Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

JUDUL : PEMBUATAN EKSTRAK HERBA MENIRAN


MENGGUNAKAN METODE PERKOLASI
NAMA : PINESTI
NIM : 19334728
TANGGAL PRAKTIKUM : 30 MEI 2020
ASISTEN : TIM DOSEN

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
1. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan ekstrak herba
meniran menggunakan metode perkolasi.

2. PRINSIP
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari
atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel
yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.

3. TEORI
A. TUMBUHAN MENIRAN
Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri, L.) memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus niruri, L.

Meniran merupakan tanaman herba dan tumbuh tegak, batangnya tidak


bergetah, berbentuk bulat, bercabang dan berwarna hijau. Tinggi batangnya
kurang dari 50 cm. Daunnya bersirip dengan berjumlah genap. Setiap tangkai
terdiri dari daun majemuk berukuran kecil yang berbentuk bulat telur (Thomas,
2007). Panjang daun sekitar 5 mm, sedangkan lebarnya 3 mm, dibagian bawah
daun terdapat bintik berwarna kemerahan. Bunganya berwarna putih kehijauan,
melekat pada ketiak daun dan menghadap kebawah. Buah meniran berbentuk
bulat pipih, berdiameter 2 – 2,5 cm dan bertekstur licin, bijinya seperti bentuk
ginjal, keras, dan berwarna coklat, akarnya berbentuk tunggang dan berwarna
putih kekuningan (Fauziah, 2001).
Meniran mempunyai bunga jantan dan betina yang berwarna putih, bunga
jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak
daun. Perbanyakan tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri, L.) dapat dilakukan
dengan menggunakan biji. Tumbuhan ini tumbuh subur di tempat yang lembab
pada ketinggian 1000m diatas permukaan laut. Pada umumnya meniran tidak
dipelihara karena dianggap tanaman liar (Maharani, 2011). Meniran (Phyllanthus
niruri, L.) banyak mengandung beberapa Senyawa yaitu: Flavonoid, Tanin,
Alkaloid, Lignan, Saponin (Adi, 2008).

B. PERKOLASI
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi).
Istilah perkolasi berasal dari kata ‘percolare’ yang artinya penetesan,
merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan penetesan cairan penyari dalam
wadah silinder atau kerucut (perkolator), yang memilki jalan masuk dan keluar.
Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara kontinyu dari atas mengalir lambat
melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui pembaharuan
terus-menerus bahan pelarut berlangsung sesuai suatu maserasi banyak tingkat.
Jika pada maserasi sederhana suatu ekstraksi sempurna dari simplisia tidak
terjadi, karena kesetimbangan konsentrasi antara larutan dalam sel dengan cairan
disekelilingnya dapat diatur, maka pada perkolasi melalui pemasukan bahan
pelarut yang ekstraksi total secara teoritis adalah mungkin, berkaitan dengan
perbedaan konsentrasi pada posisi yang baru, secara praktek diperoleh sampai
95% bahan yang terekstraksi. Sebelum perkolasi dilakukan, simplisia terlebih
dahulu direndam menggunakan pelarut dan dibiarkan membengkak agar
mempermudah pelarut masuk ke dalam sel. Namun pembengkakan ini juga dapat
menyebabkan pecahnya wadah itu sendiri. Dalam pengisian simplisia tidak boleh
terdapat ruang rongga. Hal ini akan menggagu keteraturan aliran cairan dan
menyebabkan berkurangnya hasil ekstraksi, namun suatu pengisian yang kompak
dapat menghambat aliran pelarut atau malah menghentikannya (Voigt, 1994).
Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap
perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan
perkolat) sampai diperoleh ekstrak (Depkes, 2000). Keuntungan dari metode
perkolasi ini adalah proses penarikan zat berkhasiat dari tumbuhan lebih
sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang lama dan
peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena aliran
cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi. Selain itu, ruangan di antara serbuk-serbuk simplisia
membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran
kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,
sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

4. GAMBAR RANGKAIAN ALAT


5. BAHAN DAN ALAT
A. BAHAN
 Serbuk kering herba meniran
 Aquadest
 Natrium Benzoat 0,1%
B. ALAT
 Perkolator
 Statif
 Neraca analitik
 Bejana tertutup
 Rotary evaporator
 Erlenmeyer
 Kertas saring
 Corong
 Gelas ukur
 Batang pengaduk
 Alumunium foil
 Wadah gelas gelap dan tertutup

6. PROSEDUR ATAU CARA KERJA


1) Serbuk kering herba meniran ditimbang 100 g, dimasukkan ke dalam bejana
tertutup dan direndam dengan aquadest panas sebanyak 300 mL selama 2 jam.
2) Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan
hati-hati, tuangi dengan aquadest panas secukupnya sampai cairan mulai menetes
dan di atas serbuk kering herba meniran masih terdapat selapis cairan aquadest,
tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
3) Biarkan cairan mengalir dengan kecepatan 1 mL per menit dan tampung tetesan
pertama sampai 80 mL, lalu simpan ke dalam wadah gelap dan tertutup rapat.
4) Tetesan selanjutnya ditampung dalam wadah berbeda sambil ditambahkan
berulang-ulang aquadest panas hingga tetesan terakhir berwarna bening (tidak
berwarna).
5) Lalu uapkan sisa perkolat yang ditampung tersebut dengan rotary evaporator
hingga didapatkan 20 mL.
6) Campurkan 20 mL ekstrak air yang telah diuapkan tersebut kedalam wadah yang
berisikan 80 mL ekstrak hingga didapat 100 bagian ekstrak air herba meniran dan
tambahkan Natrium Benzoat 0,1%.
7) Diamkan selama 2 hari sambil dienap tuangkan, lalu saring dan simpan ke dalam
lemari pendingin.

7. PENGAMATAN DAN HASIL


Pengujian terhadap parameter spesifik terbagi dua yaitu pengujian identitas dan pengujian
organoleptik. Pada pengujian identitas, diperoleh nama ekstrak yaitu Extractum P. niruri
aquosum (ekstrak air herba meniran), nama latin tumbuhan P. niruri, bagian tumbuhan
yang digunakan yaitu herba, nama Indonesia tumbuhan yaitu meniran. Pada pengujian
organoleptik didapatkan ekstrak berbentuk larutan cair, bau khas herba meniran,
berwarna coklat tua dan rasa yang pahit.

8. PEMBAHASAN
Standar BPOM, 2004 menyatakan bahwa ekstrak herba meniran umumnya ekstrak
kental, warna hitam, tidak berbau dan rasa pahit. Dari pengujian ini ekstrak herba
meniran berbentuk cairan karena ekstraksi dilakukan dengan perkolasi menggunakan
pelarut air dan menunjukkan bau ekstrak khas herba meniran dengan rasa pahit.
Penentuan organoleptik ini ditentukan dengan menggunakan panca indera dan bertujuan
untuk pengenalan awal secara sederhana dan subjektif. Susut pengeringan ditentukan
untuk menjaga kualitas dari ekstrak. Dimana bertujuan untuk memberikan batasan
maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang menguap atau hilang pada proses
pengeringan.

9. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dimana pembuatan ekstrak meniran dilakukan dengan cara
perkolasi panas menggunakan pelarut air dengan berat serbuk herba meniran yang
diambil sebanyak 100 gram dan volume ekstrak air herba meniran yang diperoleh adalah
100 mL. Ekstrak yang diperoleh berbentuk larutan cair, bau khas herba meniran,
berwarna coklat tua, rasa yang pahit.

10. DAFTAR PUSTAKA


 Adi permadi.,2008, Membuat Kebun Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Benda.
 Agoes. G., 2007, Teknologi Bahan Alam, ITB Press Bandung
 Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Cetakan Pertama, Dikjen POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
 Fauziah Muhlisah., 2001, Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Depok: Penebar
Swadaya.
 Maharani Putri., 2011, Tanaman Obat Yang Harus Ada Di Pekarangan Rumah Kita.
Yogyakarta: Sinar Ilmu.
 Pratiwi et al, 2015, Pembuatan dan Karakterisasi Ekstrak Air Herba Meniran
(Phyllanthus niruri Linn), Pekanbaru, Jurnal Penelitian Farmasi Indoneisa
 Thomas, 2007, Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius.
 Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soedani,
N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
 https://multimateri.wordpress.com/2012/11/26/perkolasi/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Perkolasi

Anda mungkin juga menyukai