Berdasarkan data survey didapati 83,1% fisioterapis bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti di rumah sakit,
puskesmas maupun di klnik. Tindakan yang dilakukan fisioterapi lebih banyak dilakukan secara hands-on. Selama masa pandemik
COVID-19 ini dilakukan berbagai pembatasan interaksi (physical distancing), karena itu diperlukan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat
sebagai perlindungan tenaga fisioterapis dalam melakukan pelayanan berbasis klinis.