Anda di halaman 1dari 2

Cara Penananaman SUSU

Terdapat dua cara menanam seledri yaitu perbanyakan generatif (dari biji) dan perbanyakan vegetatif (dari anakan).
Perbanyakan generatif biasanya diterapkan untuk budidaya seledri skala luas atau komersial. Untuk budidaya skala
pekarangan seperti dalam pot atau polybag, perbanyakan secara vegetatif lebih mudah dilakukan.

Perbanyakan generatif dimulai dengan menyemaikan biji terlebih dahulu. Setelah biji tumbuh menjadi bibit, baru
dipindahkan ke dalam pot atau polybag. Berikut langkah-langkahnya:

 Sebelum biji disemai, rendam terlebih dahulu dalam air hangat kuku (50-60 derajat celcius) selama 1 jam.
 Siapkan tempat persemaian berupa bedengan atau baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanh dan
kompos yang telah diayak dengan perbandingan 2:1. Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan
semai untuk menlindungi tanaman dari kucuran air hujan langsung dan terik matahari.
 Buat alur garitan di atas bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Tebarkan benih ke dalam
alur tersebut dan tutup tipis dengan tanah lalu siram untuk mempertahankan kelembabannya.
 Siram dengan air secukupnya setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban media persemaian.
Media jangan terlalu basah dan jangan pula sampai kekeringan.
 Bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag setelah 1 bulan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun.

Perbanyakan vegetatif biasanya dilakukan apabila kita telah memiliki tanaman seledri sebelumnya. Cara perbanyakannya,
ambil anakan yang terdapat dalam rumpun tanaman seledri yang telah ada. Kemudian pindahkan ke pot atau polybag baru.
Selanjutnya tanaman bisa diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh. Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan pot atau
polybag ukuran sedang. Isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan
perbandingan 1:1:1. Ayak terlabih dahulu bahan-bahan tersebut.

Penggunaan arang sekam tujuannya agar media tanam memiliki porositas yang baik dan bobot media menjadi ringan
sehingga pot atau polybag gampang dipindahkan.

Apabila tidak ada arang sekam bisa diganti dengan sekam padi, jerami padi atau serbuk gergaji. Hati-hati dalam membuat
media tanam, gunakan bahan-bahan yang bebas dari hama dan penyakit.

Pemeliharaaan

Untuk budidaya seledri organik pemberian pupuk organik cair sangat efektif diberikan sebagai pupuk susulan. Pupuk
organik cair banyak dijual di toko-toko pertanian dalam berbagai merek, atau bisa juga dibuat sendiri.

Encerkan pupuk organik cair sebelum disiramkan pada tanaman. Biasanya 10 ml pupuk cair diencerkan dengan 1 liter air
sebelum digunakan. Untuk lebih khsususnya ikuti petunjuk yang terdapat dalam kemasan pupuk tersebut. Siramkan pupuk
yang telah diencerkan dengan dosis 100 ml per polybag. Frekuensi pemupukan dilakukan setiap 1-2 minggu sekali.

Terdapat beberapa hama yang sering dijumpai dalam budidaya seledri. Beberapa diantaranya adalah ulat tanah, keong,
kutu dan tunggau. Hama-hama tersebut bisa diberantas dengan dipungut langsung dengan tangan. Apalagi untuk
penanaman dalam polybag.

Sedangkan jenis-jenis penyakit budidaya seledri adalah cercospora, bercak septoria dan virus aster yellow. Untuk
menghindari serangan penyakit-penyakit itu, lakukan pencegahan sejak dini. Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih,
menjaga sanitasi kebun dan pemupukan yang baik.

Panen

Panen budidaya seledri bisa dilakukan berkali-kali. Panen pertama biasanya terjadi setelah tanaman berumur 1-3 bulan
setelah tanam, tergantung varietasnya. Pertumbuhan seledri dikatakan telah maksimum setelah daunnya rimbun dan
anakannya banyak.

Seledri dipanen dengan cara memotong pangkal batang secara periodik. Frekuensi pemanenan bisa dilakukan 1-2 minggu
sekali. Panen berakhir apabila pertumbuhan anakan sudah tidak produktif lagi. Panen bisa juga dilakukan dengan dicabut.

Anda mungkin juga menyukai