“ CHILLING INJURY ”
OLEH
BAMA YANI
17100025421003
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah Penulis haturkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat serta Nikmatnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan
Makalah Fisiologi Pasca Panen Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Payakumbuh. Selanjutnya Shalawat
beriring salam tidak lupa Penulis sampaikan buat tokoh revolusi Agama Islam
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun berdasarkan penyesuaian kurikulum dan materi
perkuliahan yang dibahas untuk mata kuliah Fisiologi Pasca Panen bagi
mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat,
Payakumbuh. Materi berkaitan dengan Chilling Injury.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat menjadi sumber pengayaan
pemahaman mahasiswa dan menambah kecintaan dan kepedulian pada ilmu
pertanian terutama dalam Fisiologi Pasca Panen tentang Chilling Injury. Kritik
dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan dari semua pihak yang peduli akan
perkembangan ilmu Pertanian.
Bama Yani
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
3.1 Kesimpulan.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
PENDAHULUAN
Apabila suhu cukup rendah, spora fungi tidak dapat tumbuh. Penurunan
suhu untuk produk yang non klimakterik menurunkan laju kerusakan sedangkan
pada produk yang klimakterik, proses pematangannya akan tertunda. Pengaruh
penurunan suhu terhadap pematangan mengikuti hubungan eksponensial.
Penurunan suhu tidak hanya menurunkan pembentukan etilen, tetapi juga
menunjukkan laju respon jaringan terhadap etilen. Karena itu pada suhu lebih
rendah, diperlukan waktu lebih lama agar konsentrasi etilen tersebut cukup untuk
menimbulkan pematangan. Pematangan normal terjadi dalam suatu kisaran suhu
tertentu ( umumnya 10 - 30 0C). Walaupun demikian, beberapa macam buah
misalnya buah pear akan matang dan kualitasnya bagus pada suhu di bawah 10 0C.
Kualitas penyimpanan terbaik dalam buahbuahan matang umumnya pada suhu
sekitar 20 0C, suatu suhu yang dianggap optimal untuk pematangan bagi sebagian
besar buah buahan.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Chilling injury adalah kerusakan fisiologis untuk buah sel membran yang
mungkin terjadi setiap saat karena berbahaya kondisi lingkungan selama musim
tanam, transportasi, distribusi, atau penyimpanan, di toko atau bahkan di kulkas
saat disimpan di rumah. Kerusakan membran seringkali diikuti oleh efek lain,
seperti produksi etilena, peningkatan respirasi, penurunan fotosintesis, dan
perubahan seluler struktur menyebabkan buah-buahan lebih rentan terhadap
penyakit. Tanda pertama muncul sebagai perubahan warna kecoklatan sangat
sedikit dari daging buah, kadang disertai dengan inti kecoklatan.
Chilling injury merupakan kerusakan utama yang terjadi pada buah dan
sayur asal tropis dan subtropis, meskipun gangguan fisiologis tertentu akan
muncul pada buah dan sayur ini hanya ketika mereka disimpan pada suhu rendah.
Chilling injury tidak sama dengan freezing injury, yang merupakan akibat dari
kerusakan dari kristal es terbentuk di jaringan disimpan di bawah titik beku
mereka. Suhu dingin minimum untuk komoditas sensitif akan jauh di atas titik
beku mereka. Suhu kritis untuk chilling injury ini bervariasi berdasarkan
komoditas masing - masing, tetapi biasanya terjadi ketika produk disimpan pada
suhu di bawah 10 ° -13 ° C. Oleh karena itu, sayur dan buah yang rentan terhadap
chilling injury akan mengalami penyimpanan di suhu rendah dalam waktu yang
singkat dan suhu rendah ini tidak dapat digunakan untuk memperlambat
kerusakan dan pertumbuhan patogen. Chilling injury dapat terjadi di selama
disimpan, dalam perjalanan atau distribusi, di toko dan di lemari es saat disimpan
rumah.
a. Suhu
Setiap buah - buahan dan sayuran memiliki kerentanan suhu yang
berbeda – beda terhadap efek penyimpanan suhu rendah. Apabila
penyimpanan dibawah titik kritis komoditi maka akan menyebabkan
terjadinya chilling injury
b. Lama penyimpanan pada suhu tertentu
Lama penyimpan berpengaruh terhadap terjadinya chilling injury ini
karena buah dan sayuran yang disimpan dalam suhu yang rendah pada
waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya chilling injury
c. Sensitivitas produk terhadap pendinginan
Setiap komoditas buah dan sayur memiliki erentanan yang berbeda –
beda terhadap efek penyimpanan dengan suhu dingin. Hal ini
tergantung pada jenis komoditi, varitas dan tingkat kematangan,
contoh : ubi jalar mengalami luka yang akan menyebabkan chilling
injury setelah 1 hari pada suhu 0oC dan tidak mengalami luka pada 7oC
selama 4 hari, pada suhu 10oC tidak mengalami luka selama 4 hari tapi
setelah 10 hari menjadi luka.
2. Kerusakan mekanis, air sel yang keluar akan mengisi ruang-ruang antar
sel, sehingga ruang tersebut akan penuh terisi air sel. Bila hal ini terus
berlangsung akan menyebabkan pecahnya dinding sel sehingga cairan sel akan
menyatu dan membeku membentuk atau menyebabkan volume air sel membesar.
3. Perusakan struktur plasma sel, dengan adanya air yang keluar, volume
sel akan berkurang yang diikuti pula dengan mengecilnya volume dinding sel,
yang memaksa terjadinya plasmolisis sehingga pada akhirnya sel akan rusak.
a. Pada Melon
b. Pada Belimbing
Penyimpanan belimbing pada suhu 10oC selama 10 hari
mengakibatkan chilling injury
Terjadi perubahan warna pada permukaan buah menjadi coklat.
10 | F i s i o l o g i P a s c a P a n e n _ B a m a Y a n i ’ 1 7
Penyebab: adanya aktivitas polifenol oksidase (PPO) dan
peroksidase (POD). Intensitas warna coklat semakin meningkat
seiring dengan lama penyimpanan serta penyimpanan pada suhu
yang lebih rendah (2oC).
c. pada peach ( leatherinnes )
Leatheriness (tekstur kaku seperti kulit) disebabkan sel parenkim
mengalami kerusakan yang diikuti dengan peningkatan ruang
antarsel serta pectin.
Juga dapat terjadi karena adanya sintesis selulosa oleh β-1,4-
glukan (Luza et al., 1992) atau akibat penurunanan aktivitas
pengikatan pektin larut air dan adanya peningkatan ikatan matrik
poligalaktunorase.
1. Pra-pengondisian suhu
Penurunan suhu secara bertahap sebelum disimpan berhubungan
dengan jenis metabolisme pasca panen buah-buahan yang
bersangkutan.
2. Pengaturan kelembaban.
Dengan pemberian fungisida, kelembaban yang mendekati 100%
mempermudah terjadinya kerusakan oleh pendinginan, namun
11 | F i s i o l o g i P a s c a P a n e n _ B a m a Y a n i ’ 1 7
kelembaban rendah menguatkan gejala-gejalanya, sedangkan buah-
buah yang dalam kantung polietilen tidak mengalami kerusakan,
pengaruh itu dianggap terjadi akibat suhu yang pada buah-buah
yang dalam kantung plastik lebih tinggi daripada buah yang tidak
dimasukkan kantung.
3. Penyimpanan dengan udara terkendali
Perubahan atmosfer penyimpanan berpengaruh terhadap
pengeriputan. Kandungan 7 % O2 merupakan kandungan optimal
untuk mencegah kerusakan akibat pendinginan.
12 | F i s i o l o g i P a s c a P a n e n _ B a m a Y a n i ’ 1 7
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Chilling injury merupakan kerusakan utama yang terjadi pada buah dan
sayur asal tropis dan subtropis, meskipun gangguan fisiologis tertentu akan
muncul pada buah dan sayur ini hanya ketika mereka disimpan pada suhu rendah
13 | F i s i o l o g i P a s c a P a n e n _ B a m a Y a n i ’ 1 7
DAFTAR PUSTAKA
Harper, H.A., V.W. Rodwell and P.A. Mayes. 1979. Review of Physiological
Chemistry. Large Medical Publications, Los Altos, California.
Hulme, A.C.. !971. The Biochemistry of Fruits and Their Products. Vol. 1 and
Vol. 2. Acadenmic Press, London and New York.
14 | F i s i o l o g i P a s c a P a n e n _ B a m a Y a n i ’ 1 7