Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

            Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan tugas sejarah wajib. Tugas ini dibuat dalam

rangka memenuhi tugas dari guru bidang studi sejarah wajib. Selain itu juga penulis

ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Sumpah Pemuda 1928

sebagi Penguat Nasionalisme menuju Proklamasi 1945

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru

pembimbing bidang studi dan teman-teman yang telah banyak memberikan

pengetahuan kepada penulis dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang

telah membantu .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab

itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, khususnya

dari teman-teman dan dosen pembimbing. Penulis akan sangat menerima segala kritik

dan saran.

                                                                     Bandar Lampung, 6 November 2014    

                                                                                   Penulis

Halaman | 1
Daftar isi

Kata pengantar.........................................................................................................1

Daftar isi...................................................................................................................2

BAB 1 : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...................................................................................................3

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................4

1.3 Kegunaan Penulisan...........................................................................................5

BAB 2 : Pembahasan

2.1 Menuju lahirnya “Sumpah Pemuda”.................................................................6

2.1.1 Kongres Pemuda I...................................................................................7

2.1.2 Kongres Pemuda II..................................................................................8

Halaman | 2
BAB 1 : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan dahulu ini kita sering menjumpai pemuda yang berjuang demi

Indonesia dengan cara bertempur dimedan perang. Mereka rela mati demi kemerdekaan

indonesia. Kita sebagai pemuda-pemudi generasi sekarang juga harus meniru kerja

keras mereka berjuang membela bangsa indoneisa, tak harus berperang seperti para

pahlawan. Kita dapat menjadi pemuda-pemudi yang berprestasi dan mengharumkan

nama bangsa. Kegigihan pemuda jaman dahulu berhasil melahirkan sesuatu yang

disebut “sumpah pemuda”

Sumpah pemuda adalah sebuah ikrar dari para pemuda yang dijadikan bukti

otentik bahwa pada tangga 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena

itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober

sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini

merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah

kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian

mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat

harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen

perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun

kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Sekarang ini banyak pemuda yang lupa akan sejarah para pemuda terdahulu.

Sehingga banyak pemuda yang mudah terkontaminasi oleh hasutan orang-orang jahat.

Halaman | 3
Alhasil banyak pemuda yang memilih berdemo ketimbang membuat musyawarah antara

petinggi negeri ini dengan rakyat. Selain berdemo, para pemuda juga melakukan aksi

tawuran yang telah merajalela dikalangan siswa SD,SMP dan SMA. Dizaman yang

modern ini para pemuda seakan di jajah kembali namun bukan secara terang-terangan

namun di jajah secara psikis.

Solusi untuk mengatasi sikap pemuda ini adalah dengan memperkenalkan mereka

dengan sejarah dan akhlak dari kecil hingga dewasa. Sehingga pemuda Indonesia

mampu membangun negeri ini dengan kepala dingin.

Melihat kejadian pemuda yang makin agresif maka akan dibahas dalam makalah

ini agar dapat mengetahui bagaimana sejarah pemuda membangun bangsa ini serta

bentuk pengaplikasian tepat yang dilakukan dalam era modern ini. Secara jelas

mengenai sejarah dan pengaplikasiannya akan dibahas pada Bab II.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama teman-teman dapat

mangetahui dan memahami peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa

indonesia.

            Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

 Untuk mengajak para pemuda-pemudi untuk membangun bangsa bersama-sama

seperti pemuda dijaman sebelum kemerdekaan

Halaman | 4
 Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran pembangunan bangsa indonesia

 Untuk mengetahui peran pemuda-pemudi dalam pembangunan

bangsa indonesia.

 Untuk mengetahui sejarah sumpah pemuda dan kaitannya dengan proklamasi

1.3 Kegunaan Penulisan

Manfaat / kegunaan dari makalah ini yang kami adalah:

 Dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan mengenai peran sumpah

pemuda.

 Mengingatkan para pemuda sekarang untuk berusaha seperti para pemuda

dijaman dahulu

 Memberi informasi bagaimana cara mengapresiasikan sumpah pemuda pada era

modern.

Halaman | 5
BAB 3 : Pembahasan

2.1 Menuju lahirnya “Sumpah Pemuda”

Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu sebelum tahun 1908 dan sesudah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908

selalu dapat digagalkan oleh penjajah. Hal itu karena perjuangan masih bersifat

kedaerahan, dan perjuangan masih berupa perjuangan fisik dengan senjata yang

sederhana. Kegagalan perjuangan yang telah dilakukan mendorong pejuang mengubah

taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Awal tahun 1908 mulailah

bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat

Islam, Indische Partij, dan PNI. Sejak saat itu arah perjuangan bangsa Indonesia pun

makin tegas, yaitu mewujudkan persatuan nasional.

Pada tahun 1908, nama Indonesia untuk pertama kalinya di gunakan oleh

Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang didirikan oleh

pelajar-pelajar Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini awalnya bernama Indische

Vereeniging. Namun, pada tahun 1922 nama itu diganti menjadi Indonesische

Vereeniging, tetapi pada tahun yang sama namanya berubah menjadi Perhimpunan

Indonesia. Para pahlawan kita, seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo, dan DR.

Mohammad Hatta, turut memopulerkan istilah Indonesia untuk mengimbangi istilah

‘Hindia Belanda’ yang dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Halaman | 6
2.1.1 Kongres Pemuda 1

Terselenggaranya Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya Perhimpunan

Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai didirikan Perhimpunan Pelajar –

pelajar Indonesia (PPPI), tetapi peresmiannya baru pada tahun 1926.anggota-

anggotanya terdiri dari pelajar-pelajar sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di

Bandung. Para tokoh PPPI antara lain adalah : Sugondo Djojopuspito, sigit, Abdul

Sjukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, Rohjani, S. djoenet

Poesponegoro, Kunjtoro, Wilopo, Surjadi, Moh. Yamin, A.K. gani, Abu Hanifah, dan

lain-lain. PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman majalah Indonesia Merdeka

dari Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Disamping majalah Indonesia Merdeka

terbitan PPPI di negeri Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya.

Yang pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi PPPI sudah

menunjukkan persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terdapat pada PI. Pemuda-

pemuda di Bandung menginginkan agar mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan.

Hal itu didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr. Sunario

Pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah menjadi Pemuda

Indonesia. Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah Sugiono, Sunardi,

Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso, Soelasmi, Kotjo Sungkono, dan

Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama kali ialah Sugiono. Mengenai gerakan politik

organisasi pemuda ini belum belum ikut langsung dalam gerakan politik. Selama

beberapa tahun diperdebatkan bentuk persatuan yang diinginkan.

Halaman | 7
Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat untuk mengadakan Kongres Pemuda

yang berlangsung di Jakarta pada 30 April-2 mei 1926. Kongres Pemuda 1 bertujuan

untuk Membentuk badan sentral organisasi pemuda menjadi bahasa persatuan atau

bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.

Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu antara lain sebagai berikut :

a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun dalam hal

ini masih tampak samar – samar)

b.Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang kolot, dan

lain – lain.

2.1.2 Kongres Pemuda II

Namun, sampai berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28 oktober

1928 organisasi Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara langsung di bidang

politik Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita – cita persatuan Indonesia,

walaupun perumusannya masih samar – samar dan belum jelas. Oleh karena itu, antara

PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana untuk memfusikan organisasi mereka

dengan alas an untuk mewujudkan persatuan Indonesia dan persamaan cita – cita.

Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama semakin diperlukan

karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk organisasi masih bersifat

kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond,

Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan

Halaman | 8
pemuda kaum Theosofi. Hal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu

diselenggarakan Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah

masih sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah

mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih tampak

sifat mementingkan daerah misalnya tentang adat yang ada di daerah masing – masing.

Untuk membentuk cita – cita bersama seperti rasa persatuan dan kesatuan bangsa, maka

hal – hal tersebut sangat menghambat. Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas

dan ingin melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya. Sebenarnya dalam Kongres

Pemuda 1 tersebut, para peserta dan pemimpin Kongres telah menunjukkan usaha yang

keras untuk mencapai suatu cita – cita persatuan. Namun, mengingat baru pertama kali

Kongres Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai cita – cita yang dikehendaki

masih mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan

berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh. Tabrani

pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap pembicaraan yang

menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera diambil jalan tengah untuk

dinetralisasi.

Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul Indonesia Bersatu

para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh untuk

mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah. Juga secara jelas diuraikan

tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan ditekankan masalah- masalah yang perlu

mendapat perhatian pemuda untuk meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita

– cita Indonesia merdeka.

Halaman | 9
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sulit untuk

membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita – cita Nasional. Selain itu,

belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah air dan juga belum ada anggota PI

yang mengikuti Kongres pemuda 1 tersebut. Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai

persatuan memang belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28

oktober 1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya Kongres

Pemuda II yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami, bahwa kondisi politik

sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberontakan komunis yang gagal dan

pihak Pemerintah Kolonial Belanda terus meningkatkan pengawasan pergerakan

nasional dalam bidang politik. Itu artinya manifestasi persatuan pemuda Indonesia

berhasil diwujudkan dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28 Oktober 1928.

dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen

Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua

PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat

persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad

Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima

faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat,

pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop,

membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi

Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan,

Halaman | 10
harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga

harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya

106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan

kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa

dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak

disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)

Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)

Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto,

Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van

Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu,

Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali,

Halaman | 11
Setiawan, Darsa, Sigit (Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda,

Sjahpuddin Latif, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma

Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami,

Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani,

Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman

Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo,

Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara,

Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad

Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas

(Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona

Tumbel.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas

ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir

kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan

panjang-lebar oleh Yamin

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang

Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah

Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,

Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu,

Halaman | 12
Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,

Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan,

Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu

kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman.

Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak

surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah

lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda,

namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Halaman | 13
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah

Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung

Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama

seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan

Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober

1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.

Kongres ini merupakan puncak Integrasi ideology Nasional  dan merupakan

peristiwa nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak dapat dipungkiri

bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi

hal itu di sebabkan utusan yang datang mengucapkan "Sumpah Pemuda" yang menjadi

landasan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Kalau pada bulan April 1926 telah

berlangsung Kongres Pemuda 1 yang biasa dikatakan belum berhasil sesuai dengan

yang di harapkan, maka dalam Kongres Pemuda II benar – benar dapat memenuhi

harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun kongres Pemuda 1 tidak dapat dikatakan

gagal total karena telah berhasil meletakkan dasar – dasar perstuan. Dalam Kongres

Pemuda 1 belum banyak orang – orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang ikut

membantu pembicaraan sejak persiapan maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam

kongres Pemuda II telah banyak orang – orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia

yang secara aktif mengambil bagian dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan

Kongres. Pelaksanaan dan hasil kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II adalah

sangat berbeda, namun, kedua Kongres tersebut tetap mempunyai tujuan yang sama

yaitu menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia.

Halaman | 14
Sumpah Pemuda pun kemudian menjadi senjata ampuh untuk merebut

kemerdekaan dari tangan penjajah. Dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa,

kesadaran para pemuda Indonesia saat itu pun semakin kuat karena mereka tidak

berjuang sendiri. Maka tak heran, Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah

kemerdekaan Indonesia.

2.2 Menuju Proklamasi 1945

Proses panjang sejak terbentuknya gerakan kepemudaan yang berciri kedaerahan

seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon dan sebagainya maka

pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, mereka telah berfusi menjadi satu dan

membentuk Perkoempoelan “INDONESIA MOEDA”. Indonesia Muda tidak punya

afiliasi dengan partai politik manapun juga, dalam sejarahnya merupakan cikal bakal

gerakan kepemudaan menuju Indonesia merdeka. Meskipun organisasi ini sudah tidak

berdiri lagi dizaman pendudukan Jepang, para anggotanya tetap aktif memperjuangkan

cita-cita mereka secara terselubung. Dengan menimba ilmu dan teknologi kemiliteran

dizaman Jepang para pemuda bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia, yang

ahirnya pada periode Revolusi Kemerdekaan 1945-1949, dengan semangat, cita-cita

Sumpah Pemuda, ikut serta mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan R.I, 17 Agustus

1945.

6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan

Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika

Halaman | 15
Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk

memproklamasikan kemerdekaannya.

7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan dibentuk lembaga baru yang akan

meneruskan tugas BPUPKI yaitu PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan

Ir. Soekarno sebagai ketuanya. 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman

Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka

dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang

menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

10 Agustus 1945, Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar

berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah

tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk

kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair

Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah

menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui

siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di

lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.

11 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,

mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan

Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa hari. 14 Agustus 1945, Saat Soekarno,

Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur laut dari

Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan

Halaman | 16
karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang, karena Jepang

setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan

dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan

kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.

Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan

bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan

menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan

ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa Jepang

memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan

pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang

Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak

memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI).

15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut

Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan

kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang

bakal bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei)

untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi

kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu,

Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka

Halaman | 17
dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum

menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari

Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di

kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.

16 Agustus 1945, Gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan

kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Pada

siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah

Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan

kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak

rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.

2.1.1 Peristiwa Rengasdengklok

Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno

dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah

tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka

menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan

Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa

Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah

menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Halaman | 18
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan

Jenderal Yamamoto dan bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari

komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan

Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki

wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

2.1.2 Naskah Proklamasi

Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah tidak mungkin

lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan

teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua

aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih

menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah

proklamasi seperti adanya hingga sekarang. Para pemuda juga menuntut enam pemuda

turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota

PPKI. Para pemuda menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud

dengan membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta.

Rancangan naskah proklamasi ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.

Halaman | 19
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan 

kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu

adalah tahun 2605. Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti

Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Sementara naskah yang sebenarnya hasil gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu

oleh Ir.Soekarno sebagai pencatat.

2.1.3 Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks

proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No.1

Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan

Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di

Halaman | 20
ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan

agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta

atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56

telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.

Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan

disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit

oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota

Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak

dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh

sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh

Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa

nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh

Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan

lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di

Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan

Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui

perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno

mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat

singkat kepada mereka.[5]

Halaman | 21
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar

(UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai

UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang

berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan

sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk

kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan

persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang

pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi Teks Proklamasi – Naskah Klad

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan 

kemerdekaan Indonesia.

Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempoh 

jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-05

Wakil-wakil bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

NASKAH BARU SETELAH MENGALAMI PERUBAHAN

Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:

Halaman | 22
•    Kata tempoh diubah menjadi tempo

•    Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia

•    Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun ’05

•    Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan

ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta

•    Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan 

kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo 

jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Halaman | 23
2.1.4 Cara Penyebaran Teks Proklamasi

Gedung Menteng 31 yang digunakan sebagai tempat pemancar radio yang baru

Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945

masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan

berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang

menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama

di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya

peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti

pembahasan di bawah ini.

Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat

dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks

proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang

Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari

seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F.

Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut.

Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio

sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui

udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita

proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan.

Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat

Halaman | 24
siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa

memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal

20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang

masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf

Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru

dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan

Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan

DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi

juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa

dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya

merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda

yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang.

Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui

pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta

api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!(Hormatilah

Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara dan media tersebut,

akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah

Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga

disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI.

Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi.

Halaman | 25
•    Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.

•    Sam Ratulangi dari Sulawesi.

•    Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).

•    A. A. Hamidan dari Kalimantan

Halaman | 26
BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

sesuai dengan makalah “Sumpah Pemuda Sebagai Penggerak Nasionalisme menuju

Proklamasi 1945 ” penulis menyimpulkan bahwa begitu besar kerja keras dan

pengorbanan para pahlawan untuk mewujudkan cita-cita merdeka. Untuk itu kita

sebagai generasi pemuda-pemudi indonesia seharusnya mencontoh sikap kerja keras

dan nasionalisme para pahlawan. Dimulai dari hal terkecil, Sebagai seorang pelajar kita

harus belajar tekun untuk membuat negara Indonesia lebih maju kedepannya.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis

akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber

- sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk

menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Sekian

“Terima Kasih”

Halaman | 27
3.3 Daftar Pustaka

Hindun, Siti. 2014. http://sitihindun94.wordpress.com/2014/04/01/bangsa-negara-


chekoslovakia-sumpah-pemuda-dan-proklamasi/

NN. 2012. http://pknkita.blogspot.com/2012/02/sejarah-proklamasi-


kemerdekaan.html#sthash.1pVEntQx.dpuf

Hadi, Ahmad. 2014. https://www.facebook.com/permalink.php?


story_fbid=458624287577085&id=155963677843149

NN. 2014. http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.com/p/sejarah-sumpah-


pemuda.html

Firda Rahma, Annisa. 2014. http://wartasejarah.blogspot.com/2014/06/kongres-


pemuda-1.html

NN. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kongres_Pemuda

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)
kelas XI. Pusat Perbukuan. Jakarta: Departemen Pendidikan Jakarta

NN. 2013. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/sejarah-kongres-pemuda-1-


dan-2-latar-belakang-tujuan-tokoh.html

Karionline, Berdi. 2011. http://www.berdikarionline.com/lipsus/menuju-kongres-


pemuda-pergerakan/20110524/pemuda-dalam-sejarah.html#ixzz3Ip04DQl4 

Abdurahman, Nabil. 2009. http://pcimlibya.wordpress.com/2009/10/31/peranan-


pemuda-indonesia-dalam-pergerakan-kemerdekaan/

Halaman | 28

Anda mungkin juga menyukai