565 1723 1 SM
565 1723 1 SM
PENELITIAN
HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN TERJADINYA
LECET PUTING SUSU PADA IBU NIFAS
Risneni*
*Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Puting susu lecet merupakan salah satu masalah dalam menyusui yang disebabkan trauma pada putting
susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukkan celah-celah. Sebanyak 57% ibu
yang menyusui dilaporkan pernah menderita puting susu lecet. World Health Organization (WHO)
memperkirakan setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta bayi meninggal dunia karena tidak diberi ASI secara
eksklusif. Masalah puting susu lecet di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung Tahun 2015 sebanyak
35 kasus atau sebesar (58,3%) dari 60 ibu menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya
hubungan teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu di BPM Wirahayu Panjang Bandar
Lampung Tahun 2015Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh ibu nifas di BPS Wirahayu Panjang Bandar Lampung
pada Bulan April-Mei Tahun 2015 yang berjumlah 40 orang dan sampel sebanyak 60 orang. Pengambilan
sampel menggunakan Accidental Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Teknik analisis data univariat dengan menggunakan presentase dan bivariat dengan chi-square.Dari hasil
penelitian didapatkan ibu yang menyusui bayinya dengan teknik menyusui yang salah dan mengalami
kejadian lecet puting susu sebanyak 24 orang atau sebesar (68,6%). Hasil uji statistic dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu pada ibu nifas
dengan p-value 0,025 dan OR 3,879.Dari hasil diatas, bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat lebih
mensosialisasikan faktor-faktor pencetus yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya lecet puting
susu khususnya cara atau teknik menyusui yang benar.
[158]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
yang tidak benar sehingga mengakibatkan tetapi, hilangnya nyeri tidak dapat terjadi
lecet puting susu, dimana bayi tidak hingga kulit yang rusak benar-benar
mengisap puting sampai ke areola sembuh (Varney, 2007)
payudara (Bahiyatun, 2009.) sekitar 57% Berdasarkan laporan dari Survei
dari ibu menyusui dilaporkan pernah Demografi dan Kesehatan Indonesia
menderita kelecetan pada putingnya (SDKI, 2007) sepertiga wanita di dunia
(Soetjiningsih, 2012.) (38%) didapati tidak menyusui bayinya
Teknik menyusui yang baik dan karena terjadi pembengkakan payudara,
benar merupakan apabila areola sedapat dan di Indonesia angka cakupan ASI
mungkin semuanya masuk ke dalam mulut eksklusif mencapai 32,3% ibu yang
bayi, tetapi hal ini tidak mungkin memberikan ASI eksklusif pada anak
dilakukan pada ibu yang payudaranya mereka. Survei Demografi dan Kesehatan
besar. Untuk ini, maka sudah cukup bila Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009
rahang bayi supaya menekan tempat menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui
penampungan air susu (sinus laktiferus) mengalami mastitis dan putting susu lecet,
yang terletak dipuncak areola di belakang kemungkinan hal tersebut disebabkan
puting susu. Puting susu yang lecet juga karena kurangnya perawatan payudara
disebabkan oleh moniliasis (infeksi yang selama kehamilan.ASI eksklusif diberikan
disebabkan oleh monilia yang disebut sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal
candida) pada mulut bayi yang menular berikut Inisiasi menyusui dini selama 1
pada puting susu, iritasi akibat jam setelah kelahiran bayi, ASI eksklusif
membersihkan puting dengan sabun, diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa
lotion, krim, alkohol, bayi dengan tali lidah makanan tambahan atau minuman, ASI
pendek (frenulum lingue) sehingga sulit diberikan secara on-demen atau sesuai
menghisap sampai areola dan hanya kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam,
sampai puting, dan cara menghentikan ASI diberikan tidak menggunakan botol,
menyusu kurang hati-hati (Bahiyatun, cangkir, maupun dot (Dewi dkk, 2011.)
2009) Menurut World Health Organization
Puting susu lecet akan memudahkan (WHO) setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta
masuknya kuman dan terjadinya payudara bayi meninggal dunia karena tidak diberi
bengkak, payudara bengkak yang tidak ASI secara eksklusif. Namun masih
disusukan secara adekuat akhirnya akan banyak ibu yang kurang memahami
terjadi mastitis (Soetjiningsih, 2012.)Salah manfaat pentingnya pemberian ASI, ASI
satu faktor yang mempengaruhi produksi eksklusif sangat penting sekali bagi bayi
ASI dimana bila teknik menyusui tidak usia 0-6 bulan karena semua kandungan
benar, dapat menyebabkan puting susu gizi ada pada ASI. Kurangnya pengetahuan
lecet, payudara bengkak, saluran ASI ibu menyebabkan pada akhinya ibu
tersumbat, mastitis, abses payudara, ASI memberikan susu formula yang berbahaya
tidak keluar secara optimal sehingga bagi kesehatan bayi (WHO 2010). Menurut
memperngaruhi produksi ASI, bayi enggan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menyusu, dan bayi menjadi kembung. 2013, angka pemberian ASI eksklusif di
Pesan klinis menunjukan awal Indonesia pada bayi berumur 6 bulan
ketidaknyamanan puting susu disebabkan hanya mencapai angka 30,2% dijelaskan
oleh posisi dan perlekatan bayi terhadap bahwa ibu yang gagal memberikan ASI
ibu saat menyusui yang tidak tepat, bukan eksklusif kepada bayinya adalah akibat
urutan kejadian yang dialami setelah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik
menyusui. Nyeri dan lecet dapat segera menyusui yang benar, sehingga sering
hilang dengan perbaikan posisi dan menderita putting lecet dan retak
perlekatan bayi pada payudara. Khusus (Riskesdas, 2013). Survey Demografi dan
terjadinya abrasi dan fisura putting susu Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-
dan areola, nyeri banyak berkurang dengan 2009 menunjukan bahwa 55% ibu
perbaikan posisi dan letak bayi. Akan menyusui mengalami puting susu lecet dan
[159]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[160]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Hasil uji statistik didapatkan p-value tidak benar, puting susu terpapar oleh
sebesar 0,025 (a < 0,05), hal ini berarti sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan
terdapat hubungan antara teknik menyusui lain saat ibu membersihkan puting susu,
dengan terjadinya lecet puting susu di moniliasis pada mulut bayi yang menular
BPM Wirahayu Panjang pada Tahun pada puting susu ibu, bayi dengan tali lidah
2015.Selain itu diperoleh Odds Ratio (OR) pendek (frenulum lingue), cara
= 3,879. Oleh karena OR (3,879) lebih menghentikan menyusui yang kurang tepat
besar dari pada 1 maka dapat disimpulkan (Dewi,dkk :2011).
bahwa teknik menyusui adalah faktor yang Berdasarkan penelitian yang
mempengaruhi kejadian lecet puting susu dilakukan oleh Baiti dengan judul
pada ibu nifas. Nilai OR = 3,879 ini Karakteristik Ibu Nifas dengan Puting
memiliki pengertian bahwa kejadian lecet Susu Lecet di BPS D Bandar Lampung
putting susu pada ibu nifas 3,879 kali lebih Tahun 2014, hasil pendataan ibu nifas pada
besar beresiko terjadi pada ibu dengan bulan Mei-Juni tahun 2014 di BPS D
teknik menyusui yang salah dibanding Bandar Lampung didapat 100 ibu nifas,
dengan ibu dengan teknik menyusui yang dengan 42 (42%) ibu nifas normal dan 58
benar. (58%) ibu nifas dengan puting susu lecet.
Dari hasil penelitian ini, angka ibu nifas
yang mengalami puting susu lecet lebih
PEMBAHASAN besar, hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman ibu tentang teknik menyusui
Puting susu lecet merupakan keadaan yang benar dan cara merawat payudara.
dimana terjadi lecet pada puting susu yang Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan
ditandai dengan nyeri, retak dan penelitian Yuliatama di Polindes M
pembentukan celah-celah pada puting susu Kabupaten Mojokerto yang menunjukkan
(Dewi, dkk, 2011). Asuhan selama priode bahwa kejadian puting susu lecet sebanyak
masa nifas perlu mendapat perhatian 18 kasus dari 105 ibu nifas atau sebesar
karena sekitar 60% angka kematian ibu (18,9%).
terjadi pada periode ini. Banyaknya wanita Teknik menyusui merupakan cara
yang meninggal dari suatu penyebab memberikan ASI kepada bayi dengan
kematian terkait dengan gangguan perleketan dan posisi ibu dan bayi dengan
kehamilan atau penanganannya selama benar (Dewi dkk, 2011.) Menyusui dengan
kehamilan, melahirkan dan dalam masa teknik yang tidak benar dapat
nifas tanpa memperhatikan umur mengakibatkan putting susu menjadi lecet
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup dan ASI tidak keluar secara optimal
(Maritalia, 2012). sehingga mempengaruhi produksi ASI
Dari hasil penelitian yang dilakukan selanjutnya atau bayi enggan menyusui
terdapat ibu nifas yang mengalami lecet sehingga dapat menyebabkan bendungan
puting susu di BPM Wirahayu Panjang ASI ataupun mastitis (Dewi dkk, 2011).
Bandar Lampung pada bulan April-Mei Dari hasil penelitian yang dilakukan
tahun 2015 sebanyak 33 orang dari 60 ibu terdapat ibu nifas yang menyusui bayinya
nifas atau sebesar (55%), sedangkan ibu dengan teknik menyusui yang salah di
nifas yang tidak mengalami lecet puting BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung
susu sebanyak 27 orang atau sebesar pada bulan April-Mei tahun 2015 sebanyak
(45%). Hal ini disebabkan karena ibu nifas 35 orang atau sebesar (58,3%) dari 60 ibu
di BPM Wirahayu panjang Bandar nifas, sedangkan ibu nifas yang menyusui
Lampung masih kurang memahami bayinya dengan teknik menyusui yang
bagaimana cara menyusui yang benar. benar sebanyak 25 orang atau sebesar
Lecet puting susu dapat disebabkan (41,7%). Hal ini disebabkan karena ibu
oleh trauma saat menyusui. Selain itu, nifas yang menyusui bayinya belum
dapat pula terjadi retak dan pembentukan memahami atau mengetahui bagaimana
celah-celah. beberapa penyebab puting cara menyusui yang benar.
susu lecet yaitu teknik menyusui yang
[161]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[162]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[163]