Anda di halaman 1dari 10

Nama : Vanneslya Leiwakabessy

Nim : 190130100011074

a. Analisa Kasus

Seekor anjing Rottweiler betina berumur 4 tahun, dengan berat sekitar 28


kg dibawa ke Institut Kesehatan dan Produksi Hewan, Patna.
Pada pemeriksaan klinis didapati berupa bau busuk anjing dari tubuh,
alopesia, pembentukan kerak dan eritema pada kulit diamati di daerah wajah
dan tungkai belakang.
Anjing yang mengalami demodicosis menunjukkan tanda-tanda seperti
alopecia, pruritus, pustula, penebalan kulit yang terkait dengan kerak atau
formasi kerak, bau busuk dari tubuh bersama dengan lesi kulit parah pada
wajah dan kaki belakang.
Dalam studi kasus ini bersdasarkan pemeriksaan hematologis didapati
adanya anemia dan leukositosis. Hasil parameter biokimia mengungkapkan
hipoproteinemia, hipoalbuminemia, dan hiperglobulinemia , penurunan kadar
protein serum total pada anjing demodectic dan juga Peningkatan nilai AST

Dilakukan metode scrapping kulit dengan diberikan potasium hidroksida


10% lalu dilakukan pengamatan dibawah mikroskop, didapati tungau dewasa
berbentuk cerutu dengan empat pasang kaki gemuk di bagian dada tubuh
mereka yang diidentifikasi sebagai Demodex sp. Kasus ini didiagnosa sebagai
Demodecosis.
Anjing diobati dengan injeksi ivermectin 0,2 mg / kg berat badan secara
subkutan sekali seminggu selama empat minggu. Amitraz 12,5% diencerkan
dengan 4 ml air dan di usap ke kulit dengan spons setiap minggu selama dua
puluh satu hari. Cephalexin juga digunakan 30mg / Kg BW secara oral selama
lima belas hari untuk memeriksa infeksi bakteri sekunder, bersama dengan
suplemen gizi (Sirup Nutricoat Advance, 2 tsf dua kali sehari).
b. Analisa Obat

R/ Ivermectin sol no 1 vial


s. pro. Inj 0,2 mg/ml . SC

R/ Amitraz sol 12,5 %


m.f. sol 200 ml No. 1 flash
s.u.e

R/ Cephalexin tab 840 mg No.1


m.f.i.a pulv da in caps dtd no XV
s.1.d.d. cap 1. Pc

R/ Nutricoat advance syr 200 ml no 1 Fls


s.2.d.d Cth. 1. Pc

 Ivermectin
Farmakodinamik ivermectin adalah Dengan menjepit kanal chloridetertentu
dari parasit pada syaraf parasit dan sel ototnya ygmengakibatkan paralisa dan
kematian.Berinteraksidengan reseptor asam g-aminobutyric (GABA) di
otak mamalia. contoh obat yang dapat menimbulkan interaksi merugikan apabila
digunakan bersama dengan ivermectin (Karakurum, 2007) :

 Pemicu P-glikoprotein (misalnya misalnya rifampicin): menurunnya kadar


ivermectin dalam darah.
 Lactobacillus dan estriol: menurunnya efektivitas kedua obat tersebut.
 Warfarin: meningkatnya risiko perdarahan.

Kontraindikasi pada daging dan susu tidak boleh dikonsumsi dalam 21-28 hari
setelah pengobatan. Tidak dianjurkan padasapi yang sedang laktasi
 Amitraz
Farmakodinamik amitraz yaitu menghambat sintesis prostaglandin, dan
berinteraksi dengan reseptor octopamine dari sistem saraf pusat dan menghambat
monoamine oksidase (Kumari, 2012). Efek sampimg amitraz dapat menyebabkan
gejala Depresi, tidak nafsu makan, muntah dan diare ringan, haus dan sering urinasi.
Pada dosis tinggi dapat menyebabkan Depresi CNS, Mydriasis, hypothermia,
bradcardia, hypotension, kelemahan otot dan muntah, Ataxia dan gejala syaraf
lainnya, Kematian sering terjadi pada anjing dengan berat badan dibawah 9 kg
(Kumari, 2012).
 Cephalexin
Mekanisme kerja cephalexin yaitu dengan menghambat pembentukan dinding
sel bakteri sehingga mencegah pertumbuhan bakteri. Cephalexin menmbulkan
beberapa interaksi jika dikonsumsi dengan obat
 Metformi : Menyebabkan asidosis
 Warfarin : Meningkatkan risiko perdarahan
 Colistin, polymyxin, dan antibiotik aminoglikosida: menurunkan fungsi ginjal

Kontraindikasi cepalexin yaitu menyebabka hipersensitivitas terhadap sefalosporin.

 Nutricoat Advance
Nutricoat advance memiliki kandugan omega yang baik untuk pertumbuhan
kulit. Kontraindikasi nya Konsumsi omega-3 dalam jumlah yang tinggi dapat
meningkatkan risiko terjadinya stroke hemoragik, risiko terkena kanker usus besar,
dan memicu terjadi toksisitas vitamin A dan D.
a. Analisa Kasus
Sebanyak 15 ekor anjing dibawa ke Layanan Ophtamology di
Departemen Bedah Hewan Kecil, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Kairo yang mengalami Gejala klinis berdasarkan signalemen dan
anamnesa yaitu anjing mengalami pembengkakan , memar dan
perdarahan pada konjungtiva, edema kornea dan retraksi lateral pada bola
mata, laserasi dan perforasi pada kornea, dan hypema intraokular.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan pemeriksaan fisik
menyeluruh terhadap mata melalui evaluasi respon acaman, refleks
menyilakukan, refleks cahaya pupil langsung dan refleks konsensual.
Dilakukan juga pemeriksaan endoskop pada segmen anterior dan posterior
pada anjing yang mengalami tekanan intraokular tinggi.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, temuan klinis, dan diagnos
penunjang dapat didiagnosa anjing mengalami proptosis atau exophtalmus.
Protopsis adalah keadaan bola mata yang menonjol keluar dapat disertai
perdarahan subkonjungtiva sampai dengan putusnya nervus optik.
Penyebab proptosis diantaranya adalah tekanan bola mata yang terlalu
tinggi, trauma, dan adanya kelainan pada otot mata yang mengakibatkan
otot tersebut menjadi kendur dan tidak dapat menyangga bola mata dengan
baik sehingga bola mata menjadi menonjol

b. Analisa Obat

R/Cefriaxone Sol No 1 vial


S. pro inj 25 mg/ml. IM

R/ Tobramycin eyedrops 1% fls No 1


s.2.d.d 1 gtt o.d.s

R/ Tropicamide eyedrops 1% fls No 1


s.2.d.d 1 gtt o.d.s

 Cefriaxone
Ceftriaxone bekerja membunuh bakteri dengan menginhibisi sintesis dinding
sel bakteri. Ceftriaxone memiliki cincin beta laktam yang menyerupai struktur
asam amino D-alanyl-D-alanine yang digunakan untuk membuat peptidoglikan.
Tautan silang peptidoglikan dikatalisasi oleh enzim transpeptidase yang
merupakan Penicillin-Binding Proteins (PBP).
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika ceftriaxone digunakan
bersama obat-obatan lain, antara lain:

 Penurunan efektivitas vaksin BCG, vaksin kolera, dan vaksin tifoid


 Peningkatan risiko terjadinya pengendapan kristal pada paru dan ginjal serta
efek samping yang fatal jika digunakan bersama cairan yang mengandung
kalsium, seperti kalsium
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama
probenecid, warfarin

 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama


antibiotik golongan aminoglikosida
 Kontraindikasi ceftriaxone adalah pada hewan dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap obat ini atau golongan sefalosporin lainnya
(Shaw,2010).

 Tobramycin
Tobramycin adalah obat golongan antibiotik aminoglikosida yang digunakan
untuk mengobati infeksi akibat bakteri. Misalnya infeksi pada mata, infeksi saluran
kemih, dan infeksi saluran gastrointestinal. tobramycin bekerja dengan cara
membunuh bakteri dan menekan pertumbuhannya agar tidak muncul kembali.
Interaksi obat tobramycin yaitu:

 Meningkatkan efek neurotoksik dan nefrotoksik jika digunakan bersama


dengan obat aminoglikosida lainnya (misalnya amikacin dan streptomycin),
cefaloridine, viomycin, polymyxin B, colistin, cisplatin dan vancomycin.
Selain itu, efek nefrotoksik juga dapat meningkat jika tobramycin digunakan
bersama dengan ciclosporin dan antibiotik lain (misalnya cephalosporin).
 Efek toksik meningkat jika digunakan bersama dengan diuretik keras, seperti
asam etakrinat dan furosemide.
 Apnea tidur sekunder berkepanjangan dapat terjadi jika tobramycin diberikan
kepada pasien anestesi yang juga mengonsumsi obat penghambat
neuromuskular, seperti succinylcholine, tubocurarine, dan decamethonium.
 Menimbulkan efek yang saling bertolak belakang dengan neostigmine dan
pyridostigmine.

Kontraindikasi penggunaan tobramycin adalah pada hewan dengan riwayat


hipersensitivitas atau alergi terhadap tobramycin dan obat golongan aminoglikosida
lain. Hal ini berkaitan dengan adanya cross-sensitivity terhadap obat-obatan yang
masih dalam satu golongan. Selain itu, penggunaan tobramycin juga
dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan vestibular atau auditorik yang
disebabkan oleh penggunaan aminoglikosida sebelumnya (Soredijo, 2018).
 Tropicamide
Mekanisme tropicamide yaitu melumpuhkan otot siliaris (sikloplegik)
dan melebarkan pupil (midriasis) untuk relaksasi mata Interaksi obat Dapat
mengantagonis efek menurunkan tekanan pada mata (ophthalmic carbachol),
pilocarpine, atau inhibitor cholinesterase. Kontraindikasi, jangan dikonsumsi
pada kondisi Hipersensitif, kerusakan saraf mata (glaukoma sudut sempit)
(Soredijo, 2018)
 
a. Analisa Kasus

Dua anjing Pomeranian betina berumur delapan belas bulan dirujuk ke


Klinik Hewan, Akademi Ilmu Kedokteran Hewan, , Sri Venkateswara, India. Anjing
datang dengan riwayat gatal yang hebat pada telinga, kepala gemetar dan alopecia
sejak 20 hari. Kedua anjing itu milik pemilik yang sama. Pemeriksaan klinis
menunjukkan adanya pruritus yang intens di sekitar telinga, head shaking, dan lesi
eritematosa di atas batas dalam telinga. Kedua telinga anjingterebut menunjukkan
kotoran berwarna gelap seperti lilin dan berkerak dengan serumen yang berwarna
seperti kopi.
Kerokan kulit, serumen, apusan plak dan rambut dikumpulkan dari lesi
untuk analisis laboratorium. Kapas berujung digunakan untuk koleksi cerumen. Darah
dikoleksi untuk pemeriksaan rutin (Reddy et al. 2015., . Pemeriksaan serumen yang
berwarna gelap mengungkapkan adanya tungau hidup dan berdasarkan fitur
morfologis tungau didiagnosis sebagai Otodectes sp. Kondisi didiagnosis sebagai
otitis karena diiedentifikasinya tungau Otodectes dan diobati dengan pemberian
ivermectin @ 200 mg / kg berat badan oral sekali sehari, aplikasi tetes telinga dua
kali sehari ( 6 tetes / telinga) yang mengandung chlorhexidine, dan obat eksternal
menggunakan amitraz (12,5%) 4 mL larutan dalam 1 L air di seluruh tubuh dan
seminggu dua kali keramas dengan sampo yang mengandung miconazole dan
chlorhexidine. Peningkatan kondisi dinilai berdasarkan pengurangan intensitas
tungau, pruritus dan jenis pelepasan otic yang diamati oleh pemilik.

b. Analisa Obat
R/ Ivermectin syr 200 ml no 1 fls
s.1.d.d. C . 1 PC

R/ Chlorhexidine 12,5 % fls No 1


s.2.d.d. 1 gtt Auric sin.

R/ Amitraz sol 12,5 %

m.f. sol 200 ml No. 1 flash


s.u.e

R/ Mikonazole sol 2% b/v


m.f. sol 200 ml No 1 fls
s.u.e

 Ivermectin

Farmakodinamik ivermectin adalah Dengan menjepit kanal chloridetertentu


dari parasit pada syaraf parasit dan sel ototnya ygmengakibatkan paralisa
dankematian.Berinteraksidengan reseptor asam g-aminobutyric (GABA) di
otak mamalia. contoh obat yang dapat menimbulkan interaksi merugikan apabila
digunakan bersama dengan ivermectin:

 Pemicu P-glikoprotein (misalnya misalnya rifampicin): menurunnya kadar


ivermectin dalam darah.
 Lactobacillus dan estriol: menurunnya efektivitas kedua obat tersebut.
 Warfarin: meningkatnya risiko perdarahan.

Kontraindikasi pada daging dan susu tidak boleh dikonsumsi dalam 21-28 hari
setelah pengobatan. Tidak dianjurkan padasapi yang sedang laktasi (Karakurum, 2007).

 Chlorhexidine

Chlorhexidine dapat menyebabkan kematian sel bakteri dengan menimbulkan


kebocoransel (pada pemaparan chlorhexidine konsentrasi rendah) dan koagulasi
kandungan intraselular sel bakteri (pada pemaparan chlorhexidine konsentrasi
tinggi).Chlorhexidine akan diserap dengan sangat cepat oleh bakteri dan penyerapan
ini tergantung padakonsentrasi chlorhexidine dan pH. Chlorhexidine menyebabkan
kerusakan pada lapisan luar sel bakteri, namun kerusakan ini tidak cukup untuk
menyebabkan kematian sel atau lisisnya sel. Secara umum chlorhexidine tidak
menimbulkan interaksi tertentu jika dipakai bersama obat lainnya. Namun, beritahu dokter
hewan jika hewan sedang menggunakan obat-obatan tertentu seperti suplemen maupun obat
herbal agar dapat dievaluasi. Kontraindikasi chlorhexidine disarankan untuk tidak digunakan
pada kondisi luka dalam atau luka terbuka.

 Miconazole
Miconazole merupakan antifungal golongan azole. Farmakodinamik dari
miconazole sama seperti antifungal golongan azole lainnya, yaitu sebagai fungistatik
dalam inhibisi sintesis komponen dinding sel. Miconazole dimetabolisme di hati dan
dapat ditemukan pada feses dan urin. Interaksi obat dapat menimbulkan risiko
gangguan irama jantung jika digunakan bersama dengan cisapride dan terfenadine,
Meningkatkan risiko rhabdomyolysis jika digunakan bersama dengan obat kolesterol
golongan statin, seperti lovastatin dan simvastatin, dan meningkatkan risiko efek
samping dari midazolam, alprazolam, carbamazepine, cilostazol, methylprednisolone,
ciclosporin, tacrolimus, docetaxel, phenytoin, obat diabetes golongan sulfonylurea
(misalnya glibenclamide), antagonis kalsium. Kontraindikasi Penggunaan miconazole
dikontraindikasikan pada orang dengan hipersensitivitas terhadap miconazole dan
komponen lain pada sediaan miconazole (Sajuthi, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Khaled, M.Ali.Mostafa, A,A.2019.Clinical Findings of Traumatic Proptosis in


Small Breed Dogs and Complications associated with Globe
Replacement Surgery. Department of Small Animal Surgery and
Ophtalmology Faculty of Veterinary Medicine Cairo University Egypt
Karakurum , M.C, Ural K, C.Guzel ,M. 2007. Evaluation of Ivermectin
Tablets in the Treatment of Generalized Canine Demodicosis.
Revue de Médecine Vétérinaire 158(7): 380 – 383

Kumari,N.Kumar,A.Kala,S.Archana.Singh,G,D.Therapeutic Management of
Generalized Demodicosis in a Female Rottweiler Dog. Institute of
Animal Health and production, Patna, India

Sajuthi, D . Wintarsih, I. Prasetyo, B. 2017. Obat-obatan Untuk Hewan Kecil. Edisi


Revisi. Laboratorium Farmasi Veteriner.

Burgess J. 3 CE credits The


Management of Oral
Serodijo,F,J.Jonet,M.Trinidade,M.Coutinho,I.Favas,C.2018. A Rare Case of
Bilateral Proptosis. European Journal of Case Reports in Internal
Medicine
Sivajothi,S. 2016.Ear Mite Infestation In Two Dogs and its Therapy. College of
Veterinary Science, Sri Venkateswara Veterinary University
Shaw-Edwards, R. 2010. Surgical Treatment of the Eye in Farm Animals. Vet
Clin North Am Food Anim 26 (3) : 459 – 476.

Anda mungkin juga menyukai