Anda di halaman 1dari 21

GEOLOGI REKAYASA

Tugas Mandiri

Oleh :
Nama :Nila Ardiyah
NPM :1807210074
Kelas :B-1 Pagi
Stambuk : 18

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Geologi rekayasa atau Geologi Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik
rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi,
operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang.
Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan,
disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta
pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh
seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan
memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang
merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari
kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari
sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa
mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan
lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik.
Geologi adalah ilmu (sains) yang mempelajari tentang bumi, komposisinya, struktur, sifat-
sifat fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Kata “geologi” pertama kali digunakan oleh Jean-
Andre Deluc dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Benedict
de Saussure tahun 1779. Geologi adalah suatu ilmu pengetahuan Kebumian yang mempelajari
Planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang
sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di
dalam maupun di atas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan
yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran
benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan. (Jauhari Noor, 2012) Geologi rekayasa
adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi
yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah
dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada
waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan
tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan
proyek.
Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa
terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan
menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut
adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah
geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari
sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa
mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan
lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik, dll.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang terdapat di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu geologi teknik?
2. Hal (pekerjaan) apa saja yang dilakukan oleh seorang insinyur geologi?
3. Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum membangun sebuah bendungan?

1.3 TUJUAN
1. Memahami apa itu geologi teknik.
2. Mengetahui apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh seorang insinyur geologi teknik.
3. Memahami hal-hal yang diperhatikan sebelum membangun bendungan.

BAB II
ISI

2.1 DEFINISI SECARA UMUM  


              The ‘American Geological Institute’ mendefinisikan geologi teknik sebagai berikut:
“Penerapan ilmu geologi pada praktek rekayasa dengan tujuan agar faktor-faktor geologis yang
mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan pekerjaan-pekerjaan
rekayasa telah benar-benar dikenali dan disediakan dengan cukup”
              Semua bagunan sipil didirikan di atas atau di bawah tanah dan seringkali dibangun dengan
menggunakan material-material yang diambil dari dalam tanah. Setiap tindakan yang dilakukan
selalu akan menimbulkan reaksi dari bawah tanah. Seorang ahli geologi teknik harus dapat
menentukan reaksi ini dan memahami bagaimana perilkau sebuah bangunan (gedung, bangunan,
terowongan, jalan dan sebagainya). Ia harus mampu mengantisipasi faktor-faktor geologis yang
dapat mempengaruhi letak, rencana, konstruksi, penggunaan dan pemeliharaan bangunan-bangunan
tersebut. Ia harus dapat menerjemahkan dan menjelaskan informasi geologis.

2.2 RUANG LINGKUP


              Para ahli geologi teknik bekerja pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor khusus
dalam bidang teknik sipil perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan pemerintah. Pada dasarnya
ia bekerja di mana saja di tempat ditemukannya masalah pada batas antara tanah dan bangunan.
Idealnya seorang insinyur geologi berperan penting dalam tahap awal dan sebagian besar proyek
sipil, yaitu dalam penelitian lapangan. Karena seringkali, tidak disadari perlunya suatu penelitian
pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-bangunan sipil justru berkaitan
dengan geologi atau material-material geologi, maka sering terjadi seorang ahli geologi terlambat
didatangkan pada proyek yang bersangkutan.
              Untuk meningkatkan komunikasi yang serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi,
seorang ahli geologi teknik harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu memberikan
keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut. Dengan sendirinya
penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan tanah memainkan peran yang cukup
penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita sekarang dapat membedakan dua macam spesialis yaitu
ahli geologi teknik, yang menangani masalah bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu
geologi, dan ahli geoteknik, yang lebih condong pada segi rekayasa tentang material yang
digunakan.

2.3 GEOLOGI TEKNIK DALAM PRAKTEK


              Salah satu contoh praktek geologi teknik adalah proyek hidro-elektrik di Pirenia, Prancis.
Proyek hidro-elektrik di daerah pegunungan merupakan proyek teknik sipil yang mencangkup
banyak hal. Jalan-jalan harus dibuat, terowongan-terowongan harus digali, dan bendungan-
bendungan harus dibangun. Sejumlah besar bendungan telah dibangun di Pirenia Prancis untuk
memperoleh hidro-elektrik. Di lembah Vicdessos (sebelah utara Andorra), air dari beberapa danau
alam dan dari dua buah waduk telah disalurkan untuk memperoleh tenaga listrik dan sebuah
lembaga lainnya dipersiapkan untuk bendungan (lembah Soulcem).
              Nantinya, sebagian besar listrik yang dihasilkan dari bendungan ini akan digunakan oleh
pabrik peleburan alumunium Pechiney, dekat kota kecil Auzat. Prinsip memperoleh listrik dengan
memanfaatkan tenaga air adalah cukup sederhana, bendungan tersebut berfungsi sebagai reservoir.
Sebuah katup pembuang menyalurkan air ke bawah melalui sebuah terowongan atau saluran pipa.
Pada bagian bawah, dalam bangunan sentral listrik, terdapat sejumlah turbin yang tugasnya
membangkitkan listrik. Bendungan tersebut dilindungi terhadap kemungkinan luapan air oleh
sebuah katup limpah. Air dari danau Soulcem yang akan tersedia setelah bendungan selesai, akan
melewati sebuah sentral listrik sebanyak 11 kali sebelum ia mencapai Samudra Atalantik lewat
Ariege dan Garonne.
              Lembah Soulcem merupakan sebuah lembah gletser dengan bentuk U. bendungan tersebut
dialokasikan  dalam bagian sempit dari lembah, tidak jauh dari ambang yang mengarah ke sebuah
lembah yang terletak 300 m lebih rendah. Batuan-dalam lembah Soulcem terdiri dari skis metamorf 
diselingi pegmatit dan granit. Batuan ini termasuk dalam zona aksial dari Pirenia. Kesemuanya
mengalami banyak perubahan bentuk dan metamorfosis dalam orogenesa hersinik (pergerakan
lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit) pada akhir periode karbon.
Deformasi yang berlangsung berulangkali telah menciptakan sebuah struktur yang kompleks dalam
skis, dengan bidang-bidang skistositas yang mengarah ke berbagai jurusan, patahan dan diaklas
(bentuk patahan tanpa dislokasi).
              Selain itu, skis dilintasi dilintasi oleh sejumlah zona milonit dan patahan dari kemungkinan
umur Alpina. Glasiasi selama periode kuarter telah menciptakan lembah-lembah yang berbentuk U
dan sejumlah torehan yang telah mengendapkan material morail, yang seringkali dikirimkan
kembali oleh sungai-sungai (endapan aluvial). Seperti halnya yang terjadi di setiap pegunungan,
berlangsunglah proses pemiringan sehingga terjadilah lereng-lereng puing.
              Sebuah studi yang lengkap mengenai topografi dan hidrologi telah mendahului
pelaksanaan proyek tersebut. Penelitian lapangan secara geologi teknik pertama-tama telah
ditujukan pada lokasi bendungan. Bagian tersempit dari lembah diteliti secara seksama. Ternyata,
dikarenakan sejumlah patahan dan diaklas, dinding “kiri” lembah tersebut tampak agak lemah, di
tempat ini pada tahun 1948 pernah terjadi runtuhan bukit (rock fall). Runtuhan bukit ini cukup
penting dalam penentuan poros bendungan (posisi) dan dalam penetuan tipe dam. Karena runtuhan
tersebut, diputuskan bahwa bendungan tidak akan dibangun pada bagian lembah yang paling
sempit, melainkan agak keutara. Karena dinding kiri bukit terbukti lemah, diputuskan pula untuk
memilih bendungan tipe “urugan tanah dan batuan”.
              Pada bagian atas bendungan yang sekarang terdapat dua diaklas yang terbuka pada dinding
kiri, di mana massa batuan yang sangat besar dapat saja menimpa bendungan. Suatu  analisis
terhadap dinding ini telah menghasilkan sebuah kesimpulan, bahwa mungkin akan terjadi sebuah
runtuhan bukit yang tidak dapat ditemukan, yang mungkin berupa tertimpanya bendungan oleh
bongkahan-bongkahan sebesar 500 – 1000 m3. Pada sebuah terowongan eksplorasi di sepanjang
diaklas dipadang beberapa alat ukur pergeseran untuk memantau diaklas yang terbuka itu, tetapi
hingga kini belum terjadi suatu pergerakan.
              Selain analisa terhadap dinding-dinding lembah, dipelajari juga pondasi untuk bendungan.
Satu yang penting dalam hal ini adalah geometri bawah tanah, di manakah kiranya ditemukan
kandungan aluvial, atau di manakah letak batuan padat. Hal ini telah diteliti dengan bantuan 51
pemboran inti, 26 kali pengukuran dengan penggunaan penetrometer dan sebuah sumur percobaan.
              Untuk sebuah bendungan tanah, sebuah inti bendungan yang impermeable merupakan
sesuatu yang sangat penting. Akan tetpi di dalam lembah Soulcem ini tidak ditemukan tanah
lempung. Semua material untuk membangun bendungan harus didatangkan dari daerah sekitarnya.
Penelitian geologis telah berhasil menentukan tempat dan jumlah material yang baik yang harus
digunakan untuk pembangunan bendungan tersebut. Di sisi reservoar, dinding bendungan diberi
lapisan yang impermeabel. Selanjutnya, bendungan terdisi dari lapisan-lapisan semipermeabel,
lapisan-lapisan drainase dan lapisan-lapisan penyaring, serta sebuah inti bendungan dan lapisan-
lapisan cor batuan.
              Pekerjaan konstruksi, dalam hal ini pekerjaan hanya dapat dilakukan pada saat musim
panas saja, telah dimulai pada tahun 1978 dengan menyelesaikan dinding-dinding lembah. Tahun
1979 para pekerja mulai membuat jalan ke arah lembah dan mempersiapkan berbagai material
untuk pembangunan. Pembangunan yang sesungguhnya dari bendungan tersebut dimulai tahun
1980. Dalam musim panas 1983, bendungan harus sudah selesai dan dalam musim panas 1984
danau yang dibendung sudah penuh berisi air.
              Contoh ini mengggambarkan unsur-unsur terpenting dari pekerjaan seorang insyinyur
geologi, yaitu mengevaluasi situasi geologis untuk sebuah proyek sipil dan menemukan lokasi
untuk berbagai material konstruksi.

2.4 STUDI GEOLOGI


              Pengevaluasi situasi geologis mencangkup banyak studi, antara lain sebagai berikut:
1.           Stratigrafi dan geologi struktural
    Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur
mencangkup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme, dan
geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat
kesimpulan mengenai sejarah tektonik, linkungan geologi pada masa lampau dan kejadian
deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan control stratigrafi maupun
geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
         Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil
perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi
mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan
batuan.
2.           Petrografi
         Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Seseorang
yang mempelajari petrografi disebut petrografer. Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam
batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh selama
analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan lapangan di singkapan dan
mencakup deskripsi makroskopik spesimen tangan. Namun, alat yang paling penting bagi
petrografer adalah mikroskop petrografi.
         Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan
struktur sangat  penting untuk memahami asal-usul batuan. Analisis mikroskrop elektron dari butir
individu serta analisis kimia batuan keseluruhan oleh resapan atom atau fluoresensi sinar x
digunakan di laboratorium petrografi modern. Butiran mineral individu dari sampel batuan juga
dapat dianalisis dengan difraksi sinar-X ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis inklusi fluida
mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada mikroskop petrografi
memberikan petunjuk mengenai kondisi suhu dan tekanan selama pembentukan mineral.
Gambar 2.1 Mikroskop petrografi
Sumber: Google.com, 2016
3.           Geomorfologi
         Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-
perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu
bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu
bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang
mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang,
terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang
hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih
cenderung untuk memakai kata geomorfologi.
4.           Hidrologi
Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas
air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang
hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil
dan teknik lingkungan.
Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi(air yang berada di udara dan berwujud gas),
potamologi(aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau; waduk)
geohidrologi(air tanah), dan kriologi(air yang berwujud padat seperti es dan salju) dan kualitas air.
Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan
lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi
periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap
bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
              Selain itu, juga studi tentang proses geologis endogen dan proses geologis eksogen yang
dapat berpengaruh terhadap sebuah bangunan, antara lain:
1.           Gempa bumi
            Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu
pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua
skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar
hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang
luas, tergantung pada kedalaman gempa. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

2.1 Besar dan Intensitas Gempa Bumi


Besarnya Perkiraan
Intensitas Keterangan menurut Skala Radius
Richter Pengamatan
Hanya diketahui lewat
I Instrumental
seismograf
3,5 – 4,2 2 – 5 mil
Hanya terasa oleh orang yang
II Lemah
sensitif (peka)
Mirip getaran yang ditimbulkan
sebuah lori (truk) yang lewat;
III Ringan
terasa oleh orang yang sedang
santai, khususnya di lantai atas
4,3 – 4,8 15 – 30 mil
Terasa oleh orang yang sedang
berjalan kaki; bergoyangnya
IV Sedang
benda-benda lepas, termasuk
kendaraan yang sedang diam
Pada umumnya terasa; orang
yang sedang tertidur akan
V Agak kuat
terbangun dan lonceng-lonceng
akan berdentang
Pepohonan bergoyang dan 4,9 – 5,3 30 – 70 mil
semua benda yang menggantung
VI Kuat akan berayun-ayun; kerusakan
akibat berjatuhannya benda-
benda yang terlepas
VII Sangat kuat Orang mulai panik; dinding- 5,5 – 6,1 70 – 125 mil
dinding menjadi retak, plesteran
terlepas
Para pengemudi kendaraan sangat
terganggu; tembok retak;
VIII Merusak cerobong asap runtuh; bangunan 6,2 – 6,9 125 – 250 mil
yang kurang kokoh banyak yan
rusak
Sejumlah rumah roboh ketika
IX Merobohkan tanah mulai berderak; pipa-pipa 7,0 – 7,3 250 – 450 mil
pecah
Tanah sangat retak; rel kereta
X Menghancurkan membengkok; longsornya lereng-
lereng curam
Jembatan hancur; semua
Sangat prasarana (jalan kereta, jalur pipa,
XI 7,4 – 8,1 250 – 450 mil
menghancurkan kabel) tidak berfungsi; terjadi
longsor dan banjir besar
Kehancuran total; berbagai obyek
XII Malapetaka terbang keudara, tanah naik turun 8,1+ 250 – 450 mil
bergelombang
(Sumber: Geologi untuk Teknik Sipil, 2016)

2.           Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai
permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut
terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava.
Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang
memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya.
Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman
dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada
umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang
ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar
atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas
vulkanik.

3.           Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di
bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di suatu tempat di
bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif
matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan
iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-
kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara,
yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang
(40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).

Gambar 2.2 Pembagian Iklim Dunia


Sumber: Wikipedia.com, 2016
4.           Pelapukan erosi
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat
permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini
merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui
bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral
untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik.
Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah
sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda
dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya,
tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis
pembentukan tanah itu sendiri.
Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja
bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan
lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak
berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka
pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan
proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:
          Pelapukan organik: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh:
tumbuhnya lumut
          Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim
.contoh : perubahan cuaca
          Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan
zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia
Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi
oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. Peristiwa itu
sering disebut dengan pelapukan fisika. Batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan
hancur. Peristiwa tersebut sering disebut pelapukan biologi dan masih banyak lagi contoh-contoh
pelapukan.
Sedangkan Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain
di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam
hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan
proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada
akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk
ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air.
erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi,
kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

5.           Pergeseran tanah


Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi
baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah
manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang
menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut
bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang
atau stabil kembali.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng
yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
              Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang
laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
              Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
             Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang
lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
             Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-
debu
              Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
              Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

6.           Kegiatan manusia


         Salah satu contoh kegiatan manusia yang dimaksud disini salah satunya yaitu pencemaran
lingkungan yang diakibatkan manusia dan pertambangan. Pencemaran lingkungan yang utama
berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan rumah tangga dan perorangan, industri, pertanian dan
transportasi. Pencemaran tersebut berlangsung terus menerus dan dampaknya juga terus dirasakan,
bahkan beberapa diantaranya berdampak luas atau global. Faktor-faktor penyebab terjadinya
pencemaran lingkungan sebagai hasil samping perbuatan manusia meliputi: faktor Industrialisasi,
faktor urbanisasi, faktor, faktor cara hidup, kepadatan penduduk dan faktor perkembangan ekonomi.
Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor terjadi, maka
faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan tidak dapat
dihindari.
         Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di
bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas
bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak
dan bijih mangan.

2.5 PENELITIAN LAPANGAN


              Dalam melaksanakan penelitian lapangan, biasanya digunakan berbagai teknik dan cara
seperti berikut ini:
1.           Pemetaan geologis dan geologi teknik
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat
menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya  untuk penilaian
kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi
gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan
tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil kepurtusan,
baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya dalam penentuan rencana rute
suatu jalan, sistem “cut and fill” pada pembutan jalan di medan yang berbukit-bukit. Peta geologi
juga dipakai dalam “benefit-cost analysis” untuk memperkecil ketidak pastian dan potensi
penambahan biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi
batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di
bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan
menggunakan kompas geologi serta melakukan  penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi
yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi (SIG)
maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti lunak
(software) sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu
tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format digital),
ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi SIG,
memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial, misalnya dalam mencari sebaran polusi yang
mungkin terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya (porositas dan
permeabiliatas), penentuan rute rencana jalan dengan menghindari wilayah wilayah yang rawan
longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga menyediakan peta-peta geologi dan
fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna, baik akhli geologi maupun yang
bukan. 
2.           Pemboran inti dan pengungkapan inti pemboran
         Pemboran dapat memberikan informasi data mengenai keadaan bawah tanah melalui garis
lubang pemboran. Pemboran dapat dilakukan secara vertikal maupun menudut. Dari sebuah
pemboran dibuat sebuah laporan pemboran. Di dalamnya dicatat dengan cermat material-material
apa saja yang telah ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan perilaku dari alat
pemboran. Banyak metode yang dapat digunakan, mulai dari pendesakan besi sonda (sondir) atau
pipa pancang ke dalam bawah tanah, penjatuhan sebuah puls atau pahat, penyemprotan tanah
hingga lepas dengan sebuah tombak semprot, sampai kepada pemutaran atau teknik perkusi putar.
Hampir pada semua metode ini, material akan muncul dalam keadaan sangat terganggu di
permukaan bumi. Dengan demikian hanya dapat diterangkan jenis material yang ditemukan di
kedalaman tertentu. Akan tetapi lubang-lubang pemboran masih dapat diteliti oleh kamera TV, atau
dapat dilakukan dengan cara pengkuruan geofisis terhadap lubang pemboran.
3.           Pengukuran geofisis
Adakalanya kita merasa perlu untuk mengontrol sebuah gambaran tiga dimensi yang telah
dibuat berdasarkan pengamatan di permukaan bumi dan melengkapinya dengan keterangan atau
data mengenai keadaan bawah tanah. Dengan bantuan berbagai metode geofisis, kita dapat
mengumpulkan data/informasi mengenai keadaan bawah tanah. Teknik geofisis memanfaatkan
kontras dalam sifat-sifat fisis dari berbagai material geologis.
   Metode seismik didasarkan pada kecepatan rambut dari getaran suara, yang tergantung dari
kerapatan material dan massa. Metode ketahanan elektrik melakukan pengukuran terhadap hantaran
elektrik berbagai material geologis. Metode magnetik didasarkan pada variasi sifat-sifat magnetis
(mineral-mineral yang mengandung besi) dalam batuan, yang menyebabkan adanya variasi dalam
medan magnet bumi. Metode elektro magnetik melakukan pengukuran terhadap hantaran sebuah
medan elektro magnetik yang terinduksi.

Gambar 2.3 Gravimeter


Sumber: Google.com, 2016
Sebuah gravimeter melakukan pengukuran terhadap variasi dalam medan gaya berat, yang
tergantung kerapatan dan jarak permukaan bumi dari sebuah batuan tertentu yang kerapatannya
berbeda dari keadaan sekitarnya.
4.           Penelitian di laboratorium
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat, mineral-mineral padat yang
tidak terikat secara kimia satu dan lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut.
Tanah berguna untuk bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan dalam lingkup teknik sipil.
Berdasarkan kegunaan tersebut maka lebih baik jika terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat dasar
dari tanah tersebut sebelum kita menggunakan tanah tersebut sesuai dengan fungsinya, seperti asal
usulnya, penyebaran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan, kekuatan geser, dan
lain-lain.
Keadaan tersebut membuat praktikan harus melakukan pengujian di laboratorium untuk
mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah tersebut dan pengujian ini digunakan sebagai dasar acuan
untuk perencanaan desain dan pengujian ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik struktur tanah yang akan digunakan sebagai tempat bertumpunya suatu pondasi
bangunan. Pengujian lapangan yang telah dilakukan tidak cukup menjadikan praktikan mengetahui
secara jelas sifat-sifat yang terdapat pada tanah, oleh karena itu perlu diadakannya pengujian
laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dan fisik tanah.
5.           Percobaan di lapangan
Percobaan di lapangan merupakan penunjang dasar dalam merencanakan bangunan yang baik,
aman, kuat, dan ekonomis. Sehingga hal tersebut merupakan suatu bagian proses yang utama dalam
perencanaan bangunan.Untuk mencapai hal tersebut perencana harus mengerti bagaimana
bangunannya nantiakanterpengaruh oleh keadaan tanah tersebut.
Tanah dapat dipelajari dengan pendekatan geologi, pedologi dan edaphologis. Ilmu yang
mempelajari proses pembentukan tanah yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus)
disebut geologi. Pendekatan pedologi yaitu tanah yang terbentuk dari faktor-faktor seperti : iklim,
organisme, topografi dan waktu, sedangkan pendekatan edaphologis mempelajari kandungan yang
berada di dalam tanah untuk menentukan kesuburan tanah kandungan air di dalam tanah dan
pendekatan edaphologis lebih ke arah tanaman untuk pertanian.
Penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang menjadi pondasi sebuah
bangunan melainkan juga mengenal karakteristik lingkungan yang bisa memberikan keterangan
lebih lanjut yang berguna bagi perencanaan. Penelitian tanah dibagi menjadi 2 yaitu di laboratorium
dan di lapangan.
Tujuan dari uji lapangan ini adalah untuk mengetahui keadaan tanah yang akan dijadikan
pembangunan suatu bangunan gedung atau jalan. Pembangunan gedung memiliki tahap
pemeriksaan lapangan yaitu tes uji sondir, sand cone test dan hand bor. Pada ketiga tahap tersebut
bisa didapat kedalaman tanah keras, karakteristik tanah, kuat tekan tanah, dan dapat diketahui
perkerasaan yang sesuai dengan karateristik pada tanah tersebut.
6.           Galian-galian untuk material
Proyek-proyek teknik sipil yang memerlukan penggunaan material dalam jumlah besar
memperoleh material ini dari tempat-tempat penggalian (“quarry” untuk batuan, “borrow pit”
untuk tanah). Di daerah yang sedang berkembang sering kali tempat-tempat penggalian yang telah
ada tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan sehingga perlu dicari lokasi-lokasi baru. Hal seperti ini
dapat pula terjadi pada proyek bendungan urugan, di mana tempat penggalian harus terletak dekat
dengan tempat pembangunan agar biaya transport dapat ditekan serendah mungkin. Di negara-
negara industri sering dilakukan pembatasan penggunaan lahan, sehingga jarak transport ke tempat
penggalian bisa atau pasti jauh lebih besar.
Seorang insinyur geologi yang harus mencari beberapa lokasi baru perlu mengetahui
kegunaan dan persyaratan yang dikenakan terhadap berbagai material. Pencarian material geologis
dimulai dengan sebuah peta geologis. Kerja lapangan geologis diperlukan untuk menentukan sifat
berbagai material. Kemudian lokasi-lokasi yang memenuhi persyaratan dipelajari secara seksama
dan diperkirakan pula banyaknya material yang tersedia, selain itu perhatiakn pula kualitas serta
keseragamannya. Satu hal lain yang juga merupakan hal penting adalah tebal lapisan penutup yang
harus dibuang untuk dapat mencapai material yang bersangkutan. Dalam hal ini, permukaan air
tanah turut mempengaruhi (ada kalanya pada suatu penggalian perlu dilakukan penurunan
permukaan air tanah). Di daerah tropis perlu ditentukan kedalaman dan keberaturan dari zona-zona
pelapukan. Di daerah gurun, yang paling penting adalah air, yang diperlukan pada proses produksi. 
              Semua hal itu ditujukan untuk memperoleh suatu penjelasan yang cermat mengenai kondisi
tanah bawah. Data yang dikumpulkan mengenai tanah bawah misalnya sifat-sifat seperti berat jenis,
porositas, permebilitas elastisitas dan gaya tekan.

2.6 REKASI DARI BAWAH TANAH


              Melalui penggunaan berbagai data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian lapangan,
reaksi dari tanah bawah terhadap pekerjaan seorang insinyur dapat dihitung. Setiap proses
kerekayasaan akan menyebabkan sebuah perubahan dalam besar dan arah tegangan pada tanah.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan yang besar atau kecil tergantung dari sifat-sifat yang
dimiliki massa tanah. Terdapat kemungkinan bahwa perubahan tegangan pada tanah menjurus
kepada titik patah.

2.7 FUNGSI GEOLOGI REKAYASA ATAU TEKNIK


Fungsi geologi teknik adalah kita dapat membangun jalan bawah tanah

Jalan Bawah Tanah


Atau terowongan bawah tanah untuk pertambangan dan terowongan lainnya seperti saluran air bawah
tanah dan lain sebagainya

Underground Mining

Dan juga kita dapat membuat dan mengamankan lereng. Bisa digunakan untuk tambang,
pengamanan lereng jalan, jembatan serta bendungan.

Open Pit Mining


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Geologi rekayasa atau Geologi Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik
rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi,
operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang.
Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan,
disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta
pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh
seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan
memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang
merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari
kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari
sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa
mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan
lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik.
              Para ahli geologi teknik bekerja pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor khusus
dalam bidang teknik sipil perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan pemerintah. Pada dasarnya
ia bekerja di mana saja di tempat ditemukannya masalah pada batas antara tanah dan bangunan.
Idealnya seorang insinyur geologi berperan penting dalam tahap awal dan sebagian besar proyek
sipil, yaitu dalam penelitian lapangan. Karena seringkali, tidak disadari perlunya
suatu penelitian pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-bangunan sipil
justru berkaitan dengan geologi atau material-material geologi, maka sering terjadi seorang ahli
geologi terlambat didatangkan pada proyek yang bersangkutan.
              Untuk meningkatkan komunikasi yang serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi,
seorang ahli geologi teknik harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu memberikan
keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut. Dengan sendirinya
penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan tanah memainkan peran yang cukup
penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita sekarang dapat membedakan dua macam spesialis yaitu
ahli geologi teknik, yang menangani masalah bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu
geologi, dan ahli geoteknik, yang lebih condong pada segi rekayasa tentang material yang
digunakan.
              Salah satu contoh praktek geologi teknik adalah proyek hidro-elektrik di Pirenia, Prancis.
Proyek hidro-elektrik di daerah pegunungan merupakan proyek teknik sipil yang mencangkup
banyak hal. Jalan-jalan harus dibuat, terowongan-terowongan harus digali, dan bendungan-
bendungan harus dibangun. Sejumlah besar bendungan telah dibangun di Pirenia Prancis untuk
memperoleh hidro-elektrik. Di lembah Vicdessos (sebelah utara Andorra), air dari beberapa danau
alam dan dari dua buah waduk telah disalurkan untuk memperoleh tenaga listrik dan sebuah
lembaga lainnya dipersiapkan untuk bendungan (lembah Soulcem).
Sebuah studi yang lengkap mengenai topografi dan hidrologi telah mendahului
pelaksanaan proyek tersebut. Penelitian lapangan secara geologi teknik pertama-tama telah
ditujukan pada lokasi bendungan. Bagian tersempit dari lembah diteliti secara seksama. Ternyata,
dikarenakan sejumlah patahan dan diaklas, dinding “kiri” lembah tersebut tampak agak lemah, di
tempat ini pada tahun 1948 pernah terjadi runtuhan bukit (rock fall). Runtuhan bukit ini cukup
penting dalam penentuan poros bendungan (posisi) dan dalam penetuan tipe dam. Karena runtuhan
tersebut diputuskan untuk memilih bendungan tipe “urugan tanah dan batuan”.
            Selain analisa terhadap dinding-dinding lembah, dipelajari juga pondasi untuk bendungan.
Satu yang penting dalam hal ini adalah geometri bawah tanah, di manakah kiranya ditemukan
kandungan aluvial, atau di manakah letak batuan padat. Selain itu, penelitian geologis telah berhasil
menentukan tempat dan jumlah material yang baik yang harus digunakan untuk pembangunan
bendungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Van Bemmelem, R.W. (1949), The Geology of Indonesia, Vol. IA, General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes, Government Printing Office, The Hague
Waltham, A.C. (1994), Foundations of Engineering Geology, Blackie Academic &
Professional
Das, B.M. (2002), Principle of Geotechnical Engineering, 5th edition, Brooks/Cole,
Thomson learning
Craig R.F. (1992), Soil Mechanics, 5th Edition, Chapman & Hall
Hardiyatmo, H.C. (2004), Mekanika Tanah I, UGM Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai