Anda di halaman 1dari 4

Nama : Uswatun Hasanah

Nim : 2018016004
Metabolisme

A. Metabolisme
Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi
segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup,
tumbuh, dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan
energi agar proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam
bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses
metabolisme.
Metabolisme dapat dibagi menjadi dua proses yaitu anabolisme dan katabolisme.
Transformasi makromolekul seperti karbohidrat, lemak dan protein dalam makanan untuk
membentuk energi dan proses fisiologis lainnya adalah bagian dari proses metabolisme.
Tujuan utama dari proses metabolisme adalah menyediakan energi seluler yang
dibutuhkan dalam proses kehidupan seperti : bertumbuh, bergerak, mencari makan,
mengeluarkan sisa makanan, menanggapi rangsangan dan berreproduksi. Disamping itu
metabolisme juga memungkinkan penyusunan biomolekul yang dibutuhkan oleh makhluk
hidup.
Fungsi Metabolisme :
1. untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari
lingkungan atau dari energi solar
2. untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekursor pembangun makromolekul sel
3. untuk menggabungkan unit pembangun itu menjadi protein, asam nukleat, lipida,
polisakarida (karbohidrat) dan komponen sel lain
4. untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan dalam fungsi khusus
sel.
B. Metabolisme dibedakan atas anabolisme dan katabolisme
1. Anabolisme
Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul besar dari molekul-molekul
kecil. Misalnya pembentukan senyawa-senyawa seperti pati, selulosa, lemak, protein dan
asam nukleat. Pada peristiwa anabolisme memerlukan masukan energi. Energi yang
dibutuhkan dalam proses anabolisme dapat berupa energi kimia dan energi cahaya yang
nantinya akan digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa yang sederhana menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Ada tiga tahapan dasar dalam anabolisme, tahapan
pertama yaitu memproduksi prekusor, seperti asam amino, nukleotida, dan monosakarida.
Tahapan kedua yaitu pengaktivasian senyawa-senyawa menjadi bentuk yang reaktif
dengan menggunakan energi dari ATP. Tahapan ketiga yaitu penggabungan prekusor
menjadi molekul kompleks, antara lain polisakarida, asam nukleat, lemak, dan protein.
Contoh anabolisme adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dimana
tumbuhan, beberapa bakteri dan beberapa protista menggunakan energi matahari untuk
menghasilkan gula. Glukosa yang dihasilkan kemudian melalui respirasi seluler
didegradasi menjadi CO2 dengan menghasilkan air dan ATP sebagai bahan bakar yang
digunakan oleh sel makluk hidup untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan.
Proses fotosintesis terdiri atas 2 tahap/proses. Proses pertama adalah proses yang
tergantung pada cahaya (disebut reaksi terang); dan yang kedua proses yang tidak
membutuhkan cahaya (reaksi gelap) terjadi apabila produk dari reaksi terang digunakan
untuk membentuk ikatan kovalen C-C dari karbohidrat.

2. Katabolisme
Katabolisme adalah serangkaian reaksi yang bertujuan untuk penguraian atau
pembongkaran molekul - molekul, katabolisme menghasilkan energi. Fungsi katabolisme
yaitu menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk aktivitas kehidupan makhluk
hidup. Tujuan dari reaksi yang dihasilkan oleh katabolisme yaitu membebaskan energi
yang berada pada adenosin trifosfat atau ATP. Penguraian energi yang terjadi pada reaksi
katabolisme disebut dengan proses respirasi.
Proses katabolisme berlangsung pada hewan, mikroorganisme maupun tumbuhan
yang tujuan utamanya adalah untuk menyediakan energi seluler dalam rangka menjaga
homeostasis. ATP sangat dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas kehidupan. Katabolisme
molekul organik kompleks terdiri atas :
a. Katabolisme karbohidrat (respirasi sel)
b. Katabolisme protein
c. Katabolisme lipid
d. Katabolisme asam nukleat.

Contoh katabolisme : respirasi, yaitu proses oksidasi gula menjadi H2O dan CO2
Respirasi merupakan contoh peristiwa Katabolisme. Respirasi merupakan oksidasi
senyawa organik secara terkendali untuk membebaskan energi bagi pemeliharaan dan
perkembangan makhluk hidup. Produk antara pada respirasi sel dipakai sebagai bahan
dasar untuk metabolisme.Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas,
dibedakan :

a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen merupakan


penerima hidrogen terakhir. Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4
tahap, yaitu : Glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat, daur krebs, dan
sistem transfer electron.
b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai
penerima hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam
pyruvat, dan asetaldehid. Berlangsung secara anaerob : Mengubah satu molekul
glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C ) , dekarboksilasi oksidatif
asam piruvat , siklus krebs, dan rantai pengangkutan elektron .

C. Keterkaitan antara Anabolisme dan katabolisme


Proses anabolisme dan katabolisme tidak dapat dipisahkan satu sama lain, mereka
berlangsung secara berkelanjutan dan bersama-sama. Keduanya diperlukan dalam tubuh
organisme untuk mengubah energi, sehingga energi yang ada dalam tubuh organisme
tetap tersedia. Reaksi katabolisme memicu anabolisme, sebab dalam anabolisme
cenderung membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan energi dan
katabolisme menghasilkan ATP yang digunakan untuk anabolisme.

D. Molekul yang berperan dalam metabolisme


1. ATP, merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin
yang mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga
mudah melepaskan ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.
2. Enzim, merupakan biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein. Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu,
yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim : Konsentrasi substrat,
konsentrasi enzim, suhu, ph, dan aktivator dan inhibitor

Anda mungkin juga menyukai