Kecemasan
Dosen Pembimbing:
Oleh:
Kelompok 2:
T.A 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KECEMASAN (ANSIETAS)
A. MASALAH UTAMA
Kecemasan
a. Teori biologi
Gangguan panik dapat diwariskan secara genetik. Serangan panik
dapat muncul ketika girus parahipokampus diaktifkan oleh jalur
norepinefrin. Gejala serangan panik, misalnya peningkatan frekuensi
jantung yang terlihat pada peningkatan kadar noreepinefrin yang
dilepaskan. Obat-obatan seperti yohimbin menyekat reseptor pengikat
norepinefrin sehingga ansietas meningkat.
b. Psikoanalitis
Informasi yang direpresi ke alam bawah sadar dapat muncul ke alam
sadar. Informasi ini menyebabkan konflik yang berasal dari salah satu
dari empat sumber: ansietas superego, rasa bersalah yang dirasakan
oleh individu yang secara sosial dan personal memiliku impuls yang
tidak tepat, dan tipe hukuman terhadap konflik jika informasi ini
diketahui, ansietas separasi, tentang potensi kehiangan orang terdekat,
dan ansietas id atau destruksi individu. Tujuan psikoanalitis adalah
menghadapi konflik untuk mengkaji sumber ansietas yang sebenarnya
kemudian melakukan intervensi.
Masalah fisik yang dapat dikaitkan dengan kecemasan meliputi:
(TirtoJiwo, 2012)
1) Penyakit jantung
2) Diabetes
3) Masalah tiroid (seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme)
4) Asma
5) Penyalahgunaan obat
6) Penarikan diri (withdrawal) alkohol
7) Penarikan diri (withdrawal) dari obat anti-kecemasan
(benzodiazepin)
8) Tumor Langka yang memproduksi hormon tertentu yang
menyebabkan badan dalam posisi siaga “hadapi atau lari”
9) Otot atau kejang atau kram.
10) Rasa terbakar atau sensasi menusuk-nusuk sensasi yang tidak
memiliki sebab yang jelas
1. Respon fisiologis
a. Kardiovaskuler : tekanan arteri meingkat, denyut jantung
meningkat, konstruksi pembuluh darah perifer, tekanan darah
meningkat, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun
b. Pernafasan : nafas cepat dan pendek, nafas dangkal dan
terengah-engah
c. Gastrointestinal : nafsu makan menuru, tidak nyaman pada
perut, mual dan diare
d. Neuromuskular : tremor, gugup, gelisah, insomnia dan pusing
e. Traktus urinarius : sering berkemih
f. Kulit : keringat dingin, gatal dan wajah kemerahan
2. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering muncul adalah gelisah, tremor,
ketegangan fisik, reaksi terkejut, gugup, bicara cepat, menghindar,
kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan interpersonal dan
melarikan diri dari masalah.
3. Respon kognitif
Respon kognitif yang muncul adalah perhatian terganggu, pelupa,
salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir logis, tidak
mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan,
menurunnya lapangan persepsi dan kreatifitas, bingung, takut,
kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual dan takut cedera
atau kematian.
4. Respon afektif
Respon afektif yang sering muncul adalah mudah terganggu, tidak
sabar, gelisah, tegang, ketakutan, waspada, gugup, mati rasa, rasa
bersalah dan malu.
d. Akibat atau Dampak
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus I (Kecemasan)
Tn K berumur 55 tahun masuk Rs tanggal 7 oktober 2016. Klien
masuk dengan keluhan nyeri pada perutnya, tidak mau makan
kurang lebih selama 2 minggu BAB warna hitam dan sedikit-
sedikit, BAK sedikit warna seperti teh. Pada saat pengkajian klien
mengatakan merasa cemas dengan keadaannya klien mengatakan
tidak pernah menderita penyakit seperti yang dialaminya sekarang.
Klien takut dengan kondisinya saat ini.
A. Analisa Data
DS : Ansietas
saat ini.
3. Anoreksia
DO:
1.Tampak gelisah
2. Tampak tegang
DO:
DS : Inkontinensia Fekal
pengeluaran feses
DO :
dan sering
Effect
Inkontensia Fekal
Defisit Nutrisi
Cor Problem
Ansietas
Causa
Ansietas
Defisit Nutrisi
Inkontinensia fekal
Ruangan : No. RM :
N Dx Tujuan/Luaran Intervensi
o Keperawata
n
1. Ansietas Setelah dilakukan 1. Reduksi Ansietas
hasil : ancaman.
- Verbalisasi Tindakan :
kebingungan a. Observasi :
khawatir stresor)
ansietas
perhatian
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikai
- Diskusikan perencanaan
akan datang
c. Edukasi :
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
mengurangi keteganagan
d. Kolaborasi
2. Terapi Relaksasi
Definisi :
a. Observasi :
energi, ketidakmampuan
kognitif
- Identifikasi kesediaan,
teknik sebelumnya
latihan
relaksasi
b. Terapeutik :
teknik relaksasi
berirama
c. Edukasi :
otot progresif)
nyaman
sensasi relaksasi
imajinasi terbimbing)
2. Defisit Setelah dilakukan 1. Manajemen Nutrisi
mencegah konstipasi
tinggi protein
perlu
dapat ditoleransi
c. Edukasi :
d. Kolaborasi
Definisi :
Tindakan:
a. Observasi:
BB kurang
dikomsumsi sehari-hari
elektrolit, serum
b. Terapeutik :
c. Edukasi :
yang dibutuhkan
3. Inkontinensi Setelah dilakukan 1. Latihan Eliminasi Fekal
hasil : b. Terapeutik :
- Penilaian diri - Anjurkan waktu yang konsisten untuk
positif
buang air besar
Meningkat
- Berikan privasi, kenyamanan dan
(5)
posisi yang meningkatkan proses
- Gairah
defekasi
aktivitas - Gunakan enema rendah, jika perlu
c. Edukasi :
konsultasi
d. Kolaborasi
jika perlu
Definisi :
(tidak disadari)
Tindakan :
a. Observasi :
berlebihan)
feses
obat
b. Terapeutik :
pakaian
- Berikan celana
pelindung/pembalut/popok, sesuai
kebutuhan
menyebabkan diare
c. Edukasi :
inkontinensia, penyebab
inkontinensia fekal
fese
d. Kolaborasi
Leporamide, atropin)
DAFTAR PUSTAKA