Anda di halaman 1dari 23

Gaya Penulisan dan Diksi

Prepared by
Zein Muttaqin
4th Meeting
Gaya Penulisan

š Masing-masing orang yang melakukan kontribusi artikel maupun


penyuntingan artikel memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda.
Hal ini menyumbang keunikan dan hak istimewa yang dimiliki oleh
para kontributor itu sendiri.
š Meskipun demikian, hal yang berkenaan dengan pemilihan kata
(diksi) dan istilah hendaknya tetap menjadi perhatian utama oleh
para kontributor.
Faktor yang Mempengaruhi Gaya Bahasa

Khalayak

Ruang/
Situasi
Konteks

Bidang
ilmu
Cara dan
Media
Komunikas Tujuan
i
Jenis Gaya Bahasa

• Lengkap
Tidak Resmi • Kata-katanya
• Situasi Resmi populer
• Terpelihara • Bahasa yang standar • Terbentuk dari
• Sitematis • Situasi santai (non kebiasaan
formal) • Semi formal- non
• Komunikatif formal

Resmi Percakapan
Definisi Diksi

š Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan


kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
š Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan
enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya.
Fungsi Diksi

Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.

Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

Mencegah perbedaan penafsiran.

Mencagah salah pemahaman.

Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.


Syarat Kesesuaian Diksi

Bahasa Substandar sesuai tempat dan kondisi.


Hindari
Kata-kata populer pada situasi umum, vice versa.
Jargon
Kata Slang
Bahasa percakapan
Idiom usang
Kata Artifisial
Elemen Diksi

Diksi

Fonem Konjungsi Kata Benda Infleksi

Silabel Hubungan Kata Kerja Uterans


Ragam Hubungan Makna Dalam Diksi

Makna Sinonim Antonim Polisemi Hipernim

Homograf Homofon Homonim Hiponim


Sinonim dan Antonim

š Sinonim
šKata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna.
šContoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat, Indah dan Bagus,
Senang dan Bahagia
š Antonim
šUngkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya
dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain.
šContoh: Baik-Buruk, Cantik-Jelek, Tegas-Pengecut, Lembut-Keras,
Suka-Duka
Polisemi

š Satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna


lebih dari satu.
š Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas,
seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang
terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala suku, kepala
meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat
seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Hipernim Dan Hiponim

š Hipernim merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.


š Hiponim merupakan kata-kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim
š Contoh : kata kakap adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab
makna kakap termasuk makna ikan (hipernim).
Homonim

š Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi


namun berbeda arti.
š Contoh: bunga (tumbuhan) -bunga (bank); bulan (waktu) - bulan
(nama satelit bumi); malang (kota) - malang (nasib); abang (merah)
- abang (kakak)
Homofon

š Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan


artinya berbeda.
š Contoh: Bank (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak
laki-laki); Rok (pakaian wanita) – Rock (Genre Musik); Masa (waktu)-
Massa (Berat).
Homograf

š Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi


dan artinya berbeda.
š Contoh: Apel (buah) – Apel (upacara); Memerah (warna) –
Memerah (Susu sapi); Seri (seimbang) – Seri (bagian gigi).
Klasifikasi Kelompok Makna

š Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai


dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh
nyata dalam kehidupan kita.
š Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang
menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
Makna Gramatikal

š Digunakan untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa


makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa
Indonesia, menggunakan proses reduplikasi.
š Contoh: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku
yang bermakna “banyak buku”.
Makna Referensial dan Nonreferensial :

š Dibedakan berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu.


Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar
bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau
mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial
kalau tidak memiliki referen.
š Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan
tetapi (bermakna nonreferensial).
Makna Denotatif dan Konotatif

š Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna


sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem.
š Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil dan ukuran
badannya normal.

š Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada


makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang /
kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
š Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki
nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu
memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan
ramping.
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

š Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem


terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
š Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki
empat yg bisa dikendarai”.
š Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang
berada diluar bahasa .
š Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah
berasosiasi berani / paham komunis.
Makna Kata dan Makna Istilah

š Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena


berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum.
Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam
suatu kalimat.
š Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan
menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air
hujan.

š Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan
kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam
bidang kegiatan atau keilmuan tertentu.
š Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata
tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Makna Idiomatikal dan Peribahasa

š Idiomatikal adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata,


frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal
satuan-satuan tersebut.
š Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal
yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.

š Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau


mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama
perumpamaan.
š Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa .
Makna Kiasan

š Makna kiasan adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk
pada arti sebenarnya.
š Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna
matahari.

Anda mungkin juga menyukai