PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELJAR SISWA KELAS VII MTs
DARUSSALAM SRUNI JENGGAWAH
LUTFIANA Jurusan Pendidikan Matematika FP MIPA IKIP PGRI Jember
ABSTRAK
Lutfiana. 2017. Penerapan pendekatan pembelajaran Open Ended untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs. Darussalam Sruni Jenggawah. Skripsi, Pendidikan Matematika FP. MIPA IKIP PGRI Jember. Eric Dwi Putra, S.Pd, M.Pd, Indah Rahayu Panglipur, S.Pd. M.Si.
Proses pembelajaran Matematika yang terjadi di MTs. Darussalam Sruni
Jenggawah guru hanya mementingkan jawaban akhir siswa dan siswa hanya menggunakan satu cara untuk menyelesaikan soal. Hal tersebut membuat siswa tidak berpikir secara nalar dan tidak leluasa dalam menyelesaikan soal, sehingga hasil belajar siswa begitu rendah. Menyikapi hal tersebut, perlu diterapkan pendekatan pembelajaran open ended untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan meningkatkan proses berpikir secara nalar siswa kelas VII MTs. Darussalam Sruni Jenggawah. Rumusan masalah yang peneliti tetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1) bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran open Ended pada mata pelajaran Matematika siswa kelas VII MTs. Darussalam Sruni Jenggawah? 2) bagaimana hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTs. Darussalam Sruni Jenggawah pada pendekatan pembelajaran open Ended? Secara keseluruhan pembelajaran pendekatan open ended berjalan dengan lancar. Kendala yang terjadi pada siklus I yaitu ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan informasi dan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Pada saat presentasi berlangsung, beberapa siswa juga masih ada yang kurang memperhatikan temannya yang melakukan presentasi. Proses pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan lancar dan mengalami peningkatan dibanding siklus I. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, terlihat dari presentase ketuntasan secara klasikal yaitu sebelum dilakukan tindakan yang tercapai sebesar 40%, siklus I sebesar 60%, dan pada siklus II sebesar 82,9%. Dengan demikian penerapan pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTs. Darussalam Sruni Jenggawah.
Kata kunci : Pendekatan pembelajaran open ended dan hasil belajar
PENDAHULUAN Pembelajaran open ended dapat Matematika merupakan salah memberi kesempatan kepada siswa satu bidang studi yang sangat untuk memperoleh menakutkan bagi kebanyakan siswa pengetahuan/pengalaman namun matematika sangat menemukan, mengenali dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari- memecahkan masalah dengan hari untuk menyelesaikan berbagai beragam teknik. masalah sehingga pembelajaran Manfaat pembelajaran matematika diberikan mulai dari pendekatan open-ended selain sekolah dasar hingga perguruan mencapai standar kompetensi juga tinggi. mengembangkan kegiatan kreatif dan Menurut Moch Maskur dan pola pikir matematis siswa melalui Fatani (Jamalia, 2015:1) mengatakan problem solving, mengembangkan bahwa “Matematika merupakan ketrampilan proses, memberi subyek yang sangat penting dalam kesempatan peserta didik berpikir sistem pendidikan diseluruh dunia”. dengan bebas sesuai dengan Oleh karena itu sudah sepatutnya kemampuannya, melatih siswa para guru khususnya guru mendengarkan dan menghargai matematika untuk memberikan pendapat orang lain dan variasi dalam proses pembelajaran mengembangkan pembelajaran matematikanya, bukan hanya dengan interaktif dan menyenangkan cara berceramah melainkan harus sehingga melalui pendekatan open- dengan menerapkan pendekatan yang ended dalam pembelajaran efektif sehingga bisa membuat siswa matematika, kemampuan siswa baik aktif, kreatif, dan menyenangkan ranah kognitif, psikomotor maupun agar pelajaran matematika mudah afektif dapat dimaksimalkan dipahami dan siswa tidak lagi takut (Idaharyani, 2013:8) mengikuti pelajaran matematika. Open ended yang memiliki Untuk menghasilkan siswa berbagai pemecahan masalah yang mampu memahami konsep memungkinkan siswa untuk berpikir matematika yang menjelaskan secara aktif dan kreatif dalam keterkaitan antarkonsep dan tepat memecahkan masalah tanpa adanya dalam pemecahan masalah maka pembatasan penyelesaian. Menurut siswa dilatih untuk memiliki Suherman (Idaharyani, 2013:4) kemampuan bernalar dalam berpikir Tujuan utama pemberian masalah induktif maupun deduktif pada open ended bukan untuk pembelajaran matematika. Salah satu mendapatkan jawaban akhir tetapi cara yang digunakan yaitu dengan lebih menekankan pada cara yang menerapkan pembelajaran open diambil tentang bagaimana teknik ended. yang digunakan untuk sampai pada Menurut Shimada (Mahmudi, suatu jawaban. 2008:2-14) pembelajaran open ended Dalam pengamatan awal yang adalah pembelajaran yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 13 menyajikan suatu permasalahan yang Oktober 2016 sebelum penelitian ini memiliki metode atau penyelesaian berlangsung, guru mata pelajaran yang benar lebih dari satu. matematika pada MTs Darussalam Sruni Jenggawah ditemukan Siswa dituntut untuk berimprovisasi beberapa kelemahan yang mengembangkan metode, cara atau mengakibatkan kondisi kelas pendekatan yang bervariasi dalam cenderung membosankan dan siswa memperoleh jawaban, jawaban siswa tidak berperan aktif dalam proses beragam. Selanjutnya siswa juga pembelajaran matematika. Sehingga diminta untuk menjelaskan proses dari total 35 siswa yang ada hanya 6 mencapai jawaban tersebut. Dengan siswa saja yang nilainya memenuhi demikian model pembelajaran ini Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih mementingkan proses daripada yang terdapat di sekolah tersebut produk yang akan membentuk pola yaitu ≥ 70, sedangkan 29 siswa pikir, keterpuasan, keterbukaan dan mendapat nilai dibawah KKM. ragam berpikir. Ketuntasan secara klasikal di kelas Pendekatan open ended adalah tersebut hanya 17,14%. Jadi masih pendekatan pembelajaran yang belum sesuai dengan kriteria memberi keleluasaan berfikir siswa ketuntasan klasikal yaitu 82,85%. secara aktif dan kreatif dalam Hal ini terjadi akibat guru hanya menyelesaikan suatu persoalan. melihat jawaban akhir siswa, tidak Sedangkan menurut Berenson melihat proses yang dilaluinya dalam (Hobri, 2010:85), masalah open menemukan jawaban tersebut dan ended sebagai jenis masalah yang siswa hanya menggunakan satu cara mempunyai banyak penyelesaian. untuk menyelesaikan soal sehingga Pendekatan ini memberikan proses berpikir siswa tidak dapat kesempatan kepada siswa untuk bernalar dengan baik. Berdasarkan memperoleh pengetahuan, mengali uraian tentang permasalahan diatas atau memecahkan masalah dengan maka peneliti mengambil judul beberapa teknik. Kebenaran “Penerapan pembelajaran penyelesaian masalah open ended pendekatan Open Ended untuk tidak hanya bergantung pada hasil meningkatkan hasil belajar akhir akan tetapi juga bergantung matematika siswa kelas VII MTs. pada proses yang dilaluinya dalam Darussalam Sruni Jenggawah” menemukan penyelesaian tersebut.
KAJIAN PUSTAKA B. Langkah-langkah
A. Pengertian Open Ended Pembelajaran Open Ended Menurut Ngalimun (2015:232) Menurut Huda (2014:280) Pembelajaran dengan problem Langkah-langkah yang perlu diambil terbuka (Open Ended) artinya oleh guru dalam pembelajaran Open pembelajaran yang menyajikan Ended yaitu : permasalahan dengan pemecahan 1. Menghadapkan siswa pada berbagai cara (Flexibility) dan problem terbuka dengan solusinya juga bisa beragam (multi menekankan pada bagaimana jawab, fluency). Pembelajaran ini siswa sampai pada sebuah melatih dan menumbuhkan solusi orisinilitas ide, kreativitas, kognitif 2. Membimbing siswa untuk tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, menemukan pola dalam sharing, keterbukaan dan sosialisasi. mengkonstruksi setelah melalui kegiatan. Karena permasalahannya sendiri belajar itu sendiri merupakan suatu 3. Membiarkan siswa proses dari seseorang yang berusaha memecahkan masalah dengan untuk memperoleh suatu bentuk berbagai penyelesaian perubahan perilaku yang relatif 4. Meminta siswa untuk menetap. Dalam kegiatan menyajikan hasil temuannya pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru C. Kriteria Penilaian untuk Soal menetapkan tujuan belajar. Anak Open Ended yang berhasil dalam belajar adalah Soal open ended yang berhasil mencapai tujuan-tujuan memungkinkan ragam cara dalam pembelajaran atau tujuan menyelesaikan dan ragam jawaban intruksional”. siswa, sehingga guru akan kesulitan dalam menilai hasil pekerjaan siswa. METODE PENELITIAN Menurut Sawada (Poppy, 2003:4) A. Latar dan Karakteristik untuk mengatasi hal tersebut, prestasi Penelitian atau hasil pekerjaan siswa dapat Penelitian ini berlokasi di MTs. dinilai dengan menggunakan Darussalam Sruni Jenggawah, beberapa kriteria berikut ini : sedangkan yang menjadi subjek a. Kemahiran, diartikan sebagai penelitian itu sendiri adalah siswa kemampuan dalam kelas VII semester ganjil tahun menggunakan beberapa metode ajaran 2016/2017 dengan jumlah penyelesaian. total siswa yaitu sebanyak 35 siswa. b. Fleksibilitas adalah peluang Dari hasil pengamatan yang siswa menjawab benar untuk dilakukan peneliti, pendekatan beberapa soal serupa pembelajaran matematika yang ada c. Keaslian, kategori ini di MTs. Darussalam Sruni dimaksudkan untuk mengukur Jenggawah masih mementingkan keaslian gagasan siswa dalam jawaban akhir siswa. Sehingga memberikan jawaban yang proses berpikir secara nalar siswa benar. masih kurang dan hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan D. Hasil Belajar Minimal (KKM). Menurut Djamarah dan Aswan di dalam bukunya (2013:105) yang B. Jenis penelitian mengatakan bahwa “suatu proses Dengan menggabungkan batasan belajar mengajar tentang suatu bahan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) pengajaran dinyatakan berhasil penelitian, (2) tindakan (3) kelas, apabila tujuan intruksional khusus segera dapat disimpulkan bahwa (TIK)-nya dapat tercapai”. penelitian tindakan kelas merupakan Sedangkan menurut Susanto suatu pencermatan terhadap kegiatan (2014:15) yang mengatakan bahwa belajar berupa sebuah tindakan, yaitu “secara sederhana yang dimaksud sengaja dimunculkan dan terjadi dengan hasil belajar adalah dalam sebuah kelas secara bersama. kemampuan yang diperoleh anak Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru Keterangan: yang dilakukan oleh siswa (Arikunto E = Presentase ketuntasan belajar DKK, 2014:3). siswa secara klasikal n = Jumlah siswa yang tuntas belajar N = Jumlah seluruh siswa C. Prosedur Penelitian Kriteria ketuntasan hasil belajar Penelitian ini dirancang siswa yang ditetapkan di MTs. menggunakan siklus yang mencakup Darussalam Sruni Jenggawah yaitu: empat tahapan. Berapa kali siklus 1. Ketuntasan perorangan: seorang harus dilakukan itu tergantung dari siswa dikatakan tuntas belajar jika peneliti itu sendiri. Menurut mendapat skor ≥70 dari skor Arikunto DKK (2014:16) maksimal 100 mengatakan bahwa “tidak ada 2. Ketuntasan klasikal: suatu kelas ketentuan tentang berapa kali siklus dikatakan tuntas belajar jika harus dilakukan. Banyaknya siklus minimal 75% dari seluruh siswa tergantung dari kepuasan peneliti itu mendapat skor ≥70 sendiri, namun ada saran, sebaiknya Rumus yang digunakan untuk tidak kurang dari dua siklus”. menganalisis aktifitas siswa selama Menurut Arikunto DKK (2014:16) proses pembelajaran, yaitu: mengatakan bahwa ada beberapa ahli yang mengemukakan model A Pa= x 100 % penelitian tindakan dengan bagan N yang berbeda, namun secara garis Keterangan: besar terdapat empat tahapan yang Pa = Presentase aktifitas siswa lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, A = Jumlah skor yang diperoleh (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan N = Jumlah skor maksimal (4) refleksi. Adapun model dan Dengan kriteria aktifitas siswa penjelasan untuk masing-masing seperti dalam tabel 1 berikut ini. tahap adalah sebagai berikut. Tabel 1. Kriteria Aktifitas Siswa D. Tehnik Analisis Data Presentase Kriteria Analisis data adalah suatu cara untuk mengolah data yang ada Pa 80% Sangat aktif menjadi sebuah informasi, sehingga 70% Pa 80% Aktif karakteristik dan sifat-sifat data tersebut mudah untuk dipahami dan 60% Pa 70% Cukup aktif dapat menyelesaikan masalah- Pa 60% Tidak aktif masalah yang ada disebuah penelitian. Menurut Hobri (Ismawati, Hobri (Ismawati, 2015:31) 2015:31) rumus yang digunakan dalam menganalisis ketuntasan Sedangkan rumus yang digunakan belajar siswa secara klasikal adalah: untuk menganalisis aktifitas guru menurut Sudjana (Puteri, 2015:25), n yaitu: E= x 100 % N A P= x 100 % N 14 orang siswa belum tuntas dalam Keterangan: belajar. Ketuntasan belajar yang P = Presentase aktifitas guru dimaksud yaitu minimal 70% dari A = Jumlah skor yang diperoleh jumlah siswa dalam satu kelas N = Jumlah skor maksimal mendapat nilai 70 dari nilai Tabel 2. Kriteria Aktifitas Guru maksimal 100. Presentase Kriteria Berdasarkan hasil wawancara 80% - 100% Sangat baik yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran matematika yaitu 66% - 79% Baik guru tersebut tertarik untuk 56% - 65% Cukup baik menerapkan pendekatan pembelajaran open ended pada 40% - 55% Kurang baik pokok bahasan operasi pecahan, ≤ 39% Gagal karena guru tersebut menganggap apa yang telah diterapkan oleh Arikunto (Puteri, 2015:25) peneliti dirasa sangat efektif untuk meningkatkan proses berpikir secara Sedangkan kriteria penskoran nalar maupun hasil belajar siswa dan untuk menilai keaktifan siswa dan guru tersebut juga menyarankan aktifitas guru bisa dilihat pada tabel sebaiknya ketika ada siswa ramai 3 berikut ini. saat siswa lain melakukan presentasi untuk diberi teguran agar materi Tabel 3. Kriteria Penskoran Skala mudah diserap oleh siswa. Dan hasil 0 - 100 wawancara yang ditujukan kepada Presentase Kriteria dua orang siswa yang mendapat nilai 86 – 100 Baik sekali tertinggi yaitu mereka merasa senang dan tidak memiliki kesulitan pada 71 – 85 Baik saat belajar matematika dengan 60 – 70 Cukup penerapan pendekatan pembelajaran Open Ended karena mereka merasa 60 Kurang lebih mudah memahami materi yang Kunandar (Ayuningtyas, 2015:25) di ajarkan dan mereka leluasa menyelesaikan dengan cara mereka sendiri yang lebih mudah. Sedangkan PEMBAHASAN hasil wawancara yang dilakukan Dengan mengukur hasil ulangan kepada dua orang siswa yang harian siswa pada siklus I sesudah mendapat nilai terendah yaitu proses pembelajaran dua pertemuan mereka kesulitan dalam memahami dilakukan, maka diperoleh hasil materi karena mereka kurang ketuntasan belajar secara klasikal memperhatikan informasi dan dikelas VII MTs. Darussalam Sruni penjelasan yang disampaikan oleh Jenggawah pada mata pelajaran guru dan mereka kurang teliti dalam matematika pokok bahasan operasi mengerjakan ulangan harian, pecahan sebesar 60% dengan sehingga hasil ulangan mereka ketuntasan yaitu sebanyak 21 orang kurang memuaskan. siswa sudah tuntas dalam belajar dan Dari hasil penilaian aktifitas pembelajaran matematika karena belajar siswa yang tujuannya untuk penerapan pendekatan pembelajaran memberikan masukan bagi peneliti Open Ended mampu memberikan yang nantinya dapat dijadikan dampak positif bagi kegiatan sebuah acuan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa dan juga bagi hasil belajar siswa dan sebagai hasil belajar siswa baik secara perbaikan proses pembelajaran individu maupun secara klasikal. matematika yang diterapkan oleh peneliti. Pengamatan dan penilaian KESIMPULAN yang dilakukan observer terhadap Secara keseluruhan penerapan aktifitas belajar siswa selama proses pendekatan pembelajaran Open pembelajaran menunjukkan bahwa Ended berjalan dengan lancar. penerapan pendekatan pembelajaran Kendala yang terjadi pada siklus I Open Ended mampu meningkatkan yaitu ada beberapa siswa yang proses berpikir menalar siswa dalam kurang memperhatikan informasi dan proses pembelajaran karena hal ini penjelasan yang disampaikan oleh menempatkan siswa bukan sebagai guru. Pada saat presentasi objek belajar melainkan sebagai berlangsung, beberapa siswa juga subjek belajar. Dan pembelajaran masih ada yang kurang yang terjadi bukan berpusat kepada memperhatikan temannya yang guru melainkan kepada siswa dan melakukan presentasi. Proses menuntut siswa untuk berperan aktif pembelajaran pada siklus II sudah selama proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan berlangsung. mengalami peningkatan dibanding Berdasarkan analisis hasil siklus I, siswa sudah terbiasa dengan ulangan harian siswa pada siklus I penerapan pendekatan pembelajaran menunjukkan peningkatan hasil Open Ended. Pada saat presentasi belajar siswa secara individu tetapi pada siklus I ada sebagian siswa belum tuntas secara klasikal. Oleh yang tidak memperhatikan, namun karena itu perlu di adakan perbaikan pada saat siklus II seluruh siswa proses pembelajaran pada siklus II. memperhatikan temannya yang Setelah di adakannya perbaikan sedang melakukan presentasi. proses pembelajaran pada siklus II Hasil belajar siswa sudah hasil ulangan harian siswa memenuhi kriteria ketuntasan secara menunjukkan bahwa ada 29 orang klasikal yaitu 75% dari jumlah siswa siswa yang tuntas dalam belajar dan harus mendapat nilai ≥ 70 dengan 6 orang siswa belum tuntas. Hal ini nilai maksimal 100. Hasil belajar menunjukkan bahwa ketuntasan siswa pada siklus I mengalami secara klasikal pada siklus II yaitu peningkatan yaitu sebelum tindakan sebesar 82,9%. hanya ada 14 siswa yang tuntas Dari hasil penelitian ini belajar menjadi 21 siswa yang tuntas menunjukkan bahwa penerapan belajar. Pada siklus II juga pendekatan pembelajaran Open mengalami peningkatan yaitu pada Ended dapat dijadikan salah satu siklus I hanya ada 21 siswa yang solusi alternatif dalam proses tuntas menjadi 29 siswa yang tuntas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Ended Berbasis Kooperatif dan Supardi. (2014). Tipe Stad Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Pembelajaran Materi Jakarta: Bumi Aksara. Bangun Ruang Sisi Lengkung Pada Siswa Kelas IX SMPN Jamalia. (2015). Penerapan Model 39 Bulukumba. Skripsi. Inquiry Learning untuk Pascasarjana Universitas Meningkatkan Aktivitas dan Terbuka Hasil Belajar Matematika Siswa pada Sub Pokok Ismawati. (2015). Penerapan Model Bahasan Bilangan Pecahan Pembelajaran Kooperatif Kelas VII SMP Miftahul Tipe Jigsaw untuk Hasan Al – Utsman Meningkatkan Aktivitas dan Jambesari Darus Sholah Hasil Belajar Siswa pada Bondowoso Tahun Pelajaran Materi sistem Persamaan 2015/2016. Jember: IKIP Linear Dua Variabel Kelas PGRI Jember. VIII A MTs. Raudlatus Syabab Semester Ganjil Ayuningtyas, Tri. (2015). Tahun Pelajaran 2015-2016. Meningkatkan Hasil Belajar Jember: IKIP PGRI Jember. Siswa Melalui Model Pembelajaran Direct Mahmudi, Ali. 2008. Instruction dengan Mengembangkan Soal Berbantuan Alat Peraga Terbuka (Open-Ended Lego pada Pokok Bahasan Problem) dalam Balok Siswa Kelas VII SMP Pembelajaran Matematika. Islam Zainul Hasan Tahun Skripsi. Pendidikan Pelajaran 2014/2015. Matematika FMIPA UNY. Jember: IKIP PGRI Jember. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/6897/1 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan /P-2%20Pendidikan%20%28Ali Zain. (2013). Strategi Belajar %20Mahmudi%29.pdf [diakses Mengajar. Jakarta: PT 01 Juni 2016) Rineka Cipta. Ngalimun, dkk. 2015. Strategi dan Huda, Miftahul. (2014). Model- Model Pembelajaran. Banjarmasin : Model Pengajaran dan Aswaja Pressindo Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Puteri, Leoni Savila. (2015). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Idaharyani. 2013. Efektivitas Mathematics Projek (MMP) Penerapan Pendekatan Open dengan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Melajar VIII MTs. Miftahul Ulum Siswa pada Pokok Bahasan Tahun Pelajaran 2015/2016. Teorema Pythagoras Kelas Jember: IKIP PGRI Jember.