Anda di halaman 1dari 11

Iwi

Assa

Hapid

Neli

imron

PENGERTIAN PENGORGANISASIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja,
prosedur kerja, dan pola atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan
dan konseling dapat berjalan dengan lancer, tertib, efektif dan efesien apabila dilaksanakan dalam suatu
organisasi yang baik dan teratur. Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling ditandai oleh
adanya dasar dan tujuan organisasi, personel dan perencanaan yang matang

TUJUAN DAN MANFAAT PENGORGANISASIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengorganisasian bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan bimbingan dan
konseling, meningkatkan pemahaman terhadap stakeholderdalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling, membangun komunikasi dari berbagai petugas bimbingan dan konseling sehingga terjadi
persepsi yang sama, dan membangun dan menetapkan akuntabilitas dalam layanan bimbingan dan
konseling (Sugiyo, 2011:39)

Adapun manfaat organisasi bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah dapat dikemukakan, antara
lain sebagai berikut :

Ruang lingkup pelayanan bimbingan jauh lebih luas dan semua siswa harus mendapatkan pelayan
bimbingan, terutama melalui bimbingan kelompok.

Pelayanan bimbingan menjadi usaha yang dilakukan bersama oleh staf bimbingan sebagai tim kerja.

Sarana personal dan materiil dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dari segi finansial lebih dapat
dipertanggung jawabkan dan efisien.

Sifat bimbingan yang lebih ditonjolkan ialah sifat preventif dan perseveratif.
Pelayanan bimbingan dalam semua komponen program bimbingan mendarah daging dalam kehidupan
sekolah.

Kedudukan, wewenang, dan tugas konselor sekolah diakui oleh staf pendidik di sekolah dan di nilai lebih
positif karena disamping program pengajaran, terdapat program bimbingan yang sama sama dikelola
secara profesional.

Dibuktikan bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya meliputi wawancara konseling, tetapi mencakup
berbagai kegiatan lainnya untuk semua satuan kelas.

Lebih mudah menentukan urutan prioritas, yaitu layanan bimbingan yang diutamakan di institusi
pendidikan tertentu pada jenjang pendidikan tertentu.

Tenaga bimbingan oleh para siswa tidak di pandang sebagai satpam sekolah, petugas membina disiplin,
guru cadangan, ahli menangani kasus kenakalan, serta kasus keabnormalan, dan sebagainya.

Diperjelas bahwa layanan bimbingan mengandung unsur proses, yang membawa hasil secara gradual
sebagai akibat dan usaha tenaga bimbingan dan siswa bersama-sama, sama seperti pengajaran yang
juga mengenal unsur proses.

Landasan Dasar Perlunya Organisasi Bimbingan dan Konseling Di Sekolah

Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah mutlak diperlukan, hal itu disebabkan karena hal – hal
sebagai berikut:

1. Pelayanan bimbingan dan konseling adalah merupakan bagian yang tidak terisahkan ( integral )
dari keseluruhan program pendidikan.

2. Pembinaan bimbingan dan konseling di sekolah berada pada kepala sekolah sebagai administrator
sekolah yang memegang peran kunci.

3. Tanggung jawab langsung dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
hendaknya dilimpahkan kepada staf yang berwenag yang memiliki kompetensi dan kualifikasi tertentu
baik dalam segi pendidikan formal, sifat, sikap, kepribadian, keterampilan dan pengalaman serta
mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan tugas kepembimbingan.

4. Pogram bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk kegiatan yang cukup luas bidang
geraknya.

5. Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah perlu hendaknya diadakan penilaian
( evaluasi ) untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi program bimbingan dan konseling, dan
selanjutnya dipergunakan sebagai bahan revisi program layanan bimbingan dan konseling selanjutnya.
6. Petugas – petugas yang diserahi tanggung jawab bimbingan yang bersifat khusus, seperti kegiatan
konseling atau tes psikologis hendaknya ditangangi oleh petugas professional dan berkompeten
mengerjakan jenis tugas tersebut, berkompeten dari aspek keahliannya maupun dari aspek pribadinya.

7. Petugas – petugas bimbingan dan konseling dan seluruh staf bimbingan dan konseling mutlak perlu
diberikan pelatihan dan atau pendidikan dalam jabatan ( inservice training ), sebagai suatu sarana untuk
memperbaiki layanan bimbingan dan konseking di sekolah.[4]

DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahan dalam menjalin kegiatan oprasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan. Pekerjaan dibagi, dikelompokan
dan dikordinasikan (integrasi) secara formal

PROSES ATAU LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN

Menurut stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:

Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

Membagi beban kerja kedalam kegiatan-kegiatan yang secara logis danmemadaidapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang.

Mengkombinasi pekerjaan anggota prusahaan dengan secara logis dan efisien.

Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang
harmonis.

Memantau efektivitas organisasi dalam mengambil lamgkah-langkah penyesuaian untuk


mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

POLA Struktur
struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling pada setiap satuan pendidikan tidak harus sama.
Masing-masing disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan. Meskipun demikian
struktur organisasi pada setiap satuan pendidikan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :

Menyeluruh,

Sederhana,

Luwes dan terbuka,

Menjamin berlangsungnya kerja sama,

Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut.

1. Kepala Sekolah

Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah.


Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga / SDM dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya layanan
bimbingan Konseling yang efektif dan efisien.

Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program BK,
penilaian dan upaya tindak lanjut layanan bimbingan Konseling.

Mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah dalam rangka kerja sama pelaksanaan
pelayanan BK.

Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program BK di sekolah.

Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab  atas koordinasi pelaksanaan BK di


sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing ( konselor).

Menyiapkan surat tugas guru pembimbing dalam proses BK pada setiap awal semester.

Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan BK sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru
pembimbing ( konselor).

Melaksanakan layanan BK terhadap minimal 40 siswa bagi kepala sekolah yang berlatar belakang
pendidikan BK.

Staf Pimpinan / Wakil Kepala Sekolah

2. Wakil kepala sekolah

Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah.

Pelaksanaan kebijakan kepala sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap sedikit-dikitnya 75 orang siswa, bagi wakil kepala
sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.

3. Koordinator guru pembimbing

Memasyarakatkan pelayanan bimbingan Konseling

Menyusun program Bimbingan Konseling

Melaksanakan program Bimbingan Konseling

Mengadministrasikan pelayanan Bimbingan Konseling

Menilai program dan pelaksanaan Bimbingan Konseling


Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian BK.

Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan
prasarana.

Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan BK kepada kepala sekolah.

Guru Bimbingan Konseling / Konselor

4. Guru pembimbing (Konselor)

• Mengkoordinaasikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

• Merencanakan program bimbingan dan konseling.

• Melaksanakan persiapan (termasuk perencanaan) kegiatan bimbingan dan konseling.

• Melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sedikit-dikitnya 150 orang siswa.

• Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

• Mengadakan penilaian proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

• Menganalisis hasil penilaian bimbingan dan konseling.

• Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian bimbingan dan konseling.

• Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling

5. Guru Mata Pelajaran

Membantu memasyarakatkan layanan bibingan dan konseing kepada siswa.

Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa. 

Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing. 

Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan. 

Member kesempatan pada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konselingdari guru
pembimbing. 

Membantu mengumpulkan informasi dalm rangka penilaian layanan bimbingan. 

Ikut serta dalam program layanan dan bimbingan. 

Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus. 


Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa dalampengembangan potensi

6. Wali Kelas

Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggung jawabnya.

Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan pada siswa untuk mengikuti bimbingan.

Memberikan informasi tentang siswa dikelas untuk memperoleh layanan bimbingan.

Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatian khusus.

Ikut serta dalam konferensi kasus.

7. Staf Tata Usaha / Administrasi

Membantu guru pembimbing dan coordinator dalam mengadministrasikan seluruhkegiatan bimbimngan


dan konseling di sekolah.

Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.

Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dankonseling. 

Membantu melengkapi dokumen tentang siswa

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

Sekolah adalah organisasi formal, yang di dalamnya terdapat usaha-usaha administrasi dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran nasional. Adapun bimbingan dan konseling adalah
suborganisasi dari organisasi sekolah.

Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu diperhatikan beberapa prinsip organisasi
untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Adapun prinsip-prinsip organisasi, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.


Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,sehingga tidak mungkin suatu
organisasi tanpa adanya tujuan.

Prinsip skala Hierarki

Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan
sampai pelaksana, sehinnga dapat mempertegas ddalam pendelegasian wewenang dan pertanggung
jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara keseluruhan.

Prinsip kesatuan perintah

Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seseorang atasan
saja

Prinsip pendelegasian wewenang

Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan


keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa meminta
persetujuan lebih dahulu kepada atasannya.

Prinsip pertanggung jawaban

Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan

Prinsip pembagian pekerjaan

Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektifitas jalannya organisasi

Prinsip rentang pengendalian

Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
Prinsip fungsional

Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab seorang
pegawai harus jelas.

Prinsip pemisahan

Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain

Prinsip keseimbangan

Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan tujuan organisasi.

Prinsip fleksibilitas

Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga
organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan.

Prinsip kepemimpinan

Dalam organisasi apapun bentuknya,diperlukan pemimpin atau dengan kata lain organisasi mampu
menjalankan aktifitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin
organisasi tersebut.

Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil
sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi
yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. jika personil
sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan
sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.

UNSUR-UNSUR PENGORGAINISASIAN
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu orang,kerjasama, dan tujuan bersama. Tiga unsur
organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasian secara terperinci adalah:

Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering disebut dengan istilah
pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi.yang
menurut fungsi dan tingktannya terdiri dari unsur-unsur (administator) sebagai unsur pemipin tertinggi
dalam organisasi, psrs menejer ysng memimpin sustu umit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-
masing danpara pekerja (non management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power)

Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.oleh karna itu, semua anggota atau semua warga yang
menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administator, manajer,dan pekerja (workers) secara
bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan tntang apa yang dicapai
atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tetang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network),
kebijaksanaan (policy). Strategi, anggaran (hudgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.

Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari
semua sarana, berupa materai, mesin-mesin, uang, dan g modal lainnya
(tanah,gedung/bangunan’/kantor).

Lingkunagan (environment) faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan tknologi.
Yang termasuk dalam unsur lingkunagn:

Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya
gerak kehidupan organisasian, karna kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.

Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus
dilakukan oleh organisasi.

Wilayah oprasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah opeasi dibedakan menjadi:

Wilayah kegiatan yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan
sesuai dengan tujuan organisasi.

Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah
operasi organisasi.
Wilayah personil, menyangkut semua phak (orang-orang,badan-badan) yang mempunyai hubungan
dankepentingan dengan organisasi.

Wilayah kewewenangangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban tugas,
tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas ditetapapkan dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang beralku.

Kekayaan alam, yang termasuk dalam kekayan alam ini misalya keadaan iklim,udara, air, cuaca
(geografis,hidrografi,geologi,klimatologi), flora dan fauna.

PROSES ATAU LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN

Menurut stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:

Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

Membagi beban kerja kedalam kegiatan-kegiatan yang secara logis danmemadaidapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang.

Mengkombinasi pekerjaan anggota prusahaan dengan secara logis dan efisien.

Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang
harmonis.

Memantau efektivitas organisasi dalam mengambil lamgkah-langkah penyesuaian untuk


mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Anda mungkin juga menyukai