Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA KAIZEN DAN

KESEJAHTERAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN


( studi empiris di PT. Techkpack Asia Demak )

Muhamad Ali Harto1), Aziz Fathoni2), Leonardo Budi H.3)


1)
MahasiswaJurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Pandanaran Semarang
2) 3)
, Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the influence of leadership style,
Kaizen Culture and Employee Welfare to employee work satisfaction PT. Techkpack
Asia Demak. Samples taken are 50 employees. While to answer the research
hypothesis using the tools of Multiple Linear Regression Analysis, Validity,
Reliability, Test of Classic Assumption. Based on the results of the study can be
concluded that the leadership style positive influence on employee job satisfaction at
PT. Techkpack Asia Demak with a value of 6,940 t count is greater than t table,
meaning the better leadership style in a company on the worker then the employee
job satisfaction will increase. Kaizen culture positively affect the job satisfaction of
PT. Techkpack Asia Demak with a value of 5,620 t count larger than t table, meaning
that the more often kaizen buddaya run the employment kepuasn employees will
increase. Employee prosperity positively affect employee job satisfaction at PT.
Techkpack Asia Demak with the value of t arithmetic 5,694 bigger than t table,
meaning the better welfare of employees who run, the job satisfaction will increase

Keywords: Job satisfaction, leadership, Kaizen and Prosperity

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya kepemimpinan,


Budaya Kaizen dan Kesejahteraan Karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
Techkpack Asia Demak. Sampel yang diambil adalah sebanyak 50 karyawan.
Sedangkan untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan alat AnalisisRegresi
Linier Ganda, Validitas, Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa Gaya kepemimpinanberpangaruh positif terhadap kepuasan
kerja karyawan pada PT. Techkpack Asia Demak dengan nilai t hitung sebesar 6,940
lebih besar dari t table, artinya semakin baik gaya kepemimpinan dalam suatu
perusahaan pada karyawanya maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat.
Budaya kaizen berpengaruh positf terhadap kepuasan kerja PT. Techkpack Asia
Demak dengan nilai t hitung sebesar 5,620 lebih besar dari t table, artinya semakin
sering buddaya kaizen dijalankan maka kepuasn kerja karyawan akan meningkat.
Kesejahteraan karyawan berpengaruh positf terhadap kepuasan kerja karyawan pada
PT. Techkpack Asia Demak dengan nilai t hitung 5,694 lebih besar dari t table,
artinya semakin baik kesejahteraan karyawan yang dijalankan, maka kepuasan kerja
akan semakin meningkat.
Kata kunci :Kepuasan kerja, kepemimpinan, Kaizen dan Kesejahteraan

PENDAHULUAN dapat mempengaruhi tindakan atau


Di era globalisasi saat ini perilaku sumber daya manusia atau
perusahaan dituntut untuk selalu karyawan yang ada dalam suatu
meningkatkan kinerja dan organisasi atau perusahaan sehingga
produktivitasnya. Salah satu cara berimplikasi terhadap kinarja
untuk mencapai hal tersebut adalah karyawan yang ada dalam suatu
dengan memperbaiki proses produksi. organisasi atau perushaan. Menurut
Perbaikan proses produksi perlu Schein (1992:12), budaya organisasi
dilakukan secara berkesinambungan adalah pola dasar yang diterima oleh
dan terus menerus agar pemborosan organisasi untuk bertindak dan
material dan waktudapat memecahkan masalah, membentuk
diperkecil.Gaya kepemimpinan yang karyawan yang mampu beradaptasi
baik adalah gaya kepemimpinan yang dengan lingkungan dan
dapat memberikan motivasi kerja pada mempersatukan anggota-anggota
bawahannya. Widyatmini dan Hakim organisasi. Karyawan yang telah
(2008:169) mengatakan seorang memahami nilai-nilai dalam suatu
pemimpin harus melalukan berbagai organisasi akan menjadikan nilai
keahlian, pengalaman, kepribadian dan tersebut sebagai kepribadian
motivasi setiap individu yang di organisasi. Nilai dan keyakinan
pimpinya. Gaya kepemimpinan yang tersebut akan di wujudkan menjadi
efektif di butuhkan dalam suatu perilaku keseharian mereka dalam
perusahaan untuk dapat meningkatkan bekerja, sehingga akan menjadi kinerja
kinerja semua karyawan dalam individu dan masing – masing kinerja
mencapai tujuan yang telah di tetapkan individu yang baik akan menimbulkan
perusahaan. Selain gaya kinerja organisasi atau karyawan yang
kepemimpinan, keberhasilan suatu baik pula.
organisasi atau perusahaan dalam Kaizen merupakan sebuah proses
mencapai tujuannya dapat di pengaruhi perbaikan terus menerus secara fokus
juga oleh Budaya organisasi. Di mana dan terstruktur. Kesuksesan Kaizen
budaya organisasi merupakan pola, membuat banyak perusahaan ingin
norma, keyakinan,dan nilai-nilai yang menerapkan Kaizen pada
berlaku dalam suatu perusahaan, pola, perusahaannya.Kesuksesan Kaizen
norma, keyakinan dan nilai tersebut membuat banyak perusahan ingin
menerapkan Kaizen pada Kaizen. Berdasarkan hasil observasi
perusahaannya (Macpherson, 2015). lapangan dan wawancara dengan salah
Beberapa perusahaan yang telah satu supervisior di lapangan diketahui
mengimplementasikan Kaizen adalah faktor-faktor tersebut diantaranya
Caterpillar (Illinois, AS), Harley adalah keinginan perusahaan untuk
Davidson (Wisconsin, USA), segera menerapkan budaya Kaizen
Husqvarna (Jönköping, Swedia), GDM dengan stabil, karyawan yang
Group dan Q-West (Wanganui, menunjukkan sikap penolakan
Selandia Baru). Perusahaan- terhadap budaya Kaizen serta
perusahaan tersebut menerapkan kedisiplinan karyawan yang kurang
Kaizen untuk meningkatkan dimana mereka tidak bisa mentaati
produktivitas, sistemasi operasi dan peraturan perusahaan membuat Kaizen
mencari kontribusi yang lebih baik tidak bisa diterapkan secara maksimal.
dari pada karyawannya. Namun, Ada beberapa faktor yang menentukan
pengetahuan yang mereka miliki keberhasilan penerapan budaya Kaizen
terbatas karena keterbatasan lintas yaitu komitmen karyawan, keterlibatan
budaya yang dihadapi mengakibatkan dan partisipasi kerja, fokus serta
kesalah pahaman dan disalahartikan. kapasitas untuk mencoba dan
Kaizen kerap kali dianggap sebagai mengalami tindakan perbaikan.
sebuah proses yang memiliki akhir di
ujungnya (Macpherson, 2015). Dalam rangka pembinaan dan
Padahal, Kaizen merupakan proses pengembangan sumberdaya manusia
yang terus berkelanjutan. PT Techpack unsur kesejahteraan perlu diperhatikan
Asia Demak merupakan salah satu dengan sungguh-sungguh karena
perusahaan manufaktur yang juga kesejahteraan karyawan merupakan
sedang berusaha menerapkan budaya faktor yang sangat menetukan dalam
Kaizen pada perusahaannya. Ketatnya memacu semangat kerja serta
persaingan dalam industri manufaktur produktivitas kerja karyawan WJS
membuat PT Techpack Asia Demak Poerwodarminto (1984;492). Dengan
mencari berbagai alternatif untuk meningkatnya kinerja karyawan itu
memenangkan persaingan, salah dapat pula menunjang atau
satunya dengan cara meningkatkan mempengaruhi kesejahteraan
pangsa pasar, namun menurunkan karyawan tersebut, baik secara
biaya produksi agar mendapat profit langsung maupun tidak langsung.
yang maksimum dan dapat memenuhi Secara langsung yaitu dengan naiknya
keinginan pasar. Salah satu cara yang gajji karyawan, pemberian bonus,
digunakan untuk memenangkan pemberian tunjangan keluarga maupun
persaingan di pasar adalah dengan bonus, sedangkan secara tidak
menerapkan budaya Kaizen yang langsung yaitu dengan memberikan
dimulai oleh perusahaan pada awal kesempatan promosi jabatan kepada
tahun 2013. Namun, ada beberapa karyawan yang berprestasi baik.
kendala yang dihadapi oleh perusahaan Dengann demikian prestasi kerja
terkait dengan penerapan budaya karyawan yang baik itu akan
memberikan sumbangan atau dapat dari ilmu - ilmu sosial, sebab prinsip
mendorong untuk memajukan prinsip dan rumusan-rumusannya
perusahaan yang lebih baik. bermamfaat dalam meningkatkan
kesejahtraan manusia.Sebagai langkah
Menurut As‟ad (2004) Kepuasan kerja awal untuk mempelajari dan
merupakan “perasaan seseorang memahami segala sesuatu yang
terhadap pekerjaan” ini berarti bahwa berkaitan dengan aspek aspek
konsepsi kepuasan kerja semacam ini kepemimpinan dan permasalahannya,
melihat kepuasan kerja itu sebagai perlu di pahami terlebih dahulu makna
hasil interaksi manusia dengan atau pengertian dari kepemimpinan
lingkungan kerjanya. Pada dasarnya melalui berbagai macam perspektif.
seseorang dalam bekerja akan merasa Arep & Tanjung ( 2002:235)
nyaman dan tinggi kesetiaannya pada menerangkan bahwa “Kepemimpinan
perusahaan apabila dalam bekerjanya adalah kemampuan seseorang untuk
memperoleh kepuasan kerja sesuai menguasai atau mempengaruhi orang
dengan apa yang diinginkan. Terlepas lain atau masyarakat yang saling
dari indikator-indikator apa yang berbeda-beda menuju kepada
dijadikan sebagai alat pengukur pencapaiaan tujuan tertentu “ Robbins
kepuasan kerja, tetap penting untuk (2006:432) menyatakan kepemimpinan
mengusahakan agar terdapat korelasi adalah kemempuan untuk
positif antara kepuasan kerja dengan mempengaruhi kelompok menuju
prestasi kerja karyawan. Prestasi kerja pencapaian sasaran. Kartono
karyawan sering juga diartikan sebagai (2005:153) menyatakan kepemimpinan
kinerja karyawan, sehingga kepuasan adalah kemampuan untuk memberikan
untuk memacu prestasi kerja yang pengaruh yang konstruktif kepada
lebih baik meskipun disadari bahwa orang lain untuk melakukan suatu
hal itu tidak mudah (Siagian, 1997). usaha kooperatif mencapai tujuan yang
Berdasarkan permasalahan dan latar sudah di rencanakan Berdasarkan
belakang diatas, maka penulis tertarik defenisi-defenisi di atas maka dapat
untuk melakukan penelitian dengan disimpulkan bahwa kepemimpinan
mengambil judul : “PENGARUH adalah kemampuan seseorang untuk
GAYA KEPEMIMPINAN, mempengaruhi orang lain untuk
BUDAYA KAIZEN DAN mencapai tujuan yang ingin dicapai.
KESEJAHTERAAN KARYAWAN
TERHADAP KEPUASAN KERJA Budaya Kaizen
KARYAWAN (Studi Empiris di PT
Techpack Asia Demak)”. Cane (1998) dalam Paramita
(2012:4) menjelaskan dalam bahasa
jepang, Kaizen berarti perbaikan yang
TINJAUAN PUSTAKA berkesinambungan (continuous
Pengertian Kepemimpinan improvement) Ciri kunci manajemen
Kepemimpinan atau kaizen antara lain lebih
Leadership merupakan ilmu terapan memperhatikan proses dan bukan
hasil, manajemen fungssional silang Management (TQM), Zero Defect
dan menggunakan lingkarann kualitas (ZF), Just In-Time (JIT) dan beberapa
dan peralatan lain untuk mendukung pengendalian dan pengembangan
peningkatan yang terus menerus. kualitas melalui beberapa
penyempurnaan yang mengarah pada
Ardiasyah (2013:6) penyempurnaan sistem (Muliyawati,
menjelaskann kaizen merupakan 2015). Kaizen menempatkan kualitas
konsep payung yang mencakup sebagai landasan berpikir dan
sebagian praktis khas jepang yang bertindak agar terciptanya hasil yang
belakangan ini terkenal diseluruh berkualitas. Saat ini Kaizen tidak
dunia.Kato dan Art Smalley (2011:38) hanya digunakan pada perusahaan-
menyatakan bahwa ada 6 langkah perusahaan di Jepang namun juga
(steps) dalam suatu kaizen. Ke-enam sudah mulai diterapkan pada berbagai
langkah tersebut dapat dilihat dalam negara seperti China, Inggris, Mexico
gambar dibawah ini : dan Indonesia serta berbagai negara
lainnya.
1. Menemukan potensi perbaikan
2. Menganalisis metode yang Kaizen pertama kali diperkenalkan
digunakan saat ini oleh Taichi Ohno, mantan vice
3. Mencetuskan ide original president Toyota Motors Corporation.
4. Menyusun rencana penerapan Kata Kaizen digunakan untuk
5. Menerapkan rencana menguraikan proses manajemen dan
6. Mengavaluasi metode baru budaya bisnis serta perbaikan terus-
menerus dan perlahan-lahan dengan
Kaizen merupakan sebuah budaya
keterlibatan dan komitmen dari semua
yang diciptakan dan dikembangkan
karyawan. Kaizen tidak hanya
pada industri di Jepang. Kaizen
diterapkan di Jepang tapi juga sudah
merupakan upaya perbaikan secara
mulai diterapkan pada berbagai
terus menerus (continous
perusahaan di dunia. Konsep dasar
imprivement) pada sebuah proses.
Kaizen adalah perbaikan terus menerus
Input dari Kaizen adalah batasan-
dengan mengurangi waste dalam
batasan sosial dan budaya Jepang
sebuah produksi. Banyak yang
ditambah dengan kebutuhan individu
beranggapan bahwa Kaizen adalah hal
untuk berkreatifitas sedang output dari
yang membosankan karena
Kaizen adalah alat dan metode untuk
mempertahankan kualitas terbaik
perbaikan aktifitas di tempat kerja
secara terus menerus dan pertumbuhan
(Macpherson, 2015). Selain itu,
penjualan yang tumbuh terus menerus
Kaizen berfungsi untuk melakukan
harus melakukan hal yang sama
pengurangan pada beberapa waste
selama berulang ulang dan terus
seperti defect, waiting, unnecesary
menerus (Liker, 2006). Brunet dan
inventory, dan waste lainnya. Secara
New (2003) dalam Shang dan Pheng
manajerial, Kaizen sendiri lebih
(2013) meringkas tiga kunci
mengarah pada Total Quality
karakteristik dari Kaizen:
1. Kaizen adalah Continu. Ini adalah Kepuasan Kerja Karyawan
sifat yang unik, dipandang sebagai
perjalanan tiada akhir menuju Salah satu sarana penting pada
kualitas dan efisiensi yang lebih manjemen sumber daya manusia
baik. Hal ini terkait dengan budaya dalam sebuah orgaisasi adalah
Jepang yang berorientasi pada terciptanya kepuasan kerja para
jangka panjang dengan kuat. Salah pegawai/ karyawan. Kepuasan kerja
satu kesalahpahaman yang kerap menurut Martoyo (1994 : 115), pada
terjadi adalah adanya setelah dasarnya keadaan emosional karyawan
penerapan Kaizen selama beberapa di mana terjadi ataupun tidak terjadi
dekade, semakin sedikit ruang titik temu antara nilai balas jasa kerja
yang tersisa untuk melakukan karyawan dari perusahaan / organisasi
perbaikan. Perusahaan di China dengan tingkat nilai balas jasa yang
bahkan mengklaim telah memang diinginkan oleh karyawan
menyelesaikan transformasi Lean yang bersangkutan. Kepuasan
sehingga tidak perlu lagi terlibat sebenarnya merupakan keadaan yang
pada kegiatan Kaizen. sifatnya subyektif yang merupakan
2. Kaizen adalah tambahan pada hasil kesimpulan yang didasarkan pada
alam. Berbeda dengan organisasi suatu perbandingan mengenai apa
atau teknologi, Kaizen adalah yang diterima pegawai dari
proses untuk menghargai pekerjaannya dibandingkan dengan
perbaikan dari alam. yang diharapkan, diinginkan, dan
3. Kaizen adalah partisipatif. Hal ini dipikirkannya sebagai hal yang pantas
menuntut keterlibatan dan atau berhak atasnya. Sementara setiap
kecerdasan dari para pekerja. karyawan / pegawai secara subyektif
Kegiatan Kaizen yang baik harus menentukan bagaimana pekerjaan itu
melibatkan semua orang mulai dari memuaskan Tiffin (2000:104) yang
top management, manajer dan dikutip oleh Moch. As’ad ( 2004 : 104
operator. ) berpendapat bahwa kepuasan kerja
berhubungan erat dengan sikap dari
Kesejahteraan Karyawan karyawan terhadap pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerjasama antara
Setiap orang yang hidup selalu pimpinan dengan karyawan.
menginginkan kesejahteraan hidup, Sedangkan menurut Blum (1956)
sebab dengan sejahtera hidupnya akan dalam bukunya Moch. As’ad ( 2004 :
menjadi tenang dan tentram. Menurut 104 ) mengemukakan bahwa kepuasan
WJS Poerwodarminto (1984:492), kerja merupakan sikap umum yang
Kesejahteraan adalah suatu kondisi merupakan hasil dari beberapa sikap
aman santosa dan makmur, terhindar khusus terhadap faktor – faktor
dari berbagi macam ganguan dan pekerjaan, penyesuaian diri dan
kesulitan yang dirsaakan seseorang hubungan sosial individu diluar kerja.
yang telah melakukan suatu pekerjaan
disuatu tempat atau perusahaan.
Dari batasan - batasan Hipotesis 1: Gaya Kepemimpinan
mengenai kepuasan kerja tersebut, berpengaruh positif dan signifikan
dapat disimpulkan secara sederhana terhadap kepuasan kerja karyawan.
bahwa kepuasan kerja adalah perasaan Hipotesis 2: Budaya Kaizen
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berpengaruh positif dan signifikan
berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.
melihatnya sebagai hasil interaksi Hipotesis 3: Kesejahteraan karyawan
manusia terhadap lingkungan kerjanya. berpengaruh positif dan signifikan
Setiap individu akan memiliki tingkat terhadap kepuasan krja karyawan
kepuasan yang berbeda– beda sesuai Hipotesis 4: gaya kepemimpinan ,
dengan sistem nilai – nilai yang budaya kaizen dan kesejahteraan
berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karyawan berpengaruh positif dan
karena adanya perbedaan pada masing signifikan terhadap kepuasan kerja
– masing individu. karyawan.

Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil telaah pustaka
mengenai variabel – variabel yang METODE PENELITIAN
mempengaruhi kepuasan kerja Variabel Penelitian dan Definisi
karyawan, maka kerangka pemikiran Operasional Variabel
teoritis dari penelitian ini adalah Variabel penelitian pada
sebagai berikut: dasarnya adalah sesuatu hal yang
terbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan
Gaya
(Sugiyono, 2014). Variabel-variabel
Kepemimpin
an (X1) yang digunakan dalam penelitian ini
H1
adalah :

Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2014:117)
H2
Budaya populasi adalah wilayah generalisasi
Kepuasan
Kaizen yang terdiri atas obyek atau subyek
(X2) Kerja (Y)
yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
Kesejahteraa kemudian ditarik kesimpulannya,
n Karyawan sedangkan sampel menurut Sugiyono
H3
(X3) (2014:118) adalah bagian dari jumlah
H4
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode
purposive sampling, yaitu teknik Package Social Sciences (SPSS).
penentuan sampel dengan penilaian Metode analisis data yang digunakan
yang telah ditentukan oleh peneliti adalah analisis deskriptif, uji asumsi
dalam beberapa pertimbangan tertentu klasik, analisis regresi linier berganda,
(Sugiyono, 2014:122). Populasi adalah dan pengujian hipotesis untuk
gabungan dari seluruh elemen yang menganalisis 6 (enam) variabel
berbentuk peristiwa, hal atau orang independen terhadap variabel
yang memiliki karakteristik yang dependen.
serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti karena itu dipandang HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai sebuah semesta penelitian Uji Statistik Deskriptif Responden
(Ferdinan, 2006). Sedangkan menurut Pengujian statistik deskriptif
Suugiyono (2002), populasi adalah dilakukan untuk mengetahui gambaran
wilayah generalisasiyang terdiri atas : umum tentang sampel. Deskripsi
obyek/subyek yang mempunyai sampel berupa nilai tertinggi, nilai
kualitas dan karakteristik tertentu yang terendah, serta nilai rata-rata dari
ditetapkna oleh peneliti untuk responden. Jumlah sampel yang
dipelajari da kemudian ditarik diambil 50 responden. Bedasarkan
kesimpulanya. Dalam penilitian ini informasi yang diperoleh dari
yang menjadi populasi adalah semua kuisioner yang diberikan, responden
karyawan PT. Techkpak Asia Demak. digolongkan kedalam beberapa
Jumlah tenaga keerja PT. Techkpack kelompok, yang berdasarkan atas jenis
Asia saat ini adalah 2.352 orang. kelamin,pendidikan, dan masa kerja

Jenis dan Sumber data Tabel 1


Karakterisstik responden
Jenis data yang digunakan berdasasarkan jenis kelamin
dalam penelitian ini adalah data NO Keterangan Jumlah %
kuantitatif yang diperoleh dari laporan
laporan keuangan yang dipublikasikan 1 Perempuan 32 64,0%
sedangkan sumber data yang 2 Laki-Laki 18 36,0%
digunakan adalah data sekunder. Data 3 Jumlah 50 100%
sekunder adalah data yang diperoleh Sumber: Data diolah, 2017
dalam bentuk yang sudah ada, sudah menunjukan bahwa sebagian
dikumpulkan dan diolah oleh pihak responden merupakan karyawan PT.
lain (Sugiyono, 2013:141). Techpack Asia Demak yang berjenis
kelamin laki – laki yaitu sebanyak
Teknik Analisis Data 36% sedangkan 64% sisanya adalah
Pada penelitian ini, analisis data karyawan perempuan.
yang dilakukan adalah analisis
kuantitatif yang dinyatakan dengan Tabel 2
angka-angka dan perhitungannya Karakteristik responden
menggunakan metode standart yang berdasakan Pendidikan
dibantu dengan program Statistical
NO Keterangan Jumlah % skor totalnya pada masing-masing
kontruk. Teknik korelasi yang
1 SMA 26 52,0% digunakan adalah korelasi product
2 Diploma 18 36,0% moment pearson dengan pungujian dua
3 Sarjana 6 12,0% arah ( two tailed test ). Data diolah
Total 50 100% dengan bantuan SPSS for Windows
Sumber:Data diolah,2017 Release 20.0 dan perhitungan
Dapat diketahui bahwa sebagian selengkapnya dapat dilihat pada
besar responden adalah memiliki lampiran.
pendidikan terakhir SMA (52%), Uji reabilitas digunakan untuk
(12%) berpendidikan S1, dan terendah mengetahui sejauh mana suatu alat
adalah berpendidikan Diploma pengukur dapat dipercaya atau dapat
sebanyak (36%). Hal ini mayoritas diandalkan dan tetap konsisten jika
karyawan adalah berpendidikan dilakukan dua kali pengukuran atau
setingkat SMA/SMK lebih pada kelompok yang sama
dengan alat ukur yang sama.
Pengujjian Cronbach Alpha digunakan
. untuk menguji tingkat keandalan
Tabel 3 (reliability) dari masing-masing angket
Karakteristik Responden variabel. Apabila nilai Cronbach
berdasarkan masa kerja Akpha semakin mendekati 1
No Keterangan Jumlah % mengidentifikasikan bahwa semakin
1 <5 tahun 11 22,0% tinggi pula konsistensi internal
2 6-10 tahun 34 68,0% reabilitasnya. Hasil uji reabilitas
3 >10 tahun 5 10,0% selengkapnya dapat dilihat pada
Total 50 100% lampiran.
Sumber:Data diolah, 2017 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan
Hasil penelitian menunjukan
agar model regresi dapat dianalisis
bahwa sebagian besar responden sudah
dengan baik sehingga hasil
memiliki masa kerja 6 – 10 tahun yaitu
perhitungan dapat diintepretasikan
sebanyak 68% dan terendah adalah
secara efektif, efisien dan akurat. Uji
responden yang memiliki masa kerja
asumsi klasik yang dilakukan ada 4
dari 10 tahun yaitu sebanyak 10%.
yaitu uji normalitas,uji
multikolinieritas,dan
Uji Validitas dan Reliabilitas
heteroskedastisitas.
Uji validitas adalah untuk
mengetahui tingkat kesahihan tiap
Uji Normalitas
butir pertanyaan dalam angket
Uji normalitas bertujuan untuk
(kuesioner). Uji Validitas dilakukan
menguji apakah nilai residual yang
terhadap seluruh butir pernyataan
telah distandarisasi pada model regresi
dalam instrument, yaitu dengan cara
berdistribusi normal atau tidak
mengkorelasikan skor tiap utir dengan
(Suliyanto, 2011). Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi normal kurang dari 0,1 maka model
atau mendekati normal. Dalam uji ini dinyatakan tidak mengandung
akan digunakan uji One Sample multikolinieritas.
Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria Tabel 5
apabila signifikansi melebihi 0,05 Hasil Uji Multiolinieritas
maka data tersebut telah terdistribusi Variabel T VIF
normal. Sebaliknya, apabila
signifikansi kurang dari 0,05 maka
data tersebut tidak terdistribusi secara
normal.
Sumber: Data diolah, 2017 Tabel 4
Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan tabel 3 dapat Standardized


diketahui bahwa nilai Kolmogrov Residual
N 50
Sminarnov (K-S) sebesar 0,620,
Normal Mean 0E-7
sedangkan nilai Asymp. Sig. (2-tiled) Parametersa,b Std. Deviation 2,67462902
sebesar 0,837. Hasil tersebut Most Absolute ,088
mengindikasikan bahwa model Extreme Positive ,080
persamaan regresi tersebut tidak Differences Negative -,088
Kolmogorov-Smirnov Z ,620
berdistribusi normal karena nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) ,837
Asymp.Sig. (2-tiled) lebih kecil dari a. Test distribution is Normal.
nilai α = 0,05. b. Calculated from data.
Gaya 0,878 2,231
Uji Multikolinieritas Kepemimpinan
Pengujian ini bertujuan untuk Budaya Kaizen 0,878 2,092
menguji apakah dalam model regresi Kesejahteraan 0,878 1,098
yang terbentuk ada korelasi yang Sumber: Data diolah, 2017
tinggi atau sempurna diantara variabel Berdasarkan tabel 5 diatas
bebas atau tidak. Menurut Suliyanto dapat diketahui bahwa nilai semua
(2011), jika dalam model regresi yang lebih besar dari 0,1 dan nilai variance
terbentuk terdapat korelasi yang tinggi influence factor (VIF) lebih kecil dari
atau sempurna di antara variabel bebas 10. Hasil tersebut membuktikan bahwa
maka model regresi tersebut pada seluruh variabel bebas yang
dinyatakan mengandung gejala dijadikan model penelitian lebih kecil
multikolinier. Menurut Gujarati (dalam dari 10, dan sesuai ketentuan yang
Suliyanto, 2011), untuk menguji gejala telah ditetapkan maka hal ini berarti
multikolinieritas dalam model regresi dalam persamaan regresi tidak
adalah dengan melihat nilai Tolerance ditemukan adanya korelasi antar
(TOL) dan Variance Inflation Factor variabel bebas atau bisa disebut juga
(VIF) dari masing-masing variabel dengan bebas dari multikolinieritas.
independen terhadap variabel
dependen. Jika nilai VIF tidak lebih Uji heteroskedastisitas
dari 10 dan nilai tolerance tidak
Uji heteroskedastisitas dengan BK = Budaya Kaizen
metode Gletser dilakukan dengan KT = Kesejahtereaan Karyawan
meregresikan semua variabel bebas e = Standart error
terhadap nilai mutlak residualnya. Jika
terdapat pengaruh variabel bebas yang Variabel Koefisien Thitung Sig
signifikan terhadap nilai mutlak Constanta 14,626
residualnya, maka dalam model GK 0,200 6,940 ,000
terdapat masalah heteroskedastisitas. BK 0,360 5,620 ,000
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk KT 0,702 5,694 ,000
menguji apakah dalam model regresi 2
R 0,660
terjadi ketidaksamaan variance dari Adjut R2 0,625
residual satu pengamatan ke F 13,055 (,000)
pengamatan lain. Sumber: Data diolah, 2017

Variabel Thitung Ttabel Sig Berdasarkan tabel 6 diatas


Gaya 0,940 2,021 ,252 persamaan regresi yang diperoleh
Kepemimpinan adalah:
Budaya Kaizen -1,620 2,021 ,212 Y= 14,62 + 0,200GK + 0,360BK + 0,702KT + ℮
Kesejahteraan 1,098 2,021 ,246
Persamaan regresi linier
Berdasarkan tabel 6 diatas, berganda tersebut menjelaskan besar
dapat diketahui bahwa model yang dan arah dari masing-masing variabel
dibuat tidak mengandung gejala bebas terhadap variabel terikatnya.
heteroskedastisitas. Jika koefisiensi regresi linier berganda
memiliki tanda positif ini berarti
Analisis regresi linier berganda bahwa variabel bebas memiliki
Analisis regresi linier berganda pengaruh yang searah dengan variabel
digunakan untuk mengetahui terikatnya, sedangkan koefisiensi
signifikan tidaknya pengaruh variabel regresi linier berganda yang memiliki
independen yaitu gaya kepemimpinan, tanda negatif berarti bahwa variabel
budaya kaizen, dan kesesjahteraan bebas memiliki pengaruh yang
karyawan terhadap kepuasan kerja berlawanan arah dengan variabel
karyawan. Persamaan fungsinya dapat terikatnya. Berdasarkan persamaan
dirumuskan sebagai berikut : tersebut, maka dapat dijelaskan arti
dari masing-masing koefisiensi
KK = α + β1 GK + β2 BK + β3 KT + e
sebagai berikut:
Keterangan : Persamaan menunjukan bahwa
α = Konstanta kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
β = Koefisien regresi dari masing- oleh gaya kepemimpinan, budaya
masing variabel independen kaizen dan kesejahtereaan karyawan.
KK = Kepuasan Kerja Nilai konstanta sebesar 14,626
GK = Gaya kepemimpinan menyatakan jika tidak ada peningkatan
kepemimpinan, budaya kaizen dan variabel dependen. Dari pengujian
kesejahteraan karyawan, maka skor yang telah dilaksanakan menghasilkan
kepuasan kerja berkurang sebesar nilai determinasi R2 sebesar
14,626 satuan. Nilai koefisien 0,660(perhitungan selengkapnya dapat
kepemimpinan sebesar 0,200 dilihat dalam lampiran ), sehingga
menyatakan jika terjadi peningkatan dapat dikatakan bahwa hasil pengujian
kepemimpinan sebesar satu satuan yang dilakukan memberikan hasil yang
maka kepuasan kerja akan mengalami baik (goodness of fit). Hal ini
peningkatan sebesar 0,200 satuan. menunjukan bahwa sekitar 68,5%
Nilai koefisien Budaya kaizen sebesar variasi dari kepuasan kerja karyawan
0,360 menyatakan jika terjadi dapat dijelaskan oleh variabel gaya
peningkatan budaya kaizen 0,360 kepemimpinan, budaya kaizen dan
satuan. Nilai koefisien kesejahteraan kesejahteraan karyawan. Sedangkan
karyawan 0,702 menyatakan jika sekitar 31,5% lainya dapat dijelaskan
terjadi peningkatan kesesjahtereaan oleh variabel lain diluar model.
karyawan sebesar satu satuan maka
kepuasan kerja karyawan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,702 Uji t
satuan. Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara
Uji Determinasi individual dalam menerangkan
Koefisiensi determinasi (R2) variabel dependen. Dengan tingkat
digunakan untuk mengukur signifikan level 0,05 (α=5%).
ketidaksesuaian dari persamaan regresi Kriterianya: (1) Jika nilai signifikan >
yakni memberikan proporsi atau 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti
presentase total dalam variabel dalam secara parsial variabel independen
variabel dependen yang dijelaskan tidak mempunyai pengaruh secara
oleh variabel independen. Menurut signifikan terhadap variabel dependen;
Gujarati (2014) dalam Atiqoh dan (2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka
Fadjrih (2016) koefisiensi determinasi hipotesis diterima. Ini berarti secara
(R2) digunakan untuk mengetahui parsial variabel independen tersebut
seberapa baik sampel menggunakan mempunyai pengaruh yang signifikan
data. Koefisiensi determinasi ini terhadap variabel dependen. Hipotesis
mengukur ketelitian dari model regresi yang diajukan dapat diterima bila nilai
yakni presentase kontribusi variabel X thitung >ttabel untuk uji sisi kanan dan
terhadap variabel Y dengan nilai thitung < ttabel untuk uji sisi kiri atau
koefisiensi determinasi antara variabel variabel independen dikatakan
0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). kecocokan berpengaruh terhadap variabel
model dikatakan lebih baik jika R2 dependen apabila nilai sig. < nilai
mendekati 1 yang berarti semakin baik α=0,05.
variabel independen dalam
menjelaskan variasi perubahan Pembahasan
Hasil pengujian hepotesis pertama Hasil pengujian hipotesis kedua
dengan uji t memperoleh nilai thitung = denga uji t memperoleh nilai thitung
6,940 diterima pada taraf signifikansi =5,620 diterima pada taraf signifikansi
5%(p<0,05). Artinya gaya 5% (p<0,05). Artinya budaya kaizen
kepemimpinan berpangaruh positif dan berpengaruh positif dan signifikan
signifikan terhadap kepuasan kerja terhadap kepuasn kerja karyawan.
karyawan. Semakin baik dan bijaksana Dengan adanya budaya kaizen ini
sseorang pemimpin terhadap adalah Envvironment dan safety. Bagi
karyawannya maka kepuasan kerja perusahaan environtment merupakan
karyawan akan semakin meningkat. suatu yang sangat penting dalam
Sebaliknya semakin kurang baik proses produksi, karena pada saat
perlakuan pemimpin terhadap proses produksi kita banyak
karyawannya maka kepuasan menggunakan sumber energy seperti
karyawan juga akan semakin menurun. listrik, bahan bakar untuk menyalakan
Seorang pemimpin juga mempunyai mesin. Apabila hal tersebut dapat
peran aktif untuk memotivai atau diperbaiki maka perusahaan dapat
memberi dorongan untuk menghemat pengeluaran. Serta safety
meningkatkan kinerja dengan juga sangat penting karena
rangsangan-rangsangan berhubungan dengan karyawan yang
insentif(hadiah) bagi yang berprestasi. merupakan asset penting perusahaan.
Manajer atau pimpinan perusahaan Jika terjadi kecelekaan maka aka nada
dapat memotivasi (merangsang biaya yang dikeluarkan dan
bawahanya) dengan berupa pemberian menghambat proses kerja. Dengan
hadiah kepada mereka yang adanyan konsep 5S
berprestasi. Hadiah tersebut tentunya (Seiri,Seiso,Seiton,Seiketsu dan
disesuaikan dengan kebutuhan Shitshuke) merupakan suatu ilmu yang
mendesak karyawan. Dengan sikap sangat perlu unutk dipelajari, dalam
pimpinan yang selalu positif ini pengembangan suatu perusahaan atau
semangat kerja bawahan akan organisasi, untuk mencapai efektivitas
meningkat. Sebap tingkah laku atau dan efisiensi, menciptakan manusia
tindakan masing-masing individu pada yang berdisiplin tinggi, menghargai
suatu saat tertentu, biasanya dtentukan waktu, pekerja keras, teliti,
oleh kebutuhan yang mendesak. Oleh berorientasi sukses, hemat dan
karena itu setiap menejer yang ingin beersahaja, suka menabung dan
memotivasi bawahannya perlu investasi, berorientasi kepada
memahami herarki daripada integritas dan hal yang positf lainnya.
kebutuhan-kebutuhan manusia. Hasil Hasil penilitian ini berhasil
penilitian ini berhasil mendukung mendukung hipotesis H2 bahwa
hepotesis H1 bahwa gaya budaya kaizen berpengaruh positif
kepemimpinan berpengaruh positif dan terhadap kepuasan kerja karyawan.
signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan. Hasil pengujian ketiga dengan uji t
memperoleh nilai thitung = 5,694
diterima pada taraf sigifikansi berpengaruh positif dan signifikan
5%(p<0,05). Artinya kesejahteraan terhadap kepuasan kerja karyawan.
karyawan berpengaruh positf terhadap
kepuasan kerja karyawan. Semakin
baik kesejahteraan karyawan yang
PENUTUP
dijalankan, maka kinerja karaywan
Kesimpulan
akan meningkat. Sebaliknya semakin
Berdasarkan pembahasan hasil
kurang baik kesejahteraan karyawan
penelitiandiatas dapat disimpulkan:
yang dijalankan, maka kinerja
1. Gaya kepemimpinan
karyawan juga semakin berkurang.
berpengaruh positif terhadap
Progam kesejahteraan karyawan telah
kepuasan kerja karyawan PT.
menjadi bagian integral dari kebanyak
Techkpack Asia Demak. Hal
paket kompensasi. Progam asuransi
ini terbukti dari hasil uji t
jiwa dan kesehatan dan cuti yang
memperoleh nilai thitung sebesar
dibayar adalah sedikit dari banyak tipe
6,940 diterima taraf
kesejahteraan karyawan yang bisa
signifikansi 5% (p<0,05) dan
ditemui dalam organisai pemerintah
H1 diterima. Artinya semakin
maupun swasta. Ini dapat terlihat dari
baik gaya kepemimpinan yang
dalam undang-undang ketenaga
dijalankan, maka kepuasan
kerjaan yang telah ditetapkan oleh
kerja karyawan akan semakin
pemerintah serta ketentuan tentang
meningkat.
upah minimum regional yang setiap
2. Budaya kaizen berpengaruuh
kali sesuai dengan kondisi. Dengan
positif terhadap kepuasan kerja
memberikan sederet kesejahteraan
karyawan PT. TechkpackAsia
untuk karyawan akan membantu
Demak. Hal ini terbukti dari
perusahaan untuk menarik karyawan
hasil uji t memperoleh thitung
yang berkualitas tinggi, disamping
sebesar 5,620 diterima taraf
sebagai usaha untuk mempertinggi
signifikansi 5% (p<0,05) dan
moral, dan kepuasan kerja karyawan.
H2 diterima. Artinya semakin
Dengan demikian terjaminya
baik budaya kaizen diterapkan
kesejahteraan karyawan itu sangat
oleh karyawan maka kepuasan
menguntungkan bagi karyawan itu
lahir dan batinya akan semakin
sendiri maupun perusahaan tersebut.
baik dan meningkat.
Menurut Moekijat(1989;1667), ada
3. Kesejahteraan karyawan
beberapa cara untuk
berpengaruh positf terhadap
mengklasifikasikan kesejahteraan
kepuasan kerja karyawan PT.
karyawan yaitu: (1) pelayanan
Tehckpack Asia Demak. Hal
karyawan (2) pembayaran untuk waktu
ini terbukti dari hasil uji t
tidak bekerja (3) keamanan pegawai
memperoleh thitung sebesar
atau karyawan. Hasil penilitan ini
5,694 diterima taraf
berhasil mendukung hipotesis H3
signifikansi 5% (p<0,05) dan
bahwa kesejahteraan karyawan
H3 diterima. Artinya semakin
baik kesejahteraan karryawan faktor lain yang mempengaruhi
yang dijalankan, maka kepuasan kerja karyawan.
kepuasan kerja karyawan akan
semakin baik dan meningkat. DAFTAR PUSTAKA
4. Dari ketiga variabel gaya Augusty Ferdinan 2006, Metode
kepemimpinan, budaya kaizen Penelitian Manajemen:
dan kesejahteraan karyawan Pedoman Penelitian untuk
terhadap kepuasan kerja Sekripsi, Tesis dan Disertasi
karyawan adalah, untuk gaya Ilmu Manajemen, Semarang:
kepemimpian sebesar 6,940 Badan Penerbit Universitas
diterima taraf signifikansi Diponegoro
5%(p<0,05), budaya kaizen
Algifari, 1997. Statisik Induktif Untuk
5,620 diterima taraf
Ekonomi Dan Bisnis.
signifikansi 5% (p<0,05) dan
Yogyakarta:UPP AMP
Kesejahteraan karyawan
YKPN.
sebesar 5,694 dditerima taraf
ignifikansi 5% (p<0,05). Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur
Ketiganya berpengaruh positif Penelitian Suatu Pendekatan
dan signifikan terhadap Praktek, Jakarta : Rineka
kepuasan kerja karyawan. Cipta
5.2 Saran As’ad Moh. 1999. Seni Ilmu Sumber
Dari hasil penelitian, analisis data, Daya Manusia-Psikologi
pembahasan dan kesimpulan yang Industri. Yogyakarta : BPFE.
telah diambil, maka dapat
dikemikakan saran sebagai berikut: Asefeso, Ade 2014. 5S for Superviors.
Publisher: Create Space Publishing
1. Bagi peneliti mendatang
hendaknya sampel dan daerah Ekoanindiyo FA. 2013. Pengendalian
penelitian lebih diperluas lagi, Kualitas Menggunakan
yaitu tidak terbatas pada Pendekatan Kaizen. Jurnal
karyawan PT. Techkpack Asia Manajemen, hal 1-10
Demak, namun dilakukan
survey pada lebih dari satu Ferdiansyah H. 2011. Usulan Rencana
perusahaan, sehingga tingkat Perbaikan Kualitas Produk
generalisasinya lebih baik. Penyangga Duduk Jok Sepeda
2. Bagi penelitian mendatang Motor Dengan Menggunakan
hendaknya instrument Pendekatan Metode Kaizen
penelitian lebih diperdalam dan (5W+1H) Di PT
dikembangkan lagi, sehingga EKAPRASARANA. Jurnal
kemampuan mengukurnya Manajemen, hal 1-10
lebih baik. Karena pada Gozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis
dasrnya masih banyak factor- Multivariate Dengan Program
SPSS, Badan Penerbit Robbins, P. Stephen, Perilaku
Universitas Diponegoro, Organisasi: Konsep
Semarang Kontroversi, Aplikasi. Jilid I
Terjemahan.,PT. Indeks
Gibson, James L., M Ivancevich, Jams Kelompok Gramedia, Jakarta,
H. Donnelly, Jr., and 2002.
Robertkonopaske.2003.
“Organization : Behavior, Smalley A, Isao K. 2011. Toyota
Structure, Process” (Eleventh Kaizen Methods. Jakarta: Gradien
Edition)., Boston: McGraw- Mediatama.
Hill Irwin.
Imai, Masaaki.2001. Kaizen : Kunci
sukses Jepang Dalam Perssaingan.
PPM. Jakarta
Maslow, Abraham H, 2008 Motivasi
dann kepribadian. LPPM
dengan PT. Pustaka Binaman
Presido,Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2010.
Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Penerbit
PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
Malayu Hasibuan. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung; PT.
Remaja.
Moekijat. 1984. Manajemen
Kepegaawaian. Bandung:
Penerbit CV. Mandar Maju.
Muliyawati, Feni, 2015. Pengaruh
Budaya Kerja Kaizen
Terhadap Kinerja karyawan
PT. Gistex Garmen Indonesia
Paramita PD, 2012. Penerapan Kaizen
Dalam Perusahaan. Jurnal
Manajemen, hal 1-11

Anda mungkin juga menyukai