susu di moniliasis pada mulut bayi yang menular
BPM Wirahayu Panjang pada Tahun pada puting susu ibu, bayi dengan tali lidah
2015.Selain itu diperoleh Odds Ratio (OR) pendek (frenulum lingue), cara
= 3,879. Oleh karena OR (3,879) lebih menghentikan menyusui yang kurang tepat
besar dari pada 1 maka dapat disimpulkan (Dewi,dkk :2011).
bahwa teknik menyusui adalah faktor yang Berdasarkan penelitian yang
mempengaruhi kejadian lecet puting susu dilakukan oleh Baiti dengan judul
pada ibu nifas. Nilai OR = 3,879 ini Karakteristik Ibu Nifas dengan Puting
memiliki pengertian bahwa kejadian lecet Susu Lecet di BPS D Bandar Lampung
putting susu pada ibu nifas 3,879 kali lebih Tahun 2014, hasil pendataan ibu nifas pada
besar beresiko terjadi pada ibu dengan bulan Mei-Juni tahun 2014 di BPS D
teknik menyusui yang salah dibanding Bandar Lampung didapat 100 ibu nifas,
dengan ibu dengan teknik menyusui yang dengan 42 (42%) ibu nifas normal dan 58
benar. (58%) ibu nifas dengan puting susu lecet.
Dari hasil penelitian ini, angka ibu nifas
yang mengalami puting susu lecet lebih
PEMBAHASAN besar, hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman ibu tentang teknik menyusui
Puting susu lecet merupakan keadaan yang benar dan cara merawat payudara.
dimana terjadi lecet pada puting susu yang Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan
ditandai dengan nyeri, retak dan penelitian Yuliatama di Polindes M
pembentukan celah-celah pada puting susu Kabupaten Mojokerto yang menunjukkan
(Dewi, dkk, 2011). Asuhan selama priode bahwa kejadian puting susu lecet sebanyak
masa nifas perlu mendapat perhatian 18 kasus dari 105 ibu nifas atau sebesar
karena sekitar 60% angka kematian ibu (18,9%).
terjadi pada periode ini. Banyaknya wanita Teknik menyusui merupakan cara
yang meninggal dari suatu penyebab memberikan ASI kepada bayi dengan
kematian terkait dengan gangguan perleketan dan posisi ibu dan bayi dengan
kehamilan atau penanganannya selama benar (Dewi dkk, 2011.) Menyusui dengan
kehamilan, melahirkan dan dalam masa teknik yang tidak benar dapat
nifas tanpa memperhatikan umur mengakibatkan putting susu menjadi lecet
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup dan ASI tidak keluar secara optimal
(Maritalia, 2012). sehingga mempengaruhi produksi ASI
Dari hasil penelitian yang dilakukan selanjutnya atau bayi enggan menyusui
terdapat ibu nifas yang mengalami lecet sehingga dapat menyebabkan bendungan
puting susu di BPM Wirahayu Panjang ASI ataupun mastitis (Dewi dkk, 2011).
Bandar Lampung pada bulan April-Mei Dari hasil penelitian yang dilakukan
tahun 2015 sebanyak 33 orang dari 60 ibu terdapat ibu nifas yang menyusui bayinya
nifas atau sebesar (55%), sedangkan ibu dengan teknik menyusui yang salah di
nifas yang tidak mengalami lecet puting BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung
susu sebanyak 27 orang atau sebesar pada bulan April-Mei tahun 2015 sebanyak
(45%). Hal ini disebabkan karena ibu nifas 35 orang atau sebesar (58,3%) dari 60 ibu
di BPM Wirahayu panjang Bandar nifas, sedangkan ibu nifas yang menyusui
Lampung masih kurang memahami bayinya dengan teknik menyusui yang
bagaimana cara menyusui yang benar. benar sebanyak 25 orang atau sebesar
Lecet puting susu dapat disebabkan (41,7%). Hal ini disebabkan karena ibu
oleh trauma saat menyusui. Selain itu, nifas yang menyusui bayinya belum
dapat pula terjadi retak dan pembentukan memahami atau mengetahui bagaimana
celah-celah. beberapa penyebab puting cara menyusui yang benar.
susu lecet yaitu teknik menyusui yang
[161]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Berdasarkan penelitian Baiti tahun disebabkan oleh teknik meyusui yang


2014 di BPS D Bandar Lampung salah. Ini disebabkan kurangnya
menyatakan bahwa faktor terbesar pemahaman ibu tentang cara menyusui
terjadinya lecet puting susu pada ibu nifas yang benar. Dan 9 kasus puting susu lecet
adalah kurangnya pemahaman ibu terhadap pada ibu nifas yang bukan disebabkan oleh
teknik menyusui yang benar dan cara teknik menyusui yang salah. Hal ini
merawat payudara yang baik.Maka untuk disebabkan karena sebab lainnya yang
mencegah dan mengatasi kejadian lecet menyebabkan puting susu lecet, seperti
puting susu pada ibu nifas, upaya yang puting susu terpapar oleh sabun, krim,
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan agar alkohol, ataupun zat iritan lain saat ibu
senantiasa giat dalam memberikan asuhan membersihkan puting susu, moniliasis
pada ibu menyusui dengan mempraktekkan pada mulut bayi yang menular pada puting
langsung cara atau teknik menyusui yang susu ibu, bayi dengan tali lidah pendek
benar dan mengajarkan dengan baik (frenulum lingue) dan cara menghentikan
tentang perawatan payudara. menyusui yang kurang tepat.
Dari hasil penelitian dapat dilihat Hal ini sesuai dengan teori Dewi,dkk
bahwa terdapat 33 kasus kejadian lecet (2011), bahwa faktor lain yang
puting susu pada ibu nifas, yaitu ibu menyebabkan terjadinya lecet putting susu
menyusui dengan teknik menyusui yang pada ibu nifas yaitu puting susu terpapar
salah sebanyak 24 atau sebesar (68,6%) oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat
mengalami lecet putting susu, sedangkan iritan lain saat ibu membersihkan puting
ibu dengan teknik menyusui yang salah susu, moniliasis pada mulut bayi yang
dan tidak mengalami lecet puting susu menular pada puting susu ibu, bayi dengan
sebanyak 11 orang (31,4%). Ibu dengan tali lidah pendek (frenulum lingue) dan
teknik menyusui yang benar dan cara menghentikan menyusui yang kurang
mengalami lecet puting susu sebanyak 9 tepat. Sesuai teori yang diungkapkan oleh
orang (36,0%), sedangkan ibu dengan Dewi,dkk (2011) bahwa penanganan lecet
teknik menyusui yang benar dan tidak putting susu diantaranya : cari penyebab
mengalami lecet puting susu sebanyak 16 puting lecet, selama puting susu
orang (64,0%). diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
Hasil uji statistik didapatkan P-value dikeluarkan dengan tangan olesi puting
sebesar 0,025 (lebih kecil dari nilai alpha = dengan ASI Sebelum dan setelah
0,05) yang berarti HO ditolak sehingga menyusui, menyusui lebih sering, puting
disimpulkan ada hubungan yang signifikan susu yang sakit dan mengalami luka atau
antara teknik menyusui dengan terjadinya lecet yang parah dapat diistirahatkan untuk
lecet puting susu pada ibu nifas. Dari sementara waktu 1x24 jam, cuci payudara
perhitungan didapatkan pula nilai Odds sekali sehari dan pada saat mandi tidak
Ratio (OR) = 3,879. Oleh karena nilai OR dibenarkan untuk mengunakan sabun,
lebih besar dari pada 1 maka dapat posisi menyusui harus benar, keluarkan
disimpulkan bahwa teknik menyusui yang sedikit ASI dan oleskan ke puting yang
salah adalah faktor yang mempengaruhi lecet dan biarkan kering, pergunakan bra
kejadian lecet puting susu pada ibu nifas. yang menyangga, bila terasa sangat sakit
Nilai Odds Ratio = 3,879 memiliki boleh minum obat pengurang rasa sakit,
pengertian bahwa kejadian lecet puting jika penyebab monilia, diberi pengobatan
susu 3,879 kali lebih besar terjadi pada ibu dengan tablet Nystatin.
dengan teknik menyusui yang salah
dibanding pada ibu dengan teknik
menyusui yang benar. KESIMPULAN
Tehnik menyusui yang salah
beresiko menyebabkan terjadinya lecet Berdasarkan hasil penelitian dan
puting susu pada ibu nifas. Terdapat 24 analisis data maka dapat disimpulkan.lecet
kasus dari 33 kasus puting susu lecet yang puting susu pada ibu nifas di BPM

[162]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Wirahayu Panjang Bandar Lampung DAFTAR PUSTAKA


sebesar (55%), sedangkan yang tidak
mengalami kejadian lecet putting sebanyak Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2011
27 kasus atau sebesar (45%).Ibu nifas yang Profil Kesehatan Lampung 2011.
menyusui bayinya dengan teknik menyusui Bandar Lampung.
yang salah di BPM Wirahayu Panjang Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
Bandar Lampung Bulan April - Mei Tahun 2012. Profil Kesehatan Kota Bandar
2015 sebanyak 35 orang atau sebesar Lampung 2012.
(58,3%), sedangkan ibu nifas yang Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan
menyusui bayinya dengan teknik menyusui Dasar 2013, Jakarta.
yang benar sebanyak 25 orang atau sebesar Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi
(41,7%).Terdapat hubungan antara teknik Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
menyusui dengan terjadinya lecet puting Nursalam, dkk. 2005. Asuhan
susu pada ibu nifas di BPM Wirahayu Keperawatan Bayi dan Anak.
Panjang Bandar Lampung Bulan April-Mei Jakarta: Salemba Medika
Tahun 2015 dengan P-Value = 0,025. Proverawati, Atikah dan Eni, Rahmawati.
2010. Kapita Selekta ASI &
Menyusui Jakarta: Nuha Medika.

[163]

Anda mungkin juga menyukai