Anda di halaman 1dari 11

Nama : Amaliatul Khusna

NIM : 190310012

Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian

Tugas 9 Kimia Dasar II

1. Apa yang saudara ketahui tentang aldehida dan keton?


Jawaban :
1) Aldehida.
Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal.
Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen dan
berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan
golongan formil atau metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alcohol
dehidrogenasi yang berarti alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat
polar. Contoh senyawa yang paling dikenal dari golongan ini adalah metanal atau
lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.
a. Struktur Aldehida.
Aldehida merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O
dengan rumus R-CHO, dimana :
R : Alkil.
-CHO : Gugus fungsi aldehida.
Contoh :

Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –CHO sebesar 120 derajat dan panjang
ikatan rangkap C=O sebesar 0,121 nm.
Contoh Struktur :
b. Sifat Fisik Aldehida.
 Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida) berwujud
gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak.
 Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan
bau sedap.
 Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar.
 Aldehida suku rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam air.
 Aldehida suku tinggi tidak larut air.
c. Sifat Kimis Aldehida.
 Oksidasi oleh kalium bikromat dan asam sulfat. Oksidasi aldehida dengan
campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam
karboksilat.
Contoh:

 Oksidasi oleh larutan Fehling. Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling


menghasilkan endapan merah bata dari senyawa tembaga(I) oksida.
Contoh:

 Oksidasi oleh larutan Tollens. Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens


menghasilkan cermin perak.
d. Pembuatan Aldehida.
 Oksidasi Alkohol Primer.
Alkohol primer dapat teroksidasi menghasilkan suatu aldehida dengan katalis
kalium bikromat dan asam sulfat.
Contoh :
 Mengalirkan Uap Alkohol Primer diatas Tembaga Panas.
Uap alkohol primer teroksidasi menghasilkan suatu aldehida dengan katalis
tembaga panas.
Contoh :

 Memanaskan Garam Kalsium suatu Asam Monokarboksilat Jenuh dengan


Kalsium Format.
Pemanasam campuran garam kalsium asam monokarboksilat jenuh dengan
kalsium format akan menghasilkan aldehida.
Contoh :

e. Reaksi – Reaksi Aldehida.


 Reaksi Cannizzaro
Reaksi ini adalah reaksi dalam suasana alkali pekat, yang di mana aldehid
tidak mengandung atom C-α (atom C dekat gugus karbonil) sehingga
mengalami reaksi autoredoks. Hasil dari reaksi ini adalah alkohol dan garam
alkanoat (Na-COOH).
Contohnya reaksi metanal dengan basa kuat NaOH :
2HCHO + NaOH —> CH3OH + HCOONa
 Reaksi dengan PCl5 atau PX5 (berlebih).
Reaksi ini menghasilkan geminal halida, yaitu sebuah gugus alkil yang terikat
pada atom CH yang terikat cuka pada atom halogen (geminal = R—CH—X2).
Contoh reaksi ini adalah :
CH3—CHO + PCl5 —> CH3—CH—Cl2 + POCl3
 Adisi Hidrogen (Reduksi Aldehida).
Reaksi ini memiliki ciri-ciri:
- Menghasilkan alkohol primer
- Ikatan rangkap —C=O (Aldehida) dapat diadisi gas hidrogen, inilah
penyebab hasilnya adalah alkohol primer.
- Reaksi ini adalah kebalikan dari oksidasi alkohol primer.

( Reaksi Reduksi Aldehida )


 Oksidasi Aldehida.
Oksidasi aldehida digunakan untuk membedakan aldehida dengan keton,
paling utama sekali. Untuk membuktikan bahwa senyawa tersebut
mengandung gugus aldehida (—CHO) maka digunakan pereaksi-pereaksi di
bawah ini :
- Pereaksi Tollens.
Pereaksi ini adalah larutan perak nitrat (AgNO3) dalam amonia (NH3).
Ciri-cirinya :
a) Dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan NH3
sedikit demi sedikit sampai ada endapat tapi larut kembali.
b) Membentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+ pada reaksi
Ag2O + 2NH3 + H2O —> 2[Ag(NH3)2]+ + 2OH-
c) Reaksi 2Ag+ + 2NH3 + H2O —> Ag2O + 2NH4+ adalah reaksi
penentu Tollens
d) Pereaksi Tollens dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O) atau
secara kompleks yaitu ion diamin perak(I) [Ag(NH3)2]+
e) Reaksi ini disebut juga reaksi cermin perak karena membuat endapan
perak yang melapisi bejana membentuk cermin.
f) Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens adalah :
R—CHO + Ag2O –> R—COOH + 2Ag ; berarti menghasilkan asam
karboksilat.
- Pereaksi Fehling.
Pereaksi ini terdiri atas dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B.
a) Fehling A mengandung larutan CuSO4.
b) Fehling B adalah pereaksi dari campuran larutan NaOH dengan
kalium-natrium tartrat (garam Rochelle).
c) Fehling asli secara meluruh dibuat dengan mencampurkan Fehling A
dan Fehling B karena harus dicampurkan sebelum digunakan alias
pereaksi ini kurang stabil. Itulah sebabnya pereaksi ini dijual terpisah.
d) Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO (Tembaga (II)
oksida).
e) Warna biru tua muncul saat Fehling A dan Fehling B dicampurkan.
f) Warna merah bata muncul saat aldehida bereaksi dengan pereaksi
Fehling.
g) Reaksi pereaksi Fehling adalah
R—CHO + 2CuO —> R—COOH + Cu2O.
h) Pereaksi in digunakan untuk identifikasi adanya gula reduksi, seperti
glukosa, dalam air kencing pada penderita diabetes.
- Larutan Benedict.
a) Digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi berupa aldosa dan ketosa.
b) Prinsip kerja sama seperti larutan Fehling.
c) Larutan Benedict mengandung sodium sitrat, natrium karbonat
anhidrat, dan tembaga sulfit.7H2O, dan semua garam tersebut
dilarutkan dalam air.
d) Larutan Benedict bekerja pada daerah kurang basa daripada Fehling
yang bekerja pada daerah basa kuat.
e) Warna merah bata pada larutan ini kurang larut dibandingkan Fehling
yang cepat sekali larut sehingga larutan Benedict lebih mudah
digunakan untuk identifikasi karena adanya reaksi dari ion logam
tembaga(II) direduksi menjadi tembaga (I).
f) Uji sampel menggunakan Benedict lebih teliti dibandingkan Fehling
karena mampu mendeteksi kadar glukosa hingga 0,1%.
 Pembentukan Asetal dan Hemiasetal.
- Asetal.
Asetal adalah senyawa karbon denga dua gugus eter (—O—) yang terikat
pada satu atom karbon primer.

- Hemiasetal.
Hemiasetal adalah senyawa karbon yang gugus terikat itu sendiri terdiri
atas satu gugus eter (—O—) dan satu gugus alkohol (—OH).

f. Kegunaan Aldehida.
 Formaldehida (metanal) digunakan sebagai pembunuh kuman dan
mengawetkan.
 Formaldehida digunakan untuk membuat plastik termoset (plastik tahan
panas).
 Paraldehida digunakan sebagai akselerator vulkanisasi karet
2) Keton.
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus fungsi
karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia
yang mengandung gugus karbonil.
Keton memiliki rumus umum :
R1(CO)R2
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari
asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya.
Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang
paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-α.
Hidrogen yang melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-α. Dengan keberadaan
asam katalis, keton mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi dengan basa kuat
menghasilkan enolat.
Beberapa rumus struktur keton di antaranya :

Berdasarkan rumus struktur tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa keton


memiliki rumus umum sebagai: RCOR', dengan residu alkil (R) atau aril (Ar) dapat
sama atau berbeda.

a. Isomer pada Keton.


Isomer posisi yang terjadi pada keton disebabkan oleh adanya perubahan dalam
kedudukan gugus karbonil dalam rantai, misalnya :
Selain isomer posisi dalam molekul itu sendiri, keton dapat juga berisomeri
fungsional dengan aldehid, misalnya propanal berisomeri fungsional dengan
propanon.

b. Pengelompokan Keton.
Keton dikelompokkan berdasarkan substituen mereka. Salah satu klasifikasi keton
membagi senyawa ini menjadi keton simetris dan keton tidak simetris tergantung
dari kemungkinan 2 substituen organik bergabung ke pusat karbonil. Aseton dan
benzofenon (C6H5C(O)C6H5) termasuk keton simetris. Asetofenon
(C6H5C(O)CH3) adalah contoh keton tidak simetris. Di ilmu stereokimia, keton
tidak simetris dikenal karena bersifat prokiral.
c. Sifat Fisik Keton.
 Bersifat polar karena adanya gugus karbonil.
 Lebih mudah menguap dibandingkan alkohol dan asam karboksilat.
d. Sifat Kimia Keton.
 Merupakan reduktor yang lebih lemah dari aldehida.
 Dapat menghasilkan alkohol sekunder.
e. Reaksi – Reaksi Keton.
 Oksidasi.
Karena keton merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid,
maka zat-zat pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak
dapat mengoksidasi keton. Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan
keton dari aldehid.
Adapun reaksi tersebut dapat ditulis sebagai :
- Aldehid + reagen Tollens → cermin perak.
- Keton + reagen Tollens → tidak ada reaksi.
- Aldehid + reagen Fehling → endapan merah bata.
- Keton + reagen Fehling → tidak ada reaksi.
 Reduksi.
Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan alkohol sekunder.
Reaksinya adalah:
R-CO-R’ + H2 → R-CHOH-R’
f. Kegunaan Keton.
 Aseton (propanon) digunakan sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang
kurang polar dan non-polar.
 Aseton juga digunakan sebagai pembersih cat kuku/kuteks (nail polish
remover).
 Beberapa keton siklik digunakan sebagai bahan pembuatan parfum karena
memiliki bau harum.
2. Berikan penjelasan mengenai tata nama IUPAC dan berikan contohnya?
Jawaban :
1) Tata Nama IUPAC Aldehida.
Nama IUPAC aldehid adalah alkanal. Tata nama aldehid diturunkan dari nama alkana
induknya dengan aturan sebagai berikut :
 Mengubah akhiran -a menjadi -al.
 Penomoran dimulai dari gugus fungsi.
 Pemberian nama dimulai dengan nama cabang-cabang yang disusun menurut
abjad, kemudian nama rantai pokok.
Perhatikan contoh tata nama IUPAC aldehida berikut ini :
2) Tata Nama IUPAC Keton.
Nama IUPAC keton diturunkan dari alkana induknya, dengan aturan sebagai berikut:
 Mengubah akhiran -a menjadi –on.
 Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi –CO.
 Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan gugus fungsi.
 Pemberian nama dimulai dengan nama cabang-cabang yang disusun menurut
abjad, kemudian nama rantai pokok.
Perhatikan contoh tata nama IUPAC keton berikut ini :
3) Contoh Aldehida.
 Formaldehida, dan
 Asetaldehida
4) Contoh Keton.
 Aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).

Anda mungkin juga menyukai