Anda di halaman 1dari 37

Catatan Kritis Terhadap Omnibus Law RUU Cipta Kerja

Oleh:
Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan
Jawa Timur

Berikut ini dipaparkan sejumlah catatan kritis terhadap RUU Cipta Kerja (Omnibus Law):
1. Tujuan RUU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan menurut Pasal 88 adalah “penguatan perlindungan kepada tenaga kerja”. Setelah
menganalisis seluruh pasalnya, baru dapat disimpulkan apakah RUU ini merupakan upaya penguatan atau pelemahan bagi buruh/ pekerja.

2.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 42 Pasal 42 Setelah Pasal 42 ayat (1) diubah, setiap badan
(1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan (1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan hukum/ usaha boleh mempekerjakan tenaga
tenaga kerja asing wajib memiliki izin tenaga kerja asing wajib memiliki kerja asing. Sebab RUU Cipta Kerja tidak lagi
tertulis dari Menteri atau pejabat yang pengesahan rencana penggunaan tenaga mewajibkan agar memiliki izin melainkan
ditunjuk. kerja asing dari Pemerintah Pusat. sekadar pengesahan rencana penggunaan
tenaga kerja asing oleh pemerintah.
(2) Pemberi kerja orang perseorangan dilarang (2) Pemberi kerja orang perseorangan dilarang
mempekerjakan tenaga kerja asing. mempekerjakan tenaga kerja asing.
(3) Kewajiban memiliki izin sebagaimana (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
dimaksud dalam ayat (1), tidak berlaku ayat (1) tidak berlaku bagi:

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


bagi
perwakilan negara asing yang b. pegawai diplomatik dan konsuler pada
mempergunakan tenaga kerja asing kantor perwakilan negara asing; atau
sebagai pegawai diplomatik dan konsuler.
a. anggota direksi atau anggota dewan Bukan hanya izin ditiadakan, perkecualian
komisaris dengan kepemilikan saham terkait pengesahan tersebut pun diperluas.
sesuai dengan ketentuan peraturan Sebelumnya, Pasal 42 ayat (3) UU 13/ 2003
perundang-undangan; mengatur bahwa badan hukum/ usaha hanya
c. tenaga kerja asing yang dibutuhkan boleh tidak mengurus izin bagi pegawai
oleh Pemberi Kerja pada jenis kegiatan diplomatik dan konsuler. Tetapi ketentuan itu
pemeliharaan mesin produksi untuk diubah dan diperluas oleh Pasal 42 ayat (1)
keadaan darurat, vokasi, start-up, RUU Cipta Kerja. Direksi, komisaris, dan
kunjungan bisnis, dan penelitian untuk buruh/ pekerja terampil sebagai tenaga kerja
jangka waktu tertentu. asing tidak perlu pengesahan apalagi izin dari
pemerintah.
(4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di
Indonesia hanya dalam hubungan kerja
untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.
(5) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan (6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan Dengan perubahan peraturan pelaksanaan
waktu tertentu sebagaimana dimaksud waktu tertentu sebagaimana dimaksud maka batasan terkait jabatan maupun jangka
dalam ayat (4) ditetapkan dengan pada ayat (4) dan ayat (5) diatur dengan waktu kerja bagi tenaga kerja asing juga akan
Keputusan Menteri. Peraturan Presiden. diubah dan berpotensi diperluas/ diperpanjang.
(6) Tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) yang masa kerjanya habis
dan tidak dapat diperpanjang dapat
digantikan oleh tenaga kerja asing lainnya.
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
Pasal 44 (4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Pasal 44 UU 13/ 2003 dihapus. Keputusan
(1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib Indonesia hanya dalam hubungan kerja Menteri mengenai jabatan dan standar
menaati ketentuan mengenai jabatan dan untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu kompetensi sudah tidak memiliki dasar
standar kompetensi yang berlaku. serta memiliki kompetensi sesuai dengan hukum. Tidak ada pembatasan yang jelas bagi
(2) Ketentuan mengenai jabatan dan standar jabatan yang akan diduduki. tenaga kerja asing

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri.
Ketentuan Pasal 46 dihapus.
Pasal 46 (5) Tenaga kerja asing dilarang menduduki Dengan dihapusnya Pasal 46 UU 13/ 2003 dan
(1) Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia. ditambahkannya Pasal 42 ayat (5) RUU Cipta
jabatan yang mengurusi personalia dan/ Kerja, maka tenaga kerja asing hanya dilarang
atau jabatan-jabatan tertentu. menduduki jabatan yang mengurusi
personalia. Selebihnya boleh dijabat oleh
tenaga kerja asing.
(2) Jabatan-jabatan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Keputusan Menteri.

3.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Ketentuan Pasal 43 Dihapus.
Pasal 43 Dengan dihapusnya Pasal 43 UU 13/ 2003,
(1) Pemberi kerja yang menggunakan tenaga maka terdapat kerancuan terkait keterangan
kerja asing harus memiliki rencana yang dimuat dalam rencana penggunaan
penggunaan tenaga kerja asing yang tenaga kerja asing maupun tata cara
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang pengesahannya.
ditunjuk.
(2) Rencana penggunaan tenaga kerja asing
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sekurang-kurangnya memuat keterangan:
a. alasan penggunaan tenaga kerja asing;
b. jabatan dan/atau kedudukan tenaga
kerja asing dalam struktur organisasi
perusahaan yang bersangkutan;
c. jangka waktu penggunaan tenaga kerja
asing; dan
d. penunjukan tenaga kerja warga negara

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


Indonesia sebagai pendamping tenaga
kerja asing yang dipekerjakan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tidak berlaku bagi instansi
pemerintah, badan-badan internasional dan
perwakilan negara asing.
(4) Ketentuan mengenai tata cara pengesahan
rencana penggunaan tenaga kerja asing
diatur dengan Keputu san Menteri.

4.
Ketentuan Pasal 44 UU 13/ 2003 dihapus dan dibahas pada nomor 2.

5.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Ketentuan Pasal 48 dihapus.
Pasal 48 Pasal 45
Pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga (1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib:
kerja asing wajib memulangkan tenaga kerja c. memulangkan tenaga kerja asing ke
asing ke negara asalnya setelah hubungan negara asalnya setelah hubungan
kerjanya berakhir. kerjanya berakhir.
Pasal 45 a. menunjuk tenaga kerja warga negara
(1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib: Indonesia sebagai tenaga pendamping
a. menunjuk tenaga kerja warga negara tenaga kerja asing yang dipekerjakan
Indonesia sebagai tenaga pendamping untuk alih teknologi dan alih keahlian
tenaga kerja asing yang dipekerjakan dari tenaga kerja asing;
untuk alih teknologi dan alih keahlian b. melaksanakan pendidikan dan
dari tenaga kerja asing; dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja
b. melaksanakan pendidikan dan Indonesia sebagaimana dimaksud pada
pelatihan kerja bagi tenaga kerja huruf a yang sesuai dengan kualifikasi
Indonesia sebagaimana dimaksud pada jabatan yang diduduki oleh tenaga
huruf a yang sesuai dengan kualifikasi kerja asing; dan

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


jabatan yang diduduki oleh tenaga
kerja asing.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 RUU Cipta Kerja memungkinkan
ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kerja ayat (1) huruf a dan huruf b tidak berlaku perkecualian atas kewajiban alih teknologi dan
asing yang menduduki jabatan direksi bagi tenaga kerja asing yang menduduki keahlian tidak hanya pada jabatan direksi serta
dan/atau komisaris. jabatan tertentu. komisaris tapi berpotensi diperluas. Jika
perluasan tersebut sudah diterapkan, maka alih
teknologi dan keahlian makin sulit terjadi.

6.
Ketentuan Pasal 46 UU 13/ 2003 dihapus dan dibahas pada nomor 2.

7.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 47 Pasal 47
(1) Pemberi kerja wajib membayar (1) Pemberi kerja wajib membayar
kompensasi atas setiap tenaga kerja asing kompensasi atas setiap tenaga kerja asing
yang dipekerjakannya. yang dipekerjakannya.
(2) Kewajiban membayar kompensasi seba- (2) Kewajiban membayar kompensasi
gaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku bagi instansi pemerintah, per- berlaku bagi instansi pemerintah,
wakilan negara asing, badanbadan inter- perwakilan negara asing, badan
nasional, lembaga sosial, lembaga ke- internasional, lembaga sosial, lembaga
agamaan, dan jabatan-jabatan tertentu di keagamaan, dan jabatan tertentu di
lembaga pendidikan. lembaga pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai jabatan-jabatan Dengan dihapusnya Pasal 47 ayat (3) UU 13/
tertentu di lembaga pendidikan 2003 perihal peraturan pelaksanaan, maka
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terdapat kerancuan terkait perkecualian atas
diatur dengan Keputusan Menteri. kewajiban pembayaran kompensasi untuk
jabatan tertentu di lembaga pemerintahan.
(4) Ketentuan mengenai besarnya kompensasi (3) Ketentuan mengenai besaran dan
dan penggunaannya diatur dengan penggunaan kompensasi sebagaimana

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


Peraturan Pemerintah. dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan

8.
Ketentuan Pasal 48 UU 13/ 2003 dihapus dan dibahas pada nomor 5.

9.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 49 Pasal 49 Dengan diubahnya Pasal 49 UU 13/ 2003
Ketentuan mengenai penggunaan tenaga kerja Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan maka peraturan pelaksanaan terkait
asing serta pelaksanaan pendidikan dan tenaga kerja asing diatur dengan Peraturan penggunaan tenaga kerja asing serta
pelatihan tenaga kerja pendamping diatur Presiden. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga
dengan Keputusan Presiden. kerja pendamping warga negara Indonesia,
akan diubah dan berpotensi diperlunak.
Penurunan kualitas perdidikan dan pelatihan
tenaga kerja pendamping tersebut, kalau betul
terjadi, akan memperlambat alih teknologi dan
keahlian.

10.
Ketentuan Pasal 56 UU dibahas pada nomor 13.

11.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 57 Pasal 57
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
dibuat secara tertulis serta harus dibuat secara tertulis serta harus
menggunakan bahasa Indonesia dan huruf menggunakan bahasa Indonesia dan huruf
latin. latin.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang Sebelumnya, kalau perjanjian kerja waktu
dibuat tidak tertulis bertentangan dengan tertentu (kontrak) dibuat tidak tertulis maka
ketentuan sebagai mana dimaksud dalam konsekuensi hukumnya menurut Pasal 57 ayat

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


ayat (1) dinyatakan sebagai perjanjian (2) UU 13/ 2003 adalah bahwa status kerja
kerja untuk waktu tidak tertentu. tersebut meningkat dan menjadi perjanjian
kerja waktu tidak tertentu (tetap). Dengan
dihapusnya ayat tersebut, maka perjanjian
kerja waktu tertentu (kontrak) akan cenderung
dibuat tidak tertulis karena tidak ada lagi
konsekuensi hukum apabila hal itu dilakukan.
Dengan demikian, pemecatan bisa terjadi
kapanpun karena buruh/ pekerja dengan status
itu tidak punya bukti jangka waktu kontrak.
(3) Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam (2) Dalam hal perjanjian kerja waktu Pada Pasal 57 ayat (2) RUU Cipta Kerja juga
bahasa Indonesia dan bahasa asing, apa- tertentu dibuat dalam bahasa Indonesia terjadi penyempitan jenis perjanjian kerja: dari
bila kemudian terdapat perbedaan pe- dan bahasa asing, apabila kemudian (semua jenis) perjanjian kerja menjadi
nafsiran antara keduanya,maka yang terdapat perbedaan penafsiran antara perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak). Jadi,
berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam keduanya, maka yang berlaku perjanjian apabila perjanjian kerja waktu tidak tertentu
bahasa Indonesia. kerja waktu tertentu yang dibuat dalam (tetap) dibuat dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Indonesia. bahasa asing lalu kemudian terdapat
perbedaan penafsiran antara keduanya, maka
yang berlaku belum tentu yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.

12.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 58 Pasal 58 Redaksi Pasal 58 ditambahi sedikit tapi
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak substansinya tidak berubah.
dapat mensyaratkan adanya masa dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja. percobaan kerja.
(2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan (2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan
kerja dalam perjanjian kerja sebagaimana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimaksud dalam ayat (1), masa percobaan masa percobaan kerja yang disyaratkan
kerja yang disyaratkan batal demi hukum. tersebut batal demi hukum dan masa kerja
tetap dihitung.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


13.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Ketentuan Pasal 59 dihapus.
Pasal 59 Sebelumnya, perjanjian kerja waktu tertentu
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan
hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang diatur dalam Pasal 59 ayat (1)
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau UU 13/ 2003. Dengan dihapusnya Pasal 59,
kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam maka perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak)
waktu tertentu, yaitu: dapat diterapkan pada jenis pekerjaan apapun.
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang
sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3
(tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan
produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam
percobaan atau penjajakan.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak
dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat
diperpanjang atau diperbaharui.
Pasal 56
(1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu
tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


didasarkan atas:
a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang (3) Jangka waktu atau selesainya suatu Jangka waktu perjanjian kerja waktu tertentu
didasarkan atas jangka waktu tertentu pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud (kontrak) juga tidak terbatas. Sebelumnya,
dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) pada ayat (2) ditentukan berdasarkan jangka waktu ini dibatasi oleh ayat (4) yaitu
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kesepakatan para pihak. total 3 (2+1) tahun. Apabila lebih dari itu,
(satu) kali untuk jangka waktu paling lama maka ayat (7) menyatakan status kerjanya
1 (satu) tahun. demi hukum meningkat dan menjadi
perjanjian kerja waktu tidak tertentu (tetap).
Namun dengan dihapusnya pasal tersebut,
perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak) dapat
diterapkan sampai kapanpun. Bandingkan
dengan Pasal 56 RUU Cipta Kerja. Jangka
waktu perjanjian kerja waktu tertentu
(kontrak) berdasarkan kesepakatan para pihak.
(5) Pengusaha yang bermaksud
memperpanjang perjanjian kerja waktu
tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari
sebelum perjanjian kerja waktu tertentu
berakhir telah memberitahukan maksudnya
secara tertulis kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan.
(6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu
hanya dapat diadakan setelah melebihi
masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari
berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu
yang lama, pembaruan perjanjian kerja
waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1
(satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun.
(7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(4), ayat (5), dan ayat (6) maka demi
hukum menjadi perjanjian kerja waktu
tidak tertentu.
(8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian Ketentuan pelaksananya pun akan diubah dan
Pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan kerja waktu tertentu berdasarkan jangka berpotensi merugikan buruh/ pekerja.
Keputusan Menteri. waktu atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

14.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 61 Pasal 61
(1) Perjanjian kerja berakhir apabila : (1) Perjanjian kerja berakhir apabila :
a. pekerja meninggal dunia; a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian b. berakhirnya jangka waktu perjanjian
kerja; kerja;
c. selesainya suatu pekerjaan tertentu; Pasal 61 RUU Cipta Kerja menambahkan 1
(satu) hal. Bahwa perjanjian kerja berakhir
apabila pekerjaannya sudah selesai. Ini
menegaskan dasar dari perjanjian kerja waktu
tertentu sebagaimana dimaksud Pasal 56 ayat
(2) RUU Cipta Kerja.
c. adanya putusan pengadilan dan/atau d. adanya putusan pengadilan dan/atau
putusan atau penetapan lembaga putusan lembaga penyelesaian
penyelesaian perselisihan hubungan perselisihan hubungan industrial yang
industrial yang telah mempunyai telah mempunyai kekuatan hukum
kekuatan hukum tetap; atau tetap; atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu e. adanya keadaan atau kejadian tertentu
yang dicantumkan dalam perjanjian yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama yang dapat perjanjian kerja bersama yang dapat

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


menyebabkan berakhirnya hubungan menyebabkan berakhirnya hubungan
kerja. kerja.
(2) Perjanjian kerja tidak berakhir karena (2) Perjanjian kerja tidak berakhir karena
meninggalnya pengusaha atau beralihnya meninggalnya pengusaha atau beralihnya
hak atas perusahaan yang disebabkan hak atas perusahaan yang disebabkan
penjualan, pewarisan, atau hibah. penjualan, pewarisan, atau hibah.
(3) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan (3) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan
maka hak-hak pekerja/buruh menjadi maka hak-hak pekerja/buruh menjadi
tanggung jawab pengusaha baru, kecuali tanggung jawab pengusaha baru, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian ditentukan lain dalam perjanjian
pengalihan yang tidak mengurangi hak- pengalihan yang tidak mengurangi hak-
hak pekerja/buruh. hak pekerja/buruh.
(4) Dalam hal pengusaha, orang perseorangan, (4) Dalam hal pengusaha, orang perseorangan,
meninggal dunia, ahli waris pengusaha meninggal dunia, ahli waris pengusaha
dapat mengakhiri per-janjian kerja setelah dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah
merundingkan dengan pekerja/buruh. merundingkan dengan pekerja/buruh.
(5) Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, (5) Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia,
ahli waris pekerja/ buruh berhak ahli waris pekerja/ buruh berhak
mendapatkan hak haknya sesuai dengan mendapatkan hak-haknya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang peraturan perundang-undangan atau hak-
berlaku atau hak hak yang telah diatur hak yang telah diatur dalam perjanjian
dalam perjanjian kerja, peraturan kerja, peraturan perusahaan, atau
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. perjanjian kerja bersama.

15.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 61A RUU Cipta Kerja tampaknya berniat
(1) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu menghibur buruh/ pekerja yang berstatus
berakhir sebagaimana dimaksud dalam perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak).
Pasal 61 ayat (1) huruf b dan huruf c, Pasal 61A ditambahkan untuk mengatur
pengusaha wajib memberikan uang pemberian kompensasi (semacam pesangon)
kompensasi kepada pekerja/buruh. bagi yang perjanjian kerjanya berakhir (putus

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


kontrak). Tapi niat ini sangat diragukan karena
besaran uang kompensasinya tidak jelas dan
baru akan diatur dengan peraturan pemerintah.
(2) Uang kompensasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan kepada
pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja
paling sedikit 1 tahun pada perusahaan
yang bersangkutan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran
uang kompensasi diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

16.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 62 Pasal 62 RUU Cipta Kerja menyatakan mengubah Pasal
Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan 62. Tapi hasil perubahannya sama persis dengan
kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang yang di UU 13/ 2003. Entah bagian mana yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu diubah.
atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan
kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada
pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh
sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja. perjanjian kerja.

17.
Ketentuan Pasal 64 dihapus dan dibahas pada nomor 19.

18.
Ketentuan Pasal 65 dihapus dan dibahas pada nomor 19.

19.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 66 Pasal 66 UU 13/ 2003 diubah. Tidak ada lagi
(1) Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia pembatasan penyediaan jasa buruh/ pekerja
jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan atau alih daya. Akibatnya, hal itu dapat
oleh pemberi kerja untuk melaksanakan diterapkan pada semua jenis pekerjaan.
kegiatan pokok atau kegiatan yang
berhubungan langsung dengan proses
produksi, kecuali untuk kegiatan jasa
penunjang atau kegiatan yang tidak
berhubungan langsung dengan proses
produksi.
(2) Penyedia jasa pekerja/buruh untuk Pasal 66 Kerancuan juga terjadi mengenai perjanjian
kegiatan jasa penunjang atau kegiatan (1) Hubungan kerja antara perusahaan alih pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa
yang tidak berhubungan lang-sung dengan daya dengan pekerja/buruh yang pekerja/buruh. Pasal 66 RUU Cipta Kerja
proses produksi harus memenuhi syarat dipekerjakannya didasarkan pada menggunakan istilah yang maknanya mirip
sebagai berikut : perjanjian kerja waktu tertentu atau yaitu alih daya. Tapi sayang, istilah ini tidak
a. adanya hubungan kerja antara perjanjian kerja waktu tidak tertentu. diberi definisi lebih dulu.
pekerja/buruh dan perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh;
b. perjanjian kerja yang berlaku dalam
hubungan kerja sebagaimana dimaksud
pada huruf a adalah perjanjian kerja
untuk waktu tertentu yang memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 dan/atau perjanjian
kerja waktu tidak tertentu yang dibuat
secara tertulis dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak;
c. perlindungan upah dan kesejahteraan, (2) Perlindungan pekerja/buruh, upah dan
syarat-syarat kerja, serta perselisihan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta
yang timbul menjadi tanggung jawab perselisihan yang timbul menjadi tanggung
perusahaan penyedia jasa jawab perusahaan alih daya.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


pekerja/buruh; dan
d. perjanjian antara perusahaan pengguna
jasa pekerja/buruh dan perusahaan lain
yang bertindak sebagai perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh dibuat
secara tertulis dan wajib memuat pasal-
pasal sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.
(3) Penyedia jasa pekerja/buruh merupakan
bentuk usaha yang berbadan hukum dan
memiliki izin dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan.
(4) Dalam hal ketentuan sebagaimana Sebelumnya, ada konsekuensi hukum apabila
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) huruf a, terjadi pelanggaran atas Pasal 66 ayat (4) UU
huruf b, dan huruf d serta ayat (3) tidak 13/ 2003. Hubungan kerja bisa beralih dari
terpenuhi, maka demi hukum status perusahaan penyedia jasa buruh/ pekerja ke
hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan pemberi kerja. Dalam hal ini,
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh buruh/ pekerja diuntungkan.
beralih menjadi hubungan kerja antara Oleh RUU Cipta Kerja, ayat tersebut dihapus.
pekerja/buruh dan perusahaan pemberi Tidak ada lagi konsekuensi hukum meski
pekerjaan. terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud.
Terbuka potensi penyimpangan penyediaan
jasa buruh/ pekerja oleh pihak yang bukan
badan hukum.
Ketentuan Pasal 64 dihapus.
Pasal 64 Perihal istilah alih daya, makin rancu lagi
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian dengan dihapusnya Pasal 64 dan 65 UU 13/
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan 2003 padahal topiknya terkait.
lainnya melalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh
yang dibuat secara tertulis.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


Ketentuan Pasal 65 dihapus.
Pasal 65 Dengan dihapusnya Pasal 64 dan 65 UU 13/
(1) Penyerahan sebagian pelaksanaan 2003 maka pekerjaan alih daya dapat
pekerjaan kepada perusahaan lain dilakukan secara tidak tertulis dan diterapkan
dilaksanakan melalui perjanjian pem pada semua jenis pekerjaan. Pengusaha/
borongan pekerjaan yang dibuat secara perusahaan akan cenderung menerapkan
tertulis. pekerjaan alih daya. Ayat (8) yang
sebelumnya ada untuk mengatur konsekuensi
hukumnya, sudah dihapuskan.
(2) Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada
perusahaan lain sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan
utama;
b. dilakukan dengan perintah langsung
atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan;
c. merupakan kegiatan penunjang
perusahaan secara keseluruhan; dan
d. tidak menghambat proses produksi
secara langsung.
(3) Perusahaan lain sebagaimana dimaksud (3) Perusahaan alih daya sebagaimana
dalam ayat (1) harus berbentuk badan dimaksud pada ayat (2) berbentuk badan
hukum. hukum dan wajib memenuhi Perizinan
Berusaha.
(4) Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja Kualitas perlindungan kerja dan syarat-syarat
bagi pekerja/buruh pada perusahaan lain lain akan mengalami penurunan. Sebelumnya,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 65 ayat (4) UU 13/ 2003 menyatakan
sekurang-kurangnya sama dengan kualitas perlindungan kerja bagi buruh/
perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pekerja alih daya disamakan dengan yang
pada perusahaan pemberi pekerjaan diterapkan pada perusahaan pemberi kerja

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


atau sesuai dengan peraturan atau sekurang-kurangnya sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku. peraturan perundang-undangan. Oleh RUU
Cipta Kerja, ayat tersebut dihapus. Buruh/
pekerja berpotensi dirugikan.
(5) Perubahan dan/atau penambahan syarat- (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kalau toh hendak dilindungi dengan peraturan
syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat pelindungan pekerja/ buruh sebagaimana perundang-undangan, peraturan
(2) diatur lebih lanjut dengan Keputusan dimaksud pada ayat (2) dan Perizinan pelaksanaannya belum jelas dan ayat (4) baru
Menteri. Berusaha sebagaimana dimaksud pada akan mengaturnya melalui Peraturan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah.
(6) Hubungan kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja
secara tertulis antara perusahaan lain dan
pekerja/buruh yang dipekerjakannya.
(3) Hubungan kerja sebagaimana dimaksud Pekerjaan alih daya dapat selalu didasarkan
dalam ayat (6) dapat didasarkan atas pada perjanjian kerja waktu tertentu karena
perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau Pasal 59 juga sudah dihapuskan.
perjanjian kerja waktu tertentu apabila
memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59.
(4) Dalam hal ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak
terpenuhi, maka demi hukum status
hubungan kerja pekerja/buruh dengan
perusahaan penerima pemborongan beralih
menjadi hubungan kerja pekerja/buruh
dengan perusahaan pemberi pekerjaan.
(5) Dalam hal hubungan kerja beralih ke
perusahaan pemberi pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (8),
maka hubungan kerja pekerja/buruh

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan
hubungan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7).

20.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 77 Pasal 77
(1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan (1) Setiap Pengusaha wajib melaksanakan
ketentuan waktu kerja. ketentuan waktu kerja.
(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada Jam kerja dalam 1 (satu) hari akan bertambah
ayat (1) meliputi: ayat (1) paling lama 8 (delapan) jam 1 panjang. Pasal 77 ayat (2) RUU Cipta Kerja
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 tidak lagi membedakan antara kerja 5 hari
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu (satu) minggu. dengan 6 hari. Dengan demikian, waktu kerja
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 8 (delapan) jam juga dapat diterapkan dalam
(satu) minggu; atau kerja 6 hari.
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu.
(3) Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh
di perusahaan diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana Pasal 77A


dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku (1) Pengusaha dapat memberlakukan waktu
bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. kerja yang melebihi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
ayat (2) untuk jenis pekerjaan atau sektor
usaha tertentu.
(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan berdasarkan skema

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


periode kerja.
(4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis Mengenai ketentuan waktu kerja, baik UU 13/
sektor usaha atau pekerjaan tertentu pekerjaan atau sektor usaha tertentu serta 2003 maupun RUU Cipta Kerja mengatur
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) skema periode kerja diatur dengan penyimpangannya. Tapi ketentuan tersebut
diatur dengan Keputusan Menteri. Peraturan Pemerintah. bisa diubah. Sebab peraturan pelaksanaannya
akan diubah dari Keputusan Menteri menjadi
Peraturan Pemerintah.

21.
Penambahan Pasal 77A dibahas pada nomor 20.

22.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 78 Pasal 78
(1) Pengusaha yang mempekerjakan (1) Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja pekerja/buruh melebihi waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
ayat (2) harus memenuhi syarat : ayat (2) harus memenuhi syarat:
a. ada persetujuan pekerja/buruh yang a. ada persetujuan pekerja/buruh yang
bersangkutan; dan bersangkutan; dan
b. waktu kerja lembur hanya dapat b. waktu kerja lembur hanya dapat Dengan diubahnya Pasal 78 ayat (1) huruf b
dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dilakukan paling banyak 4 (empat) maka waktu kerja lembur bertambah panjang
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat jam dalam 1 (satu) hari dan 18 menjadi 4 (empat) jam sehari dan 18 (delapan
belas) jam dalam 1 (satu) minggu. (delapan belas) jam dalam 1 (satu) belas) jam seminggu.
minggu.
(2) Pengusaha yang mempekerjakan (2) Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja pekerja/buruh melebihi waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
wajib membayar upah kerja lembur. membayar upah kerja lembur.
(3) Ketentuan waktu kerja lembur (3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku
huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha bagi pekerjaan atau sektor usaha tertentu.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


atau pekerjaan tertentu.
(4) Ketentuan mengenai waktu kerja lembur (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja Ketentuan lebih lanjut tentang waktu dan upah
dan upah kerja lembur sebagaimana lembur dan upah kerja lembur diatur dengan kerja lembur termasuk perkecualiannya juga
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Pemerintah. dapat berubah seiring perubahan peraturan
diatur dengan Keputusan Menteri. pelaksanaan yang diatur pada ayat (4).

23.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 79 Pasal 79
(1) Pengusaha wajib memberi waktu istirahat (1) Pengusaha wajib memberi:
dan cuti kepada pekerja/buruh. a. waktu istirahat; dan
(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana b. cuti.
dimaksud dalam ayat (1), meliputi : (2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud
a. istirahat antara jam kerja, sekurang pada ayat (1) huruf a wajib diberikan
kurangnya setengah jam setelah kepada pekerja/buruh paling sedikit
bekerja selama 4 (empat) jam terus meliputi:
menerus dan waktu istirahat tersebut a. istirahat antara jam kerja, paling
tidak termasuk jam kerja; sedikit setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terus menerus
dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja; dan
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk Jumlah hari kerja dalam seminggu turut
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) berubah sehingga tidak dimungkinkan kerja 5
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 minggu. (lima) hari. Pasal 79 ayat (2) huruf b RUU
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) Cipta Kerja hanya mengizinkan istirahat
minggu; mingguan 1 (satu) hari. Ketentuan ini seirama
dengan Pasal 77 ayat (2) RUU Cipta Kerja.
c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(dua belas) hari kerja setelah huruf b yang wajib diberikan kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan pekerja/buruh yaitu cuti tahunan, paling
bekerja selama 12 (dua belas) bulan sedikit 12 (dua belas) hari kerja setelah
secara terus-menerus; dan pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


selama 12 (dua belas) bulan secara terus-
menerus.
(4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.
d. istirahat panjang sekurang- (5) Selain waktu istirahat dan cuti Sifat hak istirahat/ cuti panjang juga berubah
kurangnya 2 (dua) bulan dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat sehingga tidak lagi mutlak. Pengusaha/
dilaksanakan pada tahun ketujuh dan (2), dan ayat (3), perusahaan dapat perusahaan tidak wajib memenuhinya bagi
kedelapan masing-masing 1 (satu) memberikan cuti panjang yang diatur buruh/ pekerja.
bulan bagi pekerja/buruh yang telah dalam perjanjian kerja, peraturan
bekerja selama 6 (enam) tahun secara perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
terus-menerus pada perusahaan yang
sama dengan ketentuan pekerja/buruh
tersebut tidak berhak lagi atas istirahat
tahunannya dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya berlaku untuk
setiap kelipatan masa kerja 6 (enam)
tahun.
(3) Pelaksanaan waktu istirahat tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf c diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
(4) Hak istirahat panjang sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf d hanya
berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja
pada perusahaan tertentu.
(5) Perusahaan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan
Keputusan Menteri.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


24.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88 Pasal 88
(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh (1) Setiap pekerja/buruh berhak atas
penghasilan yang memenuhi penghidupan penghidupan yang layak bagi
yang layak bagi kemanusiaan. kemanusiaan.
(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang (2) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan Pasal 88 ayat (2) RUU Cipta Kerja
memenuhi penghidupan yang layak bagi pengupahan nasional sebagai salah satu menambahkan kata “nasional” sehingga
kemanusiaan sebagaimana dimaksud upaya mewujudkan hak pekerja/buruh atas frasanya menjadi “kebijakan pengupahan
dalam ayat (1), pemerintah menetapkan penghidupan yang layak bagi nasional”. Ada atau tidak dan bagaimana
kebijakan pengupahan yang melindungi kemanusiaan. perbedaannya, belum jelas karena ayat (3)
pekerja/buruh. menyatakan hal itu masih akan diatur dalam
peraturan pemerintah.
(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan Pasal 88 ayat (3) UU 13/ 2003 dihapus.
pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pengupahan nasional diatur dalam Dengan demikian justru makin tidak jelas
dalam ayat (2) meliputi : Peraturan Pemerintah. implementasi kebijakan pengupahan.
a. upah minimum;
b. upah kerja lembur;
c. upah tidak masuk kerja karena
berhalangan;
d. upah tidak masuk kerja karena
melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya;
e. upah karena menjalankan hak waktu
istirahat kerjanya;
f. bentuk dan cara pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
h. hal-hal yang dapat diperhitungkan
dengan upah;
i. struktur dan skala pengupahan yang
proporsional;
j. upah untuk pembayaran pesangon; dan

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


k. upah untuk perhitungan pajak
penghasilan.
(4) Pemerintah menetapkan upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
huruf a berdasarkan kebutuhan hidup
layak dan dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

25.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88A
(1) Hak pekerja/buruh atas upah timbul pada
saat terjadi hubungan kerja antara
pekerja/buruh dengan pengusaha dan
berakhir pada saat putusnya hubungan
kerja.
(2) Pengusaha wajib membayar upah kepada Upah berdasarkan kesepakatan yaitu yang
pekerja/buruh sesuai kesepakatan atau lebih tinggi dari upah minimum. Hal ini sesuai
sesuai ketentuan peraturan perundang- dengan Pasal 90A.
undangan.
(3) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh
upah yang sama untuk pekerjaan yang
sama nilainya.

26.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88B Pasal 88B tidak ada pembahasan.
Upah ditetapkan berdasarkan:
a. satuan waktu; dan/atau
b. satuan hasil.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


27.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88C Pasal 88C tidak ada pembahasan.
(1) Gubernur menetapkan upah minimum
sebagai jaring pengaman.
(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan upah minimum
provinsi.

28.
Penambahan Pasal 88D dibahas pada nomor 32.

29.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88E Penyimpangan terhadap upah minimum dapat
(1) Untuk menjaga keberlangsungan usaha dan dilakukan pada industri padat karya berdasarkan
memberikan perlindungan kepada
Pasal 88E ayat (1) RUU Cipta Kerja. Hal ini
pekerja/buruh industri padat karya, pada pasti merugikan karena buruh/ pekerja akan
industri padat karya ditetapkan upah menerima upah minimum yang lebih rendah.
minimum tersendiri.
(2) Upah minimum pada industri padat karya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
ditetapkan oleh Gubernur.
(3) Upah minimum pada industri padat karya Lebih mengenaskan, formula perhitungannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum jelas dan menurut ayat (4) baru akan
dihitung dengan menggunakan formula diatur dengan peraturan pemerintah.
tertentu.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah
minimum industri padat karya dan formula
tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Penerapan upah minimum industri padat karya
merupakan pelanggaran terhadap Pasal 88 RUU

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


Cipta Kerja yaitu hak buruh/ pekerja atas
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
RUU Cipta Kerja melanggar dirinya sendiri.

30.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88F
(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 88C ayat (2) dan Pasal 88E
ayat (1) berlaku bagi pekerja/buruh dengan
masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun pada
perusahaan yang bersangkutan.
Ketentuan Pasal 90 dihapus.
Pasal 90 (2) Pengusaha dilarang membayar upah lebih Larangan membayar upah lebih rendah dari
(1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana upah minimum juga diterapkan oleh RUU
rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud pada Pasal 88C ayat (2) dan Cipta Kerja. Tapi penerapannya bisa berbeda
dimaksud dalam Pasal 89. Pasal 88E ayat (1). karena ada 2 (dua) jenis upah minimum.
(2) Bagi pengusaha yang tidak mampu
membayar upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan
penangguhan.
(3) Tata cara penangguhan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.

31.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 88G Di luar nalar, pemerintah justru membuka
(1) Dalam hal gubernur: peluang dirinya ditekan oleh pengusaha/
a. tidak menetapkan upah minimum perusahaan. Upah minimum industri padat karya
dan/atau upah minimum industri padat sesuai Pasal 88G RUU Cipta Kerja, apabila
karya; atau tidak ditetapkan maka gubernur dikenai sanksi.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


b. menetapkan upah minimum dan/atau Pasal ini jelas akan digunakan sebagai
upah minimum industri padat karya pembenaran untuk bersikeras menetapkan upah
tidak sesuai dengan ketentuan, minimum industri padat karya.
dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang
pemerintahan daerah.
(2) Dalam hal gubernur dikenakan sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), upah
minimum yang berlaku yaitu upah minimum
tahun sebelumnya.

32.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Ketentuan Pasal 89 dihapus.
Pasal 89 Dengan dihapusnya Pasal 89 maka upah
(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud minimum berdasarkan sektor atau yang lazim
dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat disebut upah minimum sektoral ditiadakan.
terdiri atas : Hal tersebut tentu berdampak negatif karena
a. upah minimum berdasarkan wilayah selama ini buruh/ pekerja diuntungkan dari
provinsi atau kabupaten/kota; upah minimum sektoral yang lebih tinggi.
b. upah minimum berdasarkan sektor
pada wilayah provinsi atau
kabupaten/kota.
(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diarahkan kepada
pencapaian kebutuhan hidup layak.
(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan Pasal 88D Komponen kebutuhan hidup layak yang
pencapaian kebutuhan hidup layak (1) Upah minimum sebagaimana dimaksud selama ini dipertimbangkan terkait upah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dalam Pasal 88C ayat (2) dihitung dengan minimum, akan ditiadakan karena Pasal 89
diatur dengan Keputusan Menteri. menggunakan formula perhitungan upah UU 13/ 2003 dihapus.
minimum sebagai berikut: Berdasarkan Pasal 88D ayat (1) RUU

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


UMt+1 = UMt + (UMt x %PEt). Cipta Kerja, pertambahan upah minimum tiap
tahun ditentukan dari Produk Domestik Bruto.
Penjelasan:
 UMt+1 yaitu upah minimum yang akan
ditetapkan.
 UMt yaitu upah minimum tahun
berjalan.
 %PEt yaitu besaran pertumbuhan
Produk Domestik Bruto wilayah
provinsi.
(2) Untuk pertama kali setelah berlakunya Setelah RUU Cipta Kerja disahkan, upah
Undang-Undang tentang Cipta Kerja, UMt minimum pertama akan ditentukan secara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung oleh pemerintah sesuai Pasal 88D
merupakan upah minimum yang ayat (2) RUU Cipta Kerja.
ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan pelaksanaan Undang-Undang
Ketenagakerjaan terkait pengupahan.
(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud (3) Data yang digunakan untuk menghitung Penentuan upah minimum menurut Pasal 89 ayat
dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur upah minimum sebagaimana dimaksud pada (3) UU 13/ 2003 sebelumnya melibatkan
dengan memperhatikan rekomendasi dari ayat (1) merupakan data yang bersumber sejumlah pihak dalam Dewan Pengupahan.
Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau dari lembaga yang berwenang di bidang Fungsi kontrol diharapkan efektif dengan
Bupati/Walikota. statistik. pelibatan pihak-pihak tersebut.
Namun fungsi itu dipastikan lenyap karena
penghitungan upah minimum harus dilakukan
dengan data yang berasal dari lembaga yang
berwenang di bidang statistik (Badan Pusat
Statistik). Lembaga inilah yang nantinya paling
berpengaruh dalam penentuan upah minimum.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah
minimum diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

33.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


Ketentuan Pasal 90 dihapus dan dibahas pada nomor 30.

34.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 90A Pasal 90A tidak ada pembahasan.
Upah di atas upah minimum ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha
dengan pekerja/buruh di perusahaan.

35.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 90B Pengecualian upah minimum pada Usaha
(1) Ketentuan upah minimum sebagaimana Mikro dan Kecil adalah pelanggaran atas
dimaksud dalam Pasal 88C ayat (2) dan prinsip penghidupan yang layak bagi
Pasal 88E ayat (1) dikecualikan bagi kemanusiaan (Pasal 88 RUU Cipta Kerja).
Usaha Mikro dan Kecil. Menerapkan pengecualian tersebut berarti
(2) Upah pada Usaha Mikro dan Kecil negara membiarkan warganya hidup tidak
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara layak dan mengabaikan kemanusiaan. Lagi-
pengusaha dengan pekerja/buruh di lagi, RUU ini melanggar dirinya sendiri.
perusahaan.
(3) Kesepakatan upah sebagaimana dimaksud Syarat yang ditetapkan hanya angka garis
pada ayat (2) harus di atas angka garis kemiskinan. Sumber datanya pun harus dari
kemiskinan yang diterbitkan oleh lembaga lembaga yang berwenang di bidang statistik
yang berwenang di bidang statistik. (Badan Pusat Statistik). Berarti, taraf hidup
miskin ditentukan sepihak oleh negara dan
warga dibiarkan hidup dalam keadaan miskin.
(4) Ketentuan mengenai kriteria Usaha Mikro
dan Kecil sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Diprediksi, kebijakan penyimpangan upah
minimum pada Usaha Mikro dan Kecil akan
menggeser pola produksi. Perusahaan

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


menengah dan besar akan cenderung
melimpahkan pemborongan produksi pada
perusahaan mikro dan kecil. Hal ini untuk
mengeruk lebih banyak laba bagi perusahaan
dengan cara menekan biaya tenaga kerja.

36.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 91 Ketentuan Pasal 91 dihapus. Pada Pasal 91 ayat (1) UU 13/ 2003 tersirat
(1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan fungsi serikat buruh/ pekerja dalam
atas kesepakatan antara pengusaha dan kesepakatan pengaturan pengupahan di
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat perusahaan. Dengan dihapuskannya pasal 91
buruh tidak boleh lebih rendah dari maka fungsi tersebut ikut hilang.
ketentuan pengupahan yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, kesepakatan tersebut batal demi
hukum, dan pengusaha wajib membayar
upah pekerja/buruh menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

37.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 92 Pasal 92 Perubahan pada Pasal 92 ayat (1) RUU Cipta
(1) Pengusaha menyusun struktur dan skala (1) Pengusaha menyusun struktur dan skala Kerja menghilangkan faktor yang
upah dengan memperhatikan golongan, upah di perusahaan. dipertimbangkan dalam penyusunan struktur
jabatan, masa kerja, pendidikan, dan dan skala upah yaitu golongan, jabatan, masa
kompetensi. Penjelasan: kerja, pendidikan, dan kompetensi. Hal ini
Penyusunan struktur dan skala upah bertentangan dengan penjelasan ayat tersebut

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


dimasudkan sebagai pedoman penetapan upah bahwa yang terjadi justru ketidakpastian upah.
sehingga terdapat kepastian upah tiap Senada dengan Pasal 90A RUU Cipta Kerja,
pekerja/buruh serta mengurangi kesenjanganupah di atas upah minimum ditetapkan belum
antara upah terendah dan tertinggi di tentu mengacu pada pedoman tertentu tapi
perusahaan yang bersangkutan. semata-mata berdasarkan kesepakatan.
Alhasil, kesenjangan antara upah terendah dan
tertinggi di perusahaan bukan makin
berkurang tapi malah bertambah lebar.
(2) Struktur dan skala upah sebagaimana Pembatasan pada Pasal 92 ayat (2) RUU Cipta
dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai Kerja ditafsirkan terbalik (argumentum a
pedoman untuk penetapan upah contrario). Bahwa buruh/ pekerja dengan upah
berdasarkan satuan waktu. berdasarkan satuan hasil sebagaimana
dimaksud Pasal 88B, tidak akan menikmati
manfaat dari struktur dan skala upah.
(2) Pengusaha melakukan peninjauan upah Pasal 92A
secara berkala dengan memperhatikan Pengusaha melakukan peninjauan upah secara
kemampuan perusahaan dan produktivitas. berkala dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan dan produktivitas.

38.
Ketentuan Pasal 92A dipadankan dengan Pasal 92 ayat (2) UU 13/ 2003 pada nomor 37.

39.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 93 Pasal 93
(1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh (1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh
tidak melakukan pekerjaan. tidak melakukan pekerjaan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha ayat (1) tidak berlaku dan pengusaha wajib
wajib membayar upah apabila : membayar upah apabila:
a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak a. pekerja/buruh tidak masuk kerja Istilah “berhalangan” pada Pasal 93 ayat (2)
dapat melakukan pekerjaan; dan/atau tidak melakukan pekerjaan huruf a RUU Cipta Kerja tidak pernah

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan karena berhalangan; didefinisikan sebelumnya. Tak satupun
pekerjaannya karena sedang penjelasan yang menerangkan batasan
menjalankan kewajiban terhadap Pasal 153 “berhalangan”. Tapi dengan penafsiran
negara; (1) Pengusaha dilarang melakukan sistematis-logis, ada sedikit petunjuk
pemutusan hubungan kerja dengan mengenai istilah “berhalangan” yaitu dari
alasan: Pasal 153 ayat (1) huruf a dan b. Dari bagian
a. pekerja/buruh berhalangan masuk itu dapat ditafsirkan bahwa 2 batasan
kerja karena sakit menurut “berhalangan” adalah sakit dan memenuhi
keterangan dokter selama waktu kewajiban terhadap negara.
tidak melampaui 12 (dua belas)
bulan secara terus-menerus;
b. pekerja/buruh berhalangan
menjalankan pekerjaannya karena
memenuhi kewajiban terhadap
negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
Pasal 93 Syarat persetujuan pengusaha/ perusahaan
(2) yang diatur pada Pasal 93 ayat (2) huruf b
b. pekerja/buruh tidak masuk kerja pasti merugikan. Pengusaha/ perusahaan akan
dan/atau tidak melakukan pekerjaan cenderung tidak menyetujui buruh/ pekerja
karena melakukan kegiatan lain di luar meninggalkan pekerjaan.
pekerjaannya dan telah mendapatkan Dari perspektif ilmu hukum, ini sudah
persetujuan pengusaha; tidak bisa lagi dikategorikan sebagai hak
karena pemenuhannya malah mensyaratkan
persetujuan dari pihak dengan kepentingan
berseberangan. Dalam melindungi hak buruh/
pekerja, fungsi negara sudah tidak berguna
lagi. Dengan mengembalikan persoalan pada
para pihak, sifat publik dari hukum
perburuhan/ ketenagakerjaan di bagian ini
lambat laun bergeser menjadi hukum privat.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


b. pekerja/buruh perempuan yang sakit Pasal 93 ayat (2) tidak mengatur perihal tidak
pada hari pertama dan kedua masa bekerja karena haid. Namun haid dapat
haidnya sehingga tidak dapat dimaknai sakit. Karena itu, pengaturannya
melakukan pekerjaan; masih tercakup dalam huruf a.
f. pekerja/buruh bersedia melakukan c. pekerja/buruh bersedia melakukan
pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, pengusaha tidak mempekerjakannya
baik karena kesalahan sendiri maupun karena kesalahan pengusaha sendiri
halangan yang seharusnya dapat atau halangan yang seharusnya dapat
dihindari pengusaha; dihindari pengusaha; atau
g. pekerja/buruh melaksanakan hak d. pekerja/buruh tidak masuk kerja
istirahat; dan/atau tidak melakukan pekerjaan
karena menjalankan hak waktu
istirahat atau cutinya.
c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja Empat bagian pada Pasal 93 ayat (2) huruf c,
karena pekerja/buruh menikah, e, h, dan i UU 13/ 2003 ditiadakan oleh RUU
menikahkan, mengkhitankan, Cipta Kerja. Bisa disimpulkan dengan
membaptiskan anaknya, isteri penafsiran terbalik (argumentum a contrario)
melahirkan atau keguguran kandungan, bahwa buruh/ pekerja yang tidak bekerja
suami atau isteri atau anak atau karena alasan-alasan tersebut akan dipotong
menantu atau orang tua atau mertua atau tidak dibayar upahnya.
atau anggota keluarga dalam satu
rumah meninggal dunia;
e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena menjalankan
ibadah yang diperintahkan agamanya;
h. pekerja/buruh melaksanakan tugas
serikat pekerja/serikat buruh atas
persetujuan pengusaha; dan
i. pekerja/buruh melaksanakan tugas
pendidikan dari perusahaan.
(3) Upah yang dibayarkan kepada Meski penafsiran sistematis-logis dari Pasal

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


pekerja/buruh yang sakit sebagaimana 153 ayat (1) huruf a dan b RUU Cipta Kerja
dimaksud dalam ayat (2) huruf a sebagai memungkinkan sakit dimaknai sebagai
berikut : berhalangan, namun dengan dihapusnya
a. untuk 4 (empat) bulan pertama, ketentuan Pasal 93 ayat (3) UU 13/ 2003 maka
dibayar 100% (seratus perseratus) dari perhitungan upah tersebut justru menjadi tidak
upah; jelas. Katakanlah nanti diatur oleh peraturan
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar pemerintah sebagaimana dimaksud Pasal 93
75% (tujuh puluh lima perseratus) dari ayat (3) RUU Cipta Kerja, maka ketentuannya
upah; diprediksi akan berubah.
c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar
50% (lima puluh perseratus) dari upah;
dan
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25%
(dua puluh lima perseratus) dari upah
sebelum pemutusan hubungan kerja
dilakukan oleh pengusaha.
(4) Upah yang dibayarkan kepada Makin meyakinkan Pasal 93 ayat (2) huruf c
pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja UU 13/ 2003 ditiadakan karena ayat (4) yang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mengatur perhitungan upahnya pun sudah
huruf c sebagai berikut : dihapus. Dengan demikian, buruh/ pekerja
a. pekerja/buruh menikah, dibayar untuk yang tidak bekerja karena alasan sebagaimana
selama 3 (tiga) hari; dimaksud pada huruf c pasti dipotong atau
b. menikahkan anaknya, dibayar untuk tidak dibayar upahnya.
selama 2 (dua) hari;
c. mengkhitankan anaknya, dibayar untuk
selama 2 (dua) hari
d. membaptiskan anaknya, dibayar untuk
selama 2 (dua) hari;
e. isteri melahirkan atau keguguran
kandungan, dibayar untuk selama 2
(dua) hari;
f. suami/isteri, orang tua/mertua atau

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


anak atau menantu meninggal dunia,
dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan
g. anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia, dibayar untuk selama
1 (satu) hari.
(5) Pengaturan pelaksanaan ketentuan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Karena ketentuan Pasal 93 ayat (2) RUU Cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pembayaran upah sebagaimana dimaksud Kerja masih akan diatur lebih lanjut dengan
ditetapkan dalam perjanjian kerja, pada ayat (2) diatur dalam Peraturan peraturan pemerintah, maka pelaksanaannya
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja Pemerintah. belum pasti. Dan hal itu tidak lagi wajib
bersama. tercantum dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, maupun perjanjian kerja bersama
karena redaksi Pasal 93 ayat (5) UU 13/ 2003
sudah diubah.

40.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 94 Pasal 94 Redaksi Pasal 94 dari UU 13/ 2003 maupun
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah Dalam hal komponen upah terdiri atas upah RUU Cipta Kerja berubah sedikit tapi
pokok dan tunjangan tetap maka besarnya pokok dan tunjangan tetap, besarnya upah substansinya sama sekali tidak berubah.
upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh pokok paling sedikit 75 % (tujuh puluh lima
lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan perseratus) dari jumlah upah pokok dan
tunjangan tetap. tunjangan tetap.

41.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 95 Penghapusan Pasal 95 ayat (1) UU 13/ 2003
(1) Pelanggaran yang dilakukan oleh bukan serta-merta berarti denda tidak dapat
pekerja/buruh karena kesengajaan atau dikenakan terhadap kesalahan buruh/ pekerja.
kelalaiannya dapat dikenakan denda. Ketentuan mengenai hal ini masih dapat diatur
oleh pengusaha/ perusahaan pada perjanjian
kerja dan atau peraturan perusahaan.
(2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau Sebaliknya, karena Pasal 95 ayat (2) dan (3)

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


kelalaiannya mengakibatkan dihapus maka pengusaha/ perusahaan tidak
keterlambatan pembayaran upah, akan dikenakan denda walau terlambat
dikenakan denda sesuai dengan persentase membayar upah.
tertentu dari upah pekerja/buruh.
(3) Pemerintah mengatur pengenaan denda
kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh,
dalam pembayaran upah.
(4) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit Pasal 95
atau dilikuidasi berdasarkan peraturan (1) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit
perundang-undangan yang berlaku, maka atau dilikuidasi berdasarkan ketentuan
upah dan hak-hak lainnya dari peraturan perundang-undangan, upah dan
pekerja/buruh merupakan utang yang hak lainnya yang belum diterima oleh
didahulukan pembayarannya. pekerja/buruh merupakan utang yang
didahulukan pembayarannya.
(2) Upah pekerja/buruh sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didahulukan
pembayarannya sebelum pembayaran
kepada para kreditur pemegang hak
jaminan kebendaan.
(3) Hak lainnya dari pekerja/buruh Pasal 95 ayat (3) RUU Cipta Kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan keuntungan bagi kreditur
didahulukan pembayarannya setelah pemegang hak jaminan kebendaan.
pembayaran kepada para kreditur Piutangnya lebih didahulukan daripada hak-
pemegang hak jaminan kebendaan. hak lainnya dari buruh/ pekerja (pesangon dll).
Ayat ini pada dasarnya menguatkan putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 67/ PUU-XI/
2013. Bahwa setelah tagihan dari kreditur
separatis tersebut dipenuhi dan masih terdapat
sisa harta kekayaan pengusaha/ perusahaan,
barulah hak-hak lainnya dari buruh/ pekerja
itu bisa dipenuhi.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


42.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Ketentuan Pasal 96 dihapus.
Pasal 96 Pasal 96 sudah dicabut oleh Putusan
Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/ PUU-X/
segala pembayaran yang timbul dari hubungan 2012.
kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui
jangka waktu 2 (dua) tahun sejak timbulnya
hak.

43.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 98 Pasal 98 Perubahan pada Pasal 98 ayat (1) berpengaruh
(1) Untuk memberikan saran, pertimbangan, (1) Untuk memberikan saran dan terhadap bentuk kelembagaan dewan
dan merumuskan kebijakan pengupahan pertimbangan kepada Pemerintah dalam pengupahan. Sebelumnya, UU 13/ 2003
yang akan ditetapkan oleh pemerintah, rangka perumusan kebijakan pengupahan mengatur bentuk dewan pengupahan
serta untuk pengembangan sistem serta pengembangan sistem pengupahan berjenjang mulai dari tingkat nasional,
pengupahan nasional dibentuk Dewan nasional dibentuk dewan pengupahan. provinsi, sampai kabupaten/ kota. Jenjang
Pengupahan Nasional, Provinsi, dan tersebut tidak lagi diatur pada RUU Cipta
Kabupaten/Kota. Kerja. Tidak jelas apakah di tingkat provinsi
dan kabupaten/ kota masih ada dewan
pengupahan atau ditiadakan.
(2) Keanggotaan Dewan Pengupahan (2) Dewan pengupahan terdiri atas unsur
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pemerintah, organisasi pengusaha, serikat
terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pekerja/serikat buruh, pakar dan
pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, akademisi.
perguruan tinggi, dan pakar.
(3) Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Dihapusnya Pasal 98 ayat (3) UU 13/ 2003
Nasional diangkat dan diberhentikan oleh makin menguatkan bahwa bentuk
Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan kelembagaan berjenjang dewan pengupahan
Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota seperti dimaksud ayat (1) betul-betul

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


diangkat dan diberhentikan oleh Gubenur/ ditiadakan.
Bupati/Walikota.
(4) Ketentuan mengenai tata cara (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Jenis peraturan pelaksanaan pada Pasal 96
pembentukan, komposisi keanggotaan, tata pembentukan, komposisi keanggotaan, tata ayat (4) UU 13/ 2003 akan diubah dengan
cara pengangkatan dan pemberhentian cara pengangkatan dan pemberhentian Pasal 96 ayat (3) RUU Cipta Kerja.
keanggotaan, serta tugas dan tata kerja keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Diprediksi, substansinya pun juga akan
Dewan Pengupahan sebagaimana dewan pengupahan, diatur dengan berubah.
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), Peraturan Pemerintah.
diatur dengan Keputusan Presiden.

27.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 150 Pasal 150 Redaksi pada Pasal 150 diubah sedikit tapi
Ketentuan mengenai pemutusan hubungan Pemutusan hubungan kerja dalam Undang- substansinya sama persis.
kerja dalam undang-undang ini meliputi Undang ini meliputi pemutusan hubungan
pemutusan hubungan kerja yang terjadi di kerja yang terjadi di badan usaha yang
badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, berbadan hukum atau tidak, milik orang
milik orang perseorangan, milik persekutuan perseorangan, milik persekutuan atau milik
atau milik badan hukum, baik milik swasta badan hukum, baik milik swasta maupun milik
maupun milik negara, maupun usaha-usaha negara, milik usaha sosial maupun usaha lain
sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai yang mempunyai pengurus dan
pengurus dan mempekerjakan orang lain mempekerjakan orang lain dengan membayar
dengan membayar upah atau imbalan dalam upah atau imbalan dalam bentuk lain.
bentuk lain.

28.
UU 13/ 2003 RUU Cipta Kerja Catatan Kritis
Pasal 151 Pasal 151 Dengan perubahan redaksi pada Pasal 151
(1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat (1) Pemutusan hubungan kerja dilaksanakan ayat (1) UU 13/ 2003, semangat
pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, berdasarkan kesepakatan antara pengusaha mempertahankan hubungan kerja akan pupus.
dengan segala upaya harus mengusahakan dengan pekerja/buruh. Pemerintah sudah tidak lagi dibebani
agar jangan terjadi pemutusan hubungan tanggung jawab untuk mencegah pemutusan

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR


kerja. hubungan kerja. Pasal 151 ayat (1) RUU Cipta
Kerja menyerahkan persoalan ini sepenuhnya
pada kesepakatan antara pengusaha dengan
buruh/ pekerja.
(2) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, Lenyaplah fungsi serikat buruh/ pekerja
tetapi pemutusan hubungan kerja tidak sebagai perunding terkait pemutusan
dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja bersamaan dengan
hubungan kerja wajib dirundingkan oleh dihapuskannya Pasal 151 ayat (2) UU 13/
pengusaha dan serikat pekerja/serikat 2003.
buruh atau dengan pekerja/buruh apabila
pekerja/buruh yang bersangkutan tidak
menjadi anggota serikat pekerja/serikat
buruh.
(3) Dalam hal perundingan sebagaimana (2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai,
menghasilkan persetujuan, pengusaha penyelesaian pemutusan hubungan kerja
hanya dapat memutuskan hubungan kerja dilakukan melalui prosedur penyelesaian
dengan pekerja/buruh setelah memperoleh perselisihan hubungan industrial sesuai
penetapan dari lembaga penyelesaian dengan ketentuan peraturan perundang-
perselisihan hubungan industrial. undangan.

JARINGAN KOMUNIKASI SERIKAT PEKERJA PERBANKAN (JARKOM SP PERBANKAN) JAWA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai