Anda di halaman 1dari 5

CARA MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH DALAM

MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN


DEFICA AGATHA TAMBUNAN (181101105)

Defikaagata0401@gmail.com

ABSTRAK

Asuhan keperawatan di tuntut untuk memberikan proses keperawatan dengan benar. Perbedaan
asuhan profesional dengan asuahn trsdisonal adalah metode penggunaan proses keperawatan. Maka
dari itu mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memahami proses keperawatan dengan baik serta
mamapu menyusunnya dalam pendokumentasian. Pendokumentasian yang akurat merupakan salah
satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan (Potter
dan Perry, 2005). Menurut Iyer (2005) dokumentasi yang tidak memenuhi aspek hukum teknik
pencatatan bisa menimbulkan tuntutan yang merugikan perawat maupun rumah sakit yang
bersangkutan. Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan
(Potter dan Perry, 2005). Menurut Hariyati (2009), masalah yang sering muncul dan dihadapi di
Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan
pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga
tidak disertai pendokumentasian yang lengkap.

Kata Kunci : Dokumentasi, Asuhan Keperawatan, Prioritas Masalah

ABSTRACT

Nursing care is required to provide the nursing process correctly. The difference between
professional and traditional care is the method of using the nursing process. Therefore nursing
students are expected to be able to understand the nursing process well and be able to arrange it in
documentation. Accurate documentation is one of the best defenses against claims related to nursing
care (Potter and Perry, 2005). According to Iyer (2005) documentation that does not meet the legal
aspects of recording techniques can lead to claims that are detrimental to the nurse or the hospital
concerned. Good documentation reflects not only the quality of care but also proves the
accountability of each member of the care team in providing care (Potter and Perry, 2005).
According to Hariyati (2009), a problem that often arises and is faced in Indonesia in the
implementation of nursing care is that many nurses have not performed nursing services according
to nursing care standards. The implementation of nursing care is also not accompanied by complete
documentation.

Keywords: Documentation, Nursing Care, Priority Problems


LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan di tuntut untuk Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan


memberikan proses keperawatan dengan Keperawatan (evaluasi). Menurut Ali (1997)
benar. Perbedaan asuhan profesional dengan " Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
asuahn trsdisonal adalah metode penggunaan bahwa yang dimaksud dengan asuhan
proses keperawatan. Maka dari itu mahasiswa keperawatan adalah seluruh rangkaian proses
keperawatan diharapkan dapat memahami keperawatan yang diberikan kepada pasien
proses keperawatan dengan baik serta yang berkaitan dengan kiat-kiat keperawatan
mamapu menyusunnya dalam yang dimulai dari pengkajian hingga evaluai
pendokumentasian. Pendokumentasian yang dalam usahan memperbaiki atau memelihara
akurat merupakan salah satu pertahanan diri derajat kesehatan yang optimal.
terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan
dengan asuhan keperawatan (Potter dan TUJUAN
Perry, 2005).
Kajian ini dibuat dengan tujuan
Menurut Iyer (2005) dokumentasi yang tidak pengetahui mana yang menjadi prioritas
memenuhi aspek hukum teknik pencatatan perawat
bisa menimbulkan tuntutan yang merugikan
perawat maupun rumah sakit yang METODE
bersangkutan. Dokumentasi yang baik
mencerminkan tidak hanya kualitas Kajian ini menggunakan metode
perawatan tetapi juga membuktikan pengamatan dan mengumpulan data dari
pertanggunggugatan setiap anggota tim berbagai jurnal dan juga buku online yang
perawatan dalam memberikan perawatan mendukung topik.
(Potter dan Perry, 2005). Menurut Hariyati
(2009), masalah yang sering muncul dan HASIL
dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan adalah banyak perawat Aspek yang diukur dalam balanced scorecard
yang belum melakukan pelayanan terdiri dari empat, yaitu perspektif keuangan,
keperawatan sesuai standar asuhan perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
keperawatan. Pelaksanaan asuhan internal, serta perspektif pembelajaran dan
keperawatan juga tidak disertai kebutuhan. Aspek yang pertama adalah
pendokumentasian yang lengkap. perspektif keuangan, di mana meliputi biaya
kertas menunjukkan hasil bahwa sudah ada
Proses Keperawatan adalah metode asuhan pembiayaan yang diprogramkan, yaitu
keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis anggaran kertas format dokumentasi asuhan
dan terus-menerus serta berkesinambungan keperawatan tercukupi karena biaya yang
dalam rangka pemecahan masalah kesehatan dikeluarkan untuk dokumentasi asuhan
pasien / klien, dimulai dari Pengkajian keperawatan hanya 90,9% anggaran. Segi
(Pengumpulan Data, Analisis Data dan perspektif keuangan kedua adalah lama waktu
Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, pendokumentasian menunjukkan hasil bahwa
pengkajian paling banyak selama 10 menit keperawatan harus dilaksanakan sesuai
yaitu 24 orang (43,6%). Sedangkan analisis rencana keperawatan, mengamati keadaan
data/diagnosis paling banyak selama 5 menit biopsiko-sosio-spiritual pasien, menjelaskan
yaitu 28 orang (50,9%). Perencanaan paling setiap tindakan kepada pasien/keluarga, dan
banyak adalah 5 menit yaitu 27 orang mencatat semua tindakan yang dilakukan.
(49,1%). Menurut standar evaluasi perawat melakukan
pengkajian ulang yang diarahkan pada
Ketersediaan format dokumentasi tercapainya tujuan atau tidak, menetapkan
keperawatan dan petunjuk teknis prioritas dan tujuan serta melakukan
pengisiannya menunjukkan hasil bahwa pendekatan keperawatan lebih lanjut secara
berdasarkan wawancara dengan Kepala tepat dan akurat, menetapkan tindakan
Ruang Puri Anggrek, Puri Mitra, Flamboyan, keperawatan baru dengan cepat dan tepat.
Wijaya Kusuma, Gelatik, dan Kenari, Untuk itu waktu yang dibutuhkan cukup lama
didapatkan data sebagai berikut di semua berdasarkan penelitian, perawat banyak
ruangan tersedia format asuhan keperawatan menulis rutinitas sehari-hari namun tindakan
yang baku, jumlah format tercukupi setiap dan evaluasi yang sesuai diagnosis
hari, format yang paling sering dipakai adalah keperawatan terlupakan.
format catatan perkembangan, namun di
ruangan tidak pernah kehabisan, di semua Perawat harus mendokumentasikan asuhan
ruangan tersedia petunjuk teknis pengisian keperawatan dengan baik sehingga bisa
format dokumentasi asuhan keperawatan memenuhi harapan pelanggan akan jaminan
yang dibendel menjadi satu dengan Standar mutu, di mana menurut Nursalam (2008)
Asuhan Keperawatan Jiwa, ada dua ruangan pencatatan data klien yang lengkap dan
yang meletakkan petunjuk teknis tersebut di akurat, akan memberi kemudahan bagi
tempat yang tidak mudah dijangkau. perawat dalam membantu menyelesaikan
Sedangkan mengenai kemudahan pengisian masalah pasien dan untuk mengetahui sejauh
format dokumentasi keperawatan mana masalah pasien dapat teratasi dan
menunjukkan bahwa proporsi terbanyak seberapa jauh masalah baru dapat
responden perawat di Instalasi Rawat Inap diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya menilai yang akurat. Hal ini akan meningkatkan mutu
kemudahan pengisian format dokumentasi pelayanan keperawatan.
asuhan keperawatan baik.
Dokumentasi keperawatan yang baik
PEMBAHASAN merupakan bukti asuhan keperawatan yang
baik sesuai Nursalam (2008) bahwa
Pendokumentasian tindakan keperawatan dokumentasi merupakan bukti kualitas
memerlukan waktu terbanyak adalah 10 asuhan keperawatan. Hasil penelitian
menit sedangkan untuk evaluasi paling menunjukkan secara keseluruhan proporsi
banyak adalah 5 menit. Untuk terbanyak adalah responden dengan masa
mendokumentasikan catatan perkembangan kerja 1–5 tahun dan 6–10 tahun. Menurut
(tindakan dan evaluasi) paling banyak Robbins (2000) dalam Trisnawati (2006) ada
dibutuhkan waktu 20 menit. Menurut standar hubungan antara senioritas dan produktivitas.
dokumentasi implementasi atau tindakan Jika kondisinya sama maka orang yang lama
berada pada suatu pekerjaan akan produktif berikut disebabkan oleh pengetahuan perawat
daripada mereka yang senoritasnya lebih tentang pendokumentasian asuhan
rendah. Perawat di Rumah Sakit Jiwa Menur keperawatan kurang baik karena sejak tahun
memiliki masa kerja paling banyak 1–5 2005 perawat tidak memperoleh pelatihan
tahun, sehingga mungkin produktivitasnya pendokumentasian asuhan keperawatan, tidak
masih belum setinggi yang lebih senior. Maka terkait dengan kepuasan kerja dan motivasi
dengan dilakukan pelatihan perawat, karena kepuasan kerja sedang dan
pendokumentasian asuhan keperawatan motivasinya tinggi, format dokumentasi yang
diharapkan kinerjanya dalam tidak cukup praktis dan jumlah lembar format
pendokumentasian lebih baik. yang banyak, sehingga perlu direvisi, dan
disebabkan sistem audit yang belum
terlaksana dengan baik.

PENUTUP

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat DAFTAR PUSTAKA


empat faktor pelaksanaan dokumentasi yang
diukur dalam balanced scorecard meliputi: Asih Yasmin,(1998), Standart Perawatan
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis Pasien: Proses keperawatan,
internal, pembelajaran dan kebutuhan. diagnosis, da evaluasi, Jakarta:
Perspektif keuangan bisa disimpulkan bahwa EGC
pelaksanaan pendokumentasian asuhan
As’ad,E,M. Retno,P. (2015).Perbedaan
keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Tingkat Kualitas Dokumentasi
Surabaya tidak sesuai standar, yang Proses Keperawatan Sebelum dan
disebabkan oleh hal-hal berikut waktu yang Sesudah Penerapan NANDA-I,
lama untuk pendokumentasian tindakan dan NIC, DAN
evaluasi karena format yang kurang NOC.JEMBER.JURNAL
memudahkan, format perencanaan yang
Effendy,C. (1998). Memahami Proses
masih terbatas hanya 7 masalah keperawatan
Keperawatan dengan Pendekatan
yang dicetak, dan tidak adanya prioritas untuk Latihan. JAKARTA : EGC
pelatihan pendokumentasian asuhan
keperawatan dalam anggaran pengembangan Fatimah, (2017), Penerapan Model
tenaga keperawatan sejak tahun 2005, Pendokumentasian Asuhan
meskipun jumlahnya cukup besar. Kepeawatan pada Ruang Rinra
Sayang II RSUD Haji, Makassar,
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Skripsi
bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Iqbal, Wahit Mubarak, SKM, dan Ns, Nurul
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya tidak Chayatin, (2009), Ilmu Kesehatan
sesuai standar yang digambarkan hal-hal
Masyarakat: Teori dan Aplikasi, Perawat Pelaksana Dalam
Jakarta:Salemba Medika Peningkatan Kualitas Asuhan
Keperawatan. IKESMA
Mediarti,D.Rehana.Abunyamin.(2016).
Hubungan antara Pendidikan dan Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Proses
Motivasi dalam Pendokumentasian Keperawatan. Jember. University
Asuhan Keperawatan di Iinstalansi Press
Intensive Care.Palembang.
JURNAL Simamora, R. H. (2010). Komunikasi Dalam
Mutaqin,A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jember: University
Keperawatan Klien dengan Press
Gangguan Sistem Persarapan.
Jakarta : SALEMBA MEDIKA Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju
Keperawatan Professional.
Ns, Asmadi, S,Kep, (2018), Konsep Dasar Jakarta:Trans Info Media
Keperawatan, Jakarta: EGC Samba,S.dkk.(1991).Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal
Nursalam, (2008), Proses dan Dokumentasi Medah,VOL.7. Jakarta : EGC
Keperawatan, Jakarta: Salemba
Widiarti,dkk, (2010), Buku Ajar Fundamental
Medika
Keperawatan: Konsep, Proses,
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Praktik, Jakarta: Penerbit Buku
Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Kedokteran EGC
Jakarta : EGC
Potter & Perry, (2010), Fundamental Zaini,M. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa
Keperawatan: Konsep Proses dan Masalah Psikososial di Layanan
Praktik ed.7 vol 1, Jakarta:EGC Klinik dan Komunitas.
YOGYAKARTA : CV BUBI
Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer UTAMA
Perawat Dalam Pembinaan Etika

Anda mungkin juga menyukai