2. PRINSIP
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari
atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel
yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
3. TEORI
A. TUMBUHAN MENIRAN
Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri, L.) memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus niruri, L.
B. PERKOLASI
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi).
Istilah perkolasi berasal dari kata ‘percolare’ yang artinya penetesan,
merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan penetesan cairan penyari dalam
wadah silinder atau kerucut (perkolator), yang memilki jalan masuk dan keluar.
Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara kontinyu dari atas mengalir lambat
melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui pembaharuan
terus-menerus bahan pelarut berlangsung sesuai suatu maserasi banyak tingkat.
Jika pada maserasi sederhana suatu ekstraksi sempurna dari simplisia tidak
terjadi, karena kesetimbangan konsentrasi antara larutan dalam sel dengan cairan
disekelilingnya dapat diatur, maka pada perkolasi melalui pemasukan bahan
pelarut yang ekstraksi total secara teoritis adalah mungkin, berkaitan dengan
perbedaan konsentrasi pada posisi yang baru, secara praktek diperoleh sampai
95% bahan yang terekstraksi. Sebelum perkolasi dilakukan, simplisia terlebih
dahulu direndam menggunakan pelarut dan dibiarkan membengkak agar
mempermudah pelarut masuk ke dalam sel. Namun pembengkakan ini juga dapat
menyebabkan pecahnya wadah itu sendiri. Dalam pengisian simplisia tidak boleh
terdapat ruang rongga. Hal ini akan menggagu keteraturan aliran cairan dan
menyebabkan berkurangnya hasil ekstraksi, namun suatu pengisian yang kompak
dapat menghambat aliran pelarut atau malah menghentikannya (Voigt, 1994).
Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap
perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan
perkolat) sampai diperoleh ekstrak (Depkes, 2000). Keuntungan dari metode
perkolasi ini adalah proses penarikan zat berkhasiat dari tumbuhan lebih
sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang lama dan
peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena aliran
cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi. Selain itu, ruangan di antara serbuk-serbuk simplisia
membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran
kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,
sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.
8. PEMBAHASAN
Standar BPOM, 2004 menyatakan bahwa ekstrak herba meniran umumnya ekstrak
kental, warna hitam, tidak berbau dan rasa pahit. Dari pengujian ini ekstrak herba
meniran berbentuk cairan karena ekstraksi dilakukan dengan perkolasi menggunakan
pelarut air dan menunjukkan bau ekstrak khas herba meniran dengan rasa pahit.
Penentuan organoleptik ini ditentukan dengan menggunakan panca indera dan bertujuan
untuk pengenalan awal secara sederhana dan subjektif. Susut pengeringan ditentukan
untuk menjaga kualitas dari ekstrak. Dimana bertujuan untuk memberikan batasan
maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang menguap atau hilang pada proses
pengeringan.
9. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dimana pembuatan ekstrak meniran dilakukan dengan cara
perkolasi panas menggunakan pelarut air dengan berat serbuk herba meniran yang
diambil sebanyak 100 gram dan volume ekstrak air herba meniran yang diperoleh adalah
100 mL. Ekstrak yang diperoleh berbentuk larutan cair, bau khas herba meniran,
berwarna coklat tua, rasa yang pahit.