Anda di halaman 1dari 15

Nama : intan zuryani

Nim : 170610044
Kelompok : 6 ( enam )

Jump 5 : learning objektive

1. Penyuluhan kesehatan (ruang lingkup ,faktor-faktor,media dan sasaran)

2. Pembelajaran orang dewasa (teori belajar, teori sosial, proses belajar)


Lo 1. Penyuluhan kesehatan
(ruang lingkup ,faktor-faktor,media dan sasaran)
Pengertian penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktik belajar atau instruksi dengan
tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Amanah, 2007).

Tujuan Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuanseseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuanmengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia baik secara individu,kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran akan nilaikesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya
menjadi perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004)

Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk


merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan k
esehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikankesehatan, menurut Effendy (1998)
tujuan penyuluhan kesehatan adalah :

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalammembina


dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok danmasyarakat yang


sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dansosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan
kesehatan :

1) Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap


informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi di dapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin
mudah pula dalam manerima informasi baru.

3) Adat Istiadat Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan
halyang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangatmenghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4) Kepercayaan MasyarakatMasyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan


oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.

5) Ketersediaan Waktu di MasyarakatWaktu penyampaian informasi harus memperhatikan


tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat
dalam penyuluhan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penyuluhan


Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan
proses penyuluhan.

1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materiyang akan


dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasayang digunakan kurang
dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecildan kurang dapat didengar serta
penyampaian materi penyuluhan terlalumonoton sehingga membosankan.

2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulitmenerima


pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan
yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga
sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin
terjadi perubahan perilaku.

3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan
waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga
menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang
terlalu  banyak, alat  peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga
membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.
Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehinggasasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah
positif terhadap kesehatan

Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui


media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat
mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke perilaku
yang positif.

Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan penyuluhan


kesehatan antara lain adalah :

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi. 

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Media dapat memperjelas informasi.

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.

f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap denganmata.

g. Media dapat memperlancar komunikasi

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3 yakni :

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri darigambaran sejumlah


kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yangtermasuk dalam media ini adalah
booklet, leaflet, flyer (selebaran),  flipchart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat
kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. 
Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak
orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana mana, tidak perlu listrik, mempermudah
pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan
yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.

b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan
penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah
televisi , radio , video film, cassette, CD, VCD.

Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain
lebih mudah dipahami, lebih menarik,sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,
mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-
ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih
tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan
matang, peralatan selalu berkembang
dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.

c. Media Luar Ruang

Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun
elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar.
Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi
umum dan hiburan,  bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian
dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah
biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk produksinya, persiapan
matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan keterampilan
penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.

Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau
pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau
dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas,
posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga
diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular,
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga
dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Selain itu penyuluhan juga dapat
diberikan pada beberpa kelompok orang seperti kelompok ibu hamil, kelas balita dan kelas ibu
nifas (Kaseuntung, 2015).

a. Metode penyuluhan perorangan (Individual)


Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai
tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Pada penyuluhan
perorangan ini timbul beberapa pendekatan yang dapat dilakukan diantaranya:

1) Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak petugas dengan klien lebih intensif dan nanti pada akhirnya
akan terpecahkan masalah yang terjadi.

2) Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi untuk mengetahui
apakah klien tersebut kembali mendapatkan penyuluhan

b. Metode Penyuluhan Kelompok

Pada penyuluhan kelompok harus diingat besarnya kelompok sasaran dan rata–rata
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh kelompok, adapun metode yang digunakan dalam
penyuluhan kelompok adalah:

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Ceramah
akan berhasil dilakukan apabila penceramah dapat menguasai segala materi yang
akan disampaikan.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat
di masyarakat.

c. Metode Penyuluhan Massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya
massa atau public. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum,
pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan,
sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan,
spanduk, poster dan sebagainya.

Lo 2. Pembelajaran orang dewasa

(teori belajar, teori sosial, proses belajar)


Teori Belajar Orang Dewasa dan Tokohnya
1. Carl Rogers

 Carl R Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran yaitu“ Student-Centered Learning”


yang intinya yaitu:

(1) kita tidak bias mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya;

(2) Seseorang akan belajar secara signifikan hanya pada hal-hal yang dapat
memperkuat/menumbuhkan “self”nya;

(3) Manusia tidak bias belajar kalau berada di bawah tekanan 

(4) Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan
terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapatdifasilitasi/diakomodir.

2. Robert M. Gagne

Gagne mengemukakan yang terpenting bagi pendidikan orang dewasa terutama yang berkaitan
dengan kondisi belajar. Menurutnyaada delapan(8) hierarki tipe belajar seperti diuraikan
sebagai berikut:a.

a. Belajar Berisyarat :  belajar berisyarat dapat pada tingkatan manasaja dari hierarki sebagai


suatu bentuk: Classical Conditioning. Tipe belajar ini dapat terjadi pada anak-anak maupun
orangdewasa dalam bentuk sikap dan prasangka.

b. Belajar Stimulus Respon : belajar stimulus respon adalah sama dengan Operant


Conditioning, yang responnya berbentuk ganjaran. Dua tipe berikutnya adalah rangkaian
motorik danverbal, berbeda pada tingkatan yang sama dalam hierarki.

c. Rangkaian motorik tidak lain dari belajar keterampilan,sedangkan

d. Rangkaian verbal adalah belajar dengan cara menghafal (rotelearning).e

e. Diskriminasi Berganda : dalam belajar diskriminasi ganda,memasuki kawasan keterampilan


intelektual berupa kemampuanmembedakan antara beberapa jenis gejala yang serupa.
Dengantipe belajar ini, peserta belajar diharapkan memiliki kemampuanuntuk menetapkan
mana di antara tipe tersebut yang tepat untuksesuatu situasi khusus.

f. Belajar Konsep : adalah kemampuan berpikir abstrak yang mulaidipelajari pada masa


remaja (adolesence). Belajar konsep merupakan salah satu unsur yang membedakan antara
pendidikan orang dewasa dibandingkan dengan pendidikan anak-anak dilihat dari tingkatan
pemikiran tentang konsep.

g. Belajar Aturan : merupakan kemampuan merespon terhadapkeseluruhan isyarat,


merupakan tipe belajar yang penting dalam pendidikan orang dewasa. Belajar pemecahan
masalah merupakantingkat tertinggi dalam tipe belajar menurut hierarki Gagne.

h. Pemecahan Masalah : Tipe pemecahan masalah bertujuan untukmenemukan jawaban


terhadap situasi problematik.

3. Paulo Freire

Paulo Freire adalah seorang pendidik di negara Brazilia yanggagasannya tentang pendidikan
orang dewasa. Menurut Flaire,  pendidikan  dapat  dirancang  untuk percaya  pada  kemampuan
diri pribadi (self affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan kemerdekaan diri. Ia terkenal
dengan gagasannya yang disebut dengan conscientization yang terdapat tiga prinsip:

a. Tak seorang pun yang dapat mengajar siapapun juga, 

b. Tak seorang pun yang belajar sendiri,

c. Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka.

Gagasan ini memberikan kesempatan kepada orang dewasauntuk melakukan analisis kritis
mengenali lingkungannya, untukmemperdalam persepsi diri mereka dalam hubungannya
denganlingkungannya dan untuk membina kepercayaan terhadap kemampuansendiri dalam hal
kreativitas kapablitasnya untuk melakukan tindakan.Fasilitator dan peserta belajar hendaknya
bersama-sama bertanggung jawab terhadap berlangsungnya  proses  pengembangan
fasilitator dan peserta belajar.

4. Jack Mezirow

Mezirow adalah Teacher College Universitas Columbia, beliau mengemukakan: “Belajar dalam
kelompok pada umumnya merupakan alat yang paling efektif untuk menimbulkan perubahan
dalam sikap dan perilaku individu”.

Mezirow berpendapat bahwa pendidikan sebagai suatukekuatan pembebasan individu dari


belenggu dominasi budaya penjajah, namun ia melihat kemerdekaan  dari perspektif  yang 
lebih  bersifat psikologis, dan kegiatan belajar sebagai suatu metode yang dapat digunakan
untuk mengubah realita masyarakat.

Keinginan belajar terjadi sebagai akibat dari


refleksi pengalaman, dan ia menyatakan adanya perbedaan tingkatan refleksi,menetapkan
perbedaan refleksi dan menetapkan tujuh tingkatan refleksi yang mungkin terjadi dalam masa
kedewasaan, yaitu:

a. Refleksivitas : kesadaran akan persepsi khusus, arti dan perilaku 

b. Refleksivitas Afektif  : kesadaran akan bagaimana individu merasatentang apa yang


dirasakan, dipikirkan atau dilakukan.

c. Refleksivitas Diskriminasi : menilai kemanjuran (efficacy) persepsi, dll.

d. Refleksivitas Pertimbangan : membuat dan menjadikan sadar akannilai pertimbangan


yang dikemukakan.

e. Refleksivitas Konseptual : menilai kememadaian konsep yangdigunakan untuk


pertimbangan.

f. Refleksivitas Psikis : pengenalan kebiasaan membuat penilaian perasaan mengenai


dasar informasi terbatas.

g. Refleksivitas Teoritis : kesadaran akan mengapa satu himpunan perspektif lebih  atau 


kurang memadai untuk menjelaskan pengalaman personal

5. Malcolm Knowles

Knowles terkenal dengan teori andragoginya, oleh karena itudianggap  Bapak Teori Andragogi


meskipun bukan dia yang pertamakali menggunakan istilah tersebut. Andragogi berasal dari akar
kata“aner ” yang artinya orang (man) untuk membedakannya dengan “paed” yang artinya anak.
Andragogi adalah seni dan ilmu yang digunakan untuk membantu orang dewasa belajar. Knowles
(1970)andragogi-concepts/mengembangkan konsep andragogi atas empat asumsi pokok yang berbeda
dengan pedagogi. Keempat asumsi pokokitu adalah sebagai berikut

Asumsi Pertama 

seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari ketergantungan total menuju kearah
pengarahan diri sendiri. Atau secara singkat dapat dikatakan padaanak-anak konsep dirinya masih
tergantung, sedang pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena kemandirian konsep
dirinya inilah orang dewasa membutuhkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat
mengarahkan diri sendiri. Apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak memungkinkan dirinya
menjadi self directing maka akan timbul reaksi tidak senang atau menolak.

Asumsi kedua 

sebagaimana individu tumbuh matang akanmengumpulkan sejumlah besar pengalaman


dimana hal inimenyebabkan dirinya menjadi sumber belajar yang kaya, dan padawaktu yang
sama memberikan dia dasar yang luas untuk belajarsesuatu yang baru. Oleh karena itu, dalam
teknologi andragogy terjadi penurunan penggunaan teknik transmital seperti  yang dipakai 
dalam pendidikan tradisional dan lebih lebih mengembangkan teknik pengalaman 
(experimental-technique). Maka penggunaan teknik diskusi, kerja laboratori, simulasi,
pengalaman lapangan, dan lainnyalebih banyak dipakai.

Asumsi ketiga 

bahwa pendidikan itu secara langsung atau tidaklangsung, secara implisit atau eksplisit, pasti
memainkan peranan besar dalam mempersiapkan anak dan orang dewasa untuk
memperjuangkan eksistensinya di tengah masayarakat. Karena itu,sekolah dan pendidikan
menjadi sarana ampuh untuk melakukan proses integrasi maupun  disintegrasi  sosial 
di tengah masyarakat (Kartini Kartono, 1992).

Asumsi keempat 

bahwa anak-anak sudah dikondisikan untukmemiliki orientasi belajar yang berpusat pada mata
pelajaran (subjectcentered orientation) karena belajar bagi anak seolah-olah
merupakankeharusan yang dipaksakan dari luar. Sedang orang
dewasa berkecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan masalah
kehidupan (problem-centered-orientation). Hal inidikarenakan belajar bagi orang dewasa
seolah-olah merupakankebutuhan untuk menghadapi masalah hidupnya.

Kempat asumsi dasar itulah yang dipakai sebagai pembandingan antara konsep
pedagogi dan andragogi

Malcolm Knowles (1986), menyebutkan ada 4 (empat) prinsip pembelajaran orang dewasa, yakni:
1. Orang dewasa perlu terlibat dalam merancang dan membuat tujuan pembelajaran. Mereka mesti
memahami sejauh mana pencapaian hasilnya.
2. Pengalaman adalah asas aktivitas pembelajaran. Menjadi tanggung jawab peserta didik menerima
pengalaman sebagai suatu yang bermakna.

3. Orang dewasa lebih berminat mempelajari perkara-perkara yang berkaitan secara langsung dengan
kerja dan kehidupan mereka.

4. Pembelajaran lebih tertumpu pada masalah (problem-centered) dan membutuhkan dorongan dan
motivasi.

Sedangkan Miller (1904), menyebutkan prinsip pembelajaran bagi orang dewasa, adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik perlu diberikan motivasi bagi mengubah tingkah laku. Peserta didik perlu sedar tingkah
laku yang tidak diingini dan mempunyai gambaran jelas berkenaan dengan tingkah laku yang diingini.
2. Peserta didik mempunyai peluang mencoba tingkah laku yang baru.

3. Peserta didik membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang dapat membantu kebutuhannya.


Proses pembelajaran
Proses belajar bagi orang dewasa memerlukan kehadiran orang lain yang mampu berperan sebagai
pembimbing belajar bukan cenderung digurui, orang dewasa cenderung ingin belajar bukan berguru.
Orang dewasa tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri, mengalami perubahan
psikologis dan ketergantungan yang terjadi pada masa kanak-kanak menjadi kemandirian untuk
mengarahkan diri sendiri, sehingga proses pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan
karakteristik orang dewasa.

Karakteristik orang dewasa menurut Knowles (1986) berbeda asumsinya dibandingkan dengan
anak-anak. Asumsi yang dimaksud adalah:
1. Konsep dirinya bergerak dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri
2. Manusia mengakumulasi banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga menjadi sumber
belajar yang berkembang

3. Kesiapan belajar manusia secara meningkat diorientasikan pada tugas perkembangan


peranan sosial yang dibawanya.

4. Perspektif waktunya berubah dari suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi
penerapan yang segera, orientasi belajarnya dari yang terpusat pada pelajaran beralih
menjadi terpusat pada masalah.

Terdapat beberapa pengandaian pembelajaran orang dewasa yang diberikan oleh Knowles (1986),
yakni:
1. Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar. Orang dewasa ingin dan
berkecenderungan bertindak sesuai dengan keinginan sendiri apabila mereka semakin
matang, walaupun ada saatnya mereka bergantung pada orang lain.
2. Orang dewasa perlu belajar melalui pengalaman. Pengalaman orang dewasa adalah
sumber pembelajaran yang penting. Pembelajaran mereka lebih berkesan melalui teknik-
teknik berasaskan pengalaman seperti perbincangan dan penyelesaian masalah.

3. Orang dewasa belajar berdasarkan pemusatan masalah. Orang dewasa sadar akan
kebutuhan pembelajaran secara khusus melalui masalah-masalah kehidupan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, program-program pendidikan orang dewasa sepatutnya
dirancang sesuai kebutuhan hidupnya dan disusun dengan melibatkan mereka.

4. Orang dewasa belajar dengan lebih berkesan apabila topik itu bernilai. Orang dewasa
belajar bersungguh-sungguh bagi menguasai suatu pengetahuan ataupun keterampilan bagi
kebutuhan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran orang dewasa berpusat pada target
pencapaian. Kesungguhan orang dewasa menguasai suatu keterampilan ataupun
pengetahuan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Model Andragogi dibentuk
berdasarkan andaian-andaian di atas.

5. Kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu. Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka
perlu belajar, Tough (1979) mendapati apabila orang dewasa berkemampuan untuk belajar
dan memperoleh manfaat daripada pembelajarannya dan menyadari keburukan apabila
tidak mempelajarinya. Peranan fasilitator di sini adalah untuk menyadarkan peserta didik
tentang kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu, “need to know”.

6. Kebutuhan untuk menyempurnakan dirinya. Orang dewasa mempunyai kemampuan dalam


menilai diri sendiri, menentukan keputusan dan menentukan arah hidup mereka sendiri,
orang dewasa juga mampu membangunkan kondisi psikologi mereka untuk mendapatkan
perhatian dan penghargaan dari orang lain.

7. Peranan pengalaman. Orang dewasa memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sesuai


dengan latar belakang, cara pembelajaran, kebutuhan, pencapaian dan minat. Kaidah
pembelajaran yang sering digunakan adalah perbincangan kumpulan, penyelesaian
masalah dan bertukar pengalaman.
8. Kesediaan belajar. Orang dewasa bersedia untuk belajar pada perkara yang perlu diketahui
dan dipelajari oleh mereka dan mengaitkan apa yang dipelajari dengan realitas kehidupan.
Kesediaan belajar ini penting bagi diri sendiri.

9. Orientasi pembelajaran. Orang dewasa belajar berdasarkan orientasi kehidupan, berbeda


dengan anak-anak yang tertumpu pada pelajaran atau berpusatkan subjek. Setiap perkara
yang dipelajari adalah berkaitan dengan hidup mereka.

10. Peranan motivasi. Orang dewasa mendapat motivasi dari dorongan luar (seperti kenaikan
pangkat, gaji tinggi), tetapi faktor pendorong dari dalam lebih berpengaruh (seperti kualitas
kehidupan, penghargaan).

Sedangkan beberapa perilaku yang dapat menghambat proses belajar orang dewasa antara lain
sebagai  berikut:
1. Harapan seseorang untuk mendapatkan hal-hal baru, namun yang didapatkan ternyata tidak
sesuai dengan harapan sehingga yang bersangkutan menjadi tidak respons atau tidak
tertarik lagi terhadap apa yang diberikan dalam proses  belajar yang sedang berlangsung.
2. Teori yang muluk-muluk sehingga meragukan kemungkinan penerapannya dalam  praktik.

3. Harapan mendapatkan petunjuk baru, namun harus mencari pemecahan. 

4. Pesan bersifat umum, tidak spesifik, sehingga tidak dapat menyelesaikan  permasalahan
yang dihadapai peserta.

5. Sulit menerima perubahan (Setiana, 2005).

Berdasarkan ringkasan prinsip-prinsip yang diberikan oleh beberapa tokoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran orang dewasa adalah:
1. Pembelajaran orang dewasa sangat berbeda dengan pembelajaran anak-anak. Kaidah
pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran orang dewasa adalah
perbincangan kumpulan, penyelesaian masalah dan bertukar pengalaman.
2. Orang dewasa belajar dengan lebih baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam proses
merancang, menilai dan melaksanakan proses pembelajaran yang mereka ikuti.

3. Orang dewasa belajar dengan lebih berkesan apabila topik itu bernilai, serta mampu
membantu permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan dan pekerjaan mereka sehari-
hari.

4. Orang dewasa belajar dengan baik apabila mereka mempunyai motivasi untuk berubah,
self-discovered atau mempunyai keterampilan dan strategi spesifik

5. Salah satu kendala dalam pembelajaran orang dewasa adalah bahwasanyya orag dewasa
pada umumnya telah memiliki pengetahuan dan sikap sehingga sulit menerima perubahan.

Anda mungkin juga menyukai