Anda di halaman 1dari 26

UAS

MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN

MENINGKATNYA KASUS DBD DI WILAYAH KERJA UPT


PUSKESMAS RAWAT INAP DURIAN DEPUN
KABUPATEN KEPAHIANG

Oleh:

NAMA : RIZKI ANGGRIANI


NPM : 1926040009.P
KELAS : B1

Dosen Pengampu : Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2020
PENDAHULUAN

MENINGKATNYA KASUS DBD DI WILAYAH KERJA UPT


PUSKESMAS RAWAT INAP DURIAN DEPUN

A. Profil UPT Puskesmas Rawat Inap Durian Depun


BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap Durian Depun terletak di
Kecamatan merigi kelurahan Durian Depun. Kecamatan Merigi satu dari 8
Kecamatan yang ada di Kabupaten Kepahiang. BLUD UPT Puskesmas Rawat
Inap Durian Depun satu dari 14 Puskesmas yang ada.
BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap Durian Depun menempati lokasi di
Kelurahan Durian Depun Kecamatan Merigi yang Beralamat di Jl. Puskesmas
No.22 Kelurahan Durian Depun. Sejak awal berdirinya tahun 1989 sampai
sekarang, BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap Durian Depun telah mengalami
beberapa peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana dan prasarana
puskesmas termasuk peningkatan jumlah sumber daya manusianya.
Geografis
BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap Durian Depun berada di
Kecamatan Merigi dengan luas wilayah + 3,447,2 km2 atau hanya sekitar 4 %
dari total keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kepahiang. BLUD UPT
Puskesmas Rawat Inap Durian Depun mempunyai batas wilayah sebagai
berikut :
a. Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup Selatan atau wilayah kerja
kerja Puskesmas Watas Marga Kabupaten Rejang Lebong.
b. Timur berbatasan dengan Kecamatan Curup Tengah atau wilayah kerja
Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong.
c. Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ujan Mas atau Wilayah Kerja
Puskesmas Cugung Lalang.
d. Barat berbatasan dengan Kecamatan Curup Selatan atau wilayah kerja
kerja Puskesmas Watas Marga Kabupaten Rejang Lebong.
Secara administratif Kecamatan Merigi terdiri dari 7 Desa 1 kelurahan
yaitu :
a. Kelurahan Durian Depun
b. Desa Pulogeto
c. Desa Pulogeto Baru
d. Desa Taba Mulan
e. Desa Simpang Kota bingin
f. Desa Batu Ampar
g. Desa Bukit Barisan
h. Desa Lubuk Penyamun
Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap
Durian Depun tahun 2019, sebesar 10.956 jiwa dengan persebaran yang
cukup bervariasi.
1. Organisasi
a. Visi Puskesmas
Menuju Masyarakat Merigi Berprilaku Sehat dan Mandiri.
b. Misi Puskesmas
1) Menyelenggarakan pelayanan usaha kesehatan masyarakat (UKM)
dan usaha kesehatan perseorangan (UKP) secara paripurna
bermutu;
2) Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan meningkatkan kualitas dan
ketersediaan sumber daya kesehatan;
3) Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan sehingga masyarakat dapat mandiri;
4) Melaksanakan fungsi administrasi secara profesional.
c. Motto
SEHAT : Senyum, Empati, Hati Nurani, Adil, Team Work
d. Struktur Organisasi
1) Struktur UPT Puskesmas Durian Depun

2) Struktur Mutu dan Keselamatan Pasien

e. Susunan Pengurus GKM


1) Fasilitator
a) Memberi pelatihan kepada pimpinan dan anggota GKM
b) Koordinator GKM
c) Mediator antara GKM dengan pucuk pimpinan Perushaan
2) Pimpinan (Leader) GKM
a) Memimpin secara aktif
b) Mendorong para kariawan agar aktif
c) Mengelola jalannya kerja
d) Bertanggung jawab terhadap kegiatan GKM
e) Bersama fasilitator memberikan pelatihan kepada anggota
GKM
3) Advisor
Orang yang dilibatkan sebagai narasumber karena keahliannya
(expert)
4) Tema Leader
Pemimpin circle dengan tema yang sedang berjalan
5) Notulen
Dokumentasi setiap pertemuan
6) Anggota GKM
Para staf Puskesmas Arga Indah II
2. Uraian Tugas dan Fungsi
NAMA :
KETUA TIM MUTU
JABATAN
TUGAS : Melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan
di Puskesmas.
URAIAN : 1. Menjamin penetapan, penerapan dan
TUGAS pemeliharaan proses-proses yang dibutuhkan
oleh Standar Akreditasi yang ditetapkan seluruh
unit kerja.
2. Menyusun Pedoman Mutu dan Standar
Operasional Prosedur yang disahkan oleh
Kepala Puskesmas.
3. Menyusun Kebijakan Mutu dan Indikator Mutu
sesuai dengan ketentuan.
4. Memastikan Standar Operasional Prosedur telah
diterapkan.
5. Memastikan pemantauan proses di unit kerja.
6. Memastikan pengendalian ketidaksesuaian
layanan Administrasi Manajemen, Pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan
PelayanannKesehatan Perseorangan.
7. Memastikan pengukuran Indikator Mutu di
setiap unit pelayanan.
8. Mengkoordinasikan tindakan perbaikan dan
pencegahan terhadap ketidaksesuaian proses
realisasi layanan maupun ketidaksesuaian
layanan puskesmas.
9. Membangun kapasitas organisasi untuk
mencapai visi dan misi puskesmas.
10. Memotivasi terbentuknya budaya organisasi
untuk memenuhi persyaratan pelanggan.
11. Memastikan terlaksananya Audit Internal dan
Tinjauan Manajemen.
12. Memastikan dan mengelola Survei kepuasan
pelanggan dan penanganan saran/keluhan
pelanggan.
WEWENANG : Memiliki wewenang penuh untuk melaksanakan
tugas sebagai ketua manejemen mutu
TANGGUNG : Bertanggung jawab untuk menjamin kesusuaian dan
JAWAB efektivitas implementasi sistem manajemen mutu
NAMA :
SEKRETARIS MUTU
JABATAN
TUGAS : Melaksanakan kegiatan penyusunan laporan hasil
kegiatan tim manajemen mutu.
URAIAN : 1. Membantu Ketua Tim Mutu untuk membuat,
TUGAS mengelola dan mendistribusikan dokumen mutu.
2. Membantu Ketua Tim Mutu untuk membuat
perencanaan implementasi Sistem Manajemen
Mutu.
3. Menyiapkan kebutuhan dokumen unit-unit kerja.
4. Memastikan ketersediaan dokumen internal dan
dokumen eksternal yang dibutuhkan untuk
masing-masing unit kerja.
5. Menyiapkan rapat/pertemuan/kegiatan
sehubungan dengan implementasi meliputi
ruangan, media komunikasi dan Materi.
6. Memastikan pengukuran indikator mutu telah
dilaksanakan.
7. Bersama unit kerja merekap, menganalisa dan
mendokumentasikan laporan pencapaian
indikator mutu, pengendalian ketidaksesuaian
layanan dan monitoring proses peningkatan
mutu layanan.
8. Mendokumentasikan kelengkapan hasil kegiatan
penerapan sistem manajemen mutu: notulen
rapat periodik, pertemuan evaluasi/monitoring
penerapan sistem manajemen mutu dan lain-lain.
9. Membuat back up dokumen sistem manajemen
mutu secara berkala.
10. Memastikan implementasi sistem manajemen
mutu sesuai dengan rencana.
11. Melaksanakan monitoring preses realisasi
layanan seluruh unit kerja.
12. Mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan
evaluasi/monitoring penerapan sistem
manajemen mutu.
13. Mengendaliakan, memelihara dokumen,
melakukan back up dokumen mutu.
14. Menindaklanjuti hasil temuan monitoring
seluruh proses implementasi Sistem Manajemen
Mutu, Audit Internal dan Audit Eksternal yang
menyangkut dokumentasi proses kegiatan
(pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan
mutu).
15. Mengendalikan dokumen: perubahan,
penomoran, penerbitan, distribusi dan
pemusnahan.
16. Memelihara dokumen: manual mutu, prosedur
mutu, prosedur klinis, intruksi kerja dan catatan
mutu.
17. Bersama-sama Ketua Tim Mutu mengkoordinir
rapat periodik dan pertemuan
evaluasi/monitoring penerapan sistem
manajemen mutu.
WEWENANG : Memiliki wewenang untuk melaksanaan semua
tugas dan tanggung jawab kesekretariatan mutu
TANGGUNG : Bertanggung jawab untuk menyiapkan seluruh
JAWAB dokumen internal dan eksternal akreditasi
NAMA :
TIM AUDIT INTERNAL
JABATAN
TUGAS : Melaksanakan pengukuran dan penilaian secara
sistematik, objektif dan terdokumentasi untuk
memastikan bahwa kegiatan manajemen mutu telah
sesuai dengan pengaturan
URAIAN : 1. Menginformasikan jadwal audit mutu internal.
TUGAS 2. Membuat rencana audit internal dalam satu
tahun.
3. Membuat jadwal audit internal.
4. Menyusun instrumen audit internal.
5. Menyusun pembagian tugas auditir dan
auditee.
6. Menyiapkan auditor dan auditee (auditor
membuat ceklis sesuai scope audit, auditee
menyiapkan dokumen mutu dan bukti
penerapan).
7. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan audit
internal.
8. Memastikan audit internal terlaksana sesuai
dengan rencana.
9. Menyusun laporan hasil audit mutu.
10. Memverifikasi temuan/rekomendasi yang telah
closed out.
11. Menyampaikan laporan hasil audit mutu pada
rapat Tinjauan Manajemen.
12. Memastikan temuan audit internal telah
ditindak lanjuti
13. Menyusun laporan audit internal
WEWENANG : Memiliki wewenang dalam proses pengukuran dan
penilaian secara sistematik, objektif dan
terdokumentasi untuk memastikan bawa kegiatan
manejemen mutu telah sesuai dengan pengaturan
TANGGUNG : Bertanggung jawab kepada pimpinan BLUD atas
JAWAB hasil audit internalnya untuk menyelesaikan
permaslahan organisasi, terutama ditinjau dari
perspektif mutu dan kepuasan pelanggan dalam
rangka meningkatan kinerja organisasi secara
umum
NAMA : KOORDINATOR MUTU ADMINISTRASI DAN
JABATAN MANAJEMEN
TUGAS : Melaksanana upaya peningkatan mutu administrasi
manejemen
URAIAN : 1. Bertanggung jawab atas terlaksananya
TUGAS penilaian kinerja manajemen.
2. Bertanggung jawab atas terlaksananya rapat
tinjauan manajemen.
3. Bertanggung jawab atas terlaksananya kaji
banding kinerja dengan puskesmas lain.
4. Bertanggung jawab atas terlaksananya
penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak
ketiga.
WEWENANG Memiliki wewenang melakukan pemantauan
kegiatan admen
TANGGUNG Bertanggung jawab pada ketua tim mutu tentang
JAWAB pemantauan kegiatan admen.
NAMA : KOORDINATOR MUTU UPAYA
JABATAN KKESEHATAN MASYARAKAT
TUGAS : Bertanggung jawab untuk menjamin dan efektifitas
implementasi sistem manajemen mutu
URAIAN : 1. Bertanggung jawab atas terlaksananya penilaian
TUGAS kinerja UKM dan tindak lanjutnya.
2. Bertanggung jawab atas pengukuran indikator
mutu UKM oleh masing-masing penanggung
jawab program.
3. Bertanggung jawab atas penerapan manajemen
risiko pada pelayanan UKM.
4. Bertanggung jawab atas penerapan rencana
monitoring dan evaluasi program UKM.
WEWENANG Memiliki wewenang untuk monitoring kegiatan
UKM
TANGGUNG 1. Menjelaskan tanggung jawab dab rosess
JAWAB komunikasi dalam penerapan sisitem
manejemen mutu
2. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam
masalah yang berkaitan dengan sistem
menejemen mutu puskesmas.
3. Mensosilalisasian kebijakan mutu dan sasaran
mutu kinerja kepada lintas program maupun
lintas sektoral.
NAMA : KOORDINATOR MUTU UPAYA KESEHATAN
JABATAN PERSEORANGAN DAN KESELAMATAN
PASIEN
TUGAS : Melaksanakan upaya peningkatan mutu layanan
klinis dan sasaran keselamatan pasien rawat jalan di
Puskesmas.
URAIAN : 1. Bertanggung jawab untuk penetapan area
TUGAS prioritas berdasarkan data dan informasi, baik
dari hasil monitoring dan evaluasi indikator,
maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi
dan kecenderungan terjadinya masalah.
2. Memastikan bahwa salah satu area prioritas
adalah sasaran keselamatan pasien.
3. Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari
semua unit kerja dan unit pelayanan.
4. Beratnaggung jawab atas pengukuran mutu dan
keselamatan pasien deilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk
kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti dalam
upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
5. Bertanggung jawab atas upaya-upaya
perbaikan mutu dan keselamatan pasien melaui
standarisasi, perancangan sistem, rancang
ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
6. Beratnggung jawab atas penerapan manajemen
risiko pada pelayanan klinis. Manajemen risiko
klinis untuk mencegah terjadinya kejadian
sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian
nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
7. Bertanggung jawab atas penerapan program
dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien,
termasuk didalamnya program peningkatan
mutu laboratorium dan program peningkatan
mutu pelayanan obat.
8. Bertanggung jawab atas penerapan program
pelatihan yang terkait dengan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
9. Bertanggung jawab atas penerapan rencana
pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut,
dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
10. Bertanggung jawab atas penerapan rencana
monitoring dan evaluasi program mutu dan
keselamatan pasien.
WEWENANG Memiliki wewenang untuk melakukan pemantauan
kegiatan UKP
TANGGUNG Bertanggung jawab kepada ketua Tim Mutu atas
JAWAB hasil pemantauan kegiatan UKP
NAMA : KOORDINATOR TIM PENCEGAHAN DAN
JABATAN PENGENDALIAN INFEKSI
TUGAS : Melaksanakan kegiatan kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
dan pembinaan.
URAIAN : 1. Bertanggung jawab atas :
TUGAS 1) Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.
2) Penyususnan rencana strategis program PPI.
3) Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman
PPI.
4) Tersedianya SOP PPI.
5) Penyususnan dan penetapan serta
mengevaluasi kebijakan PPI.
6) Memberikan kajian KLB infeksi di Puskesmas.
7) Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan
PPI.
8) Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan
pengendalian risiko infeksi.
9) Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan
terkait dengan PPI.
10) Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada
Kepala Puskesmas.
2. Terselenggaranya pertemuan berkala.
WEWENANG Memiliki wewenang untuk menjalankan PPI serta
menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi termasuk pencegahan infeksi yang
bersumber dari masyarakat berupa Tuberkulosis,
HIV (Human Immunodeficiency Virus), dan infeksi
menular lainnya.
TANGGUNG
Bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
JAWAB

B. Ketentuan-Ketentuan
1. Terletak di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan
kawasan sangat terpencil.
2. Puskesmas non rawat inap dapat menyelenggarakan rawat inap pada
pelayanan persalinan normal apabila memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokter dan bidan yang
memberikan pelayanan persalinan tersebut dapat berstatus on call untuk
penanganan di luar jam operasional.
3. Pelayanan kegawatdarutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Jam operasional ditetapkan oleh kepala daerah kabupaten/kota, dengan
tetap memperhatikan kepentingan pelayanan publik, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Kebijakan Umum
1. Definisi
Kebijakan Umum adalah keputusan-keputusan yang mengikat
bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang
dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang
mengikat public maka kebijakan public haruslah dibuat oleh otoritas
politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang
banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas
nama rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan public akan dilaksanakan
oleh administrasi negara yang di jalankan oleh birokrasi pemerintah.
Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern adalah pelayanan
publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara
untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang
banyak. Menyeimbangkan peran negara yang mempunyai kewajiban
menyediakan pelayan public dengan hak untuk menarik pajak dan
retribusi; dan pada sisi lain menyeimbangkan berbagai kelompok dalam
masyarakat dengan berbagai kepentingan serta mencapai amanat
konstitusi.
2. Batasan-Batasan
a. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilakukan dengan
memperhatikan sasaran promosi kesehatan yaitu rumah tangga,
sekolah dan dan tempat-tempat umum
b. Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan baik rumah tangga, sekolah
dan tempat-tempat umum
c. Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PSM) di bidang kesehatan
Untuk mewujudkan kemandirian
d. Pembinaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam Jamkesda
e. Komitmen global mengenai Eradikasi polio (ERAPO), reduksi
campak dan Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN)
f. Strategi DOTs untuk TB Paru dan Kusta melalui Eliminasi
g. Penatalaksanaan dan pengobatan standar
h. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
i. Pemantapan survailens epidemiologi melalui kajian data Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS), pemetaan lingkungan dan kewaspadaan dini
karena penyakit menular tidak mengenal batas administrasi wilayah
j. Peningkatan kualitas pelayan kesehatan dasar
k. Pemenuhan kebutuhan dana operasional program Puskesmas
l. Perlindungan petugas kesehatan dan konsumen dalam pelayanan
kesehatan
m. Pelayanan kesehatan keluarga
n. Perbaikan gizi masyarakat
o. Peningkatan pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin
p. Pengendalian, pengelolaan dan pengawasan obat, makanan dan zat
aditif
RENCANA KEGIATAN

A. Identifikasi Masalah
Dari beberapa masalah yang terjadi di UPT Puskesmas Rawat Inap
Durian Depun Kabupaten Kepahiang, masalah yang menjadi prioritas adalah
meningkatnya jumlah kasus penderita DBD di wilayah kerja UPT Puskesmas
Rawat Inap Durian Depun Kabupaten Kepahiang.

B. Analisis Penyebab Masalah


Demam berdarah Dengue menjadi masalah yang sangat penting di UPT
Puskesmas Rawat Inap Durian Depun, seiring ditemukannya kasus baru
penderita DBD di beberapa wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Durian
Depun. Salah satu desa yang menjadi perhatian adalah desa Taba Mulan, yang
mengalami peningkatan jumlah kasus baru. Dari laporan didapatkan angka
kasus baru DBD pada bulan Januari sebanyak 2 orang, pada bulan Februari
sebanyak 4 orang, sementara pada bulan Maret angka tersebut meningkat
menjadi 7 orang. Pada laporan tahunan tahun 2018 dan 2019
didapatkan kasus DBD di desa Taba Mulan sebanyak masing-masing 1 kasus.
Masalah ini sangat penting karena penyebaran penyakit DBD terkait
dengan keadaan lingkungan. Faktor lingkungan tersebut dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
1. Lingkungan fisik
Penduduk desa Taba Mulan cukup padat. Padatnya penduduk dapat
mempercepat penularan DBD karena nyamuk Aedes aegypti yang berperan
sebagai vektor penularan DBD hanya dapat terbang sekitar 100 meter.
Nyamuk Aedes aegypti cocok hidup dalam lingkungan yang memiliki
kelembaban cukup tinggi, kelembaban yang ada di wilayah desa Taba Mulan
yaitu sebesar 73,9% cukup mendukung dalam proses pertumbuhan maupun
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
2. Lingkungan biologi
Lingkungan biologi sangat mempengaruhi penularan DBD.
Daerah desa Taba Mulan merupakan wilayah yang masih banyaknya
tanaman hias dan tanaman pekarangan, yang mempengaruhi kelembaban
dan pencahayaan didalam rumah. Adanya kelembaban yang tinggi dan
kurangnya pencahayaan dalam rumah merupakan tempat yang disenangi
nyamuk untuk hinggap beristirahat. Pada musim hujan vektor penyakit
demam berdarah populasinya meningkat dengan bertambah banyaknya
sarang–sarang nyamuk diluar rumah sebagai akibat sanitasi lingkungan
yang kurang bersih, sedang pada musim kemarau Aedes aegypti bersarang
dibejana-bejana yang selalu terisi air seperti bak mandi, tempayan, drum
dan penampungan air.
3. Lingkungan Sosial
Kebiasaan masyarakat desa Taba Mulan yang merugikan kesehatan
dan kurang memperhatikan kebersihan lingkungan seperti kebiasaan
menggantung baju, kebiasaan tidur siang, kebiasaan tidak membersihkan
tempat penampungan air (TPA), kebiasaan tidak membersihkan halaman
rumah, dan juga partisipasi masyarakat khususnya dalam rangka
pembersihan sarang nyamuk, maka akan menimbulkan resiko terjadinya
transmisi penularan penyakit DBD di masyarakat. Kebiasaan ini akan
menjadi lebih buruk dimana masyarakat sulit mendapatkan air bersih,
sehingga mereka cenderung untuk menyimpan air dalam tandon bak air,
karena tempat penampungan air (TPA) tersebut sering tidak dicuci dan
dibersihkan secara rutin pada akhirnya menjadi potensial sebagai tempat
perindukan nyamuk Aedes aegypti.

Faktor-faktor lingkungan tersebut merupakan faktor resiko yang


dapat meningkatkan kejadian penyakit DBD pada masyarakat yang ada di
wilayah desa Taba Mulan sehingga perlu adanya perbaikan dan
pengelolaan lingkungan agar menjadi lebih sehat.
C. Penyebab Utama
Dalam masalah ini yang menjadi penyebab utama adalah kebiasaan
masyarakat desa Taba Mulan yang merugikan kesehatan dan kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan seperti kebiasaan menggantung baju,
kebiasaan tidur siang, kebiasaan tidak membersihkan tempat penampungan air
(TPA), kebiasaan tidak membersihkan halaman rumah, dan juga partisipasi
masyarakat khususnya dalam rangka pembersihan sarang nyamuk, Kebiasaan
ini akan menjadi lebih buruk dimana masyarakat sulit mendapatkan air bersih,
sehingga mereka cenderung untuk menyimpan air dalam tandon bak air,
karena tempat penampungan air (TPA) tersebut sering tidak dicuci dan
dibersihkan secara rutin pada akhirnya menjadi potensial sebagai tempat
perindukan nyamuk Aedes aegypti.

D. Rencana Perbaikan
Rencana perbaikan yang akan dilakukan oleh UPT Puskesmas Rawat Inap
Durian Depun adalah
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
Upaya kesehatan Masyarakat Essensial Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah
 upaya promosi kesehatan
 upaya kesehatan
 upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
 upaya perbaikan gizi masyarakat
 upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
 upaya pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
Puskesmas yang telah ada yakni
a) Upaya Kesehatan sekolah,
b) Upaya Kesehatan Olahraga,
c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,
d) Upaya Kesehatan Kerja,
e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
f) Upaya Kesehatan Jiwa,
g) Upaya Kesehatan Mata,
h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut,
i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

3. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta


upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini
merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya
pengembangan Puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan
pelayanan penunjang baik upaya kesehatan wajib maupun kesehatan
pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi
permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan sebagai
salah satu upaya kesehatan pengembangan.

E. Kegiatan Perbaikan
Kegiatan perbaikan yang dilakukan oleh UPT Puskesmas Rawat Inap Durian
Depun adalah
1. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau
yang 1 minggu yang lalu menderita demam dan pemeriksaan jentik di
rumah kasus DBD dan rumah sekitarnya dalam radius 100m atau lebih
kurang 20 rumah serta, di sekolah jika kasus DBD adalah anak sekolah.
Hasil penyelidikan epidemiologi ada 2 yaitu PE (+) atau PE (-) digunakan
untuk menentukan penanggulangan kasus. Tujuan penyelidikan
epidemiologi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kasus DBD
tambahan dan luasnya penyebaran serta mengetahui kemungkinan
terjadinya penyebarluasan penyebaran penyakit DPD lanjut di lokasi
tersebut..
2. Penyuluhan
Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran,kemauan dan praktek mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyakit DBD. Penyuluhan dapat diberikan oleh dokter, paramedis, atau
kader terlatih mengenai penyakit DBD. Materinya meliputi
pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi selektif, tanda dan gejala
penyakit DBD serta penanggulangan penyakit DBD di rumah.
3. Fogging focus dan fogging massal
Merupakan serangkaian kegiatan dalam pemberantasan nyamuk Aedes
Aegypti dewasa untuk memutus rantai penularan. Fogging dilakukan pada
kasus – kasus dengan PE positif,.
4. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Pemberantasan sarang nyamuk merupakan serangkaian kegiatan untuk
meningkatkan peran serta dan swadaya masyarakat dalam rangka
memberantas nyamuk Aedes Aegepty. Tujuan kegiatan PSN adalah
memberantas nyamuk dengan menghilangkan tempat – tempat
perindukan/sarang nyamuk sehingga penularan penyakit DBD dapat
dicegah atau dibatasi. Pelaksana PSN-DBD adalah individu, keluarga,
atau masyarakat.

F. Hasil Perbaikan
1. Memeriksa (Check)
a. Rencana Jangka Menengah
Rencana jangka menengah yang dapat dilakukan oleh UPT
Puskesmas Rawat Inap Durian Depun untuk membantu meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat dan menjaga
kebersihan lingkungan, dilakukan oleh petugas promkes dan P2
dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
b. Rencana Jangka Panjang
Rencana jangka panjang yang dapat dilakukan oleh UPT
Puskesmas Rawat Inap Durian Depun untuk mencegah terjadinya
kasus DBD yaitu dengan melakukan kerjasama lintas sector dengan
kepala desa dan kader kesehatan.
2. Menilai (Evaluasi)
Agar pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik,
dibutuhkan
a. Tercukupnya jumlah petugas promkes, kesling dan P2 di lapangan
b. Adanya penanggungjawab kegiatan
c. Adanya protap mengenai pelaksanaan kegiatan
d. Kerjasama lintas sektoral dalam melaksanakan kegiatan
e. Adanya dana alokasi khusus untuk pelaksanaan kegiatan

G. Standarisasi
Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan
bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, Departemen Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan
kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Adapun
yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan yang
menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan
tujuan agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui
pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama
petugas kesehatan secara lintas program dan lintas sektor terkait.
Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 mendahului kesepakatan
internasional tentang konsep yang sama, yang dikenal dengan nama
Primary Health Care (PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Alma Atta pada tahun 1978.
Di Indonesia, berdasarkan undang-undang No. 23 tahun 1992
tentang Pokok-Pokok Kesehatan pasal 22 ayat 3 menyebutkan bahwa
kesehatan lingkungan meliputi kegiatan/program penyehatan air dan
udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi,
kebisingan, pengendalian vektor penyakit dan penyakit berbasis
lingkungan, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun
kuantitasnya, serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih
rendah, mengakibatkan penyakit berbasis lingkungan seperti diare, ISPA,
TB Paru, DBD dan lain-lain. Di samping itu juga disebabkan oleh pola
pelayanan kesehatan yang masih menitik beratkan pada pelayanan kuratif.
Bila melihat kondisi lingkungan yang kurang sehat dan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah, maka perlu adanya
program kegiatan terobosan yang dapat memacu peningkatan kualitas
lingkungan yang lebih baik, sehingga dapat menekan kejadian penyakit
yang berbasis lingkungan. 
1. Standar Pelayanan Pencegahan DBD
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
pencegahan DBD.
2. Tenaga Profesional
Petugas pelaksana kegiatan yaitu petugas kesling, promkes dan P2
3. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Adalah kumpulan instruksi,langkah-langkah yang telah dibakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
4. Peralatan
Petugas lapangan harus dilengkapi dengan semua peralatan yang
diperlukan sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak
digunakan secara rutin. Peralatan harus diperhatikan menunjukkan
kemampuan atau memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus
memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan yang berhubungan
dengan penyakit tular vektor.
5. Pemantapan Mutu (Quality Assurance)
Upaya Kesehatan Masyarakat adalah semua kegiatan yang
ditujukkan untuk meningkatkan pencapaian target kesehatan msyarakat
yang berkualitas.. Pemantapan mutu terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)
Adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan
oleh masing – masing tenaga medis secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak
lain yang bersangkutan untuk memantau dan menilai pencapaian
program tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu
Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta, atau
internasional.
PENGETAHUAN
MASYARAKAT YANG
MENINGKATNYA
NO MASALAH RENDAH MENGENAI
KASUS DBD
KEBERSIHAN
LINGKUNGAN
1 P (Plan) 1. JUDUL RENCANA 1. Judul Rencana Kerja:
KERJA: pengusulan pengusulan untuk
untuk melakukan melakukan pertemuan
pemberantasan sarang lintas sector yang dihadiri
nyamuk oleh petugas oleh camat,dan seluruh
P2 dan kesling kepala desa diwilayah
kerja Puskesmas Rawat
2. Pernyataan tentang Inap Durian Depun
macam dan besarnya
masalah mutu yang 2. Important Statemant :
dihadapi: meningkatnya masyarakat kurang
kejadian kasus DBD memperhatikan
kebersihan lingkungan
3. Rumusan tujuan umum seperti kebiasaan
dan tujuan khusus menggantung baju,
lengkap dengan target kebiasaan tidak
yang ingin dicapai: membersihkan tempat
a. Tujuan Umum: penampungan air (TPA),
diharapkan setelah kebiasaan tidak
dilakukan membersihkan halaman
pemberantasan rumah, dan juga
sarang nyamuk kurangnya partisipasi
maka kejadian DBD masyarakat khususnya
dapat berkurang dalam rangka pembersihan
b. Tujuan Khusus: sarang nyamuk
dapat memutus
mata rantai 3. Rumusan Tujuan Umum
penyebaran kasus dan Tujuan Khusus:
DBD a. Tujuan Umum :
diharapkan dengan
4. Kegiatan yang akan adanya pertemuan
dilakukan: lintas sector, tokoh-
Tim mutu puskesmas tokoh masyarakat
akan mengusulkan ke dapat merubah pola
kepala puskesmas lalu pikir masyarakat
kemudian dilanjutkan menjadi lebih peduli
kepada pemegang kebersihan
program P2 dan kesling lingkungan.
untuk melakukan
pemberantasan sarang b. Tujuan Khusus:
nyamuk Seluruh masyarakat dapat
memahami pentingnya
5. Struktur organisasi menjaga kebersihan
personalia pelaksana : lingkungan
Ka. Puskesmas
Mutohari, SST, MH 4. Kegiatan yang akan
Ka. TU : Indah Suryani, dilakukan : Tim mutu
Amd.Keb puskesmas akan
Ketua UKM : Novianti mengusulkan ke kepala
Marlina,SKM puskesmas lalu kemudian
Jabatan atasan : dilanjutkan kepada
Nurlaili,SKM pemegang program
Jabatan Bawahan : promkes untuk melakukan
Sukanti,Amd.Kep penyuluhan secara
Rita Eryanti,SKM berkesinambungan di
Siti Aminh,SKM masing-masing desa
wilayah kerja Puskesmas
6. Biaya yang diperlukan : rawat inap durian depun
Dana BOK.

7. Tolak ukur yang 5. Struktur organisasi


diperlukan untuk personalia pelaksana :
dipergunakan Penanggung jawab :
(milestone) dr.Darwanto
menurunnya angka Ketua : Ice Marlini,S.Kep
kejadian kasus DBD Wakil Ketua : Darmia
Nasution,S.Kep
Sekretaris : Eani
Gusti,Amd.Keb
Anggota : Tomi, Hari, Feni

6. Biaya yang diperlukan :


Dana BOK

7. Tolak ukur yang


diperlukan untuk
dipergunakan (milestone)
tingkat pengetahuan
masyarakat meningkat

2 D (Do) Membuat SK petugas Jadwal pelaksanaan


pelaksana lapangan serta penyuluhan tentang
surat tugas kegiatan kebersihan lingkungan dibuat
pemberantasan sarang secara bergantian dari masing-
nyamuk masing desa yang ada di
wilayah kerja Puskesmas
Rawat Inap Durian Depun
3 C (Check) Pelaksanaan kerja bakti Wawancara langsung dengan
oleh petugas dan masyarakat terkait masalah
masyarakat pengetahuan yang dimiliki
nya tentang kebersihan
lingkungan
4 A (Act) Dengan melakukan kerja Dengan melakukan jadwal
bakti pemberantasan sarang penyuluhan secara berkala,
nyamuk secara rutin maka maka tingkat pengetahuan
angka kejadian kasus DBD masyarakat sudah meningkat.
sudah berkurang

Anda mungkin juga menyukai