Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328968473

Meningkatkan Aliran Pasien Ke Rawat Inap Melalui Standarisasi Lama Rawat


Pasien dan Kapasitas Sumber Daya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr
Moewardi Tahun 2015

Technical Report · November 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.21207.11688

CITATIONS READS

0 209

1 author:

Nurul Jannatul Firdausi


Nahdlatul Ulama University of Surabaya Generation prepare Rahmatan lil 'Alamin
17 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

ANALISIS WAKTU TUNGGU PASIEN YANG DIRUJUK KE RAWAT INAP MELALUI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD DR. MOEWARDI View project

All content following this page was uploaded by Nurul Jannatul Firdausi on 15 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


POLICY BRIEF

Meningkatkan Aliran Pasien Ke Rawat Inap Melalui Standarisasi Lama Rawat


Pasien dan Kapasitas Sumber Daya di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUD Dr Moewardi Tahun 2015

Nurul Jannatul Firdausi, Kuncoro Harto Widodo, Trisasi Lestari


Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

Rekomendasi Ditujukan kepada Direktur dan Manajemen


RSUD Dr Moewardi
PENDAHULUAN
Tantangan pelayanan rumah sakit saat ini semakin besar, terutama terkait
tuduhan diskriminasi jika pelayanan tidak sesuai harapan masyarakat. Pemerintah
berupaya mengeluarkan kebijakan agar rumah sakit tidak menolak pasien.
Kebijakan tersebut menyebabkan lonjakan jumlah pasien dan waktu tunggu.
Kondisi ini yang saat ini terjadi di IGD RSUD Dr Moewardi. Rumah sakit juga
dituntut meningkatkan kualitas pelayanan melalui akreditasi. Rumah sakit besar,
termasuk RSUD Dr Moewardi nantinya diharapkan dapat terakreditasi secara
internasional oleh JCI (Joint Commission Internasional). Pemegang kebijakan di
RSUD Dr Moewardi harus memahami bahwa pengaturan aliran pasien menjadi
salah satu penilaian JCI pada standar kepemimpinan LD.04.03.11(1) sehingga perlu
peran dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini . Waktu tunggu lama di IGD
juga berdampak pada peningkatan beban pelayanan akibat adanya pasien transisi.
Adanya pasien transisi kesibukan IGD meningkat dan kapasitas sumber daya
menjadi terbatas bagi pasien baru. Adopsi lean management telah banyak
dilakukan oleh rumah sakit di dunia untuk mengatasi masalah waktu tunggu.
Penerapan lean management di Thedacare Wiconsin mampu mengurangi waktu
tunggu pelayanan bedah ortopedi dari 14 minggu menjadi 31 jam (2).

TANTANGAN

Demand terhadap Pelayanan IGD


128
Rata-rata kunjungan pasien ke IGD
Tahun 2012-2015 sebanyak
47.491 pasien per tahun.
Kunjungan pasien ke IGD per hari
28
bisa mencapai 128 dengan 16
perkiraan kedatangan pasien per 4

jam sebanyak 16 pasien. Pasien ini ∑ Pasien IGD ∑ Pasien IGD ∑ Pasien ∑ Pasien
per Hari per Jam Interna per Hari Interna per Jam
dapat menuju ruang observasi
bedah, medikal maupun anak. ∑ Pasien IGD per Hari
∑ Pasien Interna per Hari
∑ Pasien IGD per Jam
∑ Pasien Interna per Jam

Gambar 1 Rata-Rata Kunjungan Pasien IGD RSUD Dr


Moewardi Tahun 2012-2015

1
Kasus penyakit dalam di IGD RSUD Dr Moewardi mencakup 30% dari total pasien.
Observasi pasien interna di ruang medikal dengan kapasitas 9 kamar. Ruang
observasi tersebut juga digunakan oleh pasien non bedah lainnya sehingga terjadi
kompetisi.

Waktu Tunggu Pasien

Hasil penelitian terhadap pasien penyakit dalam menunjukkan rata-rata waktu


tunggu pasien lebih dari 3 jam (3 jam 3 menit 58 detik). Waktu tunggu pasien
transisi juga melebihi tandar waktu, yaitu 30 menit. Selama observasi pasien IGD
harus berhubungan dengan Laboratorium Cito dan Apotek. Waktu tunggu terlama
adalah menunggu hasil laboratorium. Sebanyak 60% pasien yang diantar ke rawat
inap tidak membawa hasil karena belum selesai, dikirm langsung dan hilang.
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium ini mencapai >60 menit. Penyebab
dari masalah tersebut adalah informasi pergerakan pasien yang tidak dapat
dipantau oleh petugas laboratorium melalui SIM, pencatatan pengambilan hasil
tidak konsisten, dan dokumen hasil pemeriksaan laboratorium tidak tertata rapi.
Rata-rata pasien penyakit dalam per hari sebanyak 28 pasien. Perkiraan secara
sederhana agar pasien interna dan pasien lainnya dapat menggunakan kamar
observasi medikal (kapasitas 9 kamar) dengan asumsi digunakan sekitar 3 jam 4
menit (184 menit), maka takt time lama rawat pasien di IGD hanya 60 menit.
Pemeriksaan pasien di kamar untuk menjaga privasi pasien. IGD memiliki jumlah
brankar sebanyak 34 buah selain yang tersedia di kamar observasi. Dengan asumsi
semua brankar digunakan oleh pasien IGD di ruang observasi medikal maka takt
time lama rawat psien di IGD selama 224 menit (3 jam 44 menit). namun, pada
kondisi yang nyata brankar digunakan juga oleh pasien di kamar observasi bedah
dan anak. Maka, lama rawat pasien di IGD, khususnya di kamar observasi medikal
dengan demand 28 pasien per hari antara 1 jam hingga kurang dari 3 jam untuk
mencegah terjadinya penumpukan pasien yang membutuhkan ruang medikal.
Lama rawat pasien terutama pasien rawat inap yang boarding/menginap di IGD
karena belum mendapat kamar perlu mendapat perhatian untuk ditekan terutama
saat kunjungan meningkat.

> I84 menit

Gambar 2. Kesibukan IGD saat Kunjungan Gambar 3. Gambaran Waktu Tunggu Pasien di IGD hingga Rawat
Pasien Meningkat Inap 2
Bottleneck: Sumber Daya vs Kelancaran Pelayanan IGD

Jumlah sumber daya untuk menunjang kelancaran pelayanan di IGD maupun di


Instalasi pendukung pelayanan IGD sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan
(demand). Kondisi memberi pengaruh besar terhadap tidak tercapainya standar waktu
tunggu pelayanan di IGD. Terbatasnya ketersediaan dan kelayakan sumber daya fisik,
seperti tempat tidur dan sumber daya manusia di rawat inap juga menjadi penghambat
kelancaran pemindahan pasien dari IGD ke rawat inap sehingga waktu tunggu dan
beban pelayanan IGD meningkat.

Gambar 4. Ketersediaan Sumber Daya di IGD Disesuaikan dengan Jumlah Demand

3
REKOMENDASI KEBIJAKAN

1. Pembenahan budaya dan lingkungan kerja di IGD dan rawat inap


2. Membenahi pelayanan triage dan fast track dengan pembentukan tim,
pembuatan label triage serta nomor pasien.
3. Memenuhi kebutuhan sumber daya sesuai permintaan dan melakukan
pemantauan rutin terhadap alat pendukung pelayanan.
4. Memperbaiki Sistem Informasi RS dengan penyamaan persepsi antar petugas
terkait, membuat SOP bed management, pemasangan layar informasi pasien,
dan menggunakan rekam medik elektronik.
5. Implementasi 5S dalam penataan hasil pemeriksaan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prenney B. Assement of Patient Flow. In: Litvak E, editor. Managing Patient
Flow in Hospitals: Strategies and Solutions. Second. Illinois: Joint
Commission Resource; 2010. p. 29–74.
2. Graban M. Lean Hospitals: Improving Quality, Patient Safety and Employee
Engagement. Second. New York: CRC Press; 2012.

4
5

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai