Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Modul 3
Kalimat Efektif
Tujuan Pembelajaran
3.2.1 Gramatikal
Kalimat efektif harus mengikuti kaidah tata bahasa. Kalimat efektif
mengandung unsur struktur dalam kalimat yang dikenal dengan istilah subjek,
predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan. Fungsi subjek dan fungsi predikat
harus ada dan jelas dalam kalimat dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek,
fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan. Perhatikan contoh berikut.
Tidak Gramatikal
1) Meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia.
2) Dia tidak nyuri uang saya.
3) Persoalan itu belum semuany disadari oleh kita.
4) Dia tidak ambil kue adiknya.
5) Saya telah ketemu dia kemarin.
Gramatikal
1) Meskipun orang asing, dia pandai berbicara bahasa Indonesia.
2) Dia tidak mencuri uang saya.
3) Persoalan itu belum semuanya kita sadari.
4) Dia tidak mengambil kue adiknya.
5) Saya telah bertemu dengan dia kemarin.
3.2.3 Penalaran
Menguasai kaidah bahasa serta kemampuan memilih kata yang tepat belum
menjamin apakah kalimat yang dihasilkan efektif atau tidak. Hal ini
disebabkan, keefektifan sebuah kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang
logis. Jalan pikiran yang logis (penalaran) adalah proses berpikir logis dan
bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan
tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam
penalaran alur berpikirlah yang ditonjolkan agar kalimat dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga
tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah.
3.2.4 Keserasian
Keserasian turut pula menentukan keefektifan suatu kalimat, yaitu serasi
dengan pembicara atau penulis dan cocok dengan pendengar atau pembaca
serta serasi dengan situasi dan kondisi pada saat bahasa itu digunakan.
3.3.1 Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran
atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kal yang
kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri
kalimat yang memiliki kesepadanan struktur:
a) Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan
subjek dan predikat dalam kalimat dapat dilakukan dengan jalan
menghindari pemakaian preposisi (kata depan) seperti di, dalam, bagi,
untuk, dan pada di depan subjek.
• Bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya
sudah melunasi semua biaya perkuliahan.
• Untuk semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan
helm.
Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat ketidakjelasan
unsure subjek sebab didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat
tersebut efektif, unsure preposisi di depan subjek dihilangkan.
• Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah
melunasi semua biaya perkuliahan.
• Semua pengendara kendaraan bermotor wajib menggunakan
helm.
b) Kalimat tidak bersubjek ganda. Artinya, kalimat tunggal yang memiliki
lebih dari satu subjek akan menjadikan kalimat itu tidak efektif.
• Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk
setempat.
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat lebih dari satu subjek.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan mengubah nomina
pembangunan yang kedudukannya sebagai subjek menjadi verba dan
didahului kata dalam, sehingga berubah menjadi predikat dalam kalimat
majemuk. Kalimat tersebut di atas akan menjadi efektif bila menjadi
seperti di bawah ini:
• Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh penduduk
setempat.
• Kami dibantu oleh penduduk setempat dalam membangun
jembatan itu.
c) Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang. Kata yang
biasanya dipakai sebagai keterangan pewatas pada kalimat majemuk
bertingkat.
• Akademi Teknik Elektromedik Andakara yang beralamatkan di
Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur.
• Harga BBM yang sudah dinaikkan.
Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menanggalkan kata yang
• Akademi Teknik Elektromedik Andakara beralamatkan di Jalan
Raya Kalimalang, Jakarta Timur.
• Harga BBM sudah dinaikkan.
3.3.3 Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah memberi penekanan pada ide pokok
kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol. Untuk
memberi ketegasan dalam kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat
• Buku itu sudah saya baca.
• Saya sudah membaca buku itu.
• Sudah saya baca buku itu.
b. Membuat urutan kata secara bertahap
• Pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, gubernur, dan bupati.
• Keluarga itu terdiri atas ibu, dua anak, dan ayah.
Kedua contoh kalimat tersebut sebaiknya sebagai berikut
• Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, camat, dan lurah.
• Keluarga itu terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak.
c. Menggunakan partikel –lah untuk member penekanan pada ide pokok.
• Tolong keluarlah!
• Tolonglah keluar!
• Tolong bawalah!
3.3.4 Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata,
ungkapan, atau frasa yang dipandang tidak perlu. Kehematan bukan berarti
harus menghilangkan kata-kata, ungkapan, atau frasa yang dapat
memperjelas kalimat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kehematan kalimat:
a. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
• Saya tidak suka makan roti dan saya tidak suka makan ubi.
• Karena dia tidak diundang, dia tidak datang.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan mennghilangkan unsure kata
yang sama.
• Saya tidak suka makan roti dan ubi.
• Karena tidak diundang, dia tidak datang.
b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
• Dia hanya memiliki satu mobil saja.
• Ayah berolahraga agar supaya sehat.
• Adik sejak dari kemarin belum pulang.
Ketiga kalimat di atas tidak efektif karena ada dua kata yang
bersinonim. Perbaikannya sebagai berikut.
• Dia hanya memiliki satu mobil.
• Dia memiliki satu mobil saja.
• Ayah berolahraga agar sehat.
• Ayah berolahraga supaya sehat.
• Adik sejak kemarin belum pulang.
c. Menghindari penjamaan kata-kata yang bermakna jamak.
• Beberapa pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas
kebersihan kota.
• Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
• Sekelompok mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena tiap-tiap kalimat
ada bentuk pengulangan yang bermakna jamak, yaitu beberapa,
daftar, para, sekelompok. Perbaikan keempat kalimat di atas sebagai
berikut.
• Beberapa pedagang kaki lima itu ditangkap petugas kebersihan
kota.
• Pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas kebersihan
kota.
• Daftar nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
• Nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
• Sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi.
• Mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.
3.3.5 Kecermatan
Kecermatan dalam kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih
kata, sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda
(ambigu). Lihat contoh berikut ini.
• Manajer baru pergi ke Malang.
• Barang-barang lama disimpan di gudang itu.
• Tiga dosen perguruan tinggi swasta terkenal itu menerima penghargaan.
• Saya melihat anak itu bingung.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena bermakna ganda. Keempat
kalimat tersebut seharusnya menjadi
• Manajer yang baru pergi ke Malang
• Barang-barang yang lama disimpan di gudang itu.
• Tiga dosen dari perguruan tinggi swasta yang terkenal itu menerima
penghargaan.
• Tiga dosen yang terkenal dari perguruan tinggi swasta itu menerima
penghargaan.
• Saya mellihat anak itu sedang bingung.
• Saya bingung melihat anak itu.
3.3.6 Kepaduan
Kepaduan adalah kesatuan pernyataan dalam sebuah kalimat sehingga
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
• Masalah itu saya sudah selesaikan
• Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan.
• Dia melanggar daripada tata tertib itu.
Ketiga kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
• Masalah itu sudah saya selesaikan
• Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan.
• Dia melanggar tata tertib itu.
3.3.7 Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat
dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
• Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal
penelitian ini tepat pada waktunya.
• Acara berikutnya adalah sambutan Direktur Akademi Teknik
Elektromedik. Waktu dan tempat saya persilakan.
• Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
• Semua siswi Al-Jannah memenuhi undangan kepala madrasah, kecuali
Asti, Bela, dan Amalia.
Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.
• Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai
• tepat pada waktunya.
• Acara berikutnya sambutan Direktur Akademi Teknik Elektromedik.
Bapak Direktur, kami persilakan.
• Mereka beriringan jenazah ke kuburan.
• Semua siswi Al-Jannah memenuhi undangan kepala madrasah.
Kolom A Kolom B
1. Pilihan kata A. Kalimat efektif
2. Kalimat yang dapat mengungkapkan kesamaan maksud B. Kesepadanan
pendengar dan pembicara. C. Keparalelan
3. Kesepadanan antara pikiran dan struktur bahasa. D. Ketegasan
4. Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. E. Kehematan
5. Memberi penekanan pada ide pokok kalimat. F. Sinonim
6. Membuang kata-kata yang tidak perlu. G. Kecermatan
7. Teliti dalam memilih kata. H. Kelogisan
8. Informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. I. Kepaduan
9. Ide kalimat dapat diterima oleh akal sehat. J. Diksi
10. Kata-kata yang bersamaan makna. K. Homonim
B. Tugas
Perbaikilah kalimat-kalimat berikut ini menjadi kalimat efektif!
1. Dirgahayu HUT kemerdekaan RI ke-74
2. Menurut pendapat Santoso mengemukakan bahwa tingkat pencemaran
air semakin tinggi.
3. Sebelum digunakan, kursi itu terlebih dahulu diperbaiki.
4. Kepada Bapak Ridwan, waktu dan tempat kami persilakan.
5. Saya punya mobil baru saja diperbaiki.
6. Demikianlah agar Bapak maklum adanya, dan atas perhatiannya saya
ucapkan banyak-banyak terima kasih.
7. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog,
dan buku-buku diberi label.
8. Bagi yang menitipkan kendaraan bermotor harap dikunci.
9. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, anak itu duduk di tepi
jalan dari pagi sampai petang.
10. Para hadirin sekalian, Bapak-bapak, Ibu-ibu, saudara-saudara dimohon
berdiri.
Daftar Pustaka
Satata, Sri, Dadi Waras Suhardjono, dan Mochamad Rizki Sadikin. 2019.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Wajib Universitas.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Wahyuni, Tristanti Tri. 2020. EBI: Aplikasi Lebih Lanjut dan Lebih Lengkap
Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska.