Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis adalah salah satu penyakit yang menyebabkan kematian

utama yang disesabkan oleh infeksi. Penyakit ini biasanya menyerang paru,

tetapi bisa saja menyerang semua organ atau jaringan di dalam tubuh.

Tuberkulosis atau yang lebih dikenal TB adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat terjadi secara

perlahan tanpa diketahui gejala sebelumnya, infeksi laten lalu menjadi

penyakit infeksi yang aktif kembali atau reaktivasi (Dipiro, 2009). Penyakit

ini tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga pada anak, yang terjadi

pada anak usia 0-14 tahun. TB pada anak saat ini merupakan salah satu

komponen penting dalam pengendalian TB, dengan pendekatan pada

kelompok risiko tinggi, salah satunya adalah anak mengingat TB merupakan

salah satu penyebab utama kematian pada anak dan bayi di negara endemis

TB. Anak sangat rentan terinfeksi TB terutama yang kontak erat dengan

pasien TB BTA positif (Kemenkes RI, 2013).

Penanggulangan penyakit TB paru di Karanganyar masih menjadi salah

satu prioritas dalam penanggulangan masalah kesehatan. Hal tersebut

didukung dengan angka penemuan kasus baru TB BTA positif pada tahun

2014 sebesar 477 kasus, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar

419 kasus.

Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Angkatan XI di Praktek Bidan Mandiri Tanggal 17 September 2017
2

Peningkatan jumlah penderita TB disebabkan oleh berbagai faktor, yakni

kurangnya tingkat kepatuhan penderita untuk berobat dan meminum obat,

harga obat yang mahal, timbulnya resistensi ganda, kurangnya daya tahan

hospes terhadap mikobakteria, berkurangnya daya bakterisid obat yang ada,

meningkatnya kasus HIV/AIDS dan krisis ekonomi. Meskipun berbagai

upaya dilakukan oleh pemerintah, namun tanpa peran serta masyarakat

tentunya tidak akan dicapai hasil yang optimal karena TB tidak hanya

masalah kesehatan namun juga merupakan masalah sosial. Keberhasilan


1
penanggulangan TB sangat bergantung pada tingkat kesadaran dan partisipasi

masyarakat.

Sumber penularan dari penyakit ini adalah penderita TB paru BTA positif

baik dewasa maupun anak pada waktu batuk atau bersin, penderita

menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).

Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar

selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi jika percikan dahak tersebut

terhirup kedalam saluran pernafasan (Depkes RI, 2005). Hal ini menunjukkan

bahwa faktor terjadinya penularan TB paru salah satunya perilaku buruk

penderita itu sendiri yang meludah sembarangan, tidak menutup mulut saat

batuk dan tidak menggunakan masker saat berinteraksi dengan orang lain.

Terbentuknya perilaku dipengaruhi dari salah satu faktor internal yaitu

pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku seorang penderita TB paru yang

tidak menutup mulutnya saat atuk atau beresiko tinggi menularkan penyakit

terhadap orang lain (Kemenkes RI, 2013).

Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Angkatan XI di Praktek Bidan Mandiri Tanggal 17 September 2017
3

Pada prinsipnya upaya-upaya pencegahan dilakukan dan pemberantasan

tuberkulosisi dijalankan dengan usaha-usaha diantaranya yaitu pendidikan

kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit TB paru, bahayanya dan cara

penularannya. Tindakan mendasar yang bisa dilakukan seperti pencegahan

menurut WHO salah satunya adalah menerapkan etika batuk yaitu dengan

menutup hidung dan mulut menggunakan tisu, sarung tangan dan lengan

bagian dalam ketika batuk dan bersin, mencuci tangan setelah batuk dan

bersin dengan sabun, membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan,

membuang dahak ditempat sampah atau toilet dan yang terakhir

menggunakan masker saat flu.

Berdasarkan masalah dari beberapa fenomena di atas, penulis berinisiatif

untuk melakukan promosi kesehatan tentang upaya pencegahan penularan

TB. Dengan adanya promosi kesehatan tersebut, diharapkan masyarakat sadar

akan pentingnya menerapkan etika batuk yang baik dan benar sehingga dapat

mengurangi angka kejadian TB di Indonesia.

B. Tujuan Kegiatan Promosi Kesehatan

1. Tujuan Umum

Sebagai upaya peningkatan kesadaran tentang penerapan etika batuk

yang baik dan benar untuk mengurangi angka penularan tuberkulosis.

2. Tujuan Khusus

Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Angkatan XI di Praktek Bidan Mandiri Tanggal 17 September 2017
4

Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menerapkan etika batuk

yang baik dan benar serta menambah pengetahuan tentang penyakit

tuberkulosis paru

C. Manfaat Kegiatan Promosi Kesehatan

Adapun manfaat kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk peningkatan

pengetahuan atau informasi mengenai pentingnya menerapkan etika batuk

yang baik dan benar sehingga mengurangi angka penularan TB.

Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Angkatan XI di Praktek Bidan Mandiri Tanggal 17 September 2017

Anda mungkin juga menyukai