Anda di halaman 1dari 15

TELAAH JURNAL

“DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)”

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Fahri Dwi Putra


2. Fatimah
3. Fera Nurjanah
4. Firda Fauziah
5. Firman Fadillah
6. Ghina Apriyani
7. Ghina Rizkia
8. Siti Lutfiyah Sunkar

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


“ PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI TERHADAP
PENINGKATAN TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAN BERDARAH
DENGUE “

A. PENDAHULUAN

Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41


tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi
dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%)
dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes
(terutama A. aegyti dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan
dengan sanitasi lingkungan dengan tempat perindukan bagi nyamuk betina, yaitu
bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air
lainnya). Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan
virus dengue yaitu:
1. Vektor : perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di
lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lainnya;
2. Pejamu : terdapatnya penderita di lingkungan atau keluarga, mobilisasi, dan
paparan terhadap nyamuk, usia, dan jenis kelamin;
3. Lingkungan : curah hujan, suhu, dan kepadatan penduduk.
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tanaman yang dapat
dijadikan obat tradisional, salah satunya daun jambu biji. Daun jambu biji sudah lama
digunakan untuk mengobati seseorang yang terkena demam berdarah dengue. Ekstrak
daun jambu biji juga dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam sumsum tulang
sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. Daun jambu biji
(Psidium guajava Linn.) ternyata mengandung berbagai macam komponen yang
berkhasiat mengatasi DBD.
Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin
dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase
sehingga dapat menghambat pertumbuhan virus dengue.8 Daun jambu biji
mengandung flavonoid, tanin (17,4%), fenolat (573,3 mg/g), dan minyak atsiri. Efek
farmakologis dari daun biji ini yaitu antiinflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri,
antidiabetes, antihipertensi, dan penambah trombosit. Adapun salah satu senyawa
flavonoid yang terkandung di dalam daun jambu biji adalah quersetin yang memiliki
titik didih 310o C sehingga quersetin tahan terhadap pemanasan.
Hasil uji klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun jambu biji
selama 5 hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/μl, pemberian
ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/μl setelah 12-
14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti. Dengan demikian ekstrak
daun jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan kuratif demam berdarah.
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui manfaat dan kandungan yang ada pada daun jambu biji
untuk meningkatkan trombosit dalam tubuh pada penyakit DHF.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan mencit sebagai subjek penelitian didapatkan
bahwa ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam
sumsum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.

ANALISIS DENGAN FORMAT PICOT

A. POPULASI DAN SAMPEL


Populasi : Sekitar 2,5 miliar orang atau 40% dari populasi dunia hidup di daerah di
mana terdapat risiko penularan DBD.
Sampel : Jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi
dan 2 kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota.
B. INTERVENSI
Penelitian ini menggunakan mencit sebagai subjek penelitian didapatkan
bahwa ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam
sumsum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.
Peningkatan jumlah megakariosit terjadi melalui mekanisme peningkatan GM-CSF
(Granulocyte– Macrophage Colony Stimulating Factor) yang akan menyebabkan
rangsangan proliferasi dan diferensiasi megakariosit.
C. COMPARASION
Pembanding pada jurnal ini adalah Penggunaan suplemen ekstrak daun jambu
biji (Psidium guajava Linn) dan angkak (Monascus purpureus) dalam meningkatkan
trombosit pada pasien DBD di instalasi rawat inap penyakit dalam RSUP DR. M.
Djamil Padang didapatkan hasil bahwa pemberian suplemen ekstrak daun jambu biji
(Psidium guajava Linn.) dan angkak (Monascus purpureus) lebih cepat meningkatkan
jumlah trombosit pada pasien DBD dengan trombosit >100.000/µl dibandingkan
kelompok kontrol di instalasi rawat inap penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil
Padang.
D. OUT CAME
Daun jambu biji sudah lama digunakan untuk mengobati seseorang yang
terkena demam berdarah dengue. Ekstrak daun jambu biji juga dapat meningkatkan
jumlah megakariosit dalam sumsum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah
sstrombosit dalam darah.
Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat
mengatasi DBD. Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai
quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse
transcriptase sehingga dapat menghambat pertumbuhan virus dengue.
Hasil penelitian yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan daun jambu
biji terbukti dapat menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase dari virus
dengue. Tanin menghambat enzim reverse transcriptase maupun DNA polymerase
dari virus serta menghambat pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA.
Hasil uji klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun jambu biji selama
5 hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/μl, pemberian ekstrak
kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/μl setelah 12-14 jam,
tanpa menimbulkan efek samping yang berarti. Dengan demikian ekstrak daun jambu
biji dapat digunakan untuk pengobatan kuratif demam berdarah.
E. TIME
Dalam jurnal ini tidak ditunjukan kapan penelitian dlakukan.
F. MANFAAT DAN KEKURANGAN
1. Manfaat
Dapat mengetahui manfaat daun jambu biji untuk meningkatkan trombosit tubuh
pada penyakit DHF, dan dapat mengetahui kandungan yang ada pada daun jambu
biji.
2. Kekurangan
Tidak terdapat waktu penelitian yang jelas dalam jurnal.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh
virus dengue melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A.
albopictus). Virus ini dapat menyebabkan kadar trombosit di dalam tubuh menurun
(trombositopenia). Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponen yang
berkhasiat mengatasi DBD. Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang
dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat
aktivitas enzim reverse transcriptase sehingga dapat menghambat pertumbuhan
virus dengue.
2. Saran
Seharusnya setelah ada penelitian ini, seseorang yang terkena DHF teratasi
sebagian dengan daun jambu biji. Dan daun jambu biji di jadikan obat alternatif
untuk pasien dengan diagnosa DHF.
DAFTAR PUSTAKA

Rabbaniyah, Fairuz, 2015, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap
Peningkatan Trombosit Pada Pasien Demam Berdarah Dengue, Jurnal
majority, Vol.IV, No.7.

http://scholar.google.com/scholar_url?url=http%3A%2F
%2Fjuke.kedokteran.unila.ac.id%2Findex.php%2Fmajority%2Farticle
%2Fview
%2F1455&hl=id&sa=T&ct=res&cd=3&d=10921340427188483077&ei=H
VinXbPPBYy9yQSSx5sssnwCQ&scisig=AAGBfm1eWovbDAv80QKsGso
sSsQBqXeY0w&nossl=1&ws=1366x634&at= (Diakses pada tanggal 17
Oktober 2019 pada pukul 00.52 wib)
EFEKTIKTIFITAS PEMBERIAN JUS BUAH KURMA ( PHOENIX
DACTYLIFERA ) TERHADAP PENINGKATAN KADAR THROMBOSIT
DARAH PADA PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

A. PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel manusia
terutama dalam kebutuhan protein . persaingan tersebut sangat tergantung pada daya
tahan manusia .
Sebagai reaksi terhadap hal ini , terjadi aktivasi system komplemen sehingga
dikeluarkan zat anafilotoksin yang menyababkan peningkatan permeabilitas kapiler
dan terjadi perempesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskuler ,
sehingga agregasi trombosit menurun . apabila kelainan ini berlanjut akan
menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda
dari sumsum tulang dan kerusakan sel endotel pembuluh darah dan merangsang atau
mengaktivasi faktor pembekuan .
Sebanyak 23 kecamatan dari 24 kecamatan di banyuwangi saat ini positif
menjadi daerah endemis demam berdarah . jumlah penderita demam berderah pada
tahun 2013 sebanyak 247 meningkat menjadi 265 kasus pada tahun 2014 (Dinas
kesehatan kabupaten banyuwangi , 2015)
Alternatif lain selain pengobatan medis adalah dengan mongonsumsi jus buah
jambu , minum cairan isotonik , makan kuning telur ayam kampung yang dicampur
dengan madu dan buah kurma yang diolah menjadi jus (Qwerty , 2007).
Kurma merupakan buah yang terkenal dari timur tengah dan dipercayai
memiliki beragam khasiat . kurma adalah salah satu buah yang digemari untuk
dikonsumsi saat berbuka puasa karena rasa manisnya yang alami , memiliki
kandungan protein dan serat tinggi . kandungannya tersebut membuatnya amat baik
untuk melunakan usus dan mengaktifkannya . keunggulan kurma lainnya adalah
kandungan zat gizi bagi tubuh yang amat tinggi , diantaranya vitamin A , B1 , B2 ,
C , tiamin , riboflavin , niasin , kalium dan asam nikotinat (http://sari-kurma-
aljazira.com,2010) .
Kurma dengan komposisi nutrisi yang kompleks dan rasa manis yang khas
akan disukai oleh anak – anak sehingga semakin banyak cairan yang dapat diberikan
kepada anak dalam bentuk jus kurma untuk menurunkan kekentalan darah ,
menambah protein yang hilang karena infeksi virus DBD dan menambah daya tahan
tubuh karena terdapat banyak vitamin dan mineral .
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk menganalisa pengaruh jus kurma terhadap respon tubuh pada 24
kecamatan masyarakakat banyuwangi yang menderita DBD
C. METODE PENELITIAN
Rangcangan atau design dalam penelitian ini adalah Quansi experiment ,
dimana salah satu kelompok sampel diberikan perlakuan berupa pemberian jus kurma
sedangkan kelompok yang lain diberikan intervensi kemudian kedua kelompok
diukur rata peningkatan trombositnya . besar sampel penelitian ini berjumlah 40
orang , dimana 20 orang akan diberi perlakuan sedang 20 orang laainnya tidak .
teknik sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling yaitu
menggunakan teknik consecutive sampling dimana pemilihan sample dengan
menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian .

ANALISIS DENGAN FORMAT PICOT


A. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi : 24 kecamatan masyarakat banyuwangi
Sampel : 40 orang , dimana 20 orang akan diberi perlakuan sedang 20 orang laainnya
tidak
B. INTERVENSI
Penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperimen . teknik pengambilan
sampel yaitu consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan menetapkan
subyek yang memenuhi kriteria penelitian .
C. COMPARASION
Pembanding pada jurnal ini adalah masyarakat banyuwangi diberi pendidikan
kesehatan tentang dbd dan cara penaggulannya .
D. OUTCAME
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap penyakit . jus kurma merupakan salah satu
alternatif sebagai obat untuk dbd karena memiliki banyak kandungan baik yang
dibutuhkan oleh tubuh yaitu vitamin A , B1 , B2 , C , tiamin , riboflavin , niasin ,
kalium dan asam nikotinat . Jus kurma dapat memberi perubahan yang signifikan
pada dbd
E. TIME
Dalam jurnal ini tidak ditunjukan kapan penelitian dlakukan.
F. MANFAAT DAN KEKURANGAN
1. Manfaat
Dapat mengetahui kandungan yang terkandung dalam kurma untuk meningkatkan
trombosit dan juga dapat mengurangi peningkatan jumlah penderita DBD dengan
mengkonsumsi jus kurma.
2. Kekurangan
Tidak terdapat waktu penelitian yang jelas dalam jurnal.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Peningkatan trombosit penderita DBD yang diberikan perlakuan jus kurma
selama 3 hari di RSUD Genteng Banyuwangi pada tahun 2015 rata-rata sebanyak
54.000/ul, peningkatan trombosit penderita DBD tanpa perlakuan di RSUD
Genteng Banyuwamgi pada tahun 2015 rata-rata sebanyak 36.000/ul dan ada
perbedaan rata-rata peningkatan ttrombosit antara pasien DBD yang diberikan jus
kurma dan pasien DBD yang tidak diberikan jus kurma di RSUD Genteng
Banyuwangi tahun 2015. Perbedaan peningkatan kadar trombosit darah antara
dua kelompok penelitian mencapai 50%.

2. Saran
Disarankan agar para perawat dapat memberikan informasi akan pentingnya
tambahan jus kurma untuk mempercepat peningkatan trombosit pada penderita
DBD. Sedangkan untuk rumah sakit, disarankan agar rumah sakit yang merawat
penderita DBD agar memasukkan jus kurma sebagai bagian dari diet sehari-hari
agar proses peningkatan trombosit dapat tercapai lebih cepat. Untuk masyarakat
yang anggota keluarganya menderita DBD, disarankan agar mengkonsumsi jus
kurma agar trombosit penderita segera pulih dalam kondisi normal dan dapat
sembuh seperti sediakala.
DAFTAR PUSTAKA

Yunita,N,henny. Dan prasetyo,D,july. 2015. Efektifitas Pemberian Jus Buah Kurma


(Phoenix Dactylifera) Terhadap Peningkatan Kadar Thrombosit Darah Pada
Penderita Dengue Haemorrhagic Fever (Dhf). Healthy. Vol.4. No.1.

https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=sari+kurma+dbd&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs%u=%23p
%3d3e1186dpaiuj (diakses pada tanggal 16 oktober 2019 pukul 12.35 wib)
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MIMBA ( AZADIRACHTA INDICA )
SEBAGAI OVISIDA AEDES AEGYPTI

A. PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit arbovirus yang
disebabkan oleh virus dengue melalui perantara gigitan nyamuk Aedes
aegypti. Penyakit demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan yang
serius di Indonesia, karena angka kematian yang ditimbulkan cukup tinggi
(Astuti, dkk, 2004).
Menurut Nusa dalam Depkes RI (2007), di Indonesia wabah DBD
mulai dikenal sejak tahun 1779 oleh David Hylson dengan nama “Demam
Lima Hari”. Kemudian pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta dilaporkan
bahwa dari 100 orang penderita DBD 48 orang di antaranya meninggal dunia
dengan angka kematian sebesar 41,3%. Setelah itu peningkatan wabah DBD
di Indonesia terus meningkat dengan dilaporkannya beberapa kasus serupa di
Bandung dan Yogyakarta pada tahun 1972 dengan pola penyakit yang telah
bergeser dari usia anak-anak ke usia dewasa (Dinata dalam Depkes RI, 2007).
Di Indonesia angka kematian akibat wabah DBD cukup tinggi. Hal ini
terjadi karena belum ditemukannya obat atau vaksin yang dapat digunakan
untuk mematikan virus dengue tersebut (soedarmo, 1988). Selain itu
perubahan cuaca dari musim hujan ke musim panas, jumlah penduduk yang
terus bertambah, mobilitas manusia yang semakin meningkat, serta masih
rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan di
sekitar tempat tinggal merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
penyebarluasan penyakit DBD (Rodhain, 1992).
Pengendalian vektor nyamuk secara space spraying dengan
pengabutan (thermal fogging) dan Ultra Low Volume (cold fogging) dengan
insektisida Malathion dari golongan organofosfat yang bertujuan untuk
memutus rantai penularan telah banyak dilakukan, akan tetapi hasilnya belum
optimal, karena hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan telur
dan larvanya tetap hidup (Astuti, dkk, 2004).
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui Efektivitas Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica )
sebagai Ovisida Aedes aegypti.
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen.

ANALISIS DENGAN FORMAT PICOT


A. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi : Loka Litbang pangandaran.
Sampel : Penelitian dilakukan terhadap 25 butir telur Aedes aegypti pada
masing-masing konsentrasi ekstrak daun Mimba ( Azadirachta
indica ) dan 25 butir telur digunakan sebagai control.
B. INTERVENSI
Telur nyamuk Aedes aegypti yang berwarna hitam yang diletakan pada kertas
ovitrap, panjang telur 1 mm dengan bentuk bulat oval atau memanjang.
Sedangkan untuk kandungan Azadirachtin yaitu pada daun Mimba
( Azadirachta indica ).
C. COMPARASION
Perbandingan antara konsentrasi 20%, 60%, dan 100% didapatkan hasil yang
evektif pada 60% dan 100% sedangkan pada 20% masih terdapat banyak telur
yang menetas.
D. OUT CAME
Ada beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan telur di
lingkungannya, diantaranya suhu, kelembaban, cahaya, dan tempat
perlindungan.

E. TIME
Jurnal di publikasikan pada tanggal 1 Februari 2017.
F. MANFAAT DAN KEKURANGAN
1. Manfaat
Mengetahui kandungan daun mimba dan efektivitas ekstrak daun mimba
( azadirachta indica ) sebagai ovisida aedes aegypti.

2. Kekurangan
peneliti tidak mengukur semua faktor lingkungan tersebut, yaitu tidak
mengukur intensitas cahaya pada habitat alami.
G. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Dari analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan tingkat kematian akibat pengaruh berbagai
konsentrasi ekstrak air daun Mimba ( Azadirachta indica ) yang
diaplikasikan terhadap telur nyamuk Aedes aegypti.
2. Konsentrasi ekstrak Air daun Mimba ( Azadirachta indica ) pada saat
uji pendahuluan dapat menghambat pada konsentrasi 60%, dan pada
saat penelitian dapat dikatakan efektiv sebagai ovisida telur nyamuk
Aedes aegypti pada konsentrasi minimal 30%.
2. Saran
Diharapkan adanya peneliti yang membuat agar ekstrak daun mimba
dapat di buat seperti serbuk abate sehingga dapat digunakan secara
langsung oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Hidana,rudi. Dan susilawati. 2017. Efektivitas Ekstrak Daun Mimba ( Azadirachta


Indica ) Sebagai Ovisida Aedes Aegypti. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada. Vol 17. Nn 1.

https://www.ejurnal.stikesbth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/viewfile/190/178
( diakses pada tanggal 16 oktober pukul 16.00 wib)

Anda mungkin juga menyukai