Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KASUS MANAJEMEN KEPERWATAN TERKAIT DENGAN

KEBUTUHAN PERAWATAN PASIEN (JUMLAH TENAGA KERJA)

Di Susun Oleh :
Eka Septianingrum
(D0019022)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu, Slawi- Kab. Tegal

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas asuhan keperawatan dapat mencapai hasil yang optimal apabila
beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang
(Gillies, 1994 dalam Sukardi, 2005). Namun saat ini mutu pelayanan keperawatan
masih belum memuaskan dan masih dipengaruhi oleh berbagai masalah termasuk
masalah perencanaan dan pengadaan tenaga perawat sebagai sub sistem dari
sistem ketenagaan kesehatan secara nasional. Berdasarkan penelitian WHO
(2005) menunjukkan bahwa dunia kekurangan 2 juta perawat, baik di Amerika
Serikat, Eropa, Australia dan Timur Tengah (Handayani, 2012). Kemudian pada
tahun 2006, dilaporkan oleh WHO bahwa kekurangan jumlah perawat masih
terjadi dibanyak negara. Sedangkan di Indonesia juga terjadi kekurangan perawat
yaitu sampai tahun 2010 masih membutuhkan sekitar 276.049 perawat
(Wuryanto, 2011).
Kurangnya tenaga perawat tentu akan berdampak pada rendahnya mutu
asuhan keperawatan, sehingga pendayagunaan perawat di rumah sakit belum
optimal dalam menyelenggarakan praktik keperawatan profesional yang efektif.
Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan
sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Perencanaan yang
baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan,
serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi
dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan
tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit (Rakhmawati, 2008; Sitorus, 2006).

1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan klien.
2. Mengidentifikasi kebutuhan jumlah tenaga perawat berdasarkan derajat
ketergantungan klien.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kasus
Suatu ruang rawat dengan 22 pasien ( 3 pasien dengan klasifikasi minimal, 14
pasien dengan klasifikasi parsial, dan 5 pasien dengan klasifikasi total ) maka
berapa jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi?

2.2 Penyelesaian
Rumus Douglas :
Klasifikasi Minimah : 3 x 0,17 = 0,51

Klasifikasi Parsial : 14 x 0,27 = 3,78

Klasifikasi total : 5 x 0,36 = 1,80

Jumlah = 6,09 6 orang

Untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat didahuli

dengan menghitung jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan dalam waktu

tertentu, minimal 7 hari secara berturut-turut. Pada uji coba MPKP, dihitung

jumlah klien selama 22 hari (4 minggu) disebuah ruang rawat.

Penetapan waktu observasi tersebut diharapkan sudah dapat mencerminkan variasi

perubahan jumlah klien di ruang rawat. Setela itu dihitung jumlah perawat yang

dibutuhkan pada pagi, sore dan malam.

Berdasarkan observasi jumlah klien selama 22 hari, maka :

Jumlah kebutuhan perawat setiap hari :

7,11 + 5,28 + 3,35 = 15,74 16 orang

Libur/cuti : kurang lebih 5 orang

Jumlah tenaga yang dibutuhkan : 16 + 5 = 21 orang + 1 karu + 3 orang PP/Tim =

25 orang perawat.
Keterangan : jumlah PP/Tim di tetapkan dengan pertimbangan bahwa seorang PP

bertanggung jawab 9-10 klien, dengan variasi klasifikasi klien. Untuk suatu ruang

rawat dengan jumlah klien rata-rata 26-30 klien, maka dibutuhkan 3 orang PP.

2.3 Pembahasan

a. Cara menghitung tenaga perawat menurut Douglas


1. Identifikasi Jumlah Pasien.
Jumlah pasien yang dirawat diidentifikasi berdasarkan derajat ketergantungan.
Identifikasi jumlah pasien berdasarkan ketergantungan dilakukan mengikuti
panduan berikut :
a) Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan
menggunakan format klasifikasi pasien berdasarkan derajat
ketergantungan
b) Setiap pasien dinilai berdasarkan criteria klasifikasi pasien ( minimal
memenuhi 3 kriteria ).
c) Kelompokan pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi
tanda tally (I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari
dapat diketahui beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal,
parsial, dan total.
d) Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut,
maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
2. Penetapan Tenaga Keperawatan.
Terdapat beberapa cara / metode penghitungan jumlah tenaga perawat. Pada
MPKP, jumlah tenaga keperawatan disuatu ruang rawat ditetapkan dari
klasifikasi berdasarkan deraja ketergantungan. Menurut Douglas ( 1992 ),
klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi dalam 3 kategori :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/ 24 jam, Kriteria :
a) Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri
b) Makan dan minum dilakukan sendiri
c) Ambulansi dengan pengawasan
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga ( shift )
e) Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
b. Perawatan parsial memerlukan waktu 3 – 4 jam/ 24jam, Kriteria :
a) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
c) Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d) Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output
ciaran dicatat / dihitung.
e) Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
c. Perawatan total memerlukan waktu 5 – 6 jam/ 24jam, Kriteria :
a) Semua keperluan pasien dibantu
b) Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam
c) Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
d) Dilakukan penghisapan lender 5) Gelisah / disorientasi.

Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,

sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, seperti pada table 1.1

Klasifikasi pasien
No. Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam pagi Siang Malam pagi Siang Malam
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dsb
Sumber : Dauglas ( 1984 ).

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit
adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
Untuk hal inI dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama
tentang ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar benar diperhitungkan
sehingga tidak menimbulkan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga
memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun. Dan bila dibiarkan akan
menyebabkan angka kunjungan klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun
sehingga pendapatan rumah sakit juga akan menurun.
Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan
ketenagaan dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang
didasarkan pada data-data kepegawaian sesuai dengan yang ada di rumah sakit
tersebut. Dalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit,
kita dapat menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada
prinsipnya hampir sama akan tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi
tertentu dari sistem pemberian layanan asuhan keperawatan kepada klien.

3.2 Saran
Perlu adanya referensi yang dapat menambah ilmu terkait menentukan jumlah
tenagaperawat yang dibutuhkan untuk masa yang akan datang perlu dibuat
perencanaan kebutuhan jumlah tenaga perawat dengan mempertimbangkan rumus
Douglas yang sesuai dengan derajat ketergantungan klien sehingga memperoleh
jumlah tenaga perawat yang tepat dan dapt melayani klien dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

DepKesRI (2013), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I


Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby -
year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2010). Leaderships Roles and Management Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers
Yaslis, I. (2014). Perencanaan SDM rumah sakit. teori, metoda dan formula. Depok :
FKMUI

Anda mungkin juga menyukai