Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing :
Yudhia Pratidina P., S.T., M.ENG.
Disusun Oleh :
Nama : Catur Heang Barokah
NPM : 16100033
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, S.H. BENGKULU
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
Diketahui oleh :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK LAPANGAN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, S.H. BENGKULU
TAHUN 2019
Diketahui oleh :
Dekan Fakultas Teknik
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr,Wb.
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehinga penulis dapat menyelesaikan laporan
Kerja Praktek (KP) pada “Proyek Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Tol Kayu Agung-
Palembang-Betung (KAPB)” selama kurang lebih 90 hari.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis menyampaikan hasil kerja
praktek dalam bentuk laporan. Untuk melengkapi salah satu syarat dalam
menempuh ujian sarjana (Strata 1) pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Prof. Dr.
Hazairin, SH Bengkulu.
Terlaksananya Kerja Praktek dan penyusunan laporan ini tidak terlepas
dari bantuan, baik moril maupun materil serta bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis. Selama kerja praktek ini, penulis
mendapat lebih banyak ilmu yang bisa menambah wawasan dalam dunia Teknik
Sipil yang tidak penulis dapatkan dibangku kuliah. Dengan adanya kerja praktek
ini dapat menjadi bekal ketika penulis terjun dalam dunia kerja sesuai dengan
bidang yang digeluti.
Dalam penyusunan laporan dan pelaksanaan Kerja Praktek ini penyusun
dibantu dan didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga saya bisa melaksanakan dan menyelesaikan laporan kerja
praktek ini.
2. Orang tua saya yang telah mengizinkan untuk pergi ke Kota Palembang
Provinsi Sumatera Selatan untuk melaksanakan Kerja Praktek ini.
3. Bapak Ir. H. Narlis Nasir, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Teknik Sipil Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH.
4. Bapak H. Sazuatmo, S.T., M.T., selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas
Prof. Dr. Hazairin,SH.
v
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
4
5
sukses yang sama juga dicapai dalam pembangunan bendungan besar beberapa
seperti Pondok, Grongkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, yang telah selesai lebih cepat
dari jadwal dengan kualitas memuaskan.
Dalam upaya selalu mengutamakan kualitas terdepan apa pun telah
memungkinkan Waskita dalam memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 Pada bulan
November 1995; yang menjadi pengakuan internasional menyakinkan tentang
Sistem manajemen Mutu ISO dilaksanakan oleh perusahaan dan titik awal menuju
era global kompetisi. Pada bulan juni 2003, Waskita telah berhasil memperbaruhi
sistem manajemen Mutu dan mampu mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000. Ini
menjadi indikasi yang kuat tentang bagaimana perusahaan memahami dan selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.
Adapun struktur organisasi dari proyek pembangunan Jalan Tol Kayu Agung-
Palembang-Betung dapat dilihat pada gambar 2.3.
2.5.5. Logistik
Logistik adalah seseorang yang bertugas mencatat setiap pemasukan dan
pengeluaran barang-barang atau material yang diperlukan proyek dan memeriksa
apakah persediaan barang-barang atau material tersebut masih cukup atau tidak.
2.5.6. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang bertanggungjawab kepada koordinator
lapangan.
2.5.8. Drafter
Drafter adalah sesorang yang bertugas untuk membantu arsitek
merealisasikan hasil rancangan pengembangan kawasan, sehingga dapat berfungsi
sesuai dengan keinginan semua pihak.
2.5.9. Peralatan
Bagian peralatan merupakan bagian yang berperan dalam persiapan
peralatan yang akan digunakan dalam pembangunan suatu proyek dan
bertanggungjawab atas pemeliharaan peralatan yang ada agar peralatan selalu siap
sehingga tidak menghambat proses pekerjaan.
2.5.10. Driver
Tugas dari seorang driver adalah :
1. Mengantarkan pimpinan proyek dan pimpinan lainnya untuk kepentingan
proyek.
2. Mengantarkan logistik dalam pembelian barang.
3. Menjamin kelancaran transportasi yang dibutuhkan proyek.
4. Bertanggungjawab kepada administrasi proyek.
13
2.5.11. Security
Tugas pokok security adalah menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
di lingkungan obyek pengamanan khususnya pengamanan fisik yang bersifat
preventif.
Mengamankan suatu aset, instansi, proyek, bangunan, properti atau tempat
dan melakukan pemantauan peralatan, pengawasan, pemeriksaan dan jalur akses,
untuk memastikan keamanan dan mencegah kerugian atau kerusakan yang
disengaja.
1. Melakukan tindakan preventif keamanan.
2. Kontrol lalu lintas dengan mengarahkan driver.
3. Melengkapi laporan dengan mencatat pengamatan, informasi, kejadian,
dan kegiatan pengawasan.
4. Mempertahankan lingkungan dengan memantau dan pengaturan bangunan
dna kontrol peralatan.
5. Menjaga stabilitas dan reputasi organisasi dengan memenuhi persyaratan
hukum.
2.5.12. Gudang
Tugas seorang pengawas gudang adalah :
1. Menyimpan dalam gudang dan membukukan bahan bangunan yang
datang.
2. Menjaga atau memelihara keawetan bahan yang ada dalam gudang.
3. Bertanggungjawab keluar masuknya bahan bangunan yang diminta oleh
bos borong setelah diketahui oleh pelaksana lapangan.
4. Menghitung dengan benar barang yang keluar dan masuk.
5. Bertanggungjawab kepada logistik.
2019. Pembagian area pekerjaan sebanyak 8 seksi dan pada seksi 1A terbagi
menjadi 4 zona yang telah dilakukan untuk mempercepat proses konstruksi dari
proyek pembangunan Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung Seksi 1A.
17
18
cukup sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Tidak seperti
proses pengecoran box yang dilakukan secara manual yang tentunya akan sangat
memakan waktu dan juga dapat mengganggu lingkungan sekitar konstruksi
pembangunan tersebut.
ke bawah. Ketinggian alat tersebut tidak kurang dari 75 mm, jika area terdiri dari
tanah yang keras dan bebatuan maka pelapisan nya diperkirakan yaitu 150 mm.
3. Pemasangan Box Culvert
Tahap selanjutnya yaitu proses pemasangan yang langkah awalnya
membuat barisan dari box di mana diletakkan box pertama yang akan menentukan
kelulusan penempatan box selanjutnya. Peletakannya pun harus sesuai dengan
ketinggian dan kemiringan yang sudah di persyaratan pada perencanaan.
Peletakan dari box culvert dengan menempatkan spigot untuk lidah di hilir dan
socket untuk di hulu.
4. Penyambungan Box Culvert
Hal yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu pengaplikasian sealant guna
menghindari migrasi tanah dan air terhadap box culvert. Bahan dasar dari sealant
yaitu bitumen atau aspal yang dapat diaplikasikan di bagian atas dan bagian dalam
dinding dengan ketebalan kurang lebih 300 mm. Box culvert yang sudah ditata
perlu disambung dengan box pengisi. Sebelum meletakkan box Parit harus dicek
terlebih dahulu apa kondisinya sudah sesuai dengan rencana. Antara box harus
disatukan dengan rantai atau menggunakan derek rantai dan diikatkan secara
bertahap hingga box menyatu.
5. Pengurukan Area Kerja Kembali
Setelah semua proses selesai dan sudah dipasang dengan baik maka tahap
selanjutnya yaitu pengurukan kembali. Pemadatan dan pengurutan tidak boleh
sampai merusak atau merubah kedudukannya.
Bagi Bentang lebar nya sendiri, box culvert dirancang untuk multi cell. Box
tersebut juga dapat digunakan untuk akses crossing under pass pada jalan
raya/jalan tol. Apabila anda menggunakan produk box culvert beton pracetak,
maka pekerjaan yang harus dilakukan di lapangan hanyalah pekerjaan galian
tanah dan juga pengecoran lantai kerja. Pekerjaan tersebut pastinya tidak akan
overlapping dengan pekerjaan struktur pracetak yang dapat dilaksanakan di lokasi
tertentu. Hal tersebut tentunya dapat menghemat waktu dibandingkan dengan
proses konstruksi beton konvensional.
24
25
Proses pekerjaan
an tanah terbagi menjadi 2, yaitu pekerjaan persiapan dan dan
pekerjaan timbunan tanah.
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pada tahap awal adalah mempersiapkan personil, peralatan yang akan
digunakan, dan bahan tanah timbunan yang diperlukan dari borrow
area.
b. Dilakukan setting out dan pengukuran untuk membuat gambar kerja
dan perhitungan kuantitas pekerjaan.
c. Pemeriksaan dan inspeksi dari Direksi/Pengawas/Konsultan untuk
persetujuan.
d. Bila hasil percobaan pemadatan disetujui Direksi/Pengawas/Konsultan,
maka hasil dari percobaan
percobaan pemadatan dijadikan acuan/dasar pada
pelaksanaan pekerjaan timbunan yang sebenarnya.
2. Pekerjaan Timbunan Tanah
a. Proses penghamparan dan pemadatan dilakukan layer per layer setebal
20 cm sepanjang badan jalan.
b. Melakukan trial compaction untuk menentukan jumlah passing perlayer
c. Setiap layer dilakukan test kepadatan tanah untuk pemeriksaaan
terhadap acuan yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis, yaitu
26
kepadatan minimum pada kondisi tanah kering atau sesuai dengan SNI
17420: 2008 atau AASHTO T99-15(2015). Bila tidak sesuai maka
pemadatan harus dilakukan ulang.
d. Pekerjaan dilakukan layer per layer sampai mencapai elevasi yang
ditentukan sesuai Final Subgrade.
e. Selanjutnya dilakukan trimming/pembuatan plengsengan (saluran rata
yang dimiringkan) pada sisi miring/slope sisi kiri kanan agar terlihat
rapi dan kokoh bila diperlukan sesuai dengan instruksi konsultan.
Gambar 4.5.
4.5 Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Aspal
(Sumber : PT. WASKITA KARYA)
b. Pekerjaan AC-Base
Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC-Base) merupakan pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Lapisan ini terletak di bawah lapis pengikat (AC-BC), perkerasan tersebut
tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas
untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan.
Lapis Pondasi (AC-Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis
permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan
meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub grade).
Metode pelaksanaan pekerjaan AC-Base meliputi penyiapan bahan di
base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman
sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-Base dibuat di
base camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas
dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu
AC-Base tetap stabil lalu dikirim ke lokasi pekerjaan yang telah siap
peralatan mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat-alat pemadat.
Pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilaksanakan setelah permukaan base A
31
dilapisi dengan prime coat, agar lapisan AC-Base lebih mengikat dengan
lapisan base A. Bahan dituang ke bak finisher dari dumptruck, finisher
menghampar campuran aspal panas ke permukaan lapis pondasi pada
ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan
pada suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan mesin gilas
roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan
kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas
roda karet, demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari direksi
pekerjaan serta tentunya telah mengajukan hasil pengujian bahan campuran
aspal panas serta ijin kerja kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
c. Pekerjaan AC-BC
AC-BC (Asphalt concrete Binder Coarse) adalah beton aspal yang
terletak tepat di atas LPA. Campuran beton aspal ini terdiri dari beberapa
fraksi aggregat batu pecah dengan ukuran yang berbeda, abu batu dan kadar
aspal tertentu. Yang membedakan dengan AC-WC adalah ukuran fraksi
aggregat dan kadar aspal pada AC-BC yang lebih rendah.
Metode pelaksanaan AC-BC ini meliputi penyiapan bahan di base camp
AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai lokasi
pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-BC dibuat di base camp
AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck.
Lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-BC
32
tetap stabil lalu dikirim ke lokasi pekerjaan yang telah siap peralatan
mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat-alat pemadat.
Pelaksanaan pekerjaan AC-BC dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan
AC-Base yang dilapisi dengan tack coat. Bahan dituang ke bak finisher dari
dumptruck, finisher menghampar campuran aspal panas ke permukaan lapis
pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil
penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian
dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa
hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir
pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet, demikian seterusnya
pekerjaan dilakukan atas arahan dari direksi pekerjaan serta tentunya telah
mengajukan hasil pengujian bahan campuran aspal panas serta ijin kerja
kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan.
AC-WC biasanya lebih tinggi karena lapis permukaan jalan harus kedap
dengan air.
Metode pelaksanaan AC-WC ini meliputi penyiapan bahan di base
camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai
lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-WC dibuat di base
camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas
dumptruck. Lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu
AC-WC tetap stabil lalu dikirim ke lokasi pekerjaan yang telah siap
peralatan mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat-alat pemadat.
Pelaksanaan pekerjaan AC-WC dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan
AC-BC yang dilapisi dengan tack coat. Bahan dituang ke bak finisher dari
dumptruck, finisher menghampar campuran aspal panas ke permukaan lapis
pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil
penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian
dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa
hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir
pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet, demikian seterusnya
pekerjaan dilakukan atas arahan dari direksi pekerjaan serta tentunya telah
mengajukan hasil pengujian bahan campuran aspal panas serta ijin kerja
kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan.
4. Metode Kerja
a. Crane diletakkan pada posisi titik pemancangan yang direncanakan.
b. Concrete pile ditarik atau diangkat sesuai dengan syarat
penarikanlpengangkatan yang diijinkan untuk ditempatkan pada posisi
yang lurus terhadap sumbu vibro hammer.
c. Pemancangan mini pile akan dimulai setelah konfirmasi posisi lurus
terpenuhi, dengan bantuan alat theodolit.
d. Eksentrisitas sumbu tersebut lidak boleh lebih dari 20 mm.
e. Penggetaran pada pemancangan pertama harus dilakukan dengan
softblow driving untuk memastikan bahwa arah pemancangan sudah
benar atau sesuai.
f. Pemancangan untuk setiap mini pile berlangsung kontinyu sampai mini
pile mencapai kedalaman tanah yang diharapkan.
g. Setiap pemancangan harus dicatat dan dilaporkan data-data
pemancangan meliputi ukuran, tipe, dan panjang mini pile yang telah
dipancang, tipe dan seri hammer, serta elevasi tanah dasar.
4.2.Tinjauan Khusus
Tinjauan khusus merupakan tinjauan yang diminati oleh penyusun atau
tinjauan yang ditinjau oleh penyusun yang dipelajari secara rinci untuk
mendapatkan ilmu yang lebih dari tinjaunnya tersebut. Tinjauan khusus yang saya
tinjau adalah box culvert beserta dengan wing wall box culvert. Adapun penjelasan
secara rinci tinjauan khusus yang diamati oleh penulis adalah pekerja box culvert
dan wing wall box culvert pada Stasioning 9+000 s/d 13+400.
2) Besi disusun sesuai bentuk, panjang, dan jumlah potongan yang akan
dibuat.
3) Selanjutnya besi dipotong dan dibengkokkan menggunakan bar cutter
dan bar bender.
4) Besi yang sudah dirangkai dilakukan pengecekan kesesuaiannya dengan
shop drawing.
e. Curing
Curing permukaan atas beton menggunakan karung goni basah/geotekstil
yang ditutupkan ke permukaan beton dan tetap dijaga basah selama minimal 7
hari.
f. Pengangkatan box culvert
Pengangkatan box culvert dilakukan menggunakan mobile crane melalui
lifting lug setelah box culvert precast berumur 7 hari atau apabila kuat tekan ≥
80% f’c 20 MPa. Disesuaikan juga sudut sling > 450 saat pengangkatan untuk
mengurangi resiko putusnya sling yang dapat menyebabkan rusaknya box culvert.
h. Pengendalian mutu
1) Pengendalian mutu bahan.
2) Ketentuan material yang digunakan.
3) Kriteria pemasangan pembesian.
4) Memastikan semua metode dan prosedur sesuai di lapangan.
5) Sampel dan hasil pengujian sesuai dengan spesifikasi
i. Proses K3L
Proses K3L dijalankan dan diimplementasikan
1) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
a) Memastikan semua personil dan pekerja sudah diinduksi oleh
subkon tersebut dan pelaksana terkait.
b) Peralatan dan alat bantu sudah dicek terlebih dahulu.
c) Ijin kerja sesuai dengan lokasi yang dikerjakan.
d) Metode kerja sesuai dengan approval.
43
3) Jalur pengalihan galian yang dibuat harus sama dengan elevasi awal
atau lebih rendah dari elevasi sebelumnya.
4) Galian tanah bisa langsung untuk membuat cofferdam.
5) Selanjutnya pembuatan cofferdam dimuka aliran air, agar air dengan
ketinggian sesuai dengan top level gorong-gorong kotak (box culcert).
6) Untuk mengeringkan lokasi pekerjaan dengan menggunakan pompa
yang bisa mengeringkan lokasi pekerjaan selama pekerjaan
berlangsung.
7) Selanjutnya pipa dari pompa air diletakkan pada lokasi aliran air,
pengalihan sehingga dapat langsung dialirkan ke sungai.
b. Pembuatan lantai kerja
Tahapan-tahapan pekerjaan pembuatan lantai kerja diterangkan sebagai
berikut:
1) Pastikan bahwa lokasi yang akan dibuat lantai kerja tersebut terdapat
urugan pasir atau blinding stone sesuai dengan yang telah disepakati di
shop drawing.
2) Membersihkan lokasi kerja dari kotoran dan sampah.
3) Memberikan patok atau leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai
acuan untuk menentukan ketebalan.
4) Menuangkan beton dengan beton kelas E (10 MPa).
5) Beton yang dituangkan di lantai kerja diratakan dengan ketebalan sesuai
dengan shop drawing.
c. Pembesian wing wall
1) Pemotongan dan pembentukan baja tulangan dilakukan di lokasi work
shop sesuai dengan gambar yang telah disepakati.
2) Setelah proses pembentukan baja tulangan selesai, dilakukan
pengiriman tulangan yang diperlukan ke lokasi pekerjaan, baja tulangan
harus selalu dilindungi dengan slepeer untuk mencegah menyentuh
tanah dasar.
3) Setelah baja tulangan sudah dibentuk dan dipotong kirimkan ke lokasi
pekerjaan, kemudian dilakukan perakitan pembesian, pemasangan
45
f. Perawatan beton
Sesaat setelah pengecoran beton, segera lakukan perawatan beton,
perawatan beton menggunakan geotekstil basah atau sejenisnya yang diletakkan
diatas permukaan beton, kelembapan geotekstil harus terus dijaga selama masa
perawatan agar beton tidak rusak.
g. Pelepasan bekisting
1) Pelepasan bekisting dilakukan setelah ada persetujuan dari engineer,
pelepasan bekisting dilakukan 4 hari setelah pengecoran (kekuatan
desain mencapai 85%).
2) Setelah pelepasan bekisting harus segera dilakukan perawatan beton
dengan curing compound pada sisi yang baru dilepas bekistingnya.
3) Rapikan lokasi footing untuk dilakukan penimbunan kembali.
4) Penimbunan tanah kembali footing untuk dilakukan layer per layer
setebal 30 cm dengan menggunakan stamper.
h. Pengendalian mutu
1) Pengendalian mutu bahan.
2) Alat dan material yang digunakan harus selalu bebas dari segala kotoran
dan zat asing lainnya.
3) Pengecoran beton sesuai dengan SOP.
4) Posisi pemasangan wing wall harus dipastikan berada pada lokasi yang
benar (sesuai gambar kerja).
5) Proses pemotongan baja tulangan dan penekukan harus dilakukan
secara hati-hati agar tidak merusak baja tulangan.
6) Sisa bekisting yang sudah dipakai harus dikumpulkan dan ditumpuk
secara rapi di tempat yang telah disediakan.
7) Pembesian yang sudah dipasang harus dicek kesesuaiannya dengan
gambar kerja serta mutunya, dikontrol dengan form pemeriksanaan
pembesian.
i. Proses K3L
Proses K3L dijalankan dan diimplementasikan
1) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
48
5.1. Simpulan
Setelah melaksanakan kerja praktek (KP) yang berlangsung selama kurang
lebih 3 bulan, banyak sekali manfaat dan pelajaran yang dapat diperoleh dalam
bidang teknik sipil, baik yang menyangkut teknis dilapangan maupun manajemen
proyek. Pengalaman-pengalaman ini dapat melengkapi pengetahuan yang telah
didapat dibangku perkuliahan. Dari kerja praktek ini dapat memberikan pelajaran
bahwa terdapat perbedaan yang cukup segnifikan antara teori yang didapatkan
dibangku perkuliahan dengan pelaksanaan dan keadaan sesungguhnya di
lapangan. Adapun beberapa yang dapat penulis simpulkan selama kerja praktek
berlangsung yaitu:
1. Pelaksanaan pekerjaan dilokasi proyek cukup lancar, namun dalam
pelaksanaannya masih mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan faktor
cuaca yang tidak dapat ditentukan.
2. Kualitas dan kuantitas pekerjaan pada pekerjaan ini telah memenuhi
spesifikasi teknis yang telah direncanakan.
3. Kontraktor sangat menjaga kualitas dan kuantitas pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan mengikuti petunjuk maupun arahan dari supervisi
lapangan.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan untuk kelancaran dan
kemampuan pelaksanaan suatu proyek khususnya pekerjaan Pembangunan Jalan
Tol KAPB Seksi 1A adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus ditingkatkan supaya hasil
pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Pengendalian pekerja yang kurang disiplin dalam proses pekerjaan guna
menghindari Human Erorr.
3. Keselamatan kerja hendaknya lebih ditingkatkan seperti helm, masker,
sepatu proyek serta bimbingan keselamatan kerja sesuai tahapan-tahapan
pekerjaan untuk menghindari kecelakaan kerja.
51
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman data-data dan gambar dari PT. Waskita Sriwijaya Tol dan PT. Waskita
Karya Divisi VI Seksi 1A dengan Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung-
Palembang Betung (KAPB) di Palembang Provinsi Sumatera Selatan, Juni
2019.
Ariyadi, R. P., 2016, Box Culvert, [Online], Website :
https://id.scribd.com/document/369149768/Makalah-Box-Culvert. [Diakses
tanggal 11-04-2018].
Badan Pengatur Jalan Tol, 2018, Tujuan dan Manfaat, [Online], Website :
http://bpjt.pu.go.id/ [Diakses tanggal 03-04-2018].
Bina Marga, 2009, Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol
No.007/BM/2009, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina
Marga, Jakarta.
Bisa, F., 2014, Pengertian dan Klasifikasi Timbunan, [Online], Website :
https://www.kumpulengineer.com/2014/09/pengertian-dan-
klasifikasitimbunan.html [Diakses tanggal 09-04-2018].
Caya, Y., 2016, Jurnal Infrastruktur Vol.1 No.02 Agustus 2016, Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta.
Jasa Marga, 1999, Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol, Divisi
Perencana PT Jasa Marga, Jakarta.
Pasaribu, A. P., 2009, Faktor Penyebab Terjadinya Klaim yang Mempengaruhi
Kinerja Waktu Proyek Konstruksi Jalan Tol Di Jabodetabek, Tesis, Program
Pascasarjana FT UI, Jakarta.
Putri, A., 2016, Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo Tahap II Ruas
Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri, Laporan
Praktik Kerja, Teknik Sipil FT UKS, Semarang.
Republik Indonesia, 2004, Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun
2004 Tentang Jalan, Presiden Republik Indonesia, Jakarta.
Republik Indonesia, 2005, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15
Tahun 2005 Tentang Jalan Tol, Presiden Republik Indonesia, Jakarta.
52
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN PROYEK JALAN TOL KAPB SEKSI 1A
54
55