Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIVITAS DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI LANSIA MENGIKUTI POSYANDU LANSIA:LITERATUR


REVIEW

YonatanRatumasa*
Program Studi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Famika Makassar
*Email :Ratumasanathan1998@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang:Banyak permasalahan yang dihadapi oleh Lansia, sehingga


Lansia membutuhkan perhatian serius sebagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup Lansia adalah perlunya dukungan keluarga dan juga
perlu untuk memeriksakkan kesehatan dirinya melalui Posyandu.
Tujuan: untuk mengidentifikasi efektivitas dukungan keluarga dalam upaya
meningkatkan motivasi lansia mengikuti posyandu lansia.
Metode: pencarian artikel dilakukan melalui data base schoolar, dan
pencarian geogle biasa sebagai acuan data sekunder terkait dukungan
keluarga dalam meningkatkan motivasi lansia mengikuti posyandu lansia.
Menganalisis kualitas artikel yang telah didapatkan menggunakan critical
appraisal skills programme tools (CASP) cross sectional study dan qualitative
research.
Hasil:terdapat 16 artikel terkait dukungan keluarga dalam meningkatkan
motivasi lansia dengan dua kategori : 1. Umur lansia dapat meningkatkan
motivasi berkunjung ke puskesmas 2.dukungan keluarga dalam memberikan
motivasi sangat berperan penting dalam memotivasi lansia berkunjung ke
psukesmas
Kesimpulan :Diharapkan keluarga lebih memberikan perhatian, motivasi,
dan dukungan kepada lansia agar lansia tidak merasa dirinya tidak
dibutuhkan. Sehingga keluarga dapat meluangkan waktu kepada lansia
dengan mengingatkan jadwal posyandu lansia setiap bulannya
Kata kunci : dukungan keluarga, motivasi lansia.
PENDAHULUAN
Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan kenaikan penduduk
lansia tahun 2025 dibandingkan tahun 1990 dibeberapa Negara dunia Cina
220%, India 242%, Thailand 337%, dan Indonesia 440%. Penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau
tercatat 28,8 juta orang, lansianya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah
penduduk lansia terbesar ke empat di dunia.
Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan seiring kemajuan di
bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup
dan menurunnya angka kematian. Perkembangan demografi ini dapat
membawa dampak di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial.Untuk itu
diperlukan data terkait kelanjutusiaan sebagai bahan pemetaan dan strategi
kebijakan sehingga pertumbuhan jumlah penduduk lansia menjadi potensi
yang turut membangun bangsa. (Kemenkes, 2019)

Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia


meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2019), yakni menjadi 9,6 persen (25
juta-an) di mana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak
dibandingkan lansia laki-laki (10,10 persen banding 9,10 persen). Dari
seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun) jauh
mendominasi dengan besaran yang mencapai 63,82 persen, selanjutnya
diikuti oleh lansia madya (70- 79 tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan
besaran masing-masing 27,68 persen dan 8,50 persen. Pada tahun ini sudah
ada lima provinsi yang memiliki struktur penduduk tua di mana penduduk
lansianya sudah mencapai 10 persen, yaitu: DI Yogyakarta (14,50 persen),
Jawa Tengah (13,36 persen), Jawa Timur (12,96 persen), Bali (11,30 persen)
dan Sulawesi Barat (11,15 persen). (BPS.2019)

Presentase lansia di sulawesi selatan pada tahun 2017 sejumlah 9,18


%, pada tahun 2018 naik sejumlah 9,39 % dan mengalami kenaikan pada
tahun 2019 sebanyak 9,60 %, dikabupaten Gowa jumlah lansia pada tahun
2017 sejumlah 8,29 %, pada tahun 2018 naik sejumlah 8,48 % dan pada
tahun 2019 sebanyak 8,69 %, dari presentase terus meningkat dari tahun
ketahun. Meningkatnya jumlah lansia beriringan dengan peningkatan jumlah
rumah tangga yang dihuni oleh lansia.Dibutuhkan perhatian yang cukup
tinggi dari seluruh elemen masyarakat terkait hal ini, karena lansia yang
tinggal sendiri membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar mereka
mengingat hidup mereka lebih berisiko, terlebih pada lansia perempuan yang
cenderung termarginalkan. (BPS.2019)
Aspek penting yang akan berdampak terhadap kualitas hidup lansia,
yakni pendidikan dan kesehatan. Kedua aspek ini mampu meningkatkan
kapasitas lansia dalam hidupPosyandu dicanangkan pada tahun 1986, lahir
melalui surat keputusan bersama antara Menteri Dalam Negeri RI, Menteri
Dalam Negeri No. 23 tahun 1985, SK Menteri kesehatan No. 112/HK-
011/A/1985 tentang penyelenggaraanposyandu. Posyandu lansia adalah pos
pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu
yang sudah disepakati yang diselenggarakan oleh masyarakat dimana
mereka biasa mendapatkan pelayanan kesehatan. (Ismawati, 2010).

Berbagai masalah kesehatan tersebut pemerintah telah mengupayakan


adanya posyandu lanjut usia. Sekarang banyak posyandu telah didirikan
tetapi banyak lanjut usia yang tidak hadir dalam posyandu lansia dan ada
kecenderungan untuk kurang aktif dalam kegiatan tersebut hanya banyak
pada awal-awalnya saja. Terdapat banyak alasan mengapa partisipasi
seseorang dalam kegiatan sosial menurun sejalan dengan bertambahnya
usia. Aktifitas di posyandu lansia sangat mempengaruhi partisipasinya pada
lanjut usia ( Azizah, 2011 ).

Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan


kesehatan fisik dan mental emosional untuk mengetahui lebih awal penyakit
yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lanjut usia di
posyandu lansia adalah pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari,
pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan
darah. program kunjungan lansia dapat dilakukan 1 bulan sekali atau sesuai
dengan program pelayanan kesehatan puskesmas setempat
(Ismawati,2010).

Kegiatan posyandu lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang


bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah
kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, dapat
mendorong minat dan motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lanjut usia (Ismawati, 2010).

Dukungan keluarga lansia juga berperan penting dalam mendorong


motivasi atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabilaselalu menyediakan
diri untuk mendampingi atau mengantar lansia keposyandu, mengingatkan
lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia (Ismawati,2010).
METODE

Proses pencarian literature secara elektronik dilakukan melalui


database, geogle scholar dan geogle biasa sebagai bahan acuan untuk data
sekunder. Strategi pencarian dalam database scholar dalam bahasa
Indonesia dengan kata kunci dengan kata kunci yaitu lansia “AND” dukungan
keluarga “AND” motivasi lansia “AND” mengikuti posyandu “AND” pemilihan
artikel menggunakan kriteria inklusi yang telah ditentukan yaitu artikel yang
berfokus pada dukungan keluarga dalam meningkatkan motivasi lansia
mengikuti posyandu, desain penelitian cross sectional dan penelitian
kuantitatif research, tahun publikasi 10 tahun terakhir dengan rentang waktu
2011-2020 dan publikasi full text.

Pedoman untuk menganalisis kualitas pelaporan diantara publikasi


melalui critical appraisal skills programme tools (CASP) menggunakan critical
appraisal of cross sectional study (survey) dan critical appraisal of a
quantitative research. Tujuan penelitian CASP untuk mengekstrasi publikasi
yang didapatkan, menilai metodologi, dan untuk menentukan sejauh mana
penelitian telah membahas kemungkinan bias dalam desain dan analisanya.
Untuk memanilisir resiko bias pada penelitian ini , pemilihan data dilakukan
dengan secara independen yang meliputi latar belakang, tujuan, metode dan
hasil. Kemudian data diekstrasi pada setiap studi yang di inklusi meliputi:
penulis, tahun, Negara, populasi, desain studi dan hasil dari setiap studi.
Sintesis data dilakukan oleh penulis dan dua, tiga orang pendamping yang
saling berdiskusi untuk menganalisa artikel yang akan dipilih, jika ada data
yang tidak lengkap pada artikel tersebut akan di eksklusi.
Tabel 1. Kriteria inklusi dan Kriteria ekslusi pengumpulan artikel

Indicator Kriteria inklusi Kriteria ekslusi


Responden Artikel penerapan Artikel yang tidak

efektivitas dukungan membahas penerapan

keluarga dalam efektivitas dukungan

meningkatkan motivasi keluarga dalam

lansia mengikuti meningkatkan motivasi

posyandu lansia lansia mengikuti

posyandu lansia

Tipe dari Penelitian dengan Hanya abstrak,

penelitian pendekatan kuantitatif laporan individu dan

news letter
Tahun publikasi Penelitian dipublikasi Penelitian dipublikasi

tahun 2011 hingga sebelum tahun 2011

2020
Hasil Penelitian berfokus Bila penelitian tidak

pada efektivitas berfokus pada

dukungan keluarga efektivitas dukungan

dalam meningkatkan keluarga dalam

motivasi lansia meningkatkan motivasi

mengikuti posyandu lansia mengikuti

lansia posyandu lansia


Bahasa Artikel penelitian Artikel penelitian yang

menggunakan bahasa tidak berbahasa asing

Indonesia

HASIL

Berdasarkan algoritma pencarian pada geogle scholar di dapatkan


hasil sebanyak 1780 jurnal yang diidentifikasi kemudian dilakukan seleksi
setiap jurnal dengan key word “AND” di dapatkan hasil 742, dieksklusikan
dengan mengubah rentang khusus pada 10 tahun terakhir update,
didapatkan hasil 14 jurnal yang dilakukan ulasan sistematik disajikan dalam
hasil sintesis grid.

Studi ini difokuskan pada jurnal terkait dukungan keluar terhadap


motivasi lansia mengikuti posyandu lansia yaitu delapan artikel mengenai
dukungan keluarga dalam meningkatkan motivasi lansia mengikuti posyandu
dan enam artikel terkait dukungan keluarga dalam mengikuti posyandu
lansia. Setiap sasaran motivasi lansia memiliki strategi yang berbeda dalam
upaya meningkatkan keterlibatan dukungan keluarga, namun secara
keseluruhan lansia didorong untuk mengambil bagian dalam mengikuti
posyandu lansia.

PEMBAHASAN

A. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan

interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk ,

ikatan kekeluargaan yang sangat kuat membantu ketika lansia

menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling

dekat hubunganya dengan lansia. Dukungan keluarga akan

berpengaruh kepada lansia, hal tersebut disebabkan oleh berbagai

hal, diantaranya kesibukan dari anggota keluarganya, kemiskinan dan

tingkat pendidikan yang rendah anggota keluarganya, keluarga tidak

mau direpotkan dengan berbagai permasalahan dan penyakit yang

umumnya diderita oleh lansia (Maria Helmiana Muda 2017)

Berdasarkan hasil penelitian Ardelia Gestinarwati, dkk.(2016)

menunjukkan bahwa dari 109 lansia, didapatkan 78 lansia (71.60%)

mempunyai dukungan keluarga yang rendah dan termasuk kategori

tidak mendukung dan sebanyak 31 lansia (28.40%) mempunyai

dukungan keluarga yang tinggi dan termasuk dalam kategori

mendukung. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa

sebagian besar keluarga tidak mendukung lansia agar aktif datang ke

posyandu lansia . Sejalan dengan hasil penelitian Devy Lestari Nurul

Aulia (2018) yang telah di lakukan, rendahnya dukungan keluarga

dalam memotivasi lansia mengikuti posyandu di karenakan sebagian


besar keluarga lansia yang sibuk bekerja sehingga tidak dapat

meluangkan waktu untuk mendampingi lansia, atau menghantarkan

lansia untuk mengkuti kegiatan posyandu dan kurangnya perhatian

dari keluarga terhadap lansia. Tetapi dari Hasil penelitian Iqlima Dwi

Kurnia, dkk (2018) menggambarkan bahwa Lansia yang memperoleh

dukungan keluarga yang baik dari anggota keluarga yang tinggal

serumah akan berpengaruh pada motivasi yang kuat bagi Lansia

dalam mengikuti Posyandu Lansia.

.B. Motivasi lansia

Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk

berperilaku dalam pencapaian tujuan (Widayatun, 2005). Faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan proses mental,

faktor lingkungan dan usia, situasi dan kondisi, fasilitas dan faktor

intrinsik. Fungsi motivasi yaitu mendorong manusia untuk

berbuat/bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi

perbuatan kita (Dzul Akmal 2018)

Hasil motivasi akan diwujudkan dalam bentuk perilakunya. Dan

intelegensi, merupakan kemampuan dalam membuat kombinasi dalam

berperilaku, berfikir abstrak, maupun kemampuan untuk menentukan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari


lansia memiliki motivasi yang rendah mengunjungi posyandu lansia.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia

mempunyai motivasi yang tinggi, hal ini di karenakan kepuasan lansia

terhadap kebutuhan tentang kesehatan terpenuhi, Pada faktor

eksternal yang mempengaruhi motivasi lansia adalah lingkungan yang

tidak mendukung seperti jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia

yang jauh dan waktu atau jadwal yang tidak sesuai dengan waktu

lansia. Jarak posyandu lansia yang dekat akan membuat lansia mudah

menjangkau posyandu lansia tanpa harus mengalami kelelahan atau

kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik

tubuh (Jendri Darmanto 2015)

C. Faktor penghubung

Faktor penyebab ada hubungan antara motivasi lansia

melakukan kunjungan posyandu lansia adalah dikarenakan faktor

umur lansia sehingga lansia kurang aktif untuk mencari informasi –

informasi tentang manfaat dari posyandu mengakibatkan rendahnya

motivasi lansia dalam melakukan kunjungan posyandu lansia.

Faktor penyebab ada hubungan antara dukungan keluarga

lansia dalam melakukan kunjungan posyandu lansia adalah

dikarenakan dukungan keluarga yang negatif mengakibatkan lansia

tidak melakukan kunjungan posyandu lansia dikarenakan lansia lebih

mempercayakan segala sesuatu hal mengenai kesehatannya kepada


keluarga menyebabkan lansia enggan dalam melakukan kunjungan

posyandu lansia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik

dan proses mental, faktor lingkungan dan usia, situasi dan kondisi,

fasilitas dan faktor intrinsik. Fungsi motivasi yaitu mendorong manusia

untuk berbuat/bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi

perbuatan kita (Dzul Akmal 2018)

Dari faktor lansia bisa saja karena kondisi fisik yang tidak

memungkinkan untuk mrngikuti kegiatan posyandu, kurangnya

motivasi dari diri sendiri misalnya lansia merasa posyandu tidak begitu

bermanfaat untuk dirinya karena tidak semua pemeriksaan kesehatan

dilakukan setiap bulannya, lansia merasa kurang tertarik dengan

kegiatan posyandu. Dari faktor lain yang paling penting adalah

kurangnya dukungan dari keluarga baik berupa instrumental,

informasional, emosional dan juga penilaian. Maka agar lansia aktif

mengikuti kegiatan posyandu, yang terutama lansia harus mempunyai

dukungan dari keluarga yang baik, serta kondisi fisik lansia yang

sehat, dan juga harus ada motivasi dari diri sendiri (Daniel Ginting

2017)
1. QUALITY ASSESMENT

Algoritma Pencarian

P I C O
Lansia Dukungan Motivasi lansia Mengikuti posyandu
keluarga
Tabel Komparansi

Kata kunci Scholar


Lansia 14
Dukungan keluarga
Motivasi lansia
Mengikuti posyandu

wiley
14

Identification Artikel yang


Diidentifikasi n: 1780
Eksklusi : Double
Publikasi ( n: 1038)

Screening Hasil Skrining :742


n : 18
Eksklusi :Tidak full test
, dan tidak sesuai
pertanyaan penelitian
Sesuai dengan ( n: 11)
pertanyaan penelitian
n:139
Eligibility

Eksklusi : Bukan hasil


Inclusion penelitian
Jumlah artikel yang (n: 125)
Diiklusi n :14

tabel SINTESIS GRID

Author, Judul Tujuan Desain Karakterist Hasil


Tahun, Utama Penelitia ik Populasi
Tempat n
EFEKTIVITAS DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI LANSIA
MENGIKUTI POSYANDU LANSIA
Maria HUBUNGAN mengetahui korelasi sebanyak Ada hubungan
Helmiana DUKUNGAN hubungan dan 30 yang signifikan
Muda, dkk KELUARGA antara Cross responden antara dukungan
DENGAN dulungan Sectional keluarga dengan
2017
MOTIVASI keluarga study motivasi lansia
posyandu LANSIA dengan dalam mengkuti
lansia di DALAM motivasi lansia program kegiatan
wilayah RW 02 MENGIKUTI dalam posyandu lansia
Kelurahan KEGIATAN mengikuti di wilayah RW 02
Tlogomas POSYANDU kegiatan Kelurahan
Malang. LANSIA DI posyandu Tlogomas
KELURAHAN lansia Kecamatan
TLOGOMAS Lowokwaru
KECAMATAN Malang yang
LOWOKWARU mana hubungan
MALANG tersebut masuk
pada kategori
hubungan yang
cukup kuat.

Iqlima Dwi HUBUNGAN untuk descriptiv sebanyak mayoritas


Kurnia, dkk DUKUNGAN menjelaskan e Cross 119 Lansia responden
KELUARGA hubungan sectional mendapatkan
2018
DENGAN antara study dukungan
DI RW V MOTIVASI dukungan keluarga tinggi,
PUSKESMAS DAN keluarga motivasi Lansia
DUPAK KOTA PERILAKU dengan tinggi untuk
SURABAYA LANSIA motivasi dan mengikuti
DALAM perilaku Posyandu dan
MENGIKUTI Lansia dalam Lansia aktif untuk
POSYANDU DI mengikuti mengunjungi
RW V Posyandu Posyandu.
PUSKESMAS Lansia
DUPAK KOTA
SURABAYA
Nia Nurzia HUBUNGAN untuk cross berjumlah dari 36 lansia
MOTIVASI mengetahui sectional 247 sebanyak 20
2017
DAN hubungan study lansia (55,6%)
WILAYAH DUKUNGAN motivasi dan tidak pernah
KERJA KELUARGA dukungan melakukan
PUSKESMAS LANSIA keluarga kunjungan
SIMPANG DALAM lansia dalam posyandu lansia
KAWAT KOTA MELAKUKAN melakukan dan yang pernah
JAMBI KUNJUNGAN kunjungan melakukan
POSYANDU posyandu kunjungan
LANSIA DI lansia berjumlah 16
WILAYAH lansia (44,4%), 24
KERJA lansia (66,7%)
PUSKESMAS mempunyai
SIMPANG motivasi rendah
KAWAT KOTA dan motivasi
JAMBI tinggi berjumlah
12 lansia (33,3%),
20 lansia (55,6%)
mempunyai
dukungan
keluarga negatif
dan dukungan
keluarga positif
berjumlah 16
responden
(44,4%).
Jendri HUBUNGAN untuk Cross seluruh diharapkan dapat
Darmanto, dkk KINERJA mengidentifika sectional lansia menjadi suatu
KADER si reationship study (berusia ≥ masukan bagi
2015
POSYANDU antara kinerja 60 tahun) instansi terkait,
Posyandu LANSIA kader yang khususnya, klinik
Lansia di DENGAN Posyandu berada di kesehatan UPTD,
Wilayah Kerja MOTIVASI lansia dan Desa Koto Koto baru,
UPTD LANSIA motivasi tua Baru yang merencanakan
Kesehatan MENGUNJUN untuk mempunyai program untuk
Koto Baru GI POSYANDU mengunjungi posyandu meningkatkan
LANSIA lansia lansia di kesadaran akan
Posyandu. wilayah pentingnya
kerja UPTD Posyandu lansia
Kesehatan sebagai layanan
Koto Baru kesehatan untuk
113 orang melakukan
pemeriksaan
kesehatan, seperti
status mental,
nutrisi satus, dan
kesehatan fisik
secara teratur,
sehingga dapat
dideteksi lebih
awal jika terjadi
masalah
kesehatan.
Dzul Akmal PENGETAHUA menganalisis cross sebanyak pengetahuan
2018 N TENTANG hubungan sectional 95 orang responden kurang
POSYANDU pengetahuan study baik terhadap
POSYANDU
LANSIA lansia tentang posyandu lansia
LANSIA
TERHADAP posyandu dengan
SANGGANG I
MOTIVASI lansia persentase
KECAMATAN
BERKUNJUNG terhadap 76.8%,
BULU
KE motivasi sedangkan
KABUPATEN
POSYANDU berkunjung ke responden yang
SUKOHARJO
LANSIA posyandu memiliki motivasi
SANGGANG I lansia responden kurang
KECAMATAN kuat dengan
BULU persentase
KABUPATEN 81.1%.
SUKOHARJO
Devy Lestari HUBUNGAN mengetahui Cross Sebanyak di peroleh bahwa
Nurul Aulia1 DUKUNGAN adakah sectional 3.997 lansia 59 lansia yang
KELUARGA hubungan study dukungan
2018
DAN dukungan keluarganya
wilayah kerja PENGETAHUA keluarga dan rendah nilai p-
Puskesmas N LANSIA pengetahuan value 0,016, dan
Sei Pancur DENGAN lansia dengan 66 lansia
MOTIVASI motivasi lansia berpengetahuan
MENGIKUTI mengikuti rendah nilai p-
POSYANDU posyandu value 0,023 <
LANSIA lansia batas kemaknaan
(α) 0,05 dengan
demikian Ha di
terima dan Ho di
tolak
Fitriani, dkk HUBUNGAN untuk Cross Sebanyak ada hubungan
ANTARA mengetahui sectional 320 lansia yang signifikan
2014
MOTIVASI hubungan study antara dukungan
POSYANDU DENGAN keeratan keluarga dengan
LANSIA DI FREKUENSI antara kehadiran lansia
DESA MELLE KEHADIRAN motivasi di Posyandu desa
WILAYAH LANJUT USIA dengan Mudal Kabupaten
KERJA UPTD DI POSYANDU frekuensi Boyolali. Semakin
PUSKESMAS LANSIA DI kehadiran tinggi dukungan
PALAKKA DESA MELLE lanjut usia di keluarga maka
KABUPATEN WILAYAH Posyandu semakin aktif
BONE KERJA UPTD Lansia frekuensi
PUSKESMAS kehadiran lanjut
PALAKKA usia ke posyandu
KABUPATEN lansia.
BONE
Sulistio Rini, HUBUNGAN Untuk Cross Sebanyak Dukungan
dkk DUKUNGAN mengetahui sectional 114 lansia keluarga terhadap
KELUARGA adakah study kunjungan lansia
2017
DENGAN hubungan dalam mengikuti
DUSUN KEAKTIFAN dukungan posyandu lansia
KRONGGAHA LANSIA keluarga sangat
N I GAMPING DALAM dengan mendukung yaitu
KABUPATEN MENGIKUTI keaktifan 72 responden
SLEMAN POSYANDU lansia dalam (63.2%). Keaktifan
LANSIA DI mengikuti lansia dalam
DUSUN posyandu mengikuti
KRONGGAHA lansia di kegiatan
N I GAMPING Dusun posyandu lansia
KABUPATEN Kronggahan I tidak aktif yaitu 78
SLEMAN Kecamatan responden
Gamping (68.4%)
Kabupaten
Sleman
Sulistianingsih, HUBUNGAN untuk Cross semua menunjukan
dkk MOTIVASI mengetahui sectional lansia yang lansia yang
DENGAN hubungan study tinggal di mendapat
2016
FREKUENSI motivasi Posyandu motivasi baik 8
POSYANDU KUNJUNGAN dengan Laraslestari orang (17,4%),
LARASLESTA KE frekuensi II motivasi cukup 24
RI II PADA POSYANDU kunjungan ke orang (52,2%),
LANSIA DI LARASLESTA Posyandu kurang 14 (30,4%)
DUSUN RI II PADA sedangkan
KARANG LANSIA DI frekuensi
TENGAH DUSUN kunjungan
SLEMAN KARANG posyandu lansia
YOGYAKART TENGAH baik 7 orang
A SLEMAN (15,2%), cukup 16
YOGYAKARTA orang (34,8%),
kurang 23 orang
(50,0%)
Ani Triana HUBUNGAN diketahui Cross seluruh sebagian besar
DUKUNGAN hubungan sectional lansia lansia tidak
2015 KELUARGA dukungan study melakukan
DENGAN keluarga kunjungan ke
POSYANDU
KUNJUNGAN dengan Posyandu Lansia
LANSIA DI
LANSIA KE kunjungan sebanyak 86
WILAYAH
POSYANDU lansia ke orang (68,8%).
KERJA
LANSIA DI Posyandu Sedangkan lansia
PUSKESMAS
WILAYAH Lansia tidak ada
REJOSARI
KERJA dukungan
PEKANBARU
PUSKESMAS keluarga
REJOSARI sebanyak 76
PEKANBARU orang (60,8%).
Ada hubungan
yang signifikan
antara dukungan
keluarga dengan
kunjungan lansia
ke Posyandu
Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas
Rejosari Tahun
2015, hasil p
value 0,014 (<
0,05) OR 2,8 CI
95% (1,296,17).
Daniel Hubungan mengetahui Cross seluruh didapatkan
Ginting,dkk Dukungan hubungan sectional lansia dukungan
Keluarga dukungan study keluarga
2017
dengan keluarga mayoritas kurang
Desa Lumban Keaktifan dengan yaitu sebanyak
Sinaga Lansia keaktifan 48,7% dan
Wilayah Kerja Mengikuti mengikuti keaktifan lansia
Puskesmas Kegiatan kegiatan mengikuti
Lumban Posyandu di posyandu kegiatan
Sinaga Desa Lumban posyandu adalah
Kecamatan Sinaga Wilayah mayoritas tidak
Pangaribuan Kerja aktif yaitu
Kabupaten Puskesmas sebanyak 66,7%.
Tapanuli Utara Lumban Ada hubungan
Sinaga yang signifikan
Kecamatan antara dukungan
Pangaribuan keluarga dengan
Kabupaten keaktifan lansia
Tapanuli Utara mengikuti
kegiatan
posyandu lansia p
value = 0,007.
Nisa Nur Laela HUBUNGAN mengetahui Cross sebanyak sebagian besar
Hikmawati, dkk DUKUNGAN hubungan sectional 393 orang lanjut usia
KELUARGA dukungan study mempunyai
2014
DAN PERAN keluarga dan dukungan
POSYANDU KADER peran kader keluarga baik,
DESA DENGAN dengan mereka merasa
PUCANGAN KEAKTIFAN keaktifan peran kader baik,
KARTASURA LANJUT USIA Lanjut Usia sebagian besar
DALAM dalam aktif mengikuti
MENGIKUTI mengikuti posyandu, dan
KEGIATAN DI kegiatan ada hubungan
POSYANDU posyandu. yang signifikan
DESA antara peran
PUCANGAN kader dan
KARTASURA dukungan
keluarga dengan
keaktifan lanjut
usia dalam
mengikuti
kegiatan di
Posyandu Lansia
Desa Pucangan
Kartasura dengan
nilai X12hit =
6,389; p = 0,014 <
0,05 dan χ22hit =
13,605; p =
0,0001), semakin
baik peran kader
dan dukungan
keluarga maka
semakin aktif pula
keaktifan lanjut
usia dalam
mengikuti
kegiatan di
Posyandu
Nina HUBUNGAN masyarakat Cross Seluruh dukungan
Rahmadiliyani DUKUNGAN usia lanjut sectional lansia keluarga rendah
KELUARGA yang study menyebabkan
2017
DENGAN kegiatannya kepatuhan lansia
POSYANDU KEPATUHAN meliputi juga rendah. Hasil
LANSIA LANSIA kegiatan uji statistik
“SAKURA” DALAM preventif, menunjukkan
SAMARINDA MENGIKUTI promotif, bahwa nilai Chi-
POSYANDU kuratif, dan Square yaitu
LANSIA DI rehabilitatif. 7,849 lebih besar
POSYANDU dibandingkan
LANSIA dengan nilai tabel
“SAKURA” 3,841 (Xhitung
SAMARINDA 7,849 > Xtabel
3,841) dan P
Value = 0,003,
dimana Sig < nilai
α (0,003 < 0,05).
Ardelia HUBUNGAN mengetahui Cross Sebanyak didapatkan 75
Gestinarwati, DUKUNGAN hubungan sectional 150 orang lansia (68.80%)
dkk KELUARGA dukungan study yang tidak aktif
DENGAN keluarga tanpa dukungan
2016
KUNJUNGAN dengan keluarga dan 19
Posyandu LANSIA KE kunjungan lansia (17.40%)
Lansia Aisyah POSYANDU lansia ke yang aktif
Pekon Posyand mendapat
Yogyakarta dukungan
Selatan keluarga.
Pringsewu
KESIMPULAN

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga mempunyai


hubungan positif dengan motivasi Lansia dalam mengikuti Posyandu lansia.

SARAN

Dari hasil simpulan diatas maka di harapkan bagi Peneliti selanjutnya untuk
dapat meggunakan metode observasional pada variabel motivasi Lansia
dalam mengikuti Posyandu Lansia sehingga memperoleh data yang lebih
dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik M. (2011). Kerawatan Lanjut Usia. Surabaya : Graha Ilmu

Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018. Alvailable at.https://www.bps.go.id

Kementrian Kesehatan RI, (2016). Gambaran Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta


Maria helmiana muda, dkk. 2017.hubungan dukungan keluarga dengan motivasi
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. Universitas tribhuwana
tunggadewi. Lowokwaru.

Handayani, D., & Wahyuni, . (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis
Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Gaster | Jurnal Ilmu
Kesehatan, 9(1), 49–58. http://jurnal.stikes-
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/32

Nurdiantini, I., Prastiwi, S., & Nurmaningsari, T., Fatonah, S., Rihiantoro, T., Irawan,
H., & Ari, S. (2012). Nursing News Volume 1, Nomor 2, 2016. Journal Nursing
News, XI(1), 31–37. https://doi.org/10.1021/BC049898Y

Ginting, D., & Brahmana, N. E. B. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga dengan


Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu di Desa Lumban Sinaga
Wilayah Kerja Puskesmas Lumban Sinaga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten
Tapanuli Utara Tahun 2017. Journal of Healthcare Technology and Medicine,
5(1), 72. https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i1.327

Darmanto, J., Arneliwati, & Woferst, R. (2015). Hubungan Kinerja Kader Posyandu
Lansia Dengan Motivasi Lansia Mengunjungi Posyandu Lansia. Jurnal Jom,
2(1).

Rini, S. (2017). Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia daam


mengikuti posyandu lansia di Dusun Kronggahan I Gamping Kabupaten
Sleman.

Sulistianingsih. (2016). Hubungan motivasi dengan frekuensi kunjungan ke posyandu


laraslestari ii pada lansia di dusun karang tengah sleman yogyakarta.

Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2014). Oleh : Nisa Nur Laela Hikmawati.

Akmal, D. (2018). BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA SANGGANG I


KECAMATAN BULU Berdasarkan laporan Badan Pusat. 1(1), 353–359.

Correlation family support withmotivation and behaviour elderly in participating


posyanduatposyandu rw vpuskesmas dupaksurabaya). (2018). 6(2), 39–51.

Fitriani, Yusran, H., & Faisal, A. (2018). Hubungan Antara MOtivasi dengan
Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Di Desa Melle Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Pallaka Kabupaten Bone. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 12, 66–69.

Manurung, Idawati, Ilyas, H. (2016). Hubungan dukungan keluarga kunjungan lansia


ke posyandu. Keperawatan, XII(2), 240–246.

Lansia, P., Posyandu, D. I., Sakura, L., & Tahun, S. (2018). 7,849 > x. VI, 1–6.

Devy lestari nurul aulia. 2017. Hubungan dukungan keluarga dan pengetahuan
lansia dengan motivasi mengikuti posyandu lansia. Kebidanan. Batam.

Ardelia gestirnawati, dkk. 2016. Hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan


lansia ke posyandu. Keperawatan poltekkes tanjungkarang. Lampung.

Nia nursia. 2017. Hubungan motivasi dan dukungan keluarga lansia dalam
melakukan kunjungan posyandu lansia. Kebidanan stikes prima. Jambi.

Ani triana. 2015. Hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke


posyandu lansia. Kebidanan. Rejosari.

Iqlima dwi kurnia, dkk. 2018. Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi dan
perilaku lansia dalam mengikuti posyandu. Universitas airlangga. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai