Anda di halaman 1dari 42

Skenario 1 Blok Respi

SKENARIO 1

Seorang pria 27 tahun, ayah 2 anak berusia 2 dan 4


tahun ke praktek dokter umum dengankeluhan batuk berdahak
lebih dari 2 minggu, nafsu makan menurun sejak sakit,
doktermelakukan pemeriksaan fisik ditemukan ronki pada
kedua lapangan paru dan foto toraksditemukan infiltrat (+).
3

LEARNING OBJECTIF

1. Definisi, epidemiologi dari tuberculosis


2. Etiologi tuberculosis
3. Patofgisiologi tuberculosis
4. Alur Penegakan diagnosa tuberculosis
5. Diagnosa diferensial
6. Tatalaksana tuberculosis
7. Komplikasi
4

Definisi TBC

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menulura


yang diesebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman
batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan
organisme pato g en mau pu n sapro fit. Ada b eberap a
mikobakteri patogen, dan yang patogenik terhadap manusia.
5

Definisi TBC

Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain infeksi


saluran napas bawah. Penyakit ini disebabkan oleh
mikroorganisme Mycobacterium tuberkulosis, yang biasanya
ditularkan dari satu individu ke individu lainnya, dan
membentuk kolonisasi di bronkiolus atau alveolus.
6

Epidemiologi TBC
7

Epidemiologi TBC
8

Epidemiologi TBC
9

ETIOLOGI

− Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang


disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular
secara langsung

− Mycobacterium tuberculosis termasuk bakteri gram positif


dan berbentuk batang.

− Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru


dan sebagian kecil organ tubuh lain
10

Mycobacterium tuberculosis
11

Etiologi TBC

− Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam


pada pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara
mikroskopis sehingga disebut sebagai basil tahan asam (BTA)

− Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung,


tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab

− Kuman ini juga memiliki sifat khusus lain nya yaitu dormant
12

ETIOLOGI TBC

− Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA


positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
− Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam
− Droplet terhirup saluran pernafasan kuman
tuberkulosis masuk ke dalam tubuh kuman
tuberkulosis menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya
melalui sistem peredaran darah, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya

13

Etiologi TBC

− Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh


banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.

− Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,


makin menular penderita tersebut.

− Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman),


maka penderita tersebut dianggap tidak menular
14

Faktor Resiko TBC

Faktor Faktor Umur

Resiko Faktor Jenis Kelamin


TB Faktor Pekerjaan
Kebiasaan Merokok
Pencahayaan
Kondisi Rumah
Kelembapan Udara
Status Gizi
15

PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

− Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman


dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei
dalam udara.

− Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas


selama 1-2 jam

− Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia akan


menempel pada paru–paru.
16

PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

− Infeksi Primer

− Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman


TB Paru. Droplet yang terhirup ukurannya sangat kecil,
hingga dapat melewati mukosilier bronkus dan terus
berjalan sampai di alveolus dan menetap.
17

PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

− Infeksi Pasca Primer (Post Primary TB PARU)


TB PARU pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa
bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena
daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau
status gizi buruk.
18

PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
19

PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
20

Patogenesis

Org yg terinfeksi Droplet dibawa oleh


bersin dan silia ke bronkiolus Makrofag alveolar
Terjadi peradangan
mengeluarkan terminalis dan menangkap basil
droplet alveolus

Kompleks Ghon / Differensiasi Interaksi dengan


Granuloma
lesi primer makrofag limfosit T

Aktifasi makrofag u/ Dapat sembuh total


Sekresi sitokin membunuh basil namun dapat
dalamnya menjadi dorman
21

ANAMNESIS

− Keluhan pasien datang dengan gejala dan tanda penyakit


TB paruseperti batuk berdahak ≥ 2 minggu dan dapat
disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut:
− Lokal respiratorik: dapat bercampur darah atau batuk darah, sesak
nafas, dan nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila disertai
peradangan pleura).
− Sistemik: nafsu makan menurun, berat badan menurun,
berkeringat malam tanpa kegiatan fisik, demam meriang, badan
lemah dmalaise.
− Riwayat kontak
− Riwayat pengobatan sebelumnya
− Faktor risiko penurunan daya tahan tubuh (HIV, DM, dan
lainsebagainya)
22

Pemeriksaan Fisik

− Inspeksi : Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan


− Bila lesi luas, dapat ditemukan bentuk dada yang tidak simetris.
− Palpasi: Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
− Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus mengeras atau
melemah
− Perkusi : Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
− Bila ada kelainan tertentu, dapat terdengar perubahan suara perkusi seperti
hipersonor pada pneumotoraks, atau pekak pada efusi pleura.
− Auskultasi : Bila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan
− Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut: Ronki basah kasar
terutama di apeks paru, suara napas melemah atau mengeras, atau stridor.
suara napas bronkhial/amforik/ronkhi basah/suara napas melemah di
apeks
23

Pemeriksaan Penunjang

− Pemeriksaan bakteriologik
− Pemeriksaan radiologi
− Pemeriksaan tuberkulin (Skin test)
24

Pemeriksaan bakteriologik

− Pemeriksaan bakteriologik
− Bahan pemeriksaan
− Dahak
− Cairan pleura
− Bilasan bronkus
− Bilasan lambung
− Liquor cerebrospinalis
− Jaringan (biopsi/BJH)
25

Pemeriksaan bakteriologik

− Pemeriksaan bakteriologik
− Cara pemeriksaan dahak secara mikroskopi
dan biakan
− Mikroskopik
− Biasa (ziehl nielsen)
− Flouresens (auramin rhodamin)
− Biakan
− Media lowensten jensen
− Media middle brook
26

Pemeriksaan Bakteriologik

− Pengambilan dahak dilakukan 3 kali


− Interpretasi pemeriksaan dahak :
− 3 kali positif / 2 kali positif, 1 kali negatif
BTA pos
− 1 kali pos itif, 2 kali negatif ulang
BTA 3 kali
− bila 1 kali positif, 2 kali negatif
BTA pos
− bila 3 kali negatif BTA negatif
27

Pemeriksaan Bakteriologik

− Pemeriksaan bakteriologik
− Rekomendasi WHO : skala IUATLD
− Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang
pandangan : negatif
− Ditemukan 1-9 BTA : tulis jumlah kuman
− Ditemukan 10-99 BTA : 1 +
− Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang
pandangan : 2 +
− Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang
pandangan : 3 +
28

Pemeriksaan Bakteriologik

− Pemeriksaan biakan untuk mendeteksi:


− Mycobacterium tuberculosis
− Mycobacterium other than tuberculosis
(MOT)
29

Pemeriksaan radiologik

- Foto toraks PA
- Foto lateral
- Top lordotik
- CT scan
- Foto toraks pada TB :multifor
30

Pemeriksaan radiologik

− Gambaran lesi aktif :


− Bayangan hitam radiolusen di pinggir paru/pleura
− Menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas,
timbunan kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan.
Perubahan yang menunjukkan perkembangan tuberkulosis
meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
− Bercak milier
− Efusi pleura unilateral/bilateral (massa dibagian bawah)
− Fibrotik
− Kalsifikasi
− Penebalan pleura (schwarte)
31

Pemeriksaan Radiologik

− Lesi minimal :
− Bila proses mengenai sebagian dari satu
atau dua paru ,luas tidak lebih dari sela iga 2
depan
− Lesi luas :
− Bila proses lebih luas dari lesi minimal
32

Pemeriksaan tuberkulin (Skin test)

− Pemeriksaan ini digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa


tuberkulosis terutama pada anak-anak
− Tes ini hanya menyatakan apakah seseorang individu pernah
mengalami infeksi M, tuberculose, M. bovis, vaksinasi BCG dan
Mycobacteria patogen lainnya.
− Biasanya memakai tes mantaoux.
− Reaksi : berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat
limfosit yakni reaksi persenyawaan antara antibodi selular dan
antigen tuberkulin. Banyak sedikitnya reaksi persenyawaan antara
antibodi dan antigen tuberkulin amat dipengaruhi oleh antibodi
humoral, makin besar pengaruh antibodi humoral, makin kecil
indurasi yang ditimbulkan.
33

Pemeriksaan tuberkulin (Skin test)

− Hasil tes mantaoux dibagi menjadi :


1. Indurasi 0-5 mm (diameternya ) maka mantoux negative atau hasil
negative
2. Indurasi 6-9 mm ( diameternya) maka hasil meragukan
3. Indurasi 10- 15 mm yang artinya hasil mantoux positif
4. Indurasi lebih dari 16 mm hasil mantoux positif kuat
5. Reaksi timbul 48- 72 jam setelah injeksi antigen intrakutan berupa
indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni
persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin
34

Diagnosa Diferensial

− Pneumonia
− Asma
− Bronchitis
− Eflusi pleura
− Abses paru
35

Tatalaksana

− Terapi Konservatif
− Pemberian nutrisi yang bergizi dan vitamin
− Istirahat yang cukup, stop merokok (gaya hidup)
− Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu
fase intensif(2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).
− WHO
− Katagori :
1. Lini I (Utama) Rifampisin, INH,Pirasinamid,
Streptomisin dan Etambutol.
2. Lini II (Tambahan) Kanamisin, Kuinolon,
Makrolide dan Amoksisilin + AsamKlavulanat
36
37

Obat Anti Tuberkulosa


(OAT)

Dosis berdasarkan berat


badan harus disesuaikan
pertambahan berat badan.
Semua pasien yang menerima
dosis harus dipantau langsung
terapinya. PRZ dan SM tidak
dipakai pada wanita hamil.
ETB tidak disarankan untuk
pasien anak karena sulit
diobservasi fungsi visualnya.
38
39

Tatalaksana TB pada Anak


40

Komplikasi

− Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura,


empiema, laryngitis, usus.
− Komplikasi pada stadium lanjut:
− Hemoptisis
− Kolaps lobus
− Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau
reaktif) pada paru
− Pnemotoraks spontan
− Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi,
ginjal, dan sebagainya
41

Prognosis

− Tergantung pada luas proses, saat mulai pengobatan,


kepatuhan penderita mengikuti aturan penggunaan dan
cara pengobatan yang digunakan
42

Pencegahan

− Menutup mulut bila batuk


− Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak
pada wadah tertutup yang diberi lisol
− Makan makanan bergizi
− Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
− Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi
yang baik
− Untuk bayi diberikan imunisasi BCG

Anda mungkin juga menyukai