Anda di halaman 1dari 9

IPRESENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Tn .N” dengan


ARTRITIS GOUT
DI RUANG INAP CEMPAKA
RUMAH SAKIT CIPUTRA HOSPITAL
TANGERANG

Disusun Oleh :

Nama : Wida Nurdiana


NIK : 0673
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Menurut Revves (2004) Gout Artritis adalah asymmetrik (monoarticular) yang
berhubungan dengan hyperurisemia, peradangan ini biasanya mempengaruhi
persendian perifer, yang disebabkan oleh deposisi crystal urate monosodium.
B. Etiologi
Menurut Malya (2003), faktor–faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah
faktor yang menyebabkan terjadinya hiperurisemia diantaranya adalah :
a. Gangguan konsentrasi pembentukan asam urat yang berlebih :
a. Gout primer : akibat pembentukan langsung asam urat yang berlebih.
b. Gout sekunder : ekskresi asam urat berkurang akibat proses penyakit
atau pemakaian obat-obatan.
Menurut Carter (dalam Arina Malya, 2003) penyebab dari gout :
1. Diit tinggi purin
2. Konsumsi minumam beralkohol
3. Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang
ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal (seperti :
aspirin, diuretik).
C. Manifestasi klinik
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena
adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit
sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah
mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses
inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering
pada serangan pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama  (MTP–I).
Hampir semua kasus lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout)
Serangan akut dapat membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh
remisi sempurna sampai serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak
dikoreksi, akan timbul artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak
selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak
orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis
gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul
pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.

D. Patofisiologi
oat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien juga menderita demam
dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut biasanya didahului oleh
tindakan pembedahan, obat, alkohol dan stress emosional. Meskipun yang paling
sering terserang pertama adalah ibu jari kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang, semakin lama penyakit makan sendi jari, lutut,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan akut
akan berkurang setelah 10-14 hari walapun tanpa pengobatan. Produk buangan
termasuk asam urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran ginjal,
kandung kemih, dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses
pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Hal tersebut juga dapat, menimbulkan komplikasi yaitu
pengendapan asam urat dalam ginjal yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal
dari kristal asam urat.

E. PATHWAY
Primer:
Kelainan metabolisme
purin bawaan Sekunder:Diit, Obat-obatan, Proses
penyakit

Purin
Tinggi

Metabolisme di Hati
(teroksidasi)

Asam urat
tinggi

Gangguan filtrasi
di ginjal

Darah urin
Peningkatan
asam urat di urin

Hiperuricemia

Penumpukan di sendi

Pembentukan kristal (thopi)

Inflamasi

Nyeri Kaku
Hambatan Defisit
mobilitas fisik pengetahuan

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaana keperawatan :

1. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk.


Hindarimakanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan
sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
2. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic,
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
3. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
4. Tirah baringMerupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah
serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

Penatalaksanaan medis:

1. Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain: Kolkisin


Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-
muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan
menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai
nyeri, mual, atau diare hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis
4-6 mg, maksimal 8 mg.
2. OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50
mg setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari).
Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal
dan riwayat alergi terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
3. Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat
efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout
poliartikuar, dapat diberikan secara intravena (metilprednisolon 40 mg/hair)
atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).
4. Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam
dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan
memperberat hiperurisemia.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk memastikan seseorang terkena gout adalah dengan dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki lebih dari 7 mg/dl dan pada wanita
lebih dari 6 mg/dl. Maka dikatakan menderita asam urat tinggi yang memicu terjadinya
gout.
2. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam.
Kadar asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800 mg/24 jam pada diet
biasa atau lebih dari 600 mg / 24 jam.

Asuhan Keperawatan
A.    Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan. Untuk itu,
diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga dapat
memberi arah terhadap
1)      Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :

1. Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2. Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang
mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri
klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.

2)      Riwayat penyakit sekarang


Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup
awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa lama
pemakaian obat analgesic, alopurinol
3)      Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya
gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawqat dengan
masalah yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat
diuretic.
4)      Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama dengan
klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat
yang berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.
5)      Riwayat psikososial
Kaji  respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya  dan penyakit klien
dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan individu
dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program
pengobatan dan prognosis penyakit  dan peningkatan asam urat terhadap sirkulasi. Adanya
perubahan peran dalanm keluarga akibat adanya  nyri dan hambatan mobilitas fisik
emberikan respon terhadap konsep diri yang maldaptif.
6)      Pengkajian Berdasarkan Polaa.       Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatanKeluhan
utama nyeri pada pada sendi
b)      Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi        atau mengurangi serangan.
c)      Riwayat penyakit Gout pada keluarga
d)      Obat utntuk mengatasi adanya gejala
b.    Pola nutrisi dan metabolic
a)      Peningkatan berat badan
b)      Peningkatan suhu tubuh
c)      Diet
c.        Pola aktifitas dan Latihan
a)    Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
b)   Pola presepsi dan konsep diri
c)   Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
d)   Presepsi diri dalam melakukan mobilitas
7)      Pemeriksaaan fisik
a.       B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga
dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara ronki
atau mengi.
b.      B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan
pusing karena nyeri.
c.        B3 (Brain): kesadaran biasanya komposmentis
1.      kepala dan wajah : ada sianosis
2.      mata                   : sclera biasanya tidak ikterik
3.      leher                   : biasanya JVP dalam batas normal
d.      B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke gijal berupa pielonefritis,
batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
e.       B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi,
warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada
nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f.        B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan :
1.      Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari
pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyrin biasaya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu
kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas
sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan
membesar
2.      feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
3.      Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat

7.      Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.


 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Agen cidera keperawatan selama 3 x 24 jam
biologis nyeri berkurang dengan kriteria
(obstruksi/penyakit hasil: 1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
) 2) Observasi adanya petunjuk nonverbal
Kontrol Nyeri mengenai ketidaknyamanan nyeri
3) Mengobservasi tanda-tanda vital
1) Dapat mengenali kapan terjadi 4) Ajarkan teknik non farmakologi(Relaksasasi
nyeri nafas dalam dan teknik distraksi)
2) Dapat melakukan tindakan 5) Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang
pencegah nyeri dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri
3) Melaporkan adanya skor nyeri (batasi aktifitas)
(skala 2) 6) Anjurkan pasien untuk istirahat atau tidur
4) Dapat menggunakan tindakan 7) Pastikan perawatan analgesik bagi pasien
pengurang nyeri tanpa analgesic dilakukan dengan pemantauan yang ketat.
8) Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian
obat.

2 Kerusakan Setelah dilakukan asuhan Terapi ambulasi


mobilitas fisik keperawatan selama 3 x 24 jam·      Konsultasi dengan terapi untuk perencana
penurunan klien mampu ambulasi
rentang gerak, ·   Ambulasi : ·      Latih pasien ROM pasif aktif ses
keterbatasan ·   Tingkat mobilisasi kemampuan
ketahanan fisik, ·   Perawtan diri ·      Ajarkan pasien berpindah tempat
kelemahan otot KH: ·      Monitor kemampuan ambulasi pasien
·   Peningkatan aktivitas fisik
Pendidikan kesehatan
·      Jelaskan pada pasien pentingnya ambul
dini
·      Jelaskan pada pasien tahap ambulasi
·      Jelaskan pada pasien manfaat ambulasi di
3 kurang Setelah dilakukan askep selama 3 x Teaching : Dissease Process
pengetahuan 24 jam, pengetahuan klien ·      Kaji tingkat pengetahuan klien d
tentang penyakit, meningkat. keluarga tentang proses penyakit
dan perawatan KH: ·      Jelaskan tentang patofisiologi penyak
nya b/d kurang·      Klien / keluarga mampu tanda dan gejala serta penyebab ya
familier terhadap menjelaskan kembali apa yang mungkin
informasi, telah dijelaskan ·      Sediakan informasi tentang kondisi klien
terbatasnya ·      Klien / keluarga kooperative·      Siapkan keluarga atau orang-orang ya
kognitif saat dilakkan tindakan berarti dengan informasi tenta
perkembangan klien
·      Sediakan informasi tentang diagnosa klien
·      Diskusikan perubahan gaya hidup ya
mungkin diperlukan untuk menceg
komplikasi di masa yang akan datang d
atau kontrol proses penyakit
·      Diskusikan tentang pilihan tentang ter
atau pengobatan
·      Jelaskan alasan dilaksanakannya tindak
atau terapi
·      Dorong klien untuk menggali pilih
pilihan atau memperoleh alternatif pilihan
·      Gambarkan komplikasi yang mung
terjadi
·      Anjurkan klien untuk mencegah ef
samping dari penyakit
·      Gali sumber-sumber atau dukungan ya
ada
·      Anjurkan klien untuk melaporkan tanda d
gejala yang muncul pada petugas kesehatan
·      kolaborasi dg tim yang lain.

Discharge planning
1.      Mengistirahatkan sendi yang nyeri
2.      Pemberian obat anti inflamasi
3.      Menghindarkan factor pencetus , menurunkan BB
4.      Minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalis.
Serta menghindari makanan yang mengandung purin tinggi,anjurkan untuk diet
5.      Hindari minuman beralkohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat.

Anda mungkin juga menyukai