Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nanda Jealsy Cahyani

NIM : 05011281823064

Kelas : Agribisnis B Indralaya

SOAL:

1. Apa yang anda ketahui tentang Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah, apa
bedanya dengan Ekonomi Konvensional (seperti Ekonomi Liberal) yang
diadopsi dari dunia Barat.
6. Sebutkan 5 produk perbankan syariah, bahaslah dari sisi keuntungan dan
kerugiannya
7. Apa yang dimaksud dengan riba dalam ekonomi islam. Mengapa riba
dilarang dan apa dalil yang mendasarinya
8. Bagaimana ekonomi syariah mengganti sistim riba dengan sistim bagi hasil,
apa yang menjadi dasar perhitungannya
9. Mengapa kita tidak boleh ikut spekulasi dalam Pasar Saham dan Paasr Valas.

JAWAB:

1. Apa yang anda ketahui tentang Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah,
apa bedanya dengan Ekonomi Konvensional (seperti Ekonomi Liberal)
yang diadopsi dari dunia Barat.
Jawab : o Istilah ilmu ekonomi konvensional secara istilah tidak merujuk pada
ilmu ekonomi
tertentu, karena konvensional secara bahasa berarti berdasarkan pada
kesepakatan umum.
Pembubuhan kata konvensional biasanya digunakan untuk menunjukkan
bahwa suatu hal
merupakan kelaziman atau praktik yang dominan. Dalam diskursus ilmu
ekonomi,
terdapat istilah yang lebih sering digunakan untuk merujuk hal ini yaitu
mainstream
economics (ilmu ekonomi arus utama). Realitanya pun mainstream economics
diisi oleh
pemikiran yang sangat beragam, meski didominasi oleh pemikiran mazhab
neoklasik.
Salah satu definisi yang sangat terkenal tentang ilmu ekonomi datang dari
pemikir
mazhab ini, yaitu Lionel Robbins (1935). Ia mendefinisikan ilmu ekonomi
sebagai “the
science which studies human behaviour as a relationship between ends and
scarce means
which have alternative uses” (ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku
manusia
sebagai sebuah hubungan antara tujuan-tujuan dan cara-cara yang memiliki
penggunaan
alternatif). Ends dalam definisi ini dapat dipahami sebagai terpenuhinya
kebutuhan dan
means sebagai cara-cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
o Sedangkan ekonomi syariah seperti yang disampaikan oleh Hasanuz Zaman
(1984),
bahwa ilmu ekonomi Islam adalah “pengetahuan dan aplikasi dari perintah-
perintah serta
aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pemerolehan dan
pembagian sumber
daya material dengan tujuan memenuhi kebutuhan manusia dan
memungkinkan manusia
untuk melaksanakan kewajibannya pada Allah dan masyarakat”, kemudian
oleh
Muhammad Arif (1985), yang mendefinisikannya sebagai “studi terhadap
perilaku
muslim dalam mengelola sumber daya, yang mana merupakan sebuah amanah,
untuk mencapai falah”. Akram Khan (1984) menyampaikan bahwa ilmu
ekonomi Islam adalah
“studi mengenai falah (kesejahteraan) manusia yang dicapai melalui
pengorganisasian
sumber daya di dunia dengan dasar kooperasi dan partisipasi”.
o Selain perbedaan aspek normatif, ada perbedaan lebih mendasar antara ilmu
ekonomi
Islam dan ilmu ekonomi konvensional. Choudury (1990) menjelaskan bahwa
ilmu
ekonomi Islam memiliki pondasi yang berbeda dengan paradigma barat,
karena ilmu
ekonomi Islam berlandaskan pada worlview tauhid, sementara paradigma barat
memisahkan agama dengan sains (dualisme). Susamto (2018) secara lebih
jelas
memaparkan bahwa ilmu ekonomi Islam “secara ontologis tidak memisahkan
permasalahan duniawi dengan permasalahan ukhrawi” dan “secara
epistemologis tidak
membatasi pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui indera dan rasio
(akal)”.
Berdasarkan hal tersebut, ilmu ekonomi Islam bukan sedekar ilmu ekonomi
konvensional
yang aspek normatifnya diganti dengan ajaran-ajaran Islam, tetapi lebih jauh
dari itu,
ilmu ekonomi Islam memandang apa yang ada dan yang terjadi sebagai sebuah
fenomena
dalam dunia yang tunduk pada sunatullah, serta menempatkannya dalam
kacamata
tauhid. Hal ini tentu saja berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional, yang
meskipun
tidak dinyatakan secara eksplisit, mendasarkan dirinya pada filsafat
materialisme, yaitu
bahwa segala yang ada adalah dunia materi atau kebendaan.

6. Sebutkan 5 produk perbankan syariah, bahaslah dari sisi keuntungan


dan kerugiannya
Jawab : 1. Mudharabah
keuntungannya berdasarkan bagi hasil menurut kesepakatan awal.

Apabila usaha yang dijalankan mengalami kerugian, seluruh kerugian


ditanggung shahibul maal, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan
yang diperbuat mudharib, seperti penyelewengan, kecurangan, dan
penyalahgunaan dana.

2. Musyarakah
keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, sedangkan kerugiannya ditanggung
menurut kontribusi modal masing-masing.

3. Wadiah
Prinsip wadiah digolongkan menjadi dua macam, yakni Wadiah Yad Amanah
dan Wadiah Yad dhamanah. Keduanya berbeda: Wadiah Yad Amanah bisa
diartikan si penerima wadiah tidak bertanggung jawab jika ada kehilangan dan
kerusakan pada wadiah yang bukan disebabkan kelalaian atau kecerobohan
penerima wadiah.

Sementara dalam Wadiah Yad dhamanah, si penerima wadiah boleh


menggunakan wadiah atas seizin pemiliknya dengan syarat dapat
mengembalikan wadiah secara utuh kepada pemiliknya.

4. Salam
Adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan
pembeli dengan harga yang terdiri atas harga pokok barang dan keuntungan
yang ditambahkannya telah disepakati bersama.

5. Istishna
Bisa diartikan sebagai transaksi jual beli yang hampir sama dengan prinsip
salam, yakni jual beli dan penyerahan yang dilakukan kemudian, sedangkan
penyerahan uangnya bisa dicicil atau ditangguhkan.

7. Apa yang dimaksud dengan riba dalam ekonomi islam. Mengapa riba
dilarang dan apa dalil yang mendasarinya
Jawab : Riba dalam ekonomi islam, yaitu setiap penambahan yang diambil
tanpa adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang di benarkan
syariah. Riba juga merupakan pengambilan keuntungan secara tidak sehat
dalam perekonomian dan menimbulkan karugian bagi salah satu pihak, dapat
divonis keharaman untuk melakukannya. Dengan demikian, dalam ekonomi
syariah riba secara tegas di haramkan. Mengapa riba’ dilarang, karna dalam
ajaran islam, seorang muslim diharamkan memakan harta riba’ atau dengan
kata lain hukum riba’ adalah haram. Dalil yang mendasari riba’ Imam Al-
Syaraaziy di dalam kitab Al-Muhadzdzab menyatakan bahwa riba’
merupakan perkara yang di haramkan hal ini di dasari firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an surat Al- Baqarah ayat 275 yang berbunyi :
ُ َّ‫َيتَ َخب‬
ُ‫طه‬ ‫ا َّلذِي‬ ‫َيقُو ُم‬ ‫َك َما‬ ‫ِإال‬ َ‫َيقُو ُمون‬ ‫الر َبا ال‬ ِّ ِ َ‫َيأْ ُك ُلون‬ َ‫ا َّلذِين‬
‫س ذَلِكَ ِبأَنَّ ُه ْم قَالُوا ِإنَّ َما ا ْل َب ْي ُع ِمثْ ُل‬
ِّ ِ ‫طا ُن ِمنَ ا ْل َم‬
َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ال‬
‫الربَا‬
ِّ ِ
Artinya : “orang-orang yang makan (mengambil) riba’ tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukkan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba’ padahal allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba’’ (Q.S Al-Baqarah : 275 )
Selain itu ditegaskan pula dalam surat An-Nisa ayat 16 yang berbunyi :

َ ‫اط ِل َوأَ ْعتَدْنَا ِل ْلكَافِ ِرينَ ِم ْن ُه ْم‬


‫عذَابًا‬ ِ َ‫اس بِ ْالب‬
ِ َّ‫ع ْنهُ َوأَ ْك ِل ِه ْم أَ ْم َوا َل الن‬ ِّ ِ ‫َوأَ ْخ ِذ ِه ُم‬
َ ‫الربَا َوقَدْ نُ ُهوا‬
‫أَ ِلي ًما‬
Artinya : “Dan disebabkan karna mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karna mereka
memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyedikan
untuk orang-orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih’’ (Q.S. An-
Nisa : 161 )

8. Bagaimana ekonomi syariah mengganti sistim riba dengan sistim bagi


hasil, apa yang menjadi dasar perhitungannya
Jawab : Bagi hasil dalam kamus ekonomi diartikan sebagai pembagian
laba. Secara definitif diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba pada
para pegawai dari suatu perusahaan. Dapat berbentuk bonus uang tunai tahunan
yang didasarkan pada laba yang diperoleh tahun-tahun sebelumnya, atau dapat
berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.
Secara umum prinsip bagi hasil dalam lembaga keuangan syariah dapat
dilakukan empat akad utama yaitu:
1. Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antar dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
2. Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (Shahibul Mal) menyediakan seluruh (100 persen) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
3. Al-Muzara’ah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dengan penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan
pertanian kepada sipenggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan
imbalan dari hasil panen.
4. Al-Musaqah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap dimana pemilik tanah dan penggarap dimana
sipenggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan
dan sebagai imbalan si penggarap berhak atas nisbah dari hasil panen.
Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga. Sistem bagi hasil
digunakan dalam perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah seperti
BMT. Karena bank syariah dan lembaga keuangan seperti BMT berbasis pada
paradigma Islam berdasar Al-Qur’an. Sedangkan sistem bunga digunakan dalam
bank konvensional karena pada bank konvensional berbasis pada paradigma
kapitalistik dimana bunga menjadi instrumen penting dari sebuah bank.

9. Mengapa kita tidak boleh ikut spekulasi dalam Pasar Saham dan Paasr Valas.

Jawab : Spekulasi Valas atau Valuta Asing dalam bursa Valuta Asing
maksudnya adalah melakukan transaksi valas dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari turun-naiknya kurs suatu mata uang asing. Kerugian dapat
terjadi akibat salah antisipasi terhadap ketidakpastian kurs suatu valuta asing
tertentu. Karena spekulasi (gambling) yang mendorong aktivitas bisnis yang
tidak produktif dan transaksi ribawi yang mengakibatkan eksploitasi ekonomi
oleh para pemilik modal (riba nasi’ah dan jahiliyah) atau yang tidak
menumbuhkan sektor riil melalui perdagangan dan pertukaran barang sejenis
yang ribawi (riba fadhl). Emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh
ditukarkan dengan sejenisnya misalnya Rupiah kepada Rupiah (IDR) atau US
Dolar (USD) kepada Dolar kecuali sama jumlahnya (contohnya; pecahan kecil
ditukarkan pecahan besar asalkan jumlah nominalnya sama).

kegiatan transaksi dan perdagangan valuta asing (valas) harus terbebas


dari unsur riba, maysir (spekulasi gambling) dan gharar (ketidak jelasan,
manipulasi dan penipuan). Oleh karena itu jual beli maupun bisnis valas harus
dilakukan dalam secara kontan (spot) atau kategori kontan. Motif pertukaran
itupun tidak boleh untuk spekulasi yang dapat menjurus kepada judi/gambling
(maysir) melainkan untukmemebiayai transaksi-transaksi yang dilakukan rumah
tangga, perusahaan dan pemerintah guna memenuhi kebutuhan konsumsi,
investasi, ekspor-impor atau komersial baik barang maupun jasa.

Anda mungkin juga menyukai