Anda di halaman 1dari 11

RANCANG BANGUN PROTOTYPE ALAT PENGONTROL SUHU PADA EMPAT

RUANGAN SECARA NIRKABEL BERBASIS ZIGBEE


Oleh : KARINA
MIF TAKHUDIN

ABSTRAK

Dalam dunia industri dibutuhkan alat kontrol suhu otomatis yang dapat digunakan
secara nirkabel untuk mempermudah melakukan aktifitas pekerjaan kontrol suhu jarak jauh.
Dengan adanya alat ini, maka suhu didalam ruangan akan dikontrol secara otomatis oleh
mikrokontroler agar tetap berada pada suhu 36 o C - 39 o C serta nilai suhu akan
ditampilkan pada PC dalam bentuk grafik dengan menggunakan visual basic 2010. Cara
kerja alat ini yaitu suhu ruangan akan dideteksi oleh sensor suhu LM35. Hasil dari
pendeteksian suhu berupa tegangan analog akan diubah oleh mikrokontroler ATMega 8535
menjadi data digital dengan menggunakan ADC internal yang dimiliki oleh mikrokontroler
ATMega8535. Suhu pada ruangan akan ditampilkan oleh PC dalam bentuk grafik secara
realtime sesuai dengan suhu yang ada diruangan. Pengiriman data dari mikrokontroler
ATMega8535 ke PC dilakukan secara nirkabel dengan menggunakan sepasang zigbee 100
sebagai komunikasi serial. Alat ini juga dilengkapi dengan lampu pijar dan kipas DC
sebagai pemanas dan pendingin agar suhu pada ruangan tetap stabil. Hasil dari rancangan
ini mampu mengontrol suhu pada tempat ruangan secara otomatis dan dapat menempuh
jarak yang lebih jauh, karena pengiriman datanya dilakukan secara nirkabel.

Kata kunci : ATmega8535, Sensor suhu LM35, PC, Visual Basic, Zigbee

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Teknologi tepat guna sangat dibutuhkan oleh semua orang untuk membantu suatu
pelaksanaan kegiatan atau aktivitas. Adapun kondisi musim di Negara kita Indonesia adalah
musim kemarau dan musim penghujan. Dengan kondisi iklim yang ada di Indonesia maka
perlu adanya melakukan penerapan teknologi tepat guna dibidang industri, untuk
mendapatkan hasil yang bagus, terutama dalam dunia industri yang sekarang ini sedang
berkembang, yaitu peternakan unggas, dimana dalam penerapannya peternakan unggas perlu
penerapan dan kontrol suhu yang sesuai terhadap unggas peliharaaan supaya mendapat
keuntungan yang lebih baik. Disisi lain, perkembangan teknologi elektronika sudah sangat
maju, terutama penerapan teknologi nirkabel sebagai media transfer dalam bidang
Telekomunikasi sedang berkembang dalam beberapa tahun ini. Pertukaran data dan
komunikasi menjadi lebih mudah dan lebih cepat serta jarak yang ditempuh lebih jauh.
Sebagai contoh teknologi-teknologi piranti-piranti digital seperti mikrokontroler dan
akses nirkabel yang dapat dimanfaatkan untuk pengukuran, pengontrolan, pemantauan dan
pengendalian sistem komunikasi jarak jauh. Pemanfaatan mikrokontroler dan akses nirkabel
dapat membuat dampak positif dalam memudahkan efektivitas kerja, terutama bila
keterbatasan kabel/jarak tempuh yang jauh menjadi hambatannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

ZigBee adalah standar dari IEEE 802.15.4 untuk komunikasi data pada alat konsumen pribadi maupun
untuk skala bisnis. ZigBee didesain dengan konsumsi daya yang rendah dan bekerja untuk jaringan
personal tingkat rendah. Perangkat ZigBee biasa digunakan untuk mengendalikan sebuah alat lain
maupun sebagai sebuah sensor yang wireless. ZigBee memliki fitur dimana mampu mengatur jaringan
sendiri, maupun mengatur pertukaran data pada jaringan (Ahamed 2005). Kelebihan dari ZigBee
lainnya adalah membutuhkan daya rendah, sehingga bisa 802.15.4 yang berhubungan dengan wireless
personel area networks (WPANs). Teknologi dari ZigBee sendiri dimaksudkan untuk penggunaan
pengiriman data secara wireless yang membutuhkan transmisi data rendah dan juga konsumsi daya
rendah, dan juga tidak lebih mahal dibandingkan dengan WPANs lain seperti Bluetooth. . Penekanan
dalam penelitian ini terletak pada proses transfer data dari sensor suhu.
Modul zigbee yang dipergunakan dalam pembuatan alat ini dari sepasang zigbee 100, yang
mana pin-pin dari setiap zigbee memiliki fungsi yang berbeda. Adapun keterangan pin dan bentuk
fisik dari ZIG-100 diperlihatkan oleh gambar 2.1.

Gambar 2.1. Pin pada ZIG-100

Adapun fungsi dari pin ZIG-100, adalah


sebagai berikut :
1. GND : Ground Level Module (0 V)
2. VCC : Volt masukan pada modul Zigbee (2,7 V – 3,6 V)
3. LED : Sebagai indicator status koneksi Modul Zigbee
4. RESET : Sebagai tombol Reset (Digunakan juga untuk tombol setting)
5. RXD : Terminal Receiver sinyal pada Modul Zigbee
6. TXD : Terminal Transmit sinyal pada Modul Zigbee
7. CHANNEL_SEL1 : Digunakan pada mode broadcast
8. CHANNEL_SEL2 : Digunakan pada mode broadcast

digunakan sebagai alat pengatur secara wireless yang penginstalan hanya perlu dilakukan sekali,
karena hanya dengan satu baterai dapat membuat ZigBee bertahan hingga setahun. ZigBee adalah
spesifikasi untuk protocol komunikasi tingkat tinggi yang mengacu pada standart IEEE.

METODOLOGI PENELITIAN
1. Diagram Blok Rangkaian
Untuk mempermudah perancangan sistem digunakan diagaram blok sebagai langkah awal pembuatan
sistem. Diagram blok menggambarkan secara umum bagaimana cara kerja rangkaian keseluruhan.
Diagram yang dirancang dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Penjelasan diagram blok rangkaian:


1. LM35, ini berfungsi untuk mendeteksi suhu ruangan.
2. Driver kipas, ini berfungsi untuk menghidupkan kipas yang akan mendinginkan ruangan
apabila suhu didalam ruangan naik dari nilai yang telah diset pada sensor ATmega8535,
driver kipas ini dikontrol oleh ATmega8535 berdasarkan Informasi dari sensor suhu
LM35.
3. Driver relay lampu, ini berfungsi untuk menghidupkan lampu yang akan menaikkan
suhu ruangan apabila suhu didalam ruangan turun dari nilai yang telah diset pada
ATmega8535, driver relay lampu ini dikontrol oleh ATmega85353 berdasarkan
informasi yang diberikan dari sensor suhu LM35. Suhu yang dibaca oleh LM35
merupakan data analog yang akan diterjemahkan menggunakan ADC internal
ATmega8535. Dan hasilnya akan ditampilkan ke PC
4. Modul Zigbee ZIG-100 berfungsi sebagai komunikasi serial antara sistem minimum
Mikrokontroler ATmega8535 dengan PC. Data yang telah diterima Mikrokontroller
akan diteruskan ke PC melalui Zigbee, begitu juga sebaliknya, PC akan mengirim
perintah kepada Mikrokontroler secara Nirkabel.
5. PC (Personal Computer), ini berfungsi untuk menampilkan nilai data suhu yang
dikimkan oleh mikrokontroller ATMega8535, dan juga sebagai pusat Kontrol
Mikrokontroller.
2. Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras terdiri dari beberapa rangkaian yaitu: rangkaian sensor suhu,
rangkaian relay, rangkaian sistem mikrokontroller dan rangkaian driver.

3. Rangkaian Sistem Minimum

Mikrokontroller ATmega8535
Untuk mengendalikan sistem secara keseluruhan digunakan pengendali mikrokontroller
dimana pada perancangan ini menggunakan mikrokontroler ATmega8535 yang memiliki empat port
yaitu : port A, port B, port C, dan port D. Fungsi masing - masing port dapat diprogram sesuai
kebutuhan pada rancangan yang dibangun, yaitu
sebagai input/output digital maupun analog. Kristal pada rangkaian berfungsi sebagai pembangkit
clok untuk mikrokontroler, dimana untuk membangkitkan osilator internal didalam mikrokontroller
tersebut. Nilai Kristal ini akan mepengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu
perintah tertentu.
Mikrokontroller ATmega8535 diprogram untuk memberikan atau mengendalikan lampu
sebagai penghangat pada port C.0 – port C.3 dan kipas sebagai pendingin pada port C.4 – port C.7.
Sedangkan sebagai masukan ATmega8535 diprogram pada port A.0 – port A.3 yaitu merupakan
masukan sensor suhu LM35 seperti pada gambar 3.2. Dengan mendeteksi atau membaca maupun
membandingkan tegangan yang dideteksi oleh sensor, mikrokontroler dapat membedakan suhu mana
yang lebih besar atau diatas suhu normal dan melakukan aksi agar pendingin ruangan bekerja, begitu
juga sebaliknya.

Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Minimum

4. Rangkaian Driver Relay


Driver relay ini merupakan pengendali lampu sebagai penghangat ruangan. Dalam
perancangan ini keluaran port C.0 akan masuk ke basis transistor seperti pada gambar 3.3.
Jika keluaran port C.0 mikrokontroller high (logika 1) maka kolektor dan emitter terhubung
sehingga arus mengalir dan relay akan bekerja maka tegangan 220 V AC akan disalurkan dan
lampu akan hidup. Jika keluaran port C.0 low (logika 0) maka kolektor tidak terhubung ke
emitter sehingga arus tidak mengalir maka lampu padam.

Gambar 3.3 Rangkaian Driver Relay


5. Rangkaian Driver Kipas
Driver ini merupakan pengendali kipas sebagai pendingin ruangan. Dalam perancangan ini
keluaran port C.4 akan masuk ke basis transistor seperti pada gambar 3.4. Jika keluaran port C.0
mikrokontroller high (logika 1) maka kolektor dan emitter terhubung sehingga arus mengalir dan
kipas akan hidup. Jika keluaran port C.4 low (logika 0) maka kolektor tidak terhubung ke emitter
sehingga arus tidak mengalir maka kipas akan mati.

Gambar 3.4 Rangkaian driver kipas

6. Rangkaian Sensor Suhu LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Pada keadaan normal,
keluaran sensor dapat membaca kompresi suhu 1 0C dengan kenaikan nilai tegangan sebesar 10 mV.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Suhu


7. Inisialisasi Modul Zigbee
Untuk dapat menjalankan Modul Zigbee maka diperlukan Inisialisasi terlebih dahulu
menggunakan Program yang telah disediakan oleh Robotis, yaitu Roboplus Manager. Kemudian
Zigbee disambungkan menggunakan Zig2Serial seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.6 Inisialisasi Zigbee menggunakan


Zig2Serial
8. Perancangan Perangkat Lunak pada
Mikrokontroller ATMega8535
Perancangan software berfungsi untuk merancang program perintah pada rangkaian minimum
ATMega8535. Program tersebut yang akan mengendalikan cara kerja keseluruhan rangkaian.

9. Diagram Alir
Diagram alir dari system ini dapat dilihat pada gambar 3.6 yang terdiri dari beberapa blok
yaitu start, inisialisasi awal port, baca sensor suhu, konversi ke derajat Celcius, kirim ke PC, ada
perintah dari PC, baca serial, ada kontrol kipas, ada kontrol lampu, dan kembali ke baca sensor suhu.

Gambar 3.7 Diagram alir pada mikrokontroller


ATMega8535
Pembuatan Program
Pemograman pada PC menggunakan Visual Basic 2010, pada perancangan interface menggunakan 15
Button, 10 buah Label, 2 buah Dropdown, 4 buah Chart, dan Frame 4 buah. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Desain antarmuka menggunakan


Visual Basic 2010
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Modul Zigbee ZIG-100


Untuk dapat menggunakan Modul Zigbee secara Optimal diperlukan tegangan sebesar 3,3
Volt lalu melakukan penyesuaian Baud Rate masing–masing Zigbee sebesar 57600bps, untuk
melakukan pengujian kedua Zigbee dapat menggunakan Program Terminal hterm. Pada pengujian
program yang digunakan adalah hterm versi 0.8.1 BETA. Dengan program ini kita dapat secara
langsung melakukan pengujian terhadap Modul Zigbee ZIG-100 yaitu pengujian Tx dan Rx dari
kedua modul Zigbee ZIG-100. Pertama-tama setelah program terminal dijalankan maka perlu
menyesuaikan Baud Rate dari kedua Modul Zigbee ZIG-100 terhadap program terminal hterm 0.8.1.
Baud Rate Zigbee ZIG-100 sesuai dengan datasheet ZIG-100 Module adalah 57600bps. Setelah
melakukan penyesuaian dengan menggunakan PC maka data dikirim kepada Zigbee peneri penerima
untuk menguji Receive dan Transfer datanya.

Gambar 4.1 Tampilan program terminal hterm


0.8.1 BETA di PC

Saat melakukan pengujian, perlu diperhatikan data terima Zigbee terhadap jarak efektif
Modul Zigbee ZIG-100, apakah data terima tersebut masih dapat terbaca oleh Zigbee penerima. Pada
saat dilakukan pengujian didapat data bahwa jarak efektif penggunaan Zigbee berada pada jarak 5
meter dengan adanya penghalang, dan 10 meter tanpa adanya penghalang. Sedangkan jarak terjauh
yang masih dapat diterima Zigbee adalah 27 meter dengan data terima yang masih dapat dibaca, lebih
dari 27 meter data terima sudah tidak dapat terbaca lagi, karena data yang diterima sudah merupakan
karakter kotak – kotak menunjukkan bahwa data tersebut sudah tidak valid . Akan tetapi Zigbee tetap
terhubung dan melakukan komunikasi.
Penerimaan data Zigbee akan menampilkan setiap karakter yang diterima pada program
terminal hterm dalam setiap detik seperti ditunjukkan padagambar 4.2.

Gambar 4.2 Tampilan pengujian Tx dan Rx


hterm 0.8.1 BETA di PC
2. Pengujian secara keseluruhan
Untuk melakukan pengujian rangkaian secara keseluruhan di lakukan ketika alat telah benar benar
selesai di kerjakan. Selain dari sisi hardware juga dari sisi program harus sudah selesai sehingga
pengujian secara keseluruhan dapat dilakukan
Melakukan pengujian secara keseluruhan juga memerlukan komunikasi ke PC melalui
komunikasi serial sehingga program di PC dapat menerima data dan juga mengirim perintah ke
rangkaian tepatnya pada mikrokontroller. Dan pada gambar 4.3 adalah tampilan utama program yang
berada di PC.

Gambar 4.3 Tampilan utama program yang


berada di PC
Pengujian di lakukan dengan dua tahap yaitu pengujian menerima data dan pengujian untuk
mengirim data. Pusat pengujian terdapat pada program yang ada di PC, untuk melakukan pengujian
penerimaan data dapat di lakukan dengan menerima data suhu yang dikirim oleh mikrokontroller,
mikrokontroller akan mengirim secara kontinu data suhu dari ke empat ruang dengan durasi 1 detik,
data yang di kirim oleh mikrokontroller nantinya di ambil oleh program di PC kemudian di tampilkan
ke form utama pada program seperti pada gambar 4.6. Jika penerimaan berhasil di lakukan maka data
suhu akan di tampilkan di form utama program seperti terlihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan data suhu di form utama


Pengujian kedua adalah dengan cara mengirim data ke mikrokontroller untuk melakukan
perintah kontrol berupa pengendalian lampu dan kipas. Pengendalian mencakup menghidupkan atau
memadamkan lampu dan kipas. Untuk melakukan pengujian dapat di lakukan dengan mengubah
kontrol otomatis program terlebih dahulu menjadi kontrol manual, kemudian dapat langsung
melakukan kontrol manual dengan mengklik tombol Lampu On/Off untuk mengontrol lampu atau
tombol Kipas On/Off untuk mengontrol kipas secara manual pada masing masing ruangan.
Pengujian di nyatakan berhasil ketika terjadi interaksi di mikrokontroller ketika tombol di klik,
ketika mengklik tombol Lampu On di Ruang 1 maka pada hardware tampak juga Lampu Pijar yang
terpasang menyala begitu juga dengan kipas.
Pada mode kontrol otomatis, ruangan akan dikendalikan tanpa ada perintah serial apapun dari
PC kontrol, program kontrol otomatis telah diset pada suhu 36 0 C- 39 0 C, apabila suhu melebihi 39 0
C maka kipas akan secara otomatis menyala, dan apabila suhu lebih besar dari 42 0 C maka secara
otomatis lampu akan padam. Pada mode kontrol manual dari PC maka Lampu dan Kipas dapat
dikontrol secara realtime dengan memberi perintahnserial langsung dari PC. Nilai data suhu yang
dikirimkan ke PC akan disimpan setiap 1 detik dalam bentuk database , sehingga suhu setiap detik
akan ditampilkan secara detail begitu juga setiap menit dan jamnya sepertin ditampilkan pada gambar
4.5.
Gambar 4.5 Tampilan tabel pada PC

Nilai data suhu yang dikirim ke PC akan disimpan dalam bentuk data logger memanfaatkan
database sebagai penyimpanan datanya, sehingga setiap detik program dijalankan akan terus
melakukan penyimpanan data suhu dari setiap ruangan.

Gambar 4.6 Tampilan Chart dan data suhu


Ruang 1 pada PC
Nilai data suhu yang dikirim ke PC juga akan ditampilkan dalam bentuk grafik dengan sumbu
X sebagai penanda waktu dan Sumbu Y sebagai penanda suhu dalam derajat Celcius seperti
gambar 4.6. Setelah Seluruh pengujian secara software selesai dilakukan maka perlu dilakukan
Compile atau Build program Visual Basic kedalam .exe sehingga dapat di cek jika terjadi error pada
program sekalian untuk memudahkan eksekusi program yang telah dibuat, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Build Program Visual Basic

Jika tidak ada lagi error saat Build program Visual Basic maka program akan langsung
tersimpan dalam bentuk file eksekusi .exe beserta file-file pendukung lainnya. Program dapat
dijalankan dengan membuka program .exe secara langsung.
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan perancangan dan pembuatan alat pengontrol suhu nirkabel pada empat
ruangan berbasis zigbee, kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Mikrokontroler ATmega8535 bekerja dengan baik dengan mengontrol suhu pada empat ruangan
dengan suhu 36 o C-39 o C dengan mengendalikan lampu dan kipas berdasarkan informasi yang
diberikan dari sensor suhu LM35.
2. Kipas akan hidup apabila suhu di atas 39 o C dan lampu akan padam apabila suhu diatas 42 0 C.
3. Nilai suhu yang diterima dari sensor suhu dikumpulkan dan ditampilkan secara real time dalam
bentuk grafik dan table pada pemograman visual basic 2010 di PC.
4. Modul Zigbee 100 dapat digunakan sebagai komunikasi serial antara mikrokontroler dan PC
secara nirkabel, serta jarak efektif yang ditempuh oleh zigbee adalah 5 meter dengan adanya
penghalang dan 10 meter tanpa adanya penghalang, serta jarak maksimum pengiriman dan
penerimaan data secara indoor maupun outdoor adalah sejauh 27 meter.

SARAN

Untuk pengembangan lebih lanjut, sebaiknya alat ini dapat mengontrol kecepatan kipas DC.

DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Ari dan Wisnu Abdi.2012. Pemrograman bahasa C untuk mikrokontroler ATMega 8535 .
Jakarta : Penerbit Pustaka
Rangkuti, Syahban, 2011. Mikrokontroller ATMEL AVR: Simulasi dan Praktek Menggunakan ISIS
Proteus dan CodeVisionAVR . Jakarta : Penerbit Informatika.
Winoto, Ardi. 2012. Mikrokontroler ATMega8/16/32/8535 dan pemrogramannya dengan Bahasa C
pada WinAVR . Jakarta : Penerbit Informatika.

Anda mungkin juga menyukai