Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN SURVEI

PENGOLAHAN SAMPAH DI DESA ADAT PAKRAMAN PANJER

DENPASAR SELATAN

NAMA KELOMPOK :

 JODIE NETO FRAGA 1661121075


 AUREO DA COSTA BELO 1761121109
 MARIA NAOMI CITRA RESMI MOLAN 1761121128

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

JERUSAN TEKNIK SIPIL

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas asung kerta waranugrahanya-lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil survey ilmu lingkungan di Desa Adat Pakraman Panjer – Denpasar Selatan

Tugas laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh nilai
tambah dalam mata kuliah “Ilmu Lingkungan” Fakultas Teknik dan Prencanaan, Jurusan
Sipil, Universitas Warmadewa. Penulis Menyadari bahwa selesainya penulisan laporan
ini banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak berupa petunjuk, bimbingan
maupun dorongan moril dan materil, terutama pada teman teman di Fakuttas teknik,
jurusan teknik sipil, universitas warmadewa, khususnya Teman-teman seperjuangan,
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terimaksih pada Bapak
Ir. I Wayan Mulyawan, MT yang dalam hal ini beliau sebagai dosen pengajar sekaligus
pembimbing penyusunan laporan ini.

Saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, karena
hal tersebut demi penyempurnaan dari makalah yang penulis buat ini, dan juga sebagai
motifasi penulis untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
ilmu teknik sipil.

Denpasar, Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................................2

1.3. Tujuan Penelitian.............................................................2

1.4. Manfaat Penelitian...........................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................3

2.1. Definisi Sampah...............................................................3

2.2. Jenis-Jenis Sampah..........................................................3

2.3. Definisi Pengolahan Sampah...........................................5

2.4. Metode Pengolahan Sampah............................................6

2.5. Manfaat Pengolahan Sampah..........................................8

2.6. Mengelola Sampah adalah Mengelola Gaya Hidup.......8

2.7. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan........................9

BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................11

3.1. Waktu Dan Lokasi Survei................................................11

3.2. Metode Survei..................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................12

4.1. Penjelasan Mengenai Sampah.........................................12

4.2. Profil Desa Adat Pakraman Panjer..................................12

3
4.3. Hasil Survey Pengelolaan Sampah di Desa Adat Pakraman

Panjer...........................................................................13

4.4. Bentuk pengelolaan sampah di Desa Adat Panjer...........15

BAB V PENUTUP..............................................................................18

5.1. Kesimpulan......................................................................18

5.2. Saran................................................................................18

LAMPIRAN............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................21

4
BAB I 

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

 Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup


masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah.  Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.   Meningkatnya volume timbulan
sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan
metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai
dan lautan.
Cita-cita mewujudkan kesucian dan keharmonisan alam Bali untuk menciptakan
kehidupan krama yang sejahtera dan bahagia sekala niskala mulai dirasakan manfaatnya
sejak Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor  97 Tahun 2018 tentang Pembatasan
Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai diterbitkan. Pergub 97 Tahun 2018 juga secara
perlahan-lahan memberikan inovasi kepada masyarakat saat berbelanja ke pasar, ke
swalayan, hingga belanja ke mini market berjejaring untuk tidak menggunakan kantong
plastik.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah
dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan  berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan
kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk
terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2)
sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan
bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang

5
berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit
yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.

Untuk mewujudkan kota bersih dan hijau, apresiasi pemerintah dan masyarakat
selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah
dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati penomena di atas
maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya
mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang  bersih dan hijau di Provinsi Bali. 

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengolahan sampah di Desa Adat Pakraman Panjer ?
2. Apa Manfaat Pengolahan Sampah di Desa Adat Pakraman Panjer?
3. Bagaimana peran pemerintah kelurahan Desa Panjer untuk mengatasi jumlah
sampah yang meningkat ?

1.3 Tujuan
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
2. Penting adanya Bank Sampah di desa untuk pemilahan sampah Organik,
Nonorganik, dan B3/ Bahan Berbahaya dan Beracun
3. Untuk mengetahui pengelolaan sampah di Desa Adat Pakraman Panjer
4. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh pemerintah
Desa Adat Panjer untuk mengatasai jumlah sampah yang meningkat
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengolahan sampah yang ada di Desa Adat Panjer
2. Pembaca dapat memahami pengertian sampah dan jenis-jenis sampah
secara singkat dan jelas.
3. Pembaca dapat mengetahui cara pemilahan sampah berdasarkan
karakteristiknya.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang kelingkungan.

Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :

1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah


dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis
sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau
sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.
2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah
tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan.
Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi
sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah
yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering,
abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

2.2 Jenis-Jenis Sampah

7
Gambar 2.1 Jenis-jenis Sampah

Setelah memahami pengertian sampah, kita juga perlu mengetahui jenis-


jenisnya. Beberapa jenis sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
Berikut ini adalah jenis-jenis sampah:

1. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya

a. Sampah yang berasal dari manusia


b. Sampah dari alam
c. Sampah konsumsi
d. Sampah nuklir/ Limbah radioaktif
e. Sampah industri
f. Sampah pertambangan

2. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya

a. Sampah Organik
Pengertian sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai
sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering,
sayuran, dan lain-lain.
b. Sampah Anorganik
Pengertian sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat
terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru
dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan
lain-lain.
c. Sampah B3/ Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengertian sampah B3/ Bahan Berbahaya dan Beracun adalah suatu buangan atau
limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan
berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak
lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia
serta organisme lainya. Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan
industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini.
Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di antaranya

8
bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar
mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu, pembersih oven,
pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai

3. Jenis Sampah Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya:

1. Sampah Padat; Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan
gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
2. Sampah Cair; Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari
dapur dan tempat cucian.

2.3 Definisi Pengolahan Sampah


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur
ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery).
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode
dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.

Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara
daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

2.4 Metode Pengolahan Sampah


Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya
tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.

9
cara-cara yang dapat digunakan dalam pengelolaan sampah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan dan Menganggkut Sampah

Mengumpulkan dan menganggkut sampah, yang menjadi tanggung jawab, bagi


setiap warnga atau instansi yang menghasilkan sampah. Bagi siapa saja yang
menghasilkan sampah dapat membuat tempat khusus untuk menampung sampah
tersebut seperti bank sampah dan yang lainnya, yang kemudian akan diangkut ke
TPS.Cara pengangkutan di daerah perkotaan merupakan tanggung jawab
pemerintah daerah setempat, yang tentunya didukung oleh partisipasi masyarakat
yang memproduksi sampah tersebut, terlebih dalam masalah pembiayaan.

Sedangkan untuk daerah pedesaaan biasanya dapat dikelola oleh keluarga tanpa
memerlukan dan menggunakan jasa TPS maupun TPA. Biasanya sampah rumah
tangga pada daerah pedesaan digunakan untuk pendauran ulang menjadi pupuk
yang dipakai untuk tanaman, dan kebun.

2. Penghancuran dan Pengolahan Sampah

Gambar 2.2 Penghancuran dan Pengolahan Sampah

Penghancuran dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai


cara seperti:

a. Landfill yakni penghancuran sampah menggunakan cara alami seperti


membuat lubang ditanah dan mengubur sampah tersebut kedalam tanah.

10
b. Inceneration yakni menghancurkan sampah dengan membakar dalam tungku
pembakaran, namun untuk cara ini bisa dibilang kurang efektif karena pasti
akan menghasilkan polusi udara, dan akan berdampak pada pernafasan. Hal
ini bisa diatasi dengan membakarna didalam tempat yang tertutup sehingga
asap yang dihasilkan tidak menyebar kemana-mana
c. Composting yakni menjadikan sampah sebagai pupuk kompos yang dapat
digunakan untuk menyuburkan pertanian dan perkebunan. Cara ini biasanya
digunakan untuk sampah organic seperti daun-daunan, sisa makanan, dan
sampah yang mudah busuk.

Pada daerah pedesaan cara seperti ini sudah lumrah digunakan dalam keseharian,
namun pada daerah perkotaan hal ini perlu dibudidayakan lebih lagi, karena apabila
setiap rumah tangga membiasakan untuk memisahkan sampah yang dihasilkan yakni
memisahkan antara organic dan nonorganic.

Maka Cara Pengolahan sampah organic bisa diolah menjadi pupuk, sedangkan
sampah nonorganic akan dibuang dan akan dimanfaatkan kembali oleh pengepul.
Dengan demikian sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan sedikit demi
sedikit akan berkurang.

Cara pengelolaan sampah mempunyai berbagai cara, hal ini disebabkan karena
jenis sampah itu sendiri. Berikut cara-cara pengelolaan sampah yang dapat anda
terapkan:

1. Daur ulang, yakni memanfaatkan kembali suatu hal dari sampah yang dianggap
tidak terpakai lagi menjadi suatu hal yang bernilai ekonomis di mata orang
banyak, seperti membuat bugkus makanan dari bahan plastic menjadi sebuat tas,
maupun asesoris lainnya, yang mempunyai tampilan menarik dan lucu.
2. Pengkompasan, yakni membuat sampah organic seperti daun, kotoran hewan
menjadi suatu hal yang dapat dimanfaatkan untuk berkebun maupun bertani, agar
tanaman menjadi subur.
3. Penimbunan sampah, yakni mengubur sampah yang sudah tidak terpakai
kedalam tanah.

11
2.5 Manfaat Pengolahan Sampah
1. Penghematan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

2.6 Mengelola Sampah adalah Mengelola Gaya Hidup


Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah
sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan
sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material
yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari
‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.

Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume
sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah
18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika
dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar
Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain
Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota
metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau
kecil.

2.7 Dampak Sampah Terhadap Lingkungan


Sampah sebagai bahan pencemar lingkungan

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab gangguan dan
ketidak seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk ataupun yang
berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh. sehingga nilai estetika pemukiman
dan kawasan di sekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila di musim hujan, sampah
padat dapat memicu banjir; maka di saat kemarau sampah akan mudah terbakar.

12
Kebakaran sampah, selain menyebabkan pencemaran udara juga menjadi ancaman bagi
pemukiman.

Pencemaran udara

Sampah (organik dan padat) yang membusuk umumnya mengeluarkan gas


seperti methan (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa lainnya. Secara global,
gas-gas ini merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas lingkungan (udara)
karena mempunyai efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan
peningkatan suhu, dan menyebabkan hujan asam. Sedangkan secara lokal, senyawa-
senyawa ini, selain berbau tidak sedap / bau busuk, juga dapat mengganggu kesehatan
manusia. Sampah yang dibuang di TPA pun masih tetap berisiko; karena bila TPA
ditutup atau ditimbun terutama dengan bangunan akan mengakibatkan gas methan tidak
dapat keluar ke udara. Gas methan yang terkurung, lama kelamaan akan semakin banyak
sehingga berpotensi menimbulkan ledakan. Hal seperti ini telah terjadi di sebuah TPA di
Bandung, sehingga menimbulkan korban kematian.

Pencemaran air

Proses pencucian sampah padat oleh air terutama oleh air hujan merupakan
sumber timbulnya pencemaran air, baik air permukaan maupun air tanah. Akibatnya,
berbagai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (sumur) di daerah
pemukiman telah terkontaminasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat
kesehatan manusia/ penduduk. Pencemaran air tidak hanya akibat proses pencucian
sampah padat, tetapi pencemar terbesar justru berasal dari limbah cair yang masih
mengandung zat-zat kimia dari berbagai jenis pabrik dan jenis industri lainnya. Air
yang tercemar tidak hanya air permukaan saja, tetapi juga air tanah; sehingga sangat
mengganggu dan berbahaya bagi manusia.

Penyebab banjir

Fisik sampah (sampah padat), baik yang masih segar maupun yang sudah
membusuk; yang terbawa masuk ke got / selokan dan sungai akan menghambat aliran

13
air dan memperdangkal sungai. Pendangkalan mengakibatkan kapasitas sungai akan
berkurang, sehingga air menjadi tergenang dan meluap menyebabkan banjir. Banjir
tentunya akan mengakibatkan kerugian secara fisik dan mengancam kehidupan manusia
(hanyut / tergenang air). Tetapi yang paling meresahkan adalah akibat lanjutan dari
banjir yang selalu membawa penyakit.

Sampah sebagai sumber penyakit

Sampah merupakan sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak


langsung. Secara langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai parasit,
bakteri dan patogen; sedangkan secara tak langsung sampah merupakan sarang berbagai
vektor (pembawa penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat dan nyamuk. Sampah yang
membusuk; maupun kaleng, botol, plastik; merupakan sarang patogen dan vektor
penyakit. Berbagai penyakit yang dapat muncul karena sampah yang tidak dikelola
antara lain adalah, diare, disentri, cacingan, malaria, kaki gajah (elephantiasis) dan
demam berdarah. Penyakit- penyakit ini merupakan ancaman bagi manusia, yang dapat
menimbulkan kematian.

14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Lokasi Survei
Waktu survei dilakukan pada hari jumat tanggal 6 Desember 2019, pukul 10.00 –
14.00 dan hari kamis tanggal 23 Desember 2019, pukul 15.00 – 16.300.
Bertempat di Desa Adat Pakraman Panjer - Denpasar Selatan

Gambar 3.1 Peta lokasi kegiatan survei

3.2 Metode Survei


1. Observasi dilakukan untuk mengetahui langsung keadaan Lingkungan Desa Adat
Pakraman Panjer, Denpasar Selatan.
2. Dokumentasi, dilakukan untuk memperjelas bukti fisik dan keadaan saat
kegiatan survei berlangsung.
3. Wawancara dengan Perangkat Desa dan Petugas Sampah di Desa Adat Pakraman
Panjer mengenai pengelolaan sampah di Desa tersebut.

15
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penjelasan Mengenai Sampah
Keberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan manusia yang
membuang sampah sembarangan, mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak
memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan seenaknya sendiri. Kurang kesadaran
akan pentingnya kebersihan menjadi factor yang paling dominan, di samping itu
kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus dipertanyakan. Mereka tidak
mengetahui bahaya apa yang akan terjadi apabila tidak dapat menjaga lingkungan
sekitar.

Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan
Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani
sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan
recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah
menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa;
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R
(Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-
hari.

3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali
sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle
berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang
bermanfaat.

16
4.2 Profil Desa Adat Pakraman Panjer
Desa Adat Pakraman Panjer merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan
Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia. Luas wilayah 3,59 km² dan
jumlah penduduk 39.223 jiwa. Desa Adat Panjer memiliki 9 Banjar diantaranya yaitu :

1. Banjar Manik Saga


2. Banjar Bekul
3. Banjar Sasih
4. Banjar Kerta Sari
5. Banjar Kangin
6. Banjar Antap
7. Banjar Tegal Sari
8. Banjar Kaja
9. Banjar Celuk

4.3 Hasil Survei Pengolahan Sampah di Desa Adat Pakraman Panjer


Dari hasil survei pengelolaan sampah di Desa Adat Pakraman Panjer didapatkan
hasil proses pengelolaan sampah di desa tersebut. proses pertama yaitu proses
wawancara dengan Perangkat Desa dan salah satu Petugas Sampah yang ada di desa adat
Panjer. beliau adalah bapak nyoman sudiana, kami mendapatkan informasi mengenai
proses pengelolaan sampah di desa tersebut. Desa Pakraman Panjer salah satu Banjarnya
yaitu Banjar Kaja ada pengelolaan bank sampah yang bentuk oleh Sekolah Teruna
Dharma Laksana. Nama bank sampah tersebut ialah Dharma Laksana, dimana dibuka
setiap pukul 08.00 – 10.00 pagi.

17
Gambar 4.1 petugas Sampah di desa Panjer

Gambar 4.2 para pemuda pengelolah bank sampah Dharma Laksana

Para pemuda sekolah Tinggi taruna juga menyampaikan bahwa, mereka hadir untuk
berswadaya mengelola sampah di sekitar lingkungan, serta berterimakasih kepada
warga setempat yang sudah ikut bergabung dalam Bank Sampah ini . mereka tetep

18
konsisten untuk tidak takut kotor kalau itu sudah memang jadi tanggung jawab
mereka demi terciptanya lingkungan bersih bebas sampah . 

Gambar 4.3 warga Desa Panjer Membawa sampah ke bank sampah Dharma Laksana

Gambar 4.4 Kegiatan pemilahan sampah kardus dan plastik di bank sampah

4.4 Bentuk pengolahan sampah di Desa Adat Panjer


Pengelolaan sampah di Desa Adat Panjer ini menggunakan moci/moto cikar
untuk mengangkut sampah yang setiap dusunnya menyediakan 1 moci untuk
pengambilan sampah setiap harinya. Menurut survei setiap hari mereka mengambil
sampah dimulai dari sore hari sekitar jam 17.00-18.00 WITA ke setiap rumah warga
yang ditaruh di depan rumah dan diambil oleh petugas sampahnya kemudian sampahnya
pun dibawa ke TPS Lumintang jam 17.00-22.00 WITA. Namun ada juga moci/motor

19
cikar pengangkut sampah yang membawa sampah kemudian dibuang sementara di depo
jalan tukad citarum. Warga yang tinggal di sekitar depo selalu mengeluh karena jumlah
sampah yang tiap hari selalu meningkat, menyebabkan bau yang tidak sedap.

Gambar 4.5 keadaan depo jl. Tukad Citarum

Apabila warga mengeluarkan sampahnya telat atau duluan mengeluarkan sampah


dianggap telah membuang sampah sembarangan, dan menurut peraturan Walikota
Denpasar Provinsi Bali Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 Tentang
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik BAB VI Pasal 9 Pelaku usaha yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 (1) Pelaku usaha wajib
menggunakan kantong alternatif ramah lingkungan dalam rangka mengurangi
ketergantungan terhadap kantong plastik. (2) Penggunaan kantong alternatif ramah
lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada: a. pusat
perbelanjaan; dan b. toko modern, apabila ada warga melanggar dikenakan sanksi
administratif sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Setiap warga di Desa Adat panjer wajib membayar iuran sampah kepada petugas
pengangkut sampah sebesar Rp10.000 – Rp20.000. dari hasil pemungutan iuran tersebut
digunakan untuk perawatan/Service setiap Moci/ Motor Cikar yang ada setiap dusun.
Sementara itu dana utama untuk perawatan/service Moci diberikan diberikan oleh desa
yaitu sebesar Rp750.000 ke setiap petugas Moci. apabila dan dana perawatan/Service

20
moci itu tidak cukup maka iuran sampah akan dimanfaatkan untuk perawatan/service
Moci.

4.5. Komposisi sampah di Desa panjer


Dari data yang diperoleh dari Kantor Desa Panjer di peroleh komposisi sampah di
tampilkan dalam diagram sebagai berikut :

LAIN - LAIN; 6 %

BAHAN BANGUNAN; 4 %
ANORGANIK : 30%

KERTAS; 6%

TEKSTIL; 1%

KACA; 1%

LOGAM; 2%

PLASTIK/KARET 10 %
ORGANIK: 70%

Gambar 4.6 Komposisi Sampah Di Desa Adat Panjer

4.6. Kondisi Pengolahan Sampah Di Desa Panjer Saat Ini

21
 Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor desa Panjer tampak bahwa pada
saat ini sampah sulit dikelola karena berbagai hal, antara lain:
1.  Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan
masyarakat untuk mengelola   dan memahami porsoalan sampah,
2. Menigkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan
pengetahuan tentang sampah
3. Meningkatnya biaya operasional  pengelolaan sampah
4. Pengelolaan sampah yang tidak efisien dan tidak benar menimbulkan
permasalahan pencemaran udara, tanah, dan air serta menurunnya estetika
5. Ketidakmampuan memelihara barang, mutu produk teknologi yang rendah akan
mempercepat menjadi sampah.
6. Semakin sulitnya mendapat lahan sebagai tempat pembuangan ahir sampah.
7. Semakin banyaknya masyarakat yang keberatan bahwa daerahnya dipakai tempat
pembuangan sampah.
8. Sulitnya menyimpan sampah yang cepat busuk, karena cuaca yang panas.
9. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya dan memelihara kebersihan.
10. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan
sampah dikelola oleh pemerintah.
Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari
sumber-sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat-tempat umum
yang dikumpulkan di TPS yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk yang
telah dilengkapi jarring   ke TPA.  Bagi daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan
pengangkutan mengingat sarana dan prasara yang terbatas telah dilakukan pengelolaan
sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan.  Bagi 
Usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m 3/hari diangkut sendiri
oleh pengusaha atau bekerjasama dengan pihak lainnya seperti desa/kelurahan atau
pihak swasta. Penanganan sampah dari sumber-sumber sampah  dengan cara tersebut
cukup efektif.

Beberapa usaha yang telah berlangsung di TPA untuk mengurangi volume


sampah, seperti telah dilakukan pemilahan oleh pemulung untuk sampah yang dapat
didaur ulang.  Ini ternyata sebagai matapencaharian untuk mendapatkan penghasilan. 
Terhadap sampah yang mudah busuk telah dilakukan usaha pengomposan.  Namun
usaha tersebut masih menyisakan sampah yang harus dikelola yang memerlukan biaya
yang tinggi dan lahan luas. Penanganan sisa sampah di TPA sampai saat ini masih

22
dengan cara pembakaran baik dengan insenerator  atau pembakaran di tempat terbuka 
dan open dumping dengan pembusukan secara alami.  Hal ini menimbulkan
permasalahan baru bagi lingkungan, yaitu pencemaran tanah, air, dan udara.

Gambar 4.7 Manajemen pengelolaan sampah di Desa Panjer

Adapun manajemen pengeelolaan sampah lain yang ada di Desa Panjer, yaitu
terdiri dari ;Sampah rumah tangga dibuang – diangkut/dibakar – dibuang ke TPA.

Gambar 4.8 Manajemen pengelolaan sampah di Desa Panjer

23
4.7.  Peran pemerintah Desa Panjer mengatasi jumlah sampah yang
meningkat
Dalam rangka menciptakan desa yang bersih dan asri, dan mengurangi jumlah
sampah yang kian meningkat pemerintah desa Panjer menggelar program Kegiatan
Jumat Pagi Bersih Lingkungan (JUMPA BERLIAN). Kegiatan ini dilaksanakan
setiap hari Jumat pagi. Dimana para apparat pemerintah melakukan pembersihan di
jalan – jalan dan saluran drainase di desa panjer.

Gambar 4.9 Kegiatan jumat pagi bersih lingkungan (JUMPA BERLIAN)

4.8.  Strategi Pencapaian Pemerintah Desa Panjer

1. Minimalisasi produksi sampah pada sumbernya.


diarahkan pada sumber-sumber penghasil sampah seperti Swalayan, Mall,
Pertokoan, Hotel, Restoran, Rumah Tangga Dan Usaha-usaha lain yang
berpotensi menghasilkan sampah.
2. Maksimalisasi daur ulang.
diarahkan pada Sekolah-sekolah, Kantor-kantor/Lembaga, Pengelola Obyek
Wisata, Dan Perusahaan Proses Produksi/Garment dan lain-lain.
3. Peningkatan Pelayanan umum/Kelembagaan.
diarahkan pada fasilitasi penyaluran sampah kepada pengelola sampah serta
pengembangan Bansos dalam rangka mendorong tumbuhnya Bank-bank Sampah
di tingkat Desa.

24
4. Pengembangan teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan
diarahkan untuk penanganan sampah di tingkat desa (input), sehingga tidak ada
lagi sampah terbuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPA).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sampah adalah persoalan yang yang mendasar di Provinsi Bali. Oleh karena itu
perlu adanya keterpaduan komitmen, dan perubahan perilaku dalam pengolahannya.
Dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka
diperlukan model pengpengolahan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di
perkotaan dan perdesaan  sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat
ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Model hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dan
memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik perkotaan atau perdesaan serta
keberadaan  sosial-budaya masyarakat setempat.

5.2 Saran
Sebaiknya Desa Adat Panjer memperbanyak pengolahan Bank Sampah agar
sampah Organik dan Anorganik bisa dapat dipilah dan tidak bercampur aduk dan
dibuang begitu saja ke depo Tukad Citarum dan TPS Lumintang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang  No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
Penanganan Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program
Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
PPLH UNUD. 2005. Laporan Pengkajian Penyusunan Pedoman Dan Kriteria Adipura
Regional  Provinsi Bali. Laporan Penelitian Kerjasama PPLH UNUD dengan PUSREG
Bali-Nusra. Denpasar.
Bapedalda Provinsi Bali dan PPLH UNUD. 2005. Status Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Bali. Denpasar.
PPLH UNUD. 2007. Kajian Sosial  Kemasyarakatan  Model Pengelolaan Sampah Di  
Lingkungan Pemukiman Perkotaan Di Provinsi Bali. Laporan Penelitian Kerjasama
PPLH UNUD dengan PUSREG Bali-Nusra. Denpasar.

26

Anda mungkin juga menyukai