Anda di halaman 1dari 5

L/C melindungi kepentingan kedua belah pihak, eksportir dan importir, di mana bank ikut terlibat

dan mengurangi resiko tertentu maka transaksi dengan L/C lebih disenangi.

» RKSP dan Manifest


Penyampaian dokumen Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) / Jadwal Kedatangan sarana
Pengangkut (JKSP) / BC 1.0 dan Inward/Outward Manifest (BC 1.1) oleh Pengangkut/Agen
Pengangkut kepada KPBC dengan menggunakan sistem EDI.
» Ekspor (PEB)
Penyampaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB/BC 3.0) oleh eksportir atau kuasanya
kepada KPBC dengan menggunakan sistem EDI.

Dengan menggunakan sistem EDI, eksportir mengirimkan CUSDEC (Customs Declaration) yaitu
dokumen standar UN/EDIFACT yang digunakan sebagai representasi dokumen PEB kepada KPBC.
Selanjutnya KPBC akan memberikan CUSRES (Customs Response) yaitu respon-respon berupa
keputusan pabean terhadap dokumen PEB yang diterima.

» Impor (PIB)
Penyampaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB/BC 2.0) oleh importir atau kuasanya
kepada KPBC (Kantor Pelayanan Bea & Cukai) dengan menggunakan sistem EDI telah diterapkan di
Jakarta sejak tahun 1997.
» TPS
Tempat Penimbunan Sementara (TPS) adalah adalah Gudang tempat penyimpanan sementara
barang impor/ekspor sebelum keluar dari kawasan Pabean. Sedangkan TPS yang dimaksud pada
sistem ini adalah Tempat Penimbunan Sementara yang dikelola oleh pihak swasta dan berada di luar
kawasan Pabean.

Lokasi Gudang yang berada di luar kawasan Pabean secara geografis memiliki letak yang terpisah
dari KPBC, untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat menghubungkan Komputer pada Gudang
dengan komputer pelayanan di KPBC.
Dengan kelebihan dan fitur yang dimiliki maka sistem EDI (Electronic Data Interchange) digunakan
sebagai media untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas. Untuk itu dibangun sistem TPS EDI yang
menghubungkan Komputer Pelayanan di KPBC dengan komputer di Gate TPS
» Karantina
Dalam rangka pelayanan/pemeriksaan dokumen, Karantina Pertanian sebagai salah satu komponen
CIQ (Customs, Immigration, and Quarantine) sangat berkepentingan untuk memiliki akses ke dalam
sistem otomasi dokumen yang telah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sehingga
dapat mendukung kecepatan arus barang di pelabuhan, menghindari stagnasi, tanpa mengabaikan
kewaspadaan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Penumpukan peti kemas impor di kawasan lini satu pelabuhan Tanjung Priok dibatasi
maksimal hanya 3 hari sebagaimana tertuang dalam Permenhub No. 25/2017 tentang
Batas Waktu Penumpukan Peti Kemas di Empat Pelabuhan Utama.
TPS lini 2 itu merupakan penyangga untuk mengurangi terjadinya kongesti di
pelabuhan sekaligus menjaga dwelling time,”
Overbrengen yang belum diurus dokumen pabeannya oleh consigne tersebut, diajukan
oleh pengelola terminal kontainer kepada Bea dan Cukai setelah kontainer impor
menumpuk lebih dari 3 hari di kawasan lini 1 pelabuhan.
Habib mengungkapkan realisasi overbrengen yang disetujui Bea dan Cukai Priok
mencapai 9% dari seluruh peti kemas impor yang masuk melalui Pelabuhan
Tanjung Priok setiap tahunnya.

Adapun, rata-rata dwelling time kontainer overbrengen untuk kategori impor jalur
merah mencapai 9 hari, jalur kuning 6 hari dan jalur hijau 3 hari-4 hari.

Adapun fasilitas area penyangga (buffer) overbrengen kontainer impor di Pelabuhan


Tanjung Priok ada 13 tempat penimbunan sementara. Ke-13 tempat penimbunan
sementara itu adalah PT Indonesia Air & Marine Supply (Airin), PT Transporindo
Lima Perkasa, PT Agung Raya Warehouse, PT Multi Terminal Indonesia (MTI).

Kemudian, TPS Dharma Kartika Bhakti, Lautan Tirta Transportama, Berdikari


Logistik, PT Graha Segara, PT Primanata Jasa Persada, PT Wira Mitra Prima, PT
Pesaka Loka Kirana, dan PT Koja Teramarine, dan PT Buana.

TPS Online merupakan solusi digital Pertukaran Data Elektronik peti kemas antara system
Terminal Peti Kemas dan system Bea Cukai di pelabuhan, sehingga pelayanan lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai