STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 November 2018.
Keluhan Utama : Sesak napas yang memberat 2 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan : Sesak disertai nyeri dada sebelah kiri yang terasa seperti di
ikat.
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh sesak napas yang memberat 2 har
SMRS. Sesak disertai nyeri dada sebelah kiri yang
terasa seperti diikat, menjalar hingga tangan kiri dan
punggung yang dipicu aktivitas fisik dan cuaca.
Pasien mengaku kaki mulai membengkak 1 hari
smrs, pasien mengaku sering terbangun karena
sesak serta harus tidur dengan bantal yang tinggi. 1
hari smrs pasien dibawa ke RS harapan bunda dan
dirujuk ke RSUD AM.
STATUS PRESENT
A. Status Umum
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 45 kg
B. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 110/60mmHg
Frekuensi Nadi : 84x/menit
Frekuesi Napas : 28x/menit
Suhu Tubuh : 36,3°C
SpO2 : 95%
Muka : Simetris, edema (-/-),
Rambut : Hitam lebat, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), sekret
(-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+), edema palpebral (-/-)
Telinga : Lesi (-), Hiperemis (-), serumen (+)
Hidung : Deviasi (-), sekret (-/-), nafas cuping hidung ()
Mulut : Sianosis (), sariawan (-), lidah kotor (-) deviasi (-),
uvula berada ditengah, gusi berdarah (-)
LEHER
Bentuk : Simetris
Trakea : Di tengah, tidak ada deviasi
JVP meningkat : (+) 5+3 cm H20
PARU-PARU
I : retraksi dinding dada (-), gerakan d. Dada kanan tertinggal
P: fremitus taktil kanan < kiri, nyeri tekan (-)
P: perkusi redup di kanan
A:, wheezing (-), rhonki (+)
JANTUNG
I : Iktus cordis terlihat pada ICS V
P: Iktus kordis teraba di ICS V garis midklavikula sinistra, thrill (+)
P: batas jantung melebar
A: Bunyi jantung I – II reguller, murmur (+)
ABDOMEN
I : distensi abdomen (-), lesi/jejas (-)
P : Nyeri Tekan (-)
P: Timpani
A : Bising usus (+) 4x / menit
EKSTREMITAS
Superior: Akral hangat, pucat (+/+), sianosis (+/+), CRT <2detik, edema
(-)
Inferior : Akral hangat, pucat (+/+), sianosis (+/+), CRT <2detik, edema
pitting (+).
C. Pemeriksaaan Penunjang
Pemeriksaan EKG
Diagnosis Kerja :
CHF+ ALO
Diagnosis Banding :
Tb paru
Efusi pleura
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya ALO dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kardiogenik
Arteri yang menyuplai darah untuk jantung dapat menyempit karena adanya
deposit lemak (plaques). Serangan jantung terjadi jika terbentuk gumpalan darah
pada arteri dan menghambat aliran darah serta merusak otot jantung yang disuplai
oleh arteri tersebut. Akibatnya, otot jantung yang mengalami gangguan tidak
mampu memompa darah lagi seperti biasa.
2. Kardiomiopati
4. Hipertensi
2. NON-KARDIOGENIK
Pada non-kardiogenik, ALO dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
C.KLASIFIKASI
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling umum dari pulmonary edema adalah sesak
napas. Ini mungkin adalah penimbulan yang berangsur-angsur jika
prosesnya berkembang secara perlahan, atau ia dapat mempunyai
penimbulan yang tiba-tiba pada kasus dari pulmonary edema akut.
Gejala-gejala umum lain mungkin termasuk mudah lelah, lebih cepat
mengembangkan sesak napas daripada normal dengan aktivitas yang
biasa (dyspnea on exertion), napas yang cepat (tachypnea),
kepeningan, atau kelemahan.
Stadium 1.
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan
memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan
kapasitas difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini hanya berupa
adanya sesak napas saat bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak jelas
menemukan kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi pada saat
inspirasi karena terbukanya saluran napas yang tertutup pada saat
inspirasi.
Stadium 2.
Pada stadium ini terjadi edema paru intersisial. Batas pembuluh darah
paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa
interlobularis menebal. Adanya penumpukan cairan di jaringan
kendor interstisial, akan lebih memperkecil saluran napas kecil,
terutama di daerah basal oleh karena pengaruh gravitasi. Mungkin
pula terjadi refleks bronkhokonstriksi. Sering terdapat takhipnea.
Meskipun hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri,
tetapi takhipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga
penumpukan cairan interstisial diperlambat
Stadium 3.
o Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker.
o Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit, total dosis
15 mg (sebaiknya dihindari).