Dewi - 34-41 ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT TIMBAL (PB) PDF
Dewi - 34-41 ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT TIMBAL (PB) PDF
Dewi Parawita1
Insafitri2
Wahyu Andy Nugraha 2
1
Alumni Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
2
Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
ABSTRAK
Laut merupakan tempat bermuaranya semua sungai, baik sungai kecil maupun sungai besar. Pembuangan
lumpur lapindo ke laut yang di alirkan melalui muara sungai Porong mengandung logam berat, salah satunya
yaitu timbal. Konsentrasi timbal yang melebihi baku mutu akan berpengaruh pada efek negatif biota. Tujuan
dari penelitian adalah mengetahui konsentrasi timbal di muara sungai Porong. Metode yang digunakan adalah
observasi, pengambila sampel dilakukan tiga kali tiap minggu pada waktu pagi hari. Hasil dari penelitian ini
diketahui bahwa kondisi fisika kimia perairan antara lain : konsentrasi timbal di muara sungai Porong berada
jauh di ambang batas dengan nilai konsentrasi timbal yaitu berkisar antara 0-0,490 mg/l, pH berkisar antara
7,6-7,7, suhu berkisar antara 30-32 0C, salinitas berkisar antara 11,3-12,3 ‰, DO berkisar antara 4,7-5,3 mg/l,
dan TSS berkisar antara 482,6-926,6 mg/l.
ABSTRACT
Sea is a place of all the rivers emplied into mether small or big ones. The lapindo mud disposal to the sea that
flown through the porong river mouth contain heavy, metal, one of it is lead metal the concentrate of the
metal that greater the normal quality will influence to the negative effects of the creature. The purpose of this
research is about how to know the lead metal’s consentrate in the mouth of porong river. The methods are
observation, sampling, that have been done three times a week in the morning. The result of this research is
known that physic and chemic condition of the waters: the lead metal’s concentrate in the mouth of porong
river is so far from threshold limitation with the lead metal’s concentrate about 0-0,490 mg/l, pH revolve
between 7,6-7,7, the temperature revolve between 30-32 0C, also salinity revolve between 482,6-926,6 mg/l.
34
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
METODE PENELITIAN
Pengambilan sampel
Sampel di ambil pada waktu pagi hari
jam 09.00 WIB dengan menggunakan
perahu dari arah sungai menuju muara Gambar 1. Peta pengambilan sampel
sungai porong, karena pada pagi hari
terjadi pembuangan limbah lumpur Lapindo Analisis data dilakukan secara
ke Muara Sungai Porong yang dapat deskriptif yang merupakan penjabaran dari
35
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
keadaan daerah penelitian. Untuk menguji ditarik kesimpulan perbedaan dari tiap
persebaran parameter-parameter yang minggunya dan stasiun.
diteliti dilakukan uji One-way ANOVA,
apabila berbeda nyata maka dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dilanjutkan pada Tukey-test yang
merupakan bagian dari program SPSS. Konsentrasi Timbal (Pb)
One way ANOVA merupakan salah Dari hasil pengukuran sampel air
satu metode uji statistika yang dapat didapatkan nilai konsentrasi timbal (Pb)
digunakan untuk mengetahui perbedaan pada ketiga stasiun, dapat dilihat pada
rata-rata sampel dari beberapa populasi Gambar 2. Berdasarkan grafik tersebut
yang berbeda. Konsep dan metode dapat terlihat bahwa nilai rata-rata
perhitungannya mirip dengan uji-t, namun konsentrasi timbal tertinggi terdapat pada
uji-t hanya digunakan apabila hanya ada 2 stasiun ketiga yaitu 0,16 mg/l, sedangkan
sampel, sedangkan One Way ANOVA nilai rata-rata konsentrasi timbal (Pb)
digunakan bila sampel berasal dari >2 terendah terdapat pada stasiun kedua yaitu
populasi. 0,08 mg/l. Rata-Rata konsentrasi timbal
Langkah pertama untuk uji ini adalah (Pb) tidak berbeda nyata dari ketiga stasiun
membuat hipotesis. Ho : rata-rata pengambilan sampel p > 0,05.
konsentrasi timbal (Pb) dari ketiga minggu
dan stasiun adalah sama dan H1 : rata-rata
konsentrasi timbal (Pb) dari ketiga minggu
dan stasiun adalah berbeda. Langkah kedua 0,2 a
adalah memeriksa normalitas data dengan 0,18 a
menggunakan histogram frekuensi atau 0,16 a
boxplot, apabila data diasumsikan menyebar 0,14
Timbal
0,12
normal, maka langkah ini tidak perlu untuk (mg/l)
0,1
dilakukan. Setelah memastikan bahwa data 0,08
menyebar normal, maka langkah berikutnya 0,06
adalah melakukan uji ANOVA, serta uji 0,04
lanjut (Post Hoc Test) dengan menggunakan 0,02
Tukey Test. Uji ini digunakan hanya apabila 0
dari hasil one way anova terdeteksi adanya I II III
37
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
Logam berat yang masuk ke sistem banyak daripada masukan air tawar yang
perairan, baik di sungai maupun lautan akan salinitasnya rendah (Kennish, 1990).
dipindahkan dari badan airnya melalui tiga
proses yaitu pengendapan, adsorbsi, dan 13
absorbsi oleh organisme-organisme perairan 12,5
(Bryan, 1976). Dalam lingkungan perairan,
12
bentuk logam antara lain berupa ion-ion Salinitas
(‰)
bebas, pasangan ion organik, dan ion 11,5
kompleks. Kelarutan logam berat (timbal) 11
dalam air dikontrol oleh pH air. Kenaikan
10,5
pH menurunkan kelarutan logam berat
(timbal) dalam air dengan lokasi 10
pengambilan sampel yang berbeda yaitu I II III
laut atau terjadi proses sedimentasi (Bryan, Haeruman, Js. H. 1984. Penyusunan Model
1976). Lingkungan Sebagai Alat
Pengambil Keputusan. Bahan
KESIMPULAN Training Analisis Dampak
Lingkungan, PPLH – IPB, Bogor.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa konsentrasi Hutabarat, S. 1985. Pengantar Oseanografi.
timbal (Pb) di muara sungai porong jauh di Universitas Indonesia. Jakarta. 137
atas ambang batas dengan nilai konsentrasi Hal.
0-0,490 mg/l.
Hutagalung, H. P. 1991. Pencemaran Laut
Saran Oleh Logam Berat dan Petunjuk
a. Penelitian lanjutan untuk Praktek Logam Berat. Makalah
mengetahui korelasi antara timbal disampaikan pada Kursus
(Pb) dengan pH, suhu, salinitas Pemantauan Pencemaran Laut IV.
diharapkan dapat melengkapi hasil LIPI UNESCOUNDP Jakarta 15
dari penelitian ini. Februari – 21 Maret 1991.
b. Penelitian lanjutan untuk logam
berat di dalam kandungan sedimen. Kennish. 1990. The Ilustrated Guide to
Fishes of Lakes and Rivers.
Treasure Press, London. 223 hal.
DAFTAR PUSTAKA
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara.
Arinardi,. Trimaningsih dan Sudirjo. 1994. Djambatan. Jakarta. 129 Hal.
Pengantar Tentang Plankton
Predominan Disekitar Pulau Jawa Palar, 2004. University Chemistry. Bakti
dan Bali. Pusat Penelitian dan Ilmu. Yogyakarta.
Pengembangan Oseanologi, LIPI.
Praseno, D.P dan Sugestiningsih. 2000.
Jakarta.
Retaid Di Perairan Indonesia.
Pusat Penelitian dan
Bryan, M. 1976. Heavy-metals mercuryin
the sea. Toxicol 899 hal. Pengembangan Oseanologi, LIPI.
Jakarta. 34 Hal.
Cornell, D. W. Gregory, J. Miller. Koestoer,
Prigi, A. 2007. Bencana baru di Muara
Yanti (Editor). 1995. Kimia dan
Ekotoksikologi Pencemaran. Sungai porong. Lembaga Kajian
Ekologi dan Konservasi Lahan
Jakarta: Universitas Indonesia
Press. Basah – ECOTON. Gresik
(http://journal Dampak Buangan
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Lumpur Lapindo.ac.id. diakses 17
Kanisus.Yogyakarta. 258 hal. September 2006 10:14:18).
40
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
41
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
42