Oleh :
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Diagnosis Medis : Krisis Hipertensi
Alamat : Palembang
Warna Triage : Merah Kuning
Hijau Hitam
2. PENGKAJIAN
PRIMARY SURVEY :
Airway : Jalan Nafas : Paten Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing
Spasme
Suara Nafas : Normal Tidak ada Snoring Gurgling
Stridor Wheezing
Keluhan Lain: tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Abrasi : Ya Tidak
Penetrasi : Ya Tidak
Ptekhie : Ya Tidak
Keterangan:
Ekimosis : Ya Tidak Tanda (X) ganguan tersebut
pada gambar anatomi
Laserasi : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
Keluhan Lain: Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
SECONDARY SURVEY
a. Anamnesis
Keluhan utama : Klien mengeluh deg-degan dan
mengatakan nyeri kepala hebat sampai ke
tengkuk
b. Pemeriksaan Fisik
3 Kepala
Simetris - Asimetris - Perdarahan
- Bengkak - Depresi tulang tengkorak
- Echymosis Nyeri tekan
- Kelainan bentuk tulang
- Luka, ukuran: - , Lokasi: -
Lain-lain: Klien mengatakan nyeri kepala sampai
ke tengkuk
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
4 Mata
- Kebiruan (Lingkaran mata)
- Perdarahan mata, Ruptur: ( - ), Lokasi: ( - )
- Anemia - Ananemia Ikterik
Respon pupil: Isokor - Anisokor
RC - Midriasis - Miosis
Lain-lain : mata kabur
Edema papilla mata
5 Telinga
- Cairan, Warna: ( - ), jumlah: ( - )
- Lecet/kemerahan/laserasi
- Benda asing, berupa: ( - )
- Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
keperawatan
6 Hidung
Cairan, Warna: merah., jumlah: ( - )
- Lecet/kemerahan/laserasi
- Benda asing, berupa: ( - )
Lain-lain : mimisan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
7 Leher
- Penetrasi benda asing - Nyeri tekan
Distensi Vena
- Deviasi trakea - Jugularis
- Bengkak - Kebiruan sekitar leher
- Krepitiasi - Lain-lain: tidak ada
Masalah
Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
8 Dada/Paru
Simetris - Asimetris - Bengkak
- Ekspansi dinding dada meningkat/turun
- Luka tusuk Luka sayat Ukuran: (-) , Lokasi: ( - )
tidak (-
RR: 28 x/menit, teratur ( ) teratur )
- Penggunaan otot dinding dada
BJ BJ
- -
Suara Jtg : I II Murmur Gallop
Nyeri dada Saat aktivitas Tanpa aktivitas
Skala nyeri: 1, 2, 3, 4, 5, ⑥, 7, 8, 9, 10
9 Abdomen
Sim
-
Dinding abd: etris Tidak simetris
- Perdarahan/bengkak - Laserasi/jejas/lecet
- Luka tusuk - Luka sayat Ukuran: tidak ada
- Distensi abdomen - Teraba keras & tegang
- Nyeri tekan, skala nyeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
BU: 10 x/mnt, teratur/tidak teratur
- Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak
ada masalah keperawatan
1
0 Genetalia
Simetris - Asimetris
- Benjolan, ukuran: ( - ) lokasi: ( - )
BAB: 1 x/hr, Warna: kuning, Jumlah:.tidak
- dilakukan
Darah pd rektum, pengkajian
- Nyeri tekan, skala nyeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
BAK: 5 – 6 x/hr, warna: kuning , jumlah: 200 cc
- Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak
ada masalah keperawatan
1
1 Ekstremitas
Perdaraha
- Kelainan bentuk - n - Bengkak
- Jejas/luka/laserasi, Ukuran: ( - ), Lokasi: ( - )
1
2 Kulit
- Ada luka - Dekubitus, Ukuran: ( - ), Lokasi: ( - )
- Echymosis - Ptechie
- Gatal-gatal/pruritus
- Insisi operasi, Ukuran: ( - ), Lokasi: ( - )
- Nyeri, Skala: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
- Lain-lain : tidak ada
4. KEBUTUHAN EDUKASI
Terdapat hambatan dalam pembelajaran:
Tidak Ya, Jika Ya Pendengaran Penglihatan Kognitif Fisik
Budaya Emosi Bahasa
Lain-lainnya: Klien mengatakan penglihatannya kabur
Dibutuhkan penerjemah : Ya Tidak
Sebutkan: tidak ada
Kebutuhan edukasi (pilih topik edukasi pada kotak yang tersedia)
Diagnosa dan manajemen penyakit Obat-obatan/ terapi Diet dan nutrisi
Tindakan Keperawatan.................................Rehabilitasi Manajemen nyeri
Lain-lain, sebutkan.........................................................
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan
a. Laboratorium: tidak ada pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
- - -
6. PENATALAKSANAAN
Dst
Jantung
Cardiac output
Tekanan vena pulmonalis
Tekanan kapiler paru
Edema Paru
Penurunan ekspansi paru
Pola nafas tidak
efektif
- Skala nyeri: 6
Edema cerebral, TIK
Iskemia, hipoksia jaringan
serebral
Metabolisme anaerob
asam laktat
Nyeri Akut
DO:
- Terdapat retraksi otot dada
- Terdapat penggunaan otot bantu pernafasan
- Cuping hidung
- RR: 28 x/menit
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas, ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan deg-degan
DO:
- Akral: hangat
- Klien tampak pucat
- CRT: >2detik
- HR: 128 x/menit
- Kekuatan: lemah
- TD: 180/120 mmHg
- Turgor kulit: sedang
- Gambaran EKG: aritmia
3. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d hipertensi, ditandai dengan:
DS: -
DO:
- Akral: hangat
- Klien tampak pucat
- CRT: >2detik
- HR: 128 x/menit
- Kekuatan: lemah
- TD: 180/120 mmHg
- Turgor kulit: sedang
- Gambaran EKG: aritmia
DO:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- HR: 125 x/menit
- TD: 180/120 mmHg
- RR: 28 x/menit
- Skala nyeri: 6
Rencana Keperawatan
DIAGNOSA
NO
KEPERAWATAN
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan Nafas: 1. Kecepatan pola nafas biasanya mencapai
b.d gangguan selama 30 menit diharapkan terdapat 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalam pernafasan bervariasi
neurologis, ditandai perbaikan pola nafas dengan kriteria hasil: kedalaman, usaha nafas) tergantung derajat gagal nafas
oleh: Pola Nafas 2. Monitor bunyi nafas tambahan (misal, (Wardani, 2018: Jurnal Keperawatan
DS:
gurgling, mengi, wheezing, ronki Global, volume 3, No. 2)
- Klien mengatakan Kriteria A T
sesak kering) 2. Ronki dan wheezing menyertai obstruksi
Hasil
Dispnea 5 1 3. Posisikan semi fowler atau fowler jalan nafas/kegagalan pernafasan
DO: (menurun) (meningkat 4. Ajarkan teknik batuk efektif (Wardani, 2018: Jurnal Keperawatan
- Terdapat retraksi otot ) 5. Kolaborasi pemberian oksigen dan Global, volume 3, No. 2)
dada Penggunaa 5 1 atau nebulizer 3. Menurut Marmi (2016), keuntungan
- Terdapat penggunaan n otot (menurun) (meningkat
otot bantu pernafasan dari posisi semi fowler adalah
bantu nafas )
- Cuping hidung mendorong isi perut kebawah dan
Pernafasan 5 1
- RR: 28 x/menit cuping (menurun) (meningkat mengurangi tekanan dinding thorax pada
hidung ) paru-paru sehingga ekspansi maksimal,
Frekuensi 1 5 hal tersebut membuat pasien mudah
nafas (memburuk) (membaik) bernafas
Kedalaman 1 5 4. Batuk efektif adalah metode batuk
nafas (memburuk) (membaik) dengan benar, sehingga tidak mudah
lelah, dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal (Kasanah, 2015:
Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan)
5. Memaksimalkan bernafas dan
menurunkan kerja nafas, memberikan
kelembaban pada membran mukosa, dan
membantu pengenceran sekret
(Wardani, 2018: Jurnal Keperawatan
Global, volume 3, No. 2)
3 Resiko perfusi serebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen peningkatan TIK: 1. Peningkatan tekanan darah
4 Nyeri akut b.d agens Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri: 1. Penilaian lokasi, karakteristik, frekuensi,
cedera biologis, ditandai selama 30 menit diharapkan terdapat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, kualitas, dan intensitas nyeri sangatlah
dengan: penurunan nyeri dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, dan penting dalam proses tatalaksana nyeri
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (misal, gurgling, mengi, wheezing,
ronki kering)
3. Posisikan semi fowler atau fowler
4. Berikan oksigen dan atau nebulizer
5. Ajarkan latihan nafas dalam
Kriteria A S T
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor tekanan darah
2. Monitor keluhan nyeri dada (misal, intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang mengurangi nyeri)
3. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
4. Posisikan semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman
5. Berikan terapi relaksasi nafas dalam untuk mengurangi stres
6. Kolaborasi : pemberian kalsium antagonis, beta bloker, dan nitrat
A: Resiko perfusi serebral teratasi sebagian, hal ini sesuai dengan jurnal
yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan Pasien Coronary Artery
Disease Pre Coronary Artery Bypass Grafting” oleh Mutarobin (2019)
pada pasien yang dilakukan intervensi seperti a) Pasien ditempatkan di
tempat tidur dengan posisi semifowler, b) Berikan oksigen dengan
nasal kanul 4 liter/menit. Kemudian pasien pindah ke IW Bedah
dengan kondisi curah jantung yang terus membaik hingga pasien
pulang.”
Kriteria A S T
Hasil
Sakit 1 3 5
kepala (meningkat) (sedang) (menurun)
Gelisah 1 3 5
(meningkat) (sedang) (menurun)
Nilai rata- 1 3 5
rata TD (memburuk) (sedang) (membaik)
TD sistolik 1 3 5
(memburuk) (sedang) (membaik)
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (misal, tekanan darah
meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola nafas ireguler,
kesadaran menurun)
2. Monitor status pernafasan
3. Sediakan lingkungan yang tenang
4. Berikan posisi semi fowler
5. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan
P: Intervensi dilanjutkan
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
Laila Dewi
FORMULIR PENGKAJIAN RESIKO JATUH ( Dewasa)
DENGAN SKALA MORSE
Nama : Ny. S
Tanggal Lahir : xxxx
No.RM : 1288xxx
Terpasang Infus Ya 20 0
Tidak 0
Gaya Berjalan Terganggu 20 0
Lemah 10
Normal / tirah baring / immobilisasi 0
Status Mental Sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15 0
Sadar akan kemampuan diri sendiri 0
( Laila Dewi )