Teladan Sayyidah Khadijah
Teladan Sayyidah Khadijah
1
2. Julukan Khadijah
Dikutip dari Encyclopedia Britannica, Siti Khadijah
dikatakan memiliki karakter mulia dan tegas. Karakter
tersebut melukiskan besarnya penghormatan kaum Quraisy
pada sosok Khadijah seperti ditulis dalam buku Sirah dari
Abdu al-Malik ibn Hisham.
Keunggulan karakter menjadikan kaum Quraisy memberi
julukan al-Thahirah, atau yang suci (the pure) pada sosok
Khadijah. Tak heran jika Khadijah diinginkan banyak pemuka
Quraisy menjadi istri dari putranya.
3. Tidak menyembah berhala
Dikutip dari About Islam, Khadijah diceritakan tidak ikut
menyembah berhala Suku Quraisy. Hal ini terungkap saat
Khadijah menghadiri festival yang diadakan Quraisy di sekitar
Kakbah. Peserta acara yang kebanyakan perempuan
menyembah berhala Hubal yang dianggap dewa ramalan.
Walau ikut dalam festival, Khadijah tidak ikut menyembah
Hubal meski datang ke festival.
Saat di festival itulah, ada orang tua yang menyeru
kepada peserta acara. Dalam seruannya dia mengatakan,
telah hadir seorang utusan Tuhan di antara Quraisy. Jika
mereka punya kesempatan menikahinya, maka lebih baik
segera dilakukan. Seruan orang tua ini disambut ejekan,
lemparan batu, dan tindakan tak menyenangkan lain dari
para peserta.
2
4. Khadijah mempertimbangkan seruan adanya utusan
Tuhan
Khadijah tidak ikut melakukan hal kurang menyenangkan
pada orang tua di festival tersebut. Dia justru terlihat tenang,
bijak, dan mempertimbangkan tiap kata dari orang tua Yahudi
yang identitasnya tak dijelaskan detail. Momen ini seolah
menandai takdir Khadijah selanjutnya menjadi yang pertama
meyakini kebenaran wahyu Allah I dan memeluk Islam.
Ketika peristiwa ini terjadi, Khadijah telah menjadi
pedagang sukses yang kaya dan rendah hati. Dia juga
dermawan terhadap hartanya pada orang lain yang
membutuhkan. Sosoknya menjadi inspirasi di kalangan
Quraisy untuk memiliki karakter jujur, bijak, dan pekerja
keras.
5. Melamar Rasulullah SAW
Jika umumnya laki-laki melamar perempuan, maka
Khadijah menempuh cara sebaliknya saat menikahi
Rasulullah r. Khadijah melamar Nabi Muhammad r melalui
orang ketiga Nafisah binti Munyah, yang merupakan sahabat
saudagar wanita tersebut. Nafisah kemudian menyampaikan
maksud Khadijah pada Abu Thalib.
Peran orang ketiga diperlukan karena tradisi Quraisy
tidak mengenal perempuan melamar laki-laki. Selain itu,
Khadijah sempat tidak percaya diri meskipun kaya dan
berasal dari keluarga ternama. Krisis ketidakpercayaan
terjadi karena perbedaan usia yang besar, Khadijah 40 tahun
dan Nabi Muhammad r 25 tahun.
3
6. Pendukung utama Nabi Muhammad r
Setelah proses lamaran, Ameerat Quraisy atau Puteri
Quraisy tersebut akhirnya resmi menjadi istri Rasulullah r.
Nabi r awalnya adalah pegawai Khadijah yang memimpin
rombongan dagang menuju Suriah. Pernikahan Khadijah
dengan Muhammad bin Abdullah terjadi sebelum turunnya
wahyu dari Allah I.
Dukungan utama Khadijah terlihat saat Nabi Muhammad
r menerima wahyu pertama di Gua Hira. Saat itu dia
menemani Rasulullah r yang ketakutan, seperti diceritakan
Aisyah r.a.