PENDAHULUAN
1
2
jiwa penduduk. Dibeberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6%
yaitu di Kota Medan, di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,
Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh
31,7%, dan Sukabumi 31,2%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun
2012, gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dengan jumlah
30.154 kasus (4,9%) (Perwitasari, 2012).
Penyakit gastritis ini jika dibiarkan terus menerus di biarkan akan
merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker
lambung hingga menyebabkan kematian (Shulfany, 2011). Gastritis sering
menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi jarang menjadi parah kecuali
bila pada saat yang sama juga terjadi luka kronis dan sering mengalami
kekambuhan pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan
muntah darah atau terdapat pada feses yang memerlukan perawatan segera
(Rifani, 2009, dalam Putri, 2010).
Oleh karena itu, gastritis bukanlah suatu penyakit tunggal, namun
beberapa kondisi-kondisi yang berbeda yang semuanya mempunyai
peradangan lapisan lambung. Gastritis dikenal di masyarakat dengan istilah
sakit maag atau sakit ulu hati, kondisi ini bisa timbul mendadak yang biasanya
ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu
makan menurun atau sakit kepala. Peningkatan gastritis banyak dialami oleh
remaja di seluruh dunia (Gobel, 2012).
Kejadian gastritis paling sering menyerang usia produktif termasuk
remaja, misalnya survei yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI) belum lama ini, sekitar 60 persen penduduk Jakarta yang
termasuk dalam usia produktif sudah terkena maag (gastritis). Bahkan, pada
remaja sendiri sudah ada sekitar 27 persen yang menderita gastritis.Hal
tersebut diduga karena tingginya masih banyak masyarakat, khususnya anak-
anak muda, yang menganggap sepele keberadaan penyakit maag (Handayani,
2012).
4