Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PERUBAHAN FISIK PADA LANSIA

DISUSUN OLEH
NAMA : WIDDYA
NIM : 201920729034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP PROSES PENUAAN

A. Pengertian Lanjut Usia


Menurut undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, lanjut usia
adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan usia
lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan
ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuan sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.
Menurut Wahyudi (2008), lansia adalah seseorang yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupan. Sedangkan menurut Fatmah (2010), lansia
merupakan proses alamiah yang terjadi secara berkesinambungan pada
manusia dimana ketika menua seseorang akan mengalami beberapa
perubahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan fungsi dan
kemampuan seluruh tubuh. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
mengalami suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.
Proses penuaan adalah proses yang terjadi secara terus menerus dan
umumnya dialami oleh semua orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan untuk memperbaiki diri,
mempertahankan struktur dan fungsi secara normal sehingga tidak bias
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki dirinya terhadap kerusakan yang
diderita.

B. Batasan Umur Lanjut Usia


Terdapat beberapa versi dalam pembagian kelompok lansia berdasarkan
batasan umur, yaitu sebagai berikut (Fatmah, 2010):
a) Menurut WHO, lansia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 
1. Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun. 
2. Lansia (elderly): usia 60-74 tahun. 
3. Lansia tua (Old): usia 75-90 tahun. 
4. Usia sangat tua (Very Old): usia diatas 90 tahun.
b) Menurut Departemen RI, lansia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 
1. Virilitas (Prasenium): masa persiapan usia lanjut yang menampakan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun). 
2. Usia lanjut dini (Senescen): kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (60-64 tahun).
3. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif:
usia diatas 65 tahun.

C. Teori Tentang Proses Menua


1. Teori Biologik
a. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
deprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
b. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
c. Autoimun
Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap
zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
d. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
dipakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi
bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein. radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
2. Teori Sosial
a. Teori aktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda
yakni :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontrol sosial
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus
kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang
pada usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini
menjadi lansia. Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus
aktif dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada
pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
3. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia. Kebutuhan
ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan
dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya
pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari
kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung
Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari seluruh
fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda
dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia.
Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang
dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian
digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif.
Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert).
Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap
individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan
mental

D. Tugas Perkembangan pada Lanjut Usia.


Orang tua diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka diharapkan
untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang
menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda. Bagi
beberapa orang berusia lanjut, kewajiban untuk menghadiri rapat yang
menyangkut kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan
pendapatan mereka menurun setelah pensiun, mereka sering
mengundurkan diri dari kegiatan sosial. Disamping itu, sebagian besar
orang berusia lanjut perlu mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan
peristiwa kehilangan pasangan, perlu membangun ikatan dengan anggota
dari kelompok usia mereka untuk menghindari kesepian dan menerima
kematian dengan tentram.

E. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia. 


1. Perubahan Fisik
a) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,
berkurangnya cairan intra dan extra seluler
b) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam
respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra  sistem
pendengaran, presbiakusis, atrofi membran  timpani, terjadinya
pengumpulan serum karena meningkatnya keratin
c) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis  dan hlangnya
respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya
akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d) Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meninggi.
e) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan
elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.
Kedalaman pernafasan menurun.
f) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi
buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir
dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya
sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin
g) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR
menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa
menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika
urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat
retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas
55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput
lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang  dan
menjadi alkali.
h) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak
berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti :
progesteron, estrogen dan testosteron.
i) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat
kehilangan  jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis
menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung
menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin
rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang
disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi
serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban  bergerak. otot
kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan
e) Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari  yang
lalu
b) kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a) Tidak berubah dengan informasi  matematika dan perkataan
verbal
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-
tekanan dari faktor waktu.
3. Perubahan Perubahan Psikososial
Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat
beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan.
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupan nya dengan
bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan
masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan
diri untuk masa pensiun dengan menciptakan bagi dirinya sendiri
berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa
pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa
hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari
lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk
duduk-duduk dirumah atau bermain domino di klub pria lanjut usia.
Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat
mereka merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna.
a. Minat
Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam
kuantitas maupun kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minat
dalam aktifitas fisik cendrung menurun dengan bertambahnya
usia. Kendati perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan
dengan menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan
bahwa hal hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
b. Isolasi dan Kesepian
Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia
terisolasi dari yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu
mengikuti aktivitas yang melibatkan usaha. Makin menurunnya
kualitas organ indera yang mengakibatkan ketulian, penglihatan
yang makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuat orang
lanjut usia merasa terputus dari hubungan dengan orang-orang
lain. Faktor lain yang membuat isolasi makin menjadi lebih parah
lagi adalah perubahan sosial, terutama mengendornya ikatan
kekeluargaan. Bila orang usia lanjut tinggal bersama sanak
saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran terhadapnya, tetapi
jarang menghormatinya. Lebih sering terjadi orang lanjut usia
menjadi terisolasi dalam arti kata yang sebenarnya, karena ia
hidup sendiri. Dengan makin lanjutnya usia, kemampuan
mengendalikan perasaan dengan akal melemah dan orang
cendrung kurang dapat mengekang dari dalam prilakunya.
Frustasi kecil yang pada tahap usia yang lebih muda tidak
menimbulkan masalah, pada tahap ini membangkitkan luapan
emosi dan mereka mungkin bereaksi dengan ledakan amarah atau
sangat tersinggung terhadap peristiwa-peristiwa yang menurut
kita tampaknya sepele.
c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan
orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir
dalam memandang akhir kehidupan dibanding orang yang lebih
muda. Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa
iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk
melawan rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang
merupakan masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan
diperkuat. Keyakinan iman bahwa kematian bukanlah akhir tetapi
merupakan permulaan yang baru memungkinkan individu
menyongsong akhir kehidupan dengan tenang dan tentram.
4. Perubahan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun, perkembangan yang
dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara
memberikan contoh cara mencintai keadilan.
F. Pohon Masalah
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

A. Pengertian
Gerotologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Geriatrik
adalah berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang
yang berusia lanjut. Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang
berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan
kepada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu,
keluaraga, kelompok, dan masyarakat.

B. Lingkup Peran Dan Tanggung Jawab


Fenomena yang menjadi bidang garap Keperawatan Gerontik adalah tidak
terpenuhinya KDM lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Lingkup Asuhan Keperawatan Gerontik:
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan.
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan.
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses
penuaaan
Peran & Fungsi Perawat Gerontik:
1. Care Giver/Pemberi Asuhan Kep. Langsung
2. Pendidik Klien Lansia
3. Motivator
4. Advokasi Klien
5. Konselor
Tanggung Jawab Perawat Gerontik:
1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal.
2. Membantu klien lansia memelihara kesehatannya.
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya.
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara
manusia sampai meninggal .
Sifat Pelayanan Gerontik:
1. Independen, yaitu perawat gerontik dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien lanjut usia dilakukan secara mandiri
2. Interindependen, yaitu perawat gerontik dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien lanjut usia dilakukan dengan kerja sama dengan
tim kesehatan lainnya
3. Humanistik, yaitu dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien
lanjut usia memandang sebagai makhluk yang perlu untuk diberi
perawatan yang layak dan manusiawi
4. Holistik, klien lanjut usia memiliki kebutuhan yang utuh baik bio-
psikososial dan spiritual yang mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda antara lansia satu dengan yang lainnya
Model Pemberian Keperawatan Profesional:
1. Model Asuhan
Model Asuhan yang sesuai masih dalam penelitian tetapi yang lebih dpt
diterima sementara ini adalah An Adaptation Model of Nursing by Sister
Callista Roy.
2. Model Manajerial
Model Manajerial yang sesuai juga masih dalam penelitian tetepi yang
lebih mengarah pada tindakan profesianal perlu dipertimbangkan dari segi
ketenagaan, visi, misi dan tujuan organisasi pelayannan keperawatan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. Pengkajian
A. Fisiologis/Fisik
a. Stratus gizi
IMT = Kg BB/(TB)2
normal laki laki = 18 -25, wanita = 17 – 23
b. Intake cairan dalam 24 jam
c. Kondisi kulit
d. Kondisi bibir , mukosa mulut, gigi
e. Riwayat pengobatan, alkhohol, zat adiktif lainnya
f. Evaluasi kemampuan penglihatan , pendengaran dan mobilitas
g. Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : gangguan sistem digestif,
nafsu makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, rasa dan
aroma
h. Kebiasaan waktu makan ( 2 –3 X sehari, snak dlll)

B. Psikososial/Afektif
a. Kebiasaan saat makan ( makan sendiri, sambil nonton TV,dll)
b. Situasi lingkungan(kapasitas penyediaan makanan, pengolahan dan
penyimpanan makanan)
c. sosiokultural yang berlaku yang mempengaruhi pola nutrisi dan
eleminasi
d. Kondisi depresi yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi

C. Pemeriksaan Tambahan/Laboratorium
Analisa darah :
Kreatinin : indekz massa otot
Serum protein khususnya untuk sintesa antibodi dan limfosit, dalam
kekebalan seluler, enzym, hormon, struktur sel yang luas, struktur
jaringan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi yang tidak
adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi b/d penurunan asupan kalori dan protein
3. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skleletal,, nyeri, intoleransi
aktifitas

C. Rencana Keperawatan

No dx.kep Tujuan Intervensi Rasional

Kebutuhan nutrisi terpenuhi


1. Perubahan 1. Buat tujuan BB ideal dan 1. Nutrisi yang adekuat
secara adekuat dengan
nutrisi kebutuhan nutrisi harian menghindari adanya
kriteria hasil:
kurang yang adekuat malnutrisi
- Meningkatkan masukan
dari 2. Timbang setiap hari, 2. Deteksi dini perubahan
oral
kebutuhan pantau hasil pemeriksaan BB dan masukan nutrisi
- Menunjukkan
b/d laboratorium 3. Dengan pemahaman
peningkatan BB
asupan 3. Jelaskan pentingnya yang benar akan
nutrisi nutrisi yang adekuat memotivasi klien untuk
yang tidak 4. Beri dorongan individu masukan nutrisinya
adekuat untuk makan bersama 4. Dengan makan bersama
akibat orang lain sama secara psikologis
anoreksia 5. Anjurkan makan dengan meningkatakan selera
porsi yang kecil tapi makan
sering 5. Mengurangi perasaan
tegang pada lambung

2. Resiko Klien akan memperlihatkan 1. Kaji tanda-tanda radang 1. Mendeteksi dini untuk
tinggi kemampuan terhindar dari umum secara teratur mencegah terjadinya
infeksi b/d tanda-tanda infeksi dengan 2. Ajarkan tentang perlunya radang
penurunan kriteria hasil: menjaga kebersihan diri 2. Mencegah terjadinya
asupan dan lingkungan infeksi akibat
- Tanda-tanda peradangan
kalori dan 3. Tingkatkan kemampuan lingkungan dan
tidak ditemukan : panas,
bengkak, nyeri,
protein asupan nutris TKT kebersihan diri yang
merah,gangguan fungsi
4. Perhatikan penggunaan kurang sehat
obat-obat jangka panjang 3. meningkatkan kadar
yang dapat menyebabkan protein dalam tubuh
imunosupresi sehingga meningkatkan
kemampuan kekebalan
dalam tubuh
4. Menurunkan resiko
terjadinya infeksi

3. Kerusaka klien dapat mobilisasi 1. Evaluasi pemantauan 1. Tingkat aktifitas


n dengan adekuat dengan tingkat inflamasi/rasa tergantung dari
mobilitas kriteria hasil: sakit perkembangan /resolusi
fisik b/d 2. bantu dengan rentang dari proses inflamasi
- Mendemontrasikan
deformita gerak aktif/pasif 2. Mempertahankan fungsi
tehnik/perilaku yang
s 3. ubah posisi sering sendi, kekuatan otot
memungkinkan
skleletal,, mungkin dengan personal 3. Menghilangkan tekanan
melakukan aktifitas
nyeri, cukup pada jaringan dan
intoleransi 4. Berikan lingkungan yang meningkatkan sirkulasi
aktifitas nyaman misaal alat bantu 4. Menghindari cedera
DAFTAR PUSTAKA

Bararah, T&Jauhar,M. 2013. Asuhan Keperawatan Jilid I.Jakarta : Prestasi


Pustaka

Moorhead, Sue. 2008. Nursing outcomes Classifications (NOC). Fourth Edition.


USA.

NANDA 2012-2014. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. USA:


Philadelphia.

Gloria,etc.2008.Nursing Interventions Classification. Fifth Edition. USA.

Fatmah, 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.

Wahyudi, Nugroho. 2008. Keperawatan gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Maryam, Siti. 2008. Mengenaal Usia Lanjut dan Perawaatannya. Jakarta:

Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai