Anda di halaman 1dari 1

GANGGUAN OTONOM PADA PASIEN MYASTHENIA GRAVIS

Putri Auliya, Ahmad Yanuar S, Winnugroho Wiratman, Fitri Octaviani, Manfaluthy Hakim
Departemen Neurologi FKUI-RSCM

ABSTRAK
Latar Belakang:
Myasthenia gravis (MG) memiliki klinis utama kelemahan otot volunter yang terjadi secara fluktuatif. Selain
dari kelemahan otot volunter, keluhan otonom juga dapat menjadi klinis dari MG.(1-3) Klinis otonom, karena
sangat jarang, sering luput oleh klinisi dalam mengevaluasi pasien MG. hal ini juga diakibatkan klinis otonom
kadang tidak disadari oleh pasien.(2,3) Beberapa teori menjelaskan bahwa klinis otonom lebih sering ditemui
pada pasien MG dengan antibody MUSK positif dibandingkan dengan antobodi AChR yang positif.(4,5)

Objektif:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui spektrum klinis otonom pada pasien dengan myasthenia gravis serta
korelasinya terhadap status antibody AChR.

Metode:
Studi ini dilakukan dengan metode deskriptif potong lintang di RSUP Cipto Mangunkusumo. Sebanyak 39
pasien dengan MG berdasarkan rapid nerve stimulation, single fiber test, atau antibodi AChR positif masuk
dalam penelitian. Pasien diberikan kuesioner COMPASS-31 yang berisi tentang anamnesis terhadap klinis
otonom. Penulis menganalisa semua keluhan klinis yang didapatkan dari COMPASS-31 dan membandingkan
dengan status AChR.

Hasil:
Didapatkan 38 subjek positif MG dengan keluhan otonom sebanyak 25 pasien (64,1%). Keluhan otonom
terbanyak adalah pada sekretomotor, yakni 21 pasien (53,8%) dan pupilomotor 15 pasien (38,5%). Jika
dibandingkan dengan jenis kelamin ataupun status AChR, secara statistik klinis otonom ini tidak bermakna
(p>0,05).

Diskusi:
Terdapat kecenderungan pasien MG memiliki klinis otonom. Klinis otonom yang paling banyak ditemukan
adalah terkait dengan sekretomotor dan pupilomotor. Tidak didapatkan klinis keluhan traktus urinarius maupun
vasomotor pada pasien-pasien dengan myasthenia gravis.

Kesimpulan:
Hal ini menunjukkan pentingnya evaluasi keluhan-keluhan otonom pada pasien dengan myasthenia gravis.
Pemeriksaan objektif seperti neurofisiologi masih memungkinkan untuk dilakukan pada pasien-pasien dengan
myasthenia gravis bila terdapat keluhan otonom.

Klinis Ortostatik (%) Sekretomotor (%) Gastrointestinal (%) Pupil (%)


Otonom (%)
Positif 25 (64,1) 1 (2,6) 21 (53,8) 3 (7,7) 15 (38,5)
Negatif 14 (35,9) 38 (97,4) 18 (46,2) 36 (92,3) 24 (61,5)

Anda mungkin juga menyukai