Anda di halaman 1dari 8

Qisthi,FAU. dkk. Korelasi Status Gizi dengan...

KORELASI STATUS GIZI DENGAN DERAJAT PENYAKIT DBD ANAK


TERHADAP LAMA RAWAT INAP

Farah Auliyaa-Ul Qisthi1, Edi Hartoyo2, Rahmiati3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat.
2
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Lambung Mangkurat.
3
Departemen Mikrobiologi dan Parasitologi, Universitas Lambung Mangkurat.

Email korespondensi : faulqiaq@gmail.com

Abstract: Nutritional status affects dengue hemorrhagic fever (DHF) severity. A severe DHF can
prolong the length of stay. This cross-sectional study uses analytical-observational design aims to find
out correlation between nutritional status and the severity of DHF in children against length of stay
(LOS). Purposive sampling data extracted from 42 samples of DHF pediatric patients that was treated
and hospitalized on January−December 2017. The mean of length of stay is 3,50 days, the most of
nutritional status is normal and obese, and the common severity of DHF is DHF I. This study was using
Spearman correlation test. The result of bivariate test shows that there is a weak negative correlation
between nutritional status and severity of DHF (p=0,020;r=-0,357). In the other hand, there are no
correlation neither between nutritional status and LOS (p=0,841), nor severity of DHF and LOS
(p=0,704) in DHF pediatric patients.

Keywords: dengue hemorrhagic fever, nutritional status, length of stay, children, Ulin general hospital

Abstrak: Status gizi mempengaruhi perjalanan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit
DBD yang berat memperpanjang lama rawat inap. Penelitian cross-sectional ini bertujuan mengetahui
korelasi status gizi dengan derajat penyakit DBD anak terhadap lama rawat inap, dengan desain adalah
observasional-analitik. Data purposive sampling adalah 42 sampel dari catatan rekam medik pasien DBD
anak yang dirawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari−Desember 2017. Rerata lama rawat
inap adalah 3,50 hari, status gizi terbanyak adalah status gizi baik dan lebih, serta derajat penyakit DBD
tersering muncul adalah derajat DBD I. Penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji
statistik bivariat menunjukkan terdapat korelasi negatif yang lemah antara status gizi dengan derajat
penyakit DBD (p=0,020;r=-0,357). Di sisi lain, tidak terdapat korelasi yang bermakna antara status gizi
dengan lama rawat inap (p=0,841) dan derajat penyakit DBD dengan lama rawat inap (p=0,704) pada
pasien DBD anak.

Kata-kata kunci: demam berdarah dengue, status gizi, lama rawat inap, anak

339
Homeostasis, Vol. 2 No. 2, Agustus 2019: 339-346

PENDAHULUAN kehilangan cairan akibat kebocoran plasma,


Kasus demam berdarah dengue perdarahan, dan tanda-tanda syok yang bisa
(DBD) banyak ditemukan di negara-negara berujung pada kematian.11-15 Penelitian
Asia Tenggara, berkaitan dengan iklimnya mengenai pengaruh status gizi dan derajat
yang tropis atau sub-tropis. Berdasarkan penyakit DBD terhadap lama rawat inap
data WHO tahun 2016, Indonesia dengan belum pernah dilakukan di Banjarmasin.
persentase CFR penyakit DBD 0,80% Tujuan penelitian ini adalah untuk
menduduki peringkat tertinggi di Asia mengetahui korelasi status gizi dengan
Tenggara.1 Data profil kesehatan Indonesia derajat penyakit terhadap lama rawat inap
tahun 2016 menunjukkan rerata insiden pasien demam berdarah anak di
DBD di Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin.
meningkat dari 91,93/100.000 penduduk
(2015) menjadi 101,05/100.000 penduduk METODE PENELITIAN
(2016). Di sisi lain, CFR berhasil diturunkan Penelitian observasional analitik dengan
dari 1,09% (kategori tinggi) menjadi 0,68%. subjek penelitian pasien anak yang telah
Besarnya persentase CFR menunjukkan didiagnosis demam berdarah dengue oleh
tinggi atau rendahnya angka kematian akibat dokter spesialis anak dan dirawat inap di
DBD (jika CFR>1%, dikategorikan RSUD Ulin Banjarmasin dalam periode
tinggi).2,3 Januari–Desember 2017.
Perjalanan penyakit DBD sulit Penelitian menggunakan data sekunder
diprediksi. Pasien datang dalam kondisi yang diambil dari catatan rekam medis serta
sakit ringan, sewaktu-waktu bisa menjadi dipilah berdasarkan kriteria inklusi dan
sangat berat.4 Banyak hal yang eksklusi. Variabel bebas adalah status gizi
mempengaruhi baik atau buruknya dan derajat penyakit DBD, sedangkan
perjalanan penyakit, salah satunya status variabel terikat adalah lama rawat inap.
gizi.5 Pasien DBD anak didominasi oleh Analisis data menggunakan uji Spearman di
anak dengan status gizi baik.6-9 Pasien DBD SPSS 22.
anak dengan gizi kurang perjalanan penyakit
cenderung memburuk.7,10 Peneliti lain HASIL DAN PEMBAHASAN
menemukan bahwa anak yang gemuk Dalam periode Januari–Desember 2017
(obesitas) lebih berisiko mengalami infeksi didapatkan 42 pasien DBD anak yang telah
dengue berat bahkan menjadi SSD yang didiagnosis oleh dokter spesialis anak dan
berpotensi kematian (40–50%).8 dirawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin
Keparahan penyakit DBD serta memenuhi kriteria penelitian.
mempengaruhi lama rawat inap seorang Karakteristik responden yang
pasien. Umumnya semakin berat derajatnya, didapatkan adalah umur, jenis kelamin,
semakin panjang lama rawat inap di rumah status gizi, derajat penyakit, dan lama rawat
sakit. Berhubungan dengan kondisi inap (tabel 1).

340
Qisthi,FAU. dkk. Korelasi Status Gizi dengan...

Tabel 1. Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, Status Gizi, Derajat Penyakit DBD, dan Lama
Rawat Inap Pasien DBD Anak dii RSUD Ulin Banjarmasin Periode
Januari−Desember 2017.
No Variabel Jumlah(%) Rerata
1. Umur (Tahun)
0−5 8(19,00) -
6−10 12(28,60) -
11−18 22(52,40) -
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 17(40,50) -
Perempuan 25(59,50) -
3. Status Gizi
Gizi Kurang 12(28,60) -
Gizi Baik 15(35,70) -
Gizi Lebih 15(35,70) -
4. Derajat Penyakit
DBD I 28(66,70) -
DBD II 11(26,20) -
DBD III 3(7,10) -
5. Lama Rawat Inap - 3,50
Sjj
Berdasarkan tabel 1, DBD anak lebih penderita berjenis kelamin perempuan
banyak terjadi pada rentang usia 11−18 (59,50%) dan 17 orang laki-laki (40,50%).
tahun, yaitu 22 dari 42 orang (52,40%). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
Berbeda dengan hasil penelitian Permatasari Raihan, yaitu 139 orang berjenis kelamin
di RSUD Tangerang, didapatkan hasil perempuan (50,30%).19 Anak perempuan
terbanyak di usia 6−10 tahun sebanyak 54 lebih banyak beraktivitas di dalam rumah,
orang (55,10%).16 umumnya transmisi DBD lebih sering terjadi
Puncak aktivitas untuk nyamuk Aedes di rumah.15,18
aegypti menggigit adalah pukul 08.00−12.00 Tabel 1 menunjukkan bahwa status gizi
serta pukul 15.00−17.00.4 Waktu aktivitas pasien DBD anak terbanyak adalah status
tersebut bersamaan dengan masa aktif anak gizi lebih dan baik, yaitu masing-masing 15
sekolah (6−18 tahun). Dahulu, penularan orang (35,70%). Sesuai dengan penelitian
DBD lebih sering terjadi di dalam rumah. Kalyanarooj, pasien dengan status gizi baik
Seiring berjalannya waktu, banyak terjadi di mendominasi, yaitu 2.452 kasus (66,90%).
lingkungan terbuka, seperti sekolah, tempat Angka tersebut disusul dengan status gizi
ibadah, dan tempat bermain anak. Menurut lebih, yaitu 892 orang (24,30%).20
Hsu di Taiwan, semakin bertambahnya Menurut teori imunologi, anak dengan
umur, semakin besar potensi untuk digigit status gizi baik memiliki sistem pertahanan
nyamuk. Alasannya, anak yang lebih muda tubuh responsif. Ketika terjadi infeksi, tubuh
sering beraktivitas di dalam ruangan, merespon dengan optimal dan inflamasi
sehingga kecil kemungkinannya untuk yang terjadi lebih parah. Anak dengan status
terpapar gigitan nyamuk.17 gizi baik, bila mengalami infeksi sekunder
Pada tabel 1 responden lebih banyak virus dengue (virus dengue dengan serotipe
berjenis kelamin perempuan. Ada 25

341
Homeostasis, Vol. 2 No. 2, Agustus 2019: 339-346

berbeda) mungkin perjalanan penyakitnya Rerata lama rawat inap yang didapatkan
akan lebih cepat memburuk.19,20 adalah 3−4 hari (3,50 hari). Lama rawat inap
Derajat penyakit DBD yang sering tersingkat adalah 1 hari dan terlama adalah 7
muncul saat diagnosis adalah DBD derajat I, hari. Penelitian khalil selaras dengan ini,
yaitu 28 dari 42 kasus (66,70%). Sesuai yaitu 3,46 hari.11
dengan penelitian Devi, yaitu DBD I Hal ini berhubungan dengan fase dalam
sebanyak 34 kasus (44,2%).4 perjalanan penyakit DBD ini. Di mana fase
Menurut Halstead, terjadinya perubahan demam terjadi 2−7 hari, dilanjutkan dengan
klinis pasien DBD yang begitu cepat fase kritis pada hari ke-3 sampai dengan hari
menguatkan alasan pentingnya penegakkan ke-8. Masuk pada fase penyembuhan bila
diagnosis sedini mungkin. Periode kritis mampu bertahan 24−48 jam setelah fase
ditandai dengan penurunan suhu badan kritis.22,23 Mungkin, pasien datang ke
(demam hari ke-3−8).21 Semakin memburuk layanan kesehatan saat hari ke-3 atau ke-4
klinis pasien, derajat penyakit DBD pun demam, sehingga lama perawatan inap 3−4
semakin parah.4 Hal ini menunjukkan bahwa hari.
diagnosis pasien DBD perlu ditegakkan
lebih dini.

Tabel 2. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Derajat Penyakit Demam Berdarah Anak di RSUD
Ulin Banjarmasin Periode Januari−Desember 2017.
Derajat Demam Berdarah Dengue p
Status Gizi
DBD I DBD II DBD III
Kurang 6 (14,30%) 3 (7,10%) 3 (7,10%)
p:0,020;
Baik 9 (21,40%) 6 (14,30%) -
r:-0,357
Lebih 13 (31,00%) 2 (4,80%) -

Uji pertama, yaitu korelasi antara status Hal tersebut mempengaruhi derajat
10,24
gizi dengan derajat penyakit pada pasien keparahan penyakit. Penelitian
DBD anak, angka statistik menunjukkan Kalayanarooj mengatakan bahwa anak
p<0,05 (p=0,020) dengan r=-0,357. Terdapat dengan gizi kurang memiliki risiko
korelasi bermakna dengan kekuatan yang terinfeksi virus dengue yang kecil,
lemah dan arah yang berlawanan. Tabel 2 berkebalikan dengan anak dengan status gizi
menunjukkan bahwa pasien anak dengan lebih. Namun, sekali terinfeksi, pasien DBD
derajat DBD I banyak yang berstatus gizi anak dengan status gizi kurang berisiko
lebih, yaitu 13 orang (31,00%). Pada derajat mengalami syok dibandingkan dengan anak
DBD II, anak dengan status gizi baik lebih dengan status gizi baik. Dijelaskan bahwa,
banyak jumlahnya, yaitu 6 orang (14,30%). anak dengan status gizi kurang memiliki
Pada derajat penyakit DBD III, jumlah anak cairan ekstraseluler dan volume plasma yang
dengan status gizi kurang lebih banyak, lebih sedikit. Sehingga, syok lebih cepat
yaitu 3 orang (7,10%). terjadi meskipun kehilangan plasma dalam
Adanya proses antibody-dependent jumlah kecil.20 Berbeda dengan pendapat
enhancement (ADE) didukung dengan Kalayanarooj, menurut Hung, malnutrisi
imunitas tubuh anak gizi kurang yang mungkin menurunkan keparahan infeksi
cenderung tidak responsif, meningkatkan sekunder virus dengue karena berkurangnya
jumlah virus yang menginfeksi. Akibatnya, aktivitas dari limfosit T.25
target sel yang diinfeksi pun semakin luas.

342
Qisthi,FAU. dkk. Korelasi Status Gizi dengan...

Tabel 3. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Lama Rawat Inap Pasien DBD Anak di
RSUD Ulin Banjarmasin Periode Januari−Desember 2017.
Lama Rawat Inap p
Status Gizi
≤4 hari >4 hari
Kurang 10 (23,80%) 2 (4,80%)
Baik 12 (28,60%) 3 (7,10%) 0,841
Lebih 12 (28,60%) 3 (7,10%)

Uji statistik kedua, yaitu korelasi antara Sel adiposa paling banyak memproduksi
status gizi dengan lama rawat inap pasien TNF-α. Saat terjadi interaksi antara sistem
DBD anak menunjukkan hasil p>0,05 imunitas tubuh dengan virus dengue yang
(p=0,841). Tidak terdapat korelasi menginfeksi, sitokin inflamasi TNF-α juga
bermakna. Distribusi status gizi terhadap akan diproduksi. Tingginya respon inflamasi
lama rawat inap dapat dilihat pada Tabel 3. memperparah kebocoran plasma.26-28 Anak
berdasarkan status gizinya, lama rawat inap dengan status gizi baik memiliki sistem
pasien DBD anak lebih banyak pada rentang pertahanan tubuh yang kompeten dan
1−4 hari perawatan. Pasien DBD anak yang responsif. Inilah yang dapat menimbulkan
memerlukan perawatan >4 hari lebih banyak DBD berat atau SSD. Pasien DBD anak
pada status gizi baik dan status gizi lebih. dengan kebocoran plasma yang masif
Elmy mengatakan bahwa pasien DBD perjalanan penyakitnya cenderung ke arah
anak dengan status gizi berpengaruh syok.19,29 Adanya syok inilah yang akan
terhadap kejadian sindrom syok dengue memperpanjang masa rawat inap seorang
(SSD). Anak dengan status gizi lebih identik pasien DBD anak.22,23
dengan meningkatnya jumlah sel adiposa.

Tabel 4. Distribusi Derajat Penyakit DBD Anak Berdasarkan Lama Rawat Inap di
RSUD Ulin Banjarmasin Periode Januari−Desember 2017.
Lama Rawat Inap p
Derajat Penyakit
≤4 hari >4 hari
DBD I 22 (52,40%) 6 (14,30%)
DBD II 10 (23,80%) 1 (2,40%) 0,704
DBD III 2 (4,80%) 1 (2,40%)

Uji statistik ketiga, yaitu korelasi permeabilitasnya meningkat sehingga terjadi


antara derajat penyakit DBD anak dengan kebocoran plasma. Akibatnya, hemodinamik
lama rawat inap menunjukkan hasil p>0,05 penderita terganggu. Kondisi pasien
(p=0,704). Tidak terdapat korelasi sewaktu-waktu bisa berubah menjadi syok
bermakna. Distribusi derajat penyakit DBD hipovolemik, bila kestabilan hemodinamik
anak berdasarkan lama rawat inap dapat tidak mampu dipertahankan. Maka dari itu,
dilihat pada Tabel 4. Distribusi derajat pengkoreksian status hemodinamik harus
penyakit DBD anak berdasarkan lama rawat cepat dilakukan. Adanya perubahan status
inap lebih banyak pada rentang waktu 1−4 hemodinamik dan keparahan penyakit inilah
hari. yang mempengaruhi lama rawat inap
Menurut Byron, infeksi dengue pasien.22-24
merupakan salah satu penyakit yang parah. Keterbatasan dalam penelitian ini
Adanya koagulopati dan kerapuhan dinding adalah pemeriksaan laboratorium dan fisik
pembuluh darah menyebabkan pasien yang berkaitan dengan adanya

343
Homeostasis, Vol. 2 No. 2, Agustus 2019: 339-346

kebocoran plasma seharusnya dipantau 6. Trang NTH, Long NP, Hue TTM, et al.
karena sewaktu-waktu diagnosis derajat Association between nutritional status
keparahan DBD bisa berubah. Lama demam and dengue infection: A systematic
juga harus diperhatikan agar tahu kondisi review and meta-analysis. BMC
pasien sekiranya berada di fase demam, fase Infectious Disease. 2016;16(1):1-11.
kritis, atau fase penyembuhan. Perubahan 7. Hakim L, Kusnandar AJ. Hubungan
itulah yang harus dicatat. status gizi dan kelompok umur dengan
status infeksi virus dengue. Aspirator.
PENUTUP 2012;4(1):2012.
Kesimpulan dalam penelitian ini 8. Buntubatu S, Arguni E, Indrawanti R,
adalah anak dengan status gizi lebih dan gizi Laksono IS. Status nutrisi sebagai faktor
baik lebih mudah terinfeksi virus dengue. risiko sindrom syok dengue. Sari
Anak dengan status gizi kurang lebih Pediatri. 2016;18(3):226-232.
berpotensi untuk mengalami DBD berat. 9. Marón GM, Clará AW, Diddle JW, et
Anak perempuan lebih rentan terinfeksi al. Association between nutritional
DBD. Rentang usia aktif sekolah lebih status and severity of dengue infection
sering terinfeksi. in children in el salvador. American
Saran dalam penelitian ini adalah untuk Journal Tropical Medicine and Hygiene.
dilakukan penelitian dengan studi Kohort 2010;82(2):324-329.
menggunakan data primer dengan variabel 10. Permatasari DY, Ramaningrum G,
yang sama dengan penelitian ini. Novitasari A. Hubungan status gizi,
umur, dan jenis kelamin dengan derajat
DAFTAR PUSTAKA infeksi dengue pada anak. Jurnal
1. Dengue Data Application [Internet]. Kedokteran Universitas
Jenewa: World Health Organization Muhammadiyah. 2015;2(1):24-28.
(WHO); 1990−2016 [cited 2018 March 11. Khalil MAM, Tan J, Khalil MAU,
15]. Available from: Awan S, Rangasami M. Predictors of
http://www.who.int/denguecontrol/epid hospital stay and mortality in dengue
emiology/dengue_data_application/en/. virus infection-experience from Aga
2. Kurniawan R, Yudianto, Hardhana B, Khan University Hospital Pakistan.
Soenardi TA. Profil kesehatan Indonesia BMC Research Notes. 2014;7(1):1-7.
2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan 12. Mallhi TH, Khan AH, Sarriff A, Adnan
Republik Indonesia. 2017. AS, Khan YH. Determinants of
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian mortality and prolonged hospital stay
Kesehatan RI. Situasi DBD di among dengue patients attending
Indonesia. Jakarta: Kementerian tertiary care hospital: A cross-sectional
Kesehatan Republik Indonesia. 2016 retrospective analysis. BMJ Open.
4. Hartoyo E. Spektrum klinis demam 2017;7(7):1-12.
berdarah dengue pada anak. Sari 13. Pooransingh S, Teelucksingh S,
Pediatri. 2008;10(3):145-150. Dialsingh I. Dengue deaths: associated
5. Fina M, Julistio D, Harry G. Status gizi factors and length of hospital stay.
berdasarkan subjective global Advances in Preventive Medicine.
assessment sebagai faktor yang 2016;2016:1-4.
mempengaruhi lama perawatan pasien 14. Jayanthi H, Tulasi S. Correlation study
rawat inap anak. Sari Pediatri. between platelet count, leukocyte count,
2010;12(3):162-167. nonhemorrhagic complications, and

344
Qisthi,FAU. dkk. Korelasi Status Gizi dengan...

duration of hospital stay in dengue fever Dengue Haemorrhagic Fever. New


with thrombocytopenia. Journal of Delhi: World Health Organization.
Family Medicine and Primary Care. 2011.
2016;5(1):120. 23. World Health Organization (WHO).
15. Nopianto H. Faktor-faktor yang Handbook for Clinical Management of
Berpengaruh terhadap Lama Rawat Inap Dengue [Internet]. Jenewa: World
pada Pasien Demam Berdarah Dengue Health Organization; 2012 [cited March
DI RSUP DR Kariadi Semarang 25 2018]. Available from:
[Skripsi]. Semarang: Fakultas http://www.who.int/about/licensing/cop
Kedokteran, Universitas Negeri yright_form/en/index.html%5Cnhttp://s
Diponegoro; 2012. cholar.google.com/scholar?hl=en&btnG
16. Permatasari AP. Pengaruh status gizi =Search&q=intitle:Handbook+for+Clini
terhadap demam berdarah dengue di Cal+ManageMent+of+dengue#1%5Cnh
instalasi rawat inap anak RSUD ttp://scholar.google.com/scholar?hl=en
Tangerang tahun 2011 [Skripsi]. &btnG=Search&q=intitle:Handbook+fo
Jakarta: Fakultas Kedokteran, r+cli
Universitas Islam Negeri Syarif 24. Martina BEE, Koraka P, Osterhaus
Hidayatullah Jakarta; 2012. ADME. Dengue virus pathogenesis: An
17. Hsu JC, Hsieh CL, Lu CY. Trend and integrated view. Clinical Microbiology
geographic analysis of the prevalence of Reviews. 2009;22(4):564-581.
dengue in Taiwan, 2010–2015. 25. Rytter MJH, Kolte L, Briend A, Friis H,
International Journal of Infectious Christensen VB. The immune system in
Disease. 2017;54;43-49. children with malnutrition-A systematic
18. Faizah, NK. Karakteristik pasien review. PLoS One. 2014;9(8):1-19.
demam berdarah dengue yang menjalani 26. Saniathi E. Obesitas sebagai faktor
rawat inap di RSU Kota Tangerang risiko sindrom syok dengue. Sari
Selatan tahun 2014-2015 [Skripsi]. Pediatri. 2009;11(4):238-243.
Jakarta: Fakultas Kedokteran, 27. Wood IS, Trayhurn P. Adipokines and
Universitas Islam Negeri Syarif the signaling role of adipose tissue in
Hidayatullah Jakarta; 2016. inflammation and obesity. Biochemical
19. Raihan, Hadinegoro SRS, Tumbelaka Society Transaction. 2006;1(1):81-89.
AR. Faktor prognosis terjadinya syok 28. Coppack SW. Pro-inflammatory
pada demam berdarah dengue. Sari cytokines and adipose tissue.
Pediatri. 2010;12(1):47-52. Proceedings of the Nutrition Society.
20. Kalayanarooj S, Nimmannitya S. Is 2001;60(3):349-356.
dengue severity related to nutritional 29. Ferreira RA, Oliveira SA, Gandini M, et
status?. Southeast Asian J Trop Med al. Circulating cytokines and
Public Health. 2005;36(2):378-384. chemokines associated with plasma
21. Pone SM, Hökerberg YH, Oliveira RV, leakage and hepatic dysfunction in
et al. Clinical and laboratory signs Brazilian children with dengue fever.
associated to serious dengue disease in Acta Tropica. 2015;149;138–147.
hospitalized children. Journal de
Pediatra (Rio J). 2016;9(25);464-471.
22. World Health Organization (WHO).
Comprehensive Guidelines for
Prevention and Control of Dengue and

345
Homeostasis, Vol. 2 No. 2, Agustus 2019: 339-346

346

Anda mungkin juga menyukai