Anda di halaman 1dari 6

MATERI BOOKLET

Definisi Relaksasi Otot Progresif

Menurut Purwanto (2013) relaksasi otot progresif atau juga dikenal dengan relaksasi
Jacobson adalah suatu teknik relaksasi dengan memusatkan perhatian pada otot, dengan cara
menegangkan otot dalam waktu tertentu kemudian menurunkan ketegangan otot sampai
merasa rileks.

Manfaat Relaksasi Otot Progresif

Manfaat relaksasi otot progresif menurut Purwanto (2013)

1. Dapat meningkatkan ketrampilan dasar relaksasi


2. Mengurangi ketegangan otot dan syaraf
3. Mengurangi tingkat kecemasan klien
4. Bermanfaat untuk penderita insomnia, mengurangi stres dan gangguan tidur.
Indikasi Relaksasi Otot Progresif

Indikasi terapi relaksasi otot progresif menurut Streissguth (2011)

1. Dilakukan pada klien dengan gejala yang berkaitan dengan stres


2. Klien dengan insomnia
3. Klien dengan Hipertensi
4. Klien penderita sakit kepala
5. Klien dengan nyeri punggung bawah
6. Klien dengan TMJ (temporomandibular joint syndrome)
Kontraindikasi Relaksasi Otot Progresif

Relaksasi otot progresif memiliki beberapa kontraindikasi menurut Hamarno (2010)

1. Gangguan otot dan jaringan muskuloskeletal


2. Peningkatan tekanan intrakranial
3. Penyakit arteri koronaria yang berat

Prosedur Relaksasi Otot Progresif

Relaksasi otot progresif dapat dilakukan di lingkungan yang tenang dan dalam posisi yang
nyaman sambil memejamkan mata, kemudian dilanjutkan dengan melakukan langkah
prosedur berikut dengan mengkontraksikan otot selama 7-10 detik dan merelaksasikannya
selama 10-15 detik, sehingga memerlukan waktu kurang lebih 15 menit (Gupta, 2014).

Adapun langkah prosedur relaksasi otot progresif :

a. Menggenggam atau mengepalkan tangan kanan sekuat mungkin sampai


merasakan ketegangan, tahan dan kemudian kepalan dilepaskan,
kemudian dilanjutkan tangan kiri
b. Menekuk kedua pergelangan tangan kebelakang dengan jari-jari
menghadap ke langit-langit sehingga otot-otot di tangan bagian belakang
dan lengan bawah terasa tegang, tahan sebentar dan kemudian
dilemaskan
c. Mengepalkan kedua tangan kemudian membawa kedua kepalan ke
pundak dengan menekuk lengan, sehingga otot-otot bisep menjadi
tegang, tahan sebentar dan kemudian dilemaskan
d. Mengangkat kedua bahu semaksimal mungkin seakan-akan bahu akan
menyentuh kedua telinga sampai otot terasa tegang, tahan sebentar dan
kemudian dilemaskan. Gerakan ini berfokus pada ketegangan otot yang
terjadi di bahu, punggung atas, dan leher

e. Mengangkat alis semaksimal mungkin sampai otot dahi merasa tegang


dan kulit mengerut, tahan sebentar dan kemudian lemaskan
f. Memejamkan mata kuat-kuat sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata, tahan sebentar dan kemudian lemaskan
g. Mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga
merasakan ketegangan di sekitar otot-otot rahang, tahan sebentar dan
kemudian lemaskan
h. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan
di sekitar muluttahan sebentar dan kemudian lemaskan

i. Meletakkan kepala pada sandaran kursi, kemudian diminta untuk


menekankan kepala pada permukaan sandaran kursi (jika sandaran kursi
setinggi kepala), atau menekankan kepala ke punggung dengan kepala
menghadap keatas (jika sandaran kursi tidak sampai kepala) sehingga
responden dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan
punggung atas, tahan sebentar dan kemudian lemaskan
j. Menekukkan kepala atau menyentuhkan dagu ke dada, sehingga dapat
merasakan ketengangan di daerah leher bagian muka, tahan sebentar dan
kemudian lemaskan
k. Mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung
dilengkungkan dan membusungkan dada sampai merasa tegang, tahan
sebentar dan kemudian lemaskan dengan meletakkan tubuh kembali ke
sandaran kursi
l. Menegangkan otot dada dengan menarik napas panjang dan dalam
semaksimal mungkin, tahan sebentardan kemudian hembuskan napas
sambil melemaskan otot dada

m. Menarik kuat-kuat perut ke dalam sampai perut menjadi kencang dan


keras, tahan sebentardan kemudian lemaskan
n. Meluruskan kedua kaki dengan menekuk pergelangan kaki kearah tubuh
sampai merasakan ketegangan di otot paha, tahan sebentar dan kemudian
lemaskan
o. Meluruskan kaki dan pergelangan kaki menjauhi tubuh sampai
ketegangan berpindah ke otot betis, tahan sebentar dan kemudian
lemaskan
Setelah semua gerakan selesai tarik napas dalam dan buka mata secara perlahan
(Hamarno, 2010)

Pengertian Kanker

Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah mengalami kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak
terkendali (LeMone, 2008 dalam Melia, 2013). Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika
sel abnormal menbentuk klon dan mulai berploriferasi secara abnormal, mengabaikan sinyak
pengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut (Smeltzer, 2002).

Penatalaksanaan Kanker

Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005) dalam Melia (2013)
penatalaksanaan atau pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam yaitu
pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormon.

Efek yang dapat dirasakan setelah menjalani terapi yaitu nyeri kronik dan rasa tidak nyaman yang
timbul sebagai akibat dari penyakit yang mendasarinya, prosedur pemeriksaan 13 diagnostik
ataupun banyaknya pengobatan kanker yang harus digunakan. Nyeri kronik merupakan penyebab
utama ketidakmampuan fisik dan psikologis sehingga memunculkan masalah seperti
ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang sederhana, disfungsi seksual, dan isolasi
sosial dari keluarga dan teman-teman. Berbagai efek yang menyertai kemoterapi dapat
menyebabkan stress pada klien, dimana stress dapat memunculnya perasaan cemas dan depresi
(Smeltzer, 2002).

Menurut Snyder (1993) dan Egan (1993), salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan stress dan kecemasan yaitu dengan teknik relaksasi. Teknik yang biasa digunakan
adalah relaksasi otot progresif. Teknik relaksasi memiliki tujuan untuk menghasilkan respon yang
dapat memerangi stress dan kecemasan dengan mekanisme menurunkan aktivitas sistem saraf
simpatis dan parasimpatis, sehingga diharapkan stress dan kecemasan psikologis dapat berkurang.

Ansietas

Menurut NANDA 2012-2014, ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik / tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan
isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

Etiologi

Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah, dan
tujuan hidup. Apabila individu beradaptasi terhadap stres, tubuh berespon dengan rileks dan
kelenjar, organ serta respon sistemik menurun. Tahap kelelahan terjadi ketika individu berespon
negatif terhadap ansietas dan stres: cadangan tubuh berkurang atau komponen emosional berubah
sehingga timbul respon fisiologis yang kontinyu dan kapasitas menjadi sedikit.

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Kanker

Ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman,
misalnya kesulitan berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik agitasi, dan peningkatan tanda-tanda
vital. Untuk mengurangi perasaan tidak nyaman ini, individu mencoba mengurangi tingkat
ketidaknyamanan tersebut dengan melakukan perilaku adaptif yang baru atau mekanisme
pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal yang positif dan membantu individu beradaptasi dan
belajar-misalnya relaksasi tubuh secara berurutan dari kepala sampai jari kaki, dan pernapasan yang
lambat dan teratur untuk mengurangi ketegangan otot dan tanda-tanda vital (Potter & Perry, 2006).

Anda mungkin juga menyukai