Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam


Dosen Pengampu : 1. Dr. Wahyuddin G, M.Ag
2. Dr. Muhammad Rusmin B, M.Pd.I

DINASTI FATIMIYAH

Makalah

Disusun Oleh:

Ardiani
80100219113

DIRASAH ISLAMIYAH

KONSENTRASI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan penyebaran agama
Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah pemerintahan atau
kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki
Utsmani dan Ayyubiyah. Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai
dengan kegemilangan peradaban Islam.

Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan memiliki


pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga saat ini.

Dinasti Fatimiyah mampu berdiri kokoh tidak lepas dari adanya sikap kecewa
kaum Syiah terhadap pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Dalam perkembangannya,
ketika Dinasti Abbasiyah ini sudah berdiri, para penguasa awalnya tidak
menghendaki adanya kekuatan lain dalam pemerintahannya. Maka dari itu timbul
upaya-upaya untuk menyingkirkan kekuatan lain, tidak terkecuali kaum Syiah yang
awalnya menjadi pendukung utama Dinasti Abbasiyah. Tentu saja dengan adanya
sikap yang demikian membuat kaum Syiah merasa kecewa dan mereka merasa
dikhianati oleh Dinasti Abbasiyah. Dengan sikap tersebut pada akhirnya kaum Syiah
bertekad untuk mendirikan sebuah negara yang akan menjadi pesaing terberat bagi
Dinasti Abbasiyah yaitu Dinasti Fatimiyah.1

Setelah sebelumnya kaum Syi’ah2 yang berpusat di Ifriqiah sangat


terpinggirkan dalam hal politik dan tersingkir dari kekhalifahan serta lingkaran
kekuasaan. Beberapa di antara mereka menjadi incaran yang dicari di kawasan Timur

1 Imam Fuadi, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta : Teras, 2012) hlm 2
2 H.M Joesoef Sou’yb, Op. Cit. hlm.9
Islam pada masa Dinasti Umayyah3 dan Dinasti Abbasiyah. Sehingga untuk
menyembunyikannya mereka menerapkan kebijakan yang dikenal dengan taqiyah.4

Berbeda dengan pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Umayyah yang


dikenal sebagai penganut Ahlu sunnah, maka Dinasti Fatimiyah adalah para penganut
Syi’ah Ismailiyah.5 Dinasti Fatimiyah ini didirikan oleh Said Ibn Husayn (yang
bergelar Ubaidillah al-Mahdi) pada tahun 909 M. Said Ibn Husyain merupakan
keturunan dari pendiri kedua dari sekte Ismailiyah.6 Seperti cita-cita pada awal
pendirian dinasti ini yang menginginkan negara dengan mayoritas pengikutnya kaum
Syiah. Maka dinasti ini mengadopsi sebuah madzhab yang kemudian menjadi sebuah
mazdhab resmi negara yang disesuaikan dengan paham keagamaannya yaitu Syiah
Ismailiyah. Paham Syiah ini kemudian menjadi sebuah ideologi ideologi Dinasti
Fatimiyah dan sekaligus menjadi pijakan dalam konstitusi negara.7 Kemunculan
dinasti ini menjadi awal dinamika baru di Ifriqiya utara.8

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah sejarah Pembentukan Dinasti Fatimiyah ?
2. Bagaimanakah kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Fatimiyah ?
3. Mengapa Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran ?
4. Apa yang menjadi faktor penyebab Kehancuran Dinasti Fathimiyah ?

3 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008 hml 103
4 Muhammad Suhail Thaqqusy, Bangkit Dan Runtuhnya Daulah Fatimiyah, (Jakarta :
PustakaAl Kautsar, 2015), hlm.4
5 H.M Joesoef Sou’yb, Syiah “Studi tentang Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokohnya”(Jakarta : PT.
Al Husna Zikra, 2008), hml 13, 35, 77, 92
6 Philip K. Hitti, History Of The Arab, Terj.Cecep Lukman Dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta :
Serambi Ilmu Pustaka, 2008) hlm 787
7 Muham mad Suhail Thaqqusy. Bangkit Dan Runtuhnya Daulah Fatimiyah, (Jakarta :
PustakaAl Kautsar, 2015), hlm 3
8 Muhammad Suhail Thaqqusy, Bangkit Dan Runtuhnya Daulah Fatimiyah, (Jakarta :
PustakaAl Kautsar, 2015), hlm 18
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat menentukan tujuan
pembahasan makalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah Pembentukan Dinasti Fatimiyah.
2. Mengetahui kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Fatimiyah.
3. Mengetahui penyebab kemunduran Dinasti Fatimiyah.
4. Mengetahui faktor penyebab Kehancuran Dinasti Fathimiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Dinasti Fathimiyah

Dinasti Fathimiyah berkuasa tahun 297-567 H/ 909-1171 M di Afrika Utara


tepatnya di Mesir dan Syiria. Dinamakan dinasti Fathimiyah karena dinisbatkan
nasabnya kepada keturunan Ali Fathimiyah, puteri Rasululloh SAW, istri Ali bin Abi
Thalib dan Fatimiyah dari Ismail anak Ja’far Sidiq keturunan keenam dari Ali.
Awalnya kelompok ini dibangun dan dibentuk menjadi sistem agama dan politik oleh
Abdullah Ibn Maimun. Setelah itu berubah menjadi gerakan kekuatan, dengan
tokohnya Said ibn Husein. Kemudian sekte ini menyebar dan menjadi landasan
munculnya dinasti Fathimiyah.

Awal munculnya dinsti Fathimiyah dimulai dari seorang pendukung dari


Yaman bernama Abu Abdullah Al-Husein yang berhasil mengibarkan pidato dan
mendapatkan kekuatan di Afrika Utara. Kemudian ia mengangkat Said Ibn Husein
sebagai pemimpin atau imam pertama dengan gelar Ubaidullah Al Mahdi. Said
berhasil mengusir Zidatullah, seorang penguasa Aglabiyah terakhir dari negerinya
yang merupakan kekuatan islam di sunni diwilayah Afrika. Pada mulanya dinasti
Fatimiyah berbasis di Ifrikiyah. Kemudian berpusat di Maroko, dengan alasan
keamanan, pemerintahannya dipindahkan ke Mesir setelah dapat menaklukan dinasti
Ikhsyidiyah dan kemudian mendirikn ibukota bari di Qahorah (Qairo).9

B. Kemajuan Yang di Capai Dinasti Fathimiyah

1. Bidang Politik
Bila dicermati ada sejumlah hal penting yang ditempuh oleh para penguasa awal
khilafah Fathimiyah ini untuk memperlancarkan stabilitas politik, yaitu antara

9 Khoiriyah, M.Ag, Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam hingga Dinasti-
Dinasti Islam, (Yogyakarta : Teras, 2012), hlm.171-172.
lain Al-Mahdi, Khalifah pertama, melakukan pembersihan figur-figur yang
dicurigai atau dianggap sebagai penghalang programnya, termasuk tokoh-tokoh
penting awal yang juga sama-sama sangat besar jasanya dalam pembentukan
Khilafah Fathimiyah. Selain itu juga dilakukan pengembangan militer sebagai
tulang punggung pemerintahan. Pengembangan kekuatan militer ini dapat di lihat
dari tindakan al-Mahdi dalam membangun kota Mahdiyah, sebelah selatan kota
Qairawan.
Langkah lain yang dilakukan juga adalah pengembangan wilayah kekuasaan.
Pengembangan wilayah kekuasaan ini berkaitan erat dengan kemiliteran.
Perluasan wilayah kekuasaan diarahkan untuk meguasai daerah-daerah strategis,
dan upaya antisipasi terhadap gerakan-gerakan yang membahayakan posisi
Khilafah Fathimiyah. Dengan begitu stabilitas politik Fathimiyah tetap terjaga.

2. Bidang Administrasi
Pemerintah dinasti Fathimiyah dipimpin oleh seorang Khalifah. Kemudian untuk
menjalankan pemerintahan, seorang khalifah dibantu oleh seorang
wazir.10 Secara Administratif posisi wazir dalam kekhalifahan ini menjadi sangat
penting karena membantu khalifah dalam penyelesaian urusan-urusan srategis.
Ada wazir yang membawahi urusan militer dan birokrasi, lembaga keuangan dan
lembaga peradilan.

3. Bidang Ekonomi
Perekonomian pemerintah Fathimiyah dapat dibilang cukup bagus. Kemajuan ini
tidak bisa dilepaskan dari luasnya wilayah yang dikuasai dan stabilitas politik
yang mapan. Kondisi ini berdampak majunya bidang ekonomi, termasuk
didalamnya kemajuan bidang perdagangan dan sektor industri. Tentu faktor
ekonomi ini juga menopang lamanya eksistensi dinasti ini bertahan hingga dua
setengah abad.
Salah satu khalifah yang sangat menaruh perhatian terhadap peningkatan
perekonomian rakyat adalah Khalifah al-Mu’iz. Pada masa kekuasaan khalifah

10 Wazir adalah Menteri atau Pejabat Pemerintahyang Tinggi.


al-Mu’iz melakukan usaha-usaha peningkatan bidang pertanian, ia melakukan
pembangunan saluran irigasi baru dalam meningkatkan hasil pertanian. Ia juga
membangun pabrik-pabrik dan industri, sehingga terjadi meningkatkan volume
kegiatan perdagangan di beberapa kota. Demikian juga hubungan perdagangan
dengan negara-negara lain, seperti Eropa dan India juga mengalami peningkatan.
Selain itu penguasa Fathimiyah juga berhasil mengembangkan pelabuhan, seperti
Iskandariyah. Pelabuhan Iskandariyah sangat penting artinya dalam pertumbuhan
perekonomian Fathimiyah. Karena itu, tingkat kemakmuran yang dicapai oleh
khalifah Fathimiyah cukup bagus.

4. Bidang Pendidikan
Di antara contoh perhatian pemerintah Fathimiyah dalam bidang pendidikan
adalah lahirnya Universitas al-Azhar kairo. Universitas ini berawal dari
pembangunan sebuah masjid yang selanjutnya dikembangkan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan tinggi. Nama Al-Azhar, dimaksudkan sebagai penghargaan
terhadap Fathimiyah al-Zahra, puteri Nabi Muhammad SAW. Lembaga lain
yang lahir pada zaman Fathimiyah adalah darul Hikmah, lembaga ini merupakan
sebuah perpustakaan terkenal yang di dirikan oleh khalifah al-Hakim sekitar
tahun 1004 M.
Diantara bidang keilmuan yang berkembang pada masa khilafah Fathimiyah
diantaranya adalah matematika, astronomi, fisika, optika, kedokteran, dan
sebagainya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan ini berkembang
pula bidang-bidang lain seperti seni arsitektur, seni sastra, seni musik dan
sebagainya.

C. Kemunduran Dinasti Fathimiyah


Para sejarawan menyimpulkan kemunduran dinasti Fathimiyah ini disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah :
1. Figur Khalifah Yang Lemah
Dalam sejarah Khilafah Fathimiyah terdapat beberapa khalifah yang dianggap
sebagai figur yang lemah. Kelemahan ini disebabkan oleh beberapa hal.
Diantaranya adalah diangkat dalam usia yang relatif masih muda.11 Adapun
kelemahan itu karena khalifah terlena dengan kemewahan istana serta melakukan
sikap-sikap yang sewenang-wenang dan cenderung amoral, yang menyebabkan
ketidaksukaan masyarakat terhadap khilafah Fathimiyah khususnya kepada
Khalifahnya. Pengangkatan khalifah dalam usia yang masih muda ini merupakan
konsekuensi logis dari model pergantian khalifah secara garis keturunan.
Sebagai akibat dari pengangkatan khalifah di usia muda itu menjadikan otoritas
untuk menjalankan roda pemerintahan umumnya didominasi oleh para wazir.
Karena faktor usia khalifah masih muda terkadang muncul sikap sewenang-
wenang khalifah. Seperti yang dilakukan oleh khalifah al-Hakim, dia terkenal
sebagai khalifah yang keras dan sewenang-wenang. Sikapnya cenderung
dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
Sikap kesewenangan al-Hakim ditunjukan dengan kebenciannya kepada orang-
orang Mesir sendiri, bertindak sewenang-wenang dan merendahkan mereka,
harta dan nyawa dirampas. Hal ini berakibat pada buruknya keamanan
pemerintahan, menurunnya ketentraman di masyarakat, dan timbulnya sikap-
sikap yang amoral.

2. Perebutan Kekuasaan di Tingkat Istana


Sebagai akibat dari diangkatnya khalifah di usia muda mengakibatkan peranan
wazir menjadi sangat penting dan kompetetif, sehingga perebutan kekuasaan
antar wazir tak terhindarkan lagi. Ini terutama terjadi di antara para wazir yang
sangat ambisius terhadap jabatan dan mereka ingin mendapatkan pengaruh di
istana, terlebih lagi dengan melihat kondisi khalifah yang sangat lemah. Antar
wazir berlomba saling menjatuhkan di antara para wazir sendiri. Ada juga wazir
yang berusaha mengangkat khalifah padahal khalifah terakhir sudah menunjuk

11 Terdapat beberapa nama khalifah yang diangkat dalam usia muda, diantaranya adalah
Khalifah al-Hakim yang diangkat dalam usia 11 tahun, usia yang masih belia untuk ukuran seorang
pmimpin negara. Demikian juga al-Zahir yang menjadi khalifah dalam usia 16 tahun, al-Muntashir
dalam usia 11 tahun, al-Musta’li dalam usia 9 tahun, al-Amir dalam usia 5 tahun, al-Zafir dalam usia
16 tahun, al-Faiz dalam usia 4 tahun, dan al-Adhid, Khalifah terakhir, diangkat dalam usia 9 tahun.
penggati dirinya.12 Dan dari pertentangan inilah secara berangsur-angsur dinasti
Fathimiyah mengalami kehancuran.

3. Konflik di Tubuh Militer


Pada saat al-Aziz menjabat sebagai khalifah keempat, dia membuat kebijakan
untuk merekrut orang-orang Turki dan Negro. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengimbangi kekuasaan para pegawai istana yang telah terlanjur membesar
yang mereka ini sebagian besar berasal dari suku Barbar yang terkenal keras.
Ternyata, rekruitmen ini menimbulkan kemelut di dalam tubuh militer dan antara
mereka terus-menerus terjadi perselisihan yang melemahkan kekuasaan
Fathimiyah. Tentu saja kemelut di kalangan militer ini berdampak pada stabilitas
pemerintahan yang tidak aman lagi.

4. Bencana Alam Berkepanjangan


Faktor lain yang ikut andil dalam melemahkan eksistensi khilafah
Fathimiyahadalah bencana ala. Pada masa al-Muntashir, selama tujuh tahun
(1065-1072 H), Mesir ditimpa musibah kelaparan akibat kekeringan. Sungai Nil
yang merupakan urat nadi wilayah Mesir saat itu mengalami kekeringan yang
menyebabkan pertanian mengalami kegagalan. Demikian juga penyakit
merajalela dimana-mana. Penguasa mengalami kesulitan mengatasi kondisi yang
demikian. Musibah ini, tentu mengganggu kondisi ekonomi di pemerintahan
Fathimiyah.

5. Keterlibatan Non-Islam dalam Pemerintahan


Di antara sekian banyak khalifah Fathimiyah yang terkenal memiliki andil dalam
memajukan dinasti ini adalah khalifah al-Aziz. Dia memberikan sumbangan
yang sangat besar bagi kemajuan Dinasti Fathimiyah. Di antara kebijakan al-

12 Misalnya yang terjadi pada penggantian khalifah al-Muntashir, di mana setelah al-
Muntashir meninggal dunia pada akhir tahun 1094, tindakan setelah al-Afdal yang menjabat sebagai
wazir kala itu mengatur penggantian l-Muntashir, padahal al-Muntashir telah menunjuk putranya
yang pertama, yaitu Nizar, tetapi al-Afdal justru menunjuk putranya yang lebih muda, al-Musta’li, dan
membujuk para pejabat senior untuk menerima keputusannya itu.
Aziz adalah al-Aziz sering memberikan pos-pos penting dan strategis kepada
orang-orang non-Islam. Tampaknya kebijakan ini memang turut memajukan
Fathimiyah tetapi pada sisi lain ini justru menjadi salah satu faktor yang
mengakibatkan kemunduran dinasti ini, karena kebijakan ini ternyata
menimbulkan kecmburuan, kejengkelan dan bahkan kemarahan di kalangan
kaum muslimin. Benih-benih kejengkelan ini tentu membahayakan kehidupan
sosial politik Fathimiyah.

D. Kehancuran Dinasti Fathimiyah


Setelah kekuasaan berjalan sekitar dua setengah abad, kemudian khilafah Fathimiyah
mengalami kehancurannya. Kehancuran khalifah ini terjadi pada masa kekhalifahan
al-Adhid.13
Diantara faktor yang menyebabkan dinasti Fathimiyah mengalami kehancuran, antara
Lain :
1. Perpecahan yang terjadi di kalangan pemimpin.
2. Kebijakan mengimpor tentara dari Turki dan Negro yang tidak patut aturan
dan pertikaian dengan pasukan suku Berber.
3. Munculnya perang salib yang disebabkan oleh dirusaknya gereja masa
pemerintahan Al-Manshur.
4. Al-Adhid (Raja Terakhir Fathimiyah) meminta bantuan Shalahuddin al-
Ayyubi untuk mempertahankan Mesir dari tentara salib, yang kemudian
peperangan dimenangkan Shalahuddin. Maka pemerintahan Mesir berpindah
ke tangan bani Ayyubiyah.14
5. Perlawanan masyarakat Mesir yang semakin meluas terhadap ajaran Syiah
yang di bawa oleh Daulah Fathimiyyah.

13 Prof.Dr. Imam Fuadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta :
Teras, 2012), hlm. 4-15.
14 Khoiriyah, M.Ag, Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam hingga
Dinasti-Dinasti Islam, (Yogyakarta : Teras, 2012), hlm.176-177.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dinasti Fatimiyah didirikan oleh Said ibn Husayn (Ubaidillah al-Mahdi)
berpusat di Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah.
2. Kemajuan Dinasti Fatimiyah puncaknya terjadi pada masa Al-Aziz. Ia adalah
putra dari Al-Muizz yang bernama Nizar dan bergelar al-Aziz (yang perkasa).
Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan di wilayah Suriah dan
Palestina dan berhasil meredam berbagai upaya pemberontakan yang terjadi di
wilayah-wilayah kekuasaannya.. Dinasti Fatimah mengalami kemajuan antara
lain karena: militernya kuat, administrasi pemerintahannya baik, ilmu
pengetahuan berkembang, dan ekonominya stabil.
3. Keruntuhan Dinasti Fatimiyah disebabkan oleh beberapa kelemahan yang ada
pada masa pemerintahannya. Kelemahan-kelemahan itu antara lain: sistem
pemerintahan berubah menjadi sistem parlementer, terjadinya persaingan
perebutan wazir, adanya resistensi dari orang-orang Sunni dan Nasrani di
Mesir, terjadinya perebutan kekuasaan antara bangsa Barbar dan bangsa Turki
terutama dalam bidang militer, adanya pemaksaan ideologi syi’ah kepada
rakyat yang mayoritas sunni, datangnya serbuan dari tentara salib, lemahnya
para khilafah, perluasan wilayah difokuskan ke bagian Timur sementara
pembinaan di Afrika Utara terabaikan sehingga menyebabkan berkurangnya
pengaruh Dinasti Fatimiyah di sana.
DAFTAR PUSTAKA

Fudi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Yogyakarta :
Teras.

Khoiriyah. 2012. Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam hingga
Dinasti-Dinasti Islam, Yogyakarta : Teras.

Dedi Supriyadi. 2008. Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Setia

Muhammad Suhail Thaqqusy. 2015. Bangkit Dan Runtuhnya Daulah Fatimiyah,


Jakarta : PustakaAl Kautsar

H.M Joesoef Sou’yb. 2008. Syiah “Studi tentang Aliran-Aliran dan Tokoh-
Tokohnya”. Jakarta : PT. Al Husna Zikra

Philip K. Hitti. 2008. History Of The Arab, Terj.Cecep Lukman Dan Dedi Slamet
Riyadi Jakarta : Serambi Ilmu Pustaka

Muham mad Suhail Thaqqusy. 2015. Bangkit Dan Runtuhnya Daulah Fatimiyah,
Jakarta : PustakaAl Kautsar

Anda mungkin juga menyukai