Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Yayuk Paramita : 1720301010
2. Destiana : 1730301028
3. Mira Rahma : 1930301015
DOSEN PENGAMPU :
MUHAMMAD AMIN, M.HUM
3 Ibid,hlm.55
kearah mana tranformasi itu dilakukan, yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena
berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu. Yaitu yang berdasarkan tiga hal : cita-cita manusia,
libersi, dan ketiga transendensi.
Cita-cita profetif dapat dilihat dalam kandungan surat Ali-Imran ayat 110 :
“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Tujuan pertama ialah memanusiakan manusia; seperti Industrialisasi yang kini terjadi
kadang menjadikan manusia sebagian dari masyarakat abtrak tanpa wilayah kemanusiaan. Kita
menjalani obyektifasi ketika berada di tengah-tengah mesin politik dan mesin pasar, manusia telah
menjadi bagian dari sekrup mesin yang tidak lagi menyadari keberadaanya secara utuh.
Kedua liberasi bertujuan pembebasan manusia dari kungkungan teknologi, dan memeras
kehidupan orang miskin yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha membebaskan
manusia dari belenggu yang kita buat sendiri. Ketiga tujuan transendensi adalah menumbuhkan
dimensi transendental dalam kebudayaan. Dan yang harus kita lakukan membersihkan diri dengan
meningkatkan kehidupan pada dimensi transendentalnya.
Dengan ilmu sosial Profetik kita di haruskan mempunyai pandangan bahwa sumber ilmu
bukan hanya berasal dari rasio dan empiri sebagaimana yang dianut dalam masyarakat barat, tetapi
juga dari wahyu. Dengan ilmu sosial yang demikian maka umat islam akan dapat meluruskan gerak
langkah perkembangan ilmu pengetahun yang terjadi saat ini dan juga meredam berbagai
kerusuhan sosial dan tindakan kriminal. Fenomena kerusuhan tindakan kriminal, bencana
kebakaran hutan, penyimpangan sosial, dan masaalah sosial lainnya bukan masalah yang berdiri
sendiri, semua itu merupakn produk sistem dan pola pikir. Pemecahan terhadp masalah tersebut
salah satu alternatif adalah dengan memberikn nuansa keagamaan pada ilmu sosial. Yang oleh
Kuntowijoyo disebut sebagai ilmu sosial profetik. 4
C. Peran Ilmu Sosial Profetik pada Era Globalisasi
Dengan ilmu sosial profetik yang kita bangun dari ajaran Islam kita tidak perlu takut atau
khawatir terhadap dominasi sains Barat dan arus globalisasi yang terjadi saat ini. Islam selalu
membuka diri terhadap seluruh warisan peradaban. Islam adalah sebuah paradigma terbuka. Sejak
beberapa abad yang lalu Islam mewarisi tradisi sejarah dari seluruh warisan peradaban manusia.
Kita tidak membangun dari ruang yang hampa seperti dalam kandungan surat Al Maidah ayat 3
6 Poeradisastra, Sumbangan Islam Terhadap Peradaban Modern,( Jakarta: P3M, 1982),hlm. 123
7 Jalaludin Rahmat, Islam Alternatif, ( Bandung: Mizan, 1991),hlm. 42
yang ditandai dengan adanya perubahan bidang ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dan
sebagainya.
Islam selalu membuka diri terhadap seluruh warisan kebudayan sejak beberapa abad yang
lalu islam mewarisi peradaban manusia. Kita tidak membangun dari ruang hampa hal tersebut
dapat dipahami dari kandungan surat al-maidah ayat 3. kata “telah KU- sempurnakan agama-mu”
mengandung arti bukan membangun dari ruang hampa melainkan dari bahan-bahan yang sudah
ada. Hal demikian dapat dilihat dari kenyataan sejarah semua agama dan peradapan mengalami
proses meminjam dan memberi dalam interaksi mereka satu sama lain sepanjang sejarah. Dalam
bidang IPTEK Islam bukanlah agama yang tertutup. Islam adalah paradigma terbuka sebagai mata
rantai peradaban dunia. Islam mewarisi peradapan yunani dari barat dan peradaban persia, india,
dan cina dari timur. Ketika abad VIII – XV peradaban barat dan timur tenggelam dan mengalami
kemerosotan. Islam bertindak sebagai pewaris utama kemudian diambil alih oleh barat sekarang.
Islam mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pertahanan Sasanid
dan logika Yunani dan sebagainnya.
Namun dalam proses penerimaannya itu terdapat dialektika internal. Mislnya untuk bidang
pengkajian tertentu Islam menolak bagian logika Yunani yang sangat rasional, diganti dengan cara
berfikir yang menekankan rasa seperti yang dikenal dalam Tasawuf. Al-Qur’an sebagai sumber
utama ajaran islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam setting sosial aktual,
respon normatifnya mereflaksikan kondisi sosial aktual itu. Meskipun jelas bahwa al-Quran
memiliki cita-cita sosial tertentu. Bukti sejarah memperlihatkan dengan jelas bahwa sejak
kelahirannya lima belas abad yang lalu Islam telah tampil sebagai agama terbuka akomodatif. Serta
berdampingan dengan agama, kebudayaan, dan perdaban lainnya. Tetapi dalam waktu bersamaan
Islam juga tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat
simpatik dan tidak menimbulkan gejolak sosial yang membwa korban yang tidak diharapkan.
Dengan sifat karkteristik ajaran islam demikian itu maka melalui ilmu sosial yang berwawasan
profetik Islam siap memasuki era globalisasi yang di tandai dengan adanya perubahan bidang
ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dsb. Akan dapat diambil dengan sebaik-baiknya.
Islam mempunyai perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial. Untuk itu
maka kehadiran ilmu sosial yang hanya membicarakn tentang manusia tersebut dapat diakui oleh
Islam. Namun islam mempunyai pandangan yang khas tentang ilmu sosial yang dikembngkan
yaitu ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran islam dan diarahkan untuk humanisasi,
liberasi, dan transendensi. 8
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa, ilmu sosial seharusnya
di gali dari ilu-ilmu agama agar menjadi ilmu yang mampu mengatasi berbagai problematika yang
ada dalam kehidupan yang semakin modern ini. Ilmu sosial yang bernuansa Islam bisa di jadikan
alternatif dalam membekali diri menghadapi era globalisasi yang tanda-tandanya sudah mullai bisa
di rasakan. Peran ilmu sosial profetik di era globalisasi adalah menjadi filter terhadap dampak
globalisasi yaitu membuang hal yang negatif dan mengambil hal yang bermanfaat untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA