Anda di halaman 1dari 30

Telahdiaccpadatanggal14juni2020

PROPOSAL SKRIPSI

SISTEM KEAMANAN TEMPAT PARKIR BERBASIS ARDUINO UNO

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata-1 pada
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Tidar

Disusun oleh :
Orhintan Lusiyana Dewi
1810501079

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Tidar
2020
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor masih sering
terjadi, hal ini terjadi karena kurangnya sistem keamanan pada kebanyakan
tempat parkir. Adanya petugas parkir yang menjaga pun tidak menjamin
bahwa kendaraan yang kita parkir aman, banyak sekali tukang parkir yang
hanya muncul ketika si pemilik kendaraan akan keluar hanya sekedar menarik
uang parkir. Dan kini sudah merupakan suatu keharusan untuk kita agar dapat
meningkatkan sistem keamanan pada tempat parkir guna mengurangi tindak
kejahatan pencurian.
Sistem parkir yang saat ini banyak dipakai adalah sistem parkir
manual, dimana petugas parkir hanya mencatat nomor kendaraan pada sebuah
karcis. Ini dapat menyebabkan antrian dan kemacetan pada pintu masuk
tempat parkir. Selain itu pemeriksaan kendaraan yang akan keluar juga
dilakukan dengan cara manual, yaitu mencocokan nomor kendaraan pada
kendaraan dengan nomor kendaraan yang tercatat dalam karcis. Ini juga dapat
menyebabkan antrian panjang pada pintu keluar tempat parkir.
Maka dari itu, berdasarkan uraian diatas akan dikembangkan sistem
keamanan pada tempat parkir menggunakan pengenalan sidik jari pengendara
dan nomor kendaraannya. Sistem ini menggunakan alat seperti sensor
fingerprint untuk mengenali sidik jari pengendara, lalu menggunakan sebuah
webcam sebagai pendukung Arduino Uno untuk mengenali plat nomor yang
terpasang pada kendaraan. Dan selanjutnya akan diproses menggunakan
Arduino Uno yang juga disambungkan pada sebuah motor servo yang
berfungsi sebagai pembuka dan penutup palang pintu parkir. Selanjutnya data
ini akan disimpan pada sebuah server untuk pencocokan kembali di pintu
keluar.
Sistem ini dapat menghemat penggunaaan kertas karena pada sistem
parkir ini tidak menggunakan kertas sama sekali, ini juga berdampak pada
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

kelestarian lingkungan karena berkurangnya pohon yang ditebang untuk


modal produksi pembuatan kertas. Selain itu juga dapat mengurangi risiko
kehilangan karcis parkir oleh pengendara yang menyebabkan pengendara
dikenai biaya tambahan untuk dapat mengambil kendaraannya kembali, yang
juga merperlambat proses keluarnya kendaraan lain.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yag telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
identifikasi masalahnya yaitu tindak kejahatan pencurian kendaraan di tempat
parkir yang masih sering terjadi, kurangnya sistem keamanan yang diterapkan
pada tempat parkir, pengendara yang sering merasa cemas kehilangan karcis
parkir kertas, dan waktu yang terbuang hanya untuk mengurus kehilangan
karcis parkir tersebut agar bisa keluar dari tempat parkir.

1.3 Batasan Masalah


Pada penelitian perlu adanya batasan-batasan mengenai masalah yang
akan di bahas sehingga permasalahan tidak melebar. Adapun batasan-batasan
masalah pada penelitian ini adalah sistem yang dirancang dapat
mengidentifikasi sidik jari pengendara dan plat nomor pada kendaraan, sistem
yang dirancang dapat menyimpan laporan keluar masuknya kendaraan dan
pengendara, palang parkir sebagai akses untuk keluar masuk, sistem ini akan
dikontrol oleh sebuah perangkat Arduino Uno.

1.4 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dituliskan
rumusan masalah yaitu “Bagaimana merancang sistem keamanan tempat
parkir dengan identifikasi sidik jari pengendara dan plat nomor pada
kendaraan dengan Arduino Uno ?”
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem
keamanan pada tempat parkir untuk menghindari risiko kehilangan, juga untuk
menghemat penggunaan kertas untuk karcis parkir. Selain itu sistem ini juga
bertujuan untuk menghemat waktu saat proses keluar masuk kendaraan dari
dan ke tempat parkir. Untuk menghindari risiko kehilangan karcis parkir, dan
menghemat waktu utuk mengurus kehilangan tersebut.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah
berkurangnya tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor. Sampah kertas
yang berkurang dan juga berkurangnya penggunaan kertas akan membuat
lingkungan lebih terjaga kelestariannya karena lingkungan menjadi lebih
bersih dan penebangan pohon berkurang. Selain itu manfaat yang juga didapat
dari penelitian ini adalah pengendara dapat lebih tenang karena tidak perlu
merasa cemas akan kehilangan karcis parkir saat akan mengambil kendaraan,
dan memberi rasa nyaman pada pengguna tempat parkir karena keamanan
yang lebih baik.
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Pada penelitian Hamzah Asyrani (Asyrani et al., 2013) tahun 2013
menjelaskan mengenai penanganan tempat parkir menggunakan sensor
inframerah untuk mengetahui slot parkir kendaraan yang masih kosong pada
pusat perbelanjaan. Rata-rata pengunjung menghabiskan waktu 30 sampai 45
menit pada saat berbelanja, tentu ini akan berdampak pada kebutuhan ruang
parkir yang luas agar dapat menampung semua kendaraan milik pengunjung.
Informasi keberadaan ruang parkir yang kosong dapat memudahkan
pengunjung untuk memarkir kendaraannya. Sistem yang diusulkan adalah
menggunakan Zbee sebagai perangkat komunikasi untuk menghemat biaya
dan memudahkan proses perawatannya. Sistem ini dapat mempersingkat
waktu pengunjung untuk menuju ke tempat parkir yang kosong dengan
mengikuti arahan yang diberikan oleh sistem. Penelitian ini berlanjut dengan
pengembangan aplikasi reservasi menggunakan (Global System for Mobile
Communications) GSM atau pemesanan secara online. Yaitu pengunjung
dapat memesan tempat untuk parkir kendaraannya sebelum mereka menuju ke
tempat perbelanjaan tersebut.
Mohamad Dimyati Ayatullah dalam penelitian yang berjudul
Implementasi Sidik Jari Sebagai Otentikasi Parkir Kendaraan Menggunakan
Raspberry Pi pada tahun 2018 mengusulkan sebuah sistem keamanan parkir
dengan metode scanning sidik jari menggunakan sensor fingerprint dan foto
kendaraan dengan menggunakan webcam yang selanjutnya akan diproses
menggunakan sebuahperangkat bernama Raspberry Pi. Perekaman sidik jari
dan foto kendaraan dilakukan pada saat kendaraan masuk. Identifikasi ini
digunakan pada saat kendaraan akan keluar. Sistem dibangun dari beberapa
perangkat, yaitu sensor ultrasonic untuk mendeteksi keberadaan kendaraan.
Sensor fingerprint untuk mendeteksi sidik jari yang dilengkapi dengan storage
untuk menyimpan template sidik jari. Webcam untuk pengambilan foto
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

kendaraan sebagai verifikasi pada saat kendaraan keluar tempat parkir.


Sedangkan pintu portal digerakan oleh motor servo. Semua sistem
dikendalikan menggunakan Raspberry Pi 3 menggunakan bahasa pemprogram
python. Hasil pengujian pada sensor ultrasonic mampu mendeteksi
keberadaan kendaraan pada jarak 10-200 cm dengan tingkat keakurasian 96%.
Motor servo berputar posisi 0° jika nilai DutyCycle diatur 2,5 dan berputar 90°
jika nilai Duty Cycle 7,5. Posisi webcam berada 2 meter dari letak sensor
fingerprint. Posisi jari yang ditekan menghasil proses yang lebih cepat dalam
mengidentifiaksi karakter sidik jari pada saat perekaman dan pencocokan sidik
jari (Dimyati Ayatullah, Suwardiyanto and WayanSuardinata, 2018).
Prarna Dhar memanfaatkan jaringan cloud computing untuk
mengembangkan smart parking. Ini merupakan perpaduan cloud computing
dengan Internet of Thing (IoT) yang mampu memberikan solusi yang tepat
pada peningkatan populasi transportasi. Sistem yang diusulkan oleh Prarna
Dhar yaitu sistem yang menggunakan sebuah perangkat arduino yang
dilengkapi dengan sebuah shield Ethernet dan sensor infrared. Pada sistem ini
Prarna Dhar meggunakan protocol Message Queuing Telemetry Transport
(MQTT) sebagai layanan komunikasi dari mesin ke mesin secara real time.
Sistem ini dapat membantu untuk mengatasi permasalahan pada tempat parkir
yang dapat menimbulkan antrian panjang (Dhar and Gupta GHRaisoni, 2016).
Fandiasa Koruma Kostrada dalam penelitian yang berjudul
Perancangan Sistem Keamanan Tempat Parkir Menggunakan Smart Gate pada
tahun 2013 memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID),
Near Field Communication (NFC), dan sebuat software bernama MySQL
untuk membangun sistem keamanan yang berbasis Smart Gate. Pada
penelitian ini dirancang sebuah aplikasi dengan memanfaatkan 2 buah alat
yaitu RFID dan Fingerprint Reader beserta 1 buah alat yaitu NFC yang
digunakan sebagai backup apabila terjadi kerusakan atau kesalahan pada alat
RFID. Aplikasi ini membutuhkan masukan berupa informasi mengenai
identitas pengendara dan identitas kendaraan dari pengguna jasa parkir dengan
menggunakan bantuan dari ke-tiga alat tersebut yang kemudian akan di olah
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

dan disesuikan dengan database yang sudah tersedia. Aplikasi akan


menampilkan hasil proses matching atau penyamaan antara data masukan dan
data yang tersimpan di database. Dari hasil perancangan aplikasi pada
penelitian ini didapatkan sebuah aplikasi yang dapat mengurangi tingkat
kriminalitas dalam hal pencurian kendaraan bermotor khususnya di tempat
parkir dan menambahkan tingkat efisiensi waktu yang lebih cepat daripada
menggunakan sistem manual. Sistem ini berjalan dengan baik, dan telah
berhasil membaca tag id dan sidik jari. Sistem ini membutuhkan waktu rata-
rata 15,1 detik untuk melakukan identifikasi. Dari hasil tersebut, sistem ini
dapat mengemat waktu identifikasi lebih cepat 20 detik dari pada
menggunakan sistem manual yang membutukan waktu 35 detik (Kostrada,
Shidiqqi and Ahmad, 2013).
Fawzi M. Al-Naima mengusulkan sebuah desain dan implementasi
sistem otentikasi kendaraan berbasis Radio Frequency Identification (RFID)
yang dikhususkan untuk kampus Universitas Al-Nahrain (VASNUC) di
Baghdad. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang
parkir dengan membatasi kendaraan yang mempunyai akses parkir dan
meningkatan sistem keamanan pada tempat parkir. RFID disini digunakan
sebagai alat untuk mengumpulkan informasi setiap kendaraan yang parkir
secara real time dari ID pada kendaraan yang dibaca RFID reader. Sistem ini
dilengkapi dengan web yang menampilkan data registrasi user, mengirim dan
menerima e-mail, dan menyediakan laporan untuk proses pengawasan. Sistem
ini dapat memisahkan lokasi parkir sesuai dengan ID yang telah ditentukan
(Al-Naima and Hatem, 2015).
Purhendi Baya Basuki dalam jurnal yang berjudul Perancangan Sistem
Keamanan Sepeda Di Tempat Umum Berbasis Radio Frequency
Identification (RFID) pada tahun 2017 memanfaatkan metode komunikasi
data dengan menggunakan frekuensi yang sudah ditentukan untuk bertukar
data dalam jarak tertentu. RFID sendiri merupakan sebuah metode komunikasi
data dengan menggunakan frekuensi yang sudah ditentukan untuk bertukar
data dalam jarak tertentu. Untuk mengimplementasikan sistem pengamanan
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

sepeda ini menggunakan sensor RFID yang dikontrol menggunakan Arduino


Uno. Perangkat keras yang digunakan alat sistem parkir ini akan ditempatkan
didalam box desain mekanik rak sepeda yang dibuat. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah tingkat kesalahan pembacaan dan
pengidentifikasian RFID adalah 0%. Berdasarkan hasil pengujian
menggunakan metode black box testing, jarak deteksi maksimal RFID tag
pelanggan terhadap RFID reader adalah 4 cm. Secara keseluruhan, sistem
pengaman sepeda ini dapat diimplementasikan sebagai prototype yang
berpotensi untuk dikembangkan dan menjadi solusi alternatif untuk pengaman
sepeda (Bayu Basuki, Sunarya and Novianti, 2017).
Sumantri K. Sandriya dalam penelitian yang berjudul Optimalisasi
Identifikasi Sidik Jari Menggunakan Metode Neural Network Pada Sistem
Keamanan Sepeda Motor pada tahun 2017 memanfaatkan Jaringan Saraf
Tiruan (JST) dengan metode neural network untuk mengembangkan sistem
keamanan parkir sepeda motor dengan memanfaatkan perbedaan sidik jari
setiap pemilik sepeda motor. Fingerprint atau sidik jari manusia memiliki
karakteristik yang berbeda di setiap individu. Untuk dapat memanfaatkan sidik
jari sebagai alat autentifikasi digunakan fingerprint scanner. Namun,
terkadang masih ada error yang terjadi pada proses pengenalan diakibatkan
oleh masalah spesifikasi sensor yang kurang akurat. Oleh karena itu, pada
penelitian ini Sumantri mencoba mengembangkan suatu sistem keamanan
motor menggunakan sidik jari yang diintegrasikan dengan algoritma neural
network. Algoritma neural network digunakan untuk mengoptimalkan proses
pengenalan citra sidik jari, sehingga akan mengurangi error pada proses
identifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem keamanan
sepeda motor menggunakan sidik jari yang terintegrasi dengan algoritma
neural network, sehingga sepeda motor hanya dapat dihidupkan oleh pemilik
motor (Risandriya and Burhanuddin, 2017).
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Sidik Jari
Sidik jari merupakan identitas pribadi, tak ada di dunia ini yang
memiliki sidik jari sama. Sidik jari adalah hasil dari reproduksi tapak-tapak
jari, baik yang sengaja diambil atau dicapkan dengan tinta maupun bekas yang
ditinggalkan pada benda karena pernah terpengang atau tersentuh dengan kulit
telapak (friction skin) tangan atau kaki (Nurhadi, 2016).
Sidik jari laten adalah bekas mengandung keringat atau lemak yang
secara tidak sengaja ditinggalkan oleh kulit telapak (friction skin) pada
permukaan atau obyek di tempat kejadian. Bekas tersebut pada umunya
tampak samar-samar atau tidak tampak sama sekali, sehingga untuk
membuatnya tampak diperlukan metode-metode pengembangan
tertentu.Bekas-bekas yang termasuk dalam definisi tersebut adalah bekas-
bekas yang ditinggalkan oleh jari telapak tangan, telapak kaki dan jari kaki.
Garis papilair (friction ridges) adalah garis-garis halus yang muncul pada kulit
dan membentuk sidik jari. Pada garis-garis papilair itu terdapat pori-pori yang
senantiasa mengeluarkan keringat. Tangan dan jari-jari pada umumnya
menyentuh bagian-bagian badan lainnya yang senantiasa mengeluarkan lemak
(SEPTIANI, Pettanasse and Novianti, 2019).
Sidik jari tersusun atas rangkaian ridges dan furrowson pada
permukaan jari yang mempunyai inti membentuk sebuah pola seperti whorl,
loop, atau arch yang berupa lengkungan untuk memastikan bahwa masing-
masing bersifat unik, seperti terlihat pada gambar 2.1. Sebuah pola arch
membentuk guratan-guratan punggung masuk dari salah satu sisi jari dan naik
di tenggah membentuk busur, selanjutnya keluar dari sisi lain jari tersebut.
Pola loop membentuk guratan berupa gundukan pegunungan dari sisi jari dan
membentuk kurva, selanjutnya keluar dari sisi jari yang sama ketika masuk.
Sedangkan pola whorl membentuk guratan melingkar mengelilingi titik pusat
jari. Ridges dan furrowson sebagai karakteristik yang disebut dengan
minutiae, yang digunakan sebagai teknologi finger scanning. Minutiae dan
pola merupakan hal yang penting dalam analisis sidik jari, karena sampai saat
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

ini tidak ditemukan jari yang memiliki minutiae dan pola yang identic (Mary
and Dushyant, 2010).

Gambar 2.1 Pola Sidik Jari


Terdapat lima tahapan yang digunakan untuk identifikasi dan verifikasi
finger scanning, diantaranya adalah akuisisi citra sidik jari, pengolahan citra,
menemukan karakterisitik yang berbeda, penciptaan template, dan yang
terakhir adalah pencocokan template (Mary and Dushyant, 2010).

2.2.2 Sensor Fingerprint


Sensor fingerprint adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi pola
sidik jari. Pada awalnya sensor fingerprint menggunakan sebuah Light
Emitting Diode (LED), lensa prisma dan kamera (CCD or CMOS), seperti
pada gambar 2.2 (Memon, Sepasian and Balachandran, 2008). Jari diletakan
diatas prisma yang yang diberi cahaya LED dari sisi bawah. Kamera berfungsi
menangkap cahaya yang dipantulkan oleh prisma karena mengenai sisi
punggung dari guratan sidik jari.

Gambar 2.2 Teknologi Sensor Fingerprint

Teknologi sensor fingerprint terus berkembangan, salah satunya


menggunakan teknik Fiber Optic Plate (FOP) yang terdiri dari susunan fiber
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

optic (Memon, Sepasian and Balachandran, 2008). Sistem kerja FOP terlihat
pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sensor Fingerprint berbasis Fiber Optic


2.2.3 Arduino Uno
Pshycal computing adalah membuat sebuah sistem atau perangkat
fisik dengan menggunakan software dan hardware yang sifatnya interaktif
yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan merespon balik. Pada
praktiknya konsep ini diaplikasikan dalam desain-desain alat atau project-
project yang menggunakan sensor mikrokontroller untuk menerjemahkan
input analog ke dalam sistem software untuk mengontrol gerakan alat-alat
elektro-mekanik seperti lampu, motor dan sebagainya (Djuandi, 2011).
Arduino merupakan pengembangan prototype berbasis mikrokontroller
yang sering digunakan dalam phsycal computing. Arduino dikatakan sebagai
sebuah platform dari pshycal computing yang bersifat open source. Arduino
tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi kombinasi dari
hardware, bahasa pemrograman dan Intregated Development Enviroment
(IDE). IDE adalah sebuah perangkat lunak (software) yang berperan menulis
program, meng-upload ke dalam memori mikrokontroler (Iqbal, 2012).

Gambar 2.4. Board Arduino Uno


Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Arduino Uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328.


Board ini memiliki 14 digital input / output pin, di mana 6 pin dapat
digunakan sebagai output Pulse Width Modulation (PWM), 6 input analog, 16
MHz osilator kristal, koneksi USB, konektor listrik, dan tombol reset. Pin-pin
ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler. Kabel
USB atau sumber tegangan didapat dari adaptor AC-DC atau baterai
(Kawasaki, 1993).
Kelebihan Arduino diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip
programmer karena di dalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani
upload program dari komputer, Arduino sudah memiliki sarana komunikasi
USB, sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa
menggunakannya. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software
Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap, dan
Arduino memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada
board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll (Guntoro,
Somantri and Haritman, 2013).
Berikut ini adalah tabel yang berisi tentang karakteristik yang dimiliki
oleh Arduino Uno (Saputri, 2014).
Tabel 2.1. Karakteristik Arduino Uno
Mikrokontroller ATMega328
Operasi Voltage 5V
Input Voltage 7 – 12 V (rekomendasi)
Input Voltage 6 – 20 V (limit)
I/O 14 pin (6 pin untuk PWM)
Arus 50 mA
Flash Memory 32 KB
Boot Loader SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Kecepatan 16 MHz
Arus DC tiap pin I/O 40 mA

2.2.4 Web Camera


2.2.4.1 Sejarah Perkembangan Web camera (webcam)
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Dimulai tahun 1991 kamera pertama yang disebut dengan CoffeCam


digunakan untuk memantau ruangan kopi Trojan di Departemen Ilmu
Komputer dari Universitas Cambridge. CoffeCam adalah webcam tertua dan
sebagai teknologi yang kemudian menjadi acuan untuk pengembangan
webcam generasi berikutnya. Pada awalnya, bentuk webcam terbatas pada
bentuk-bentuk standar yang hanya terdiri dari lensa dan papan sirkuit serta
casing yang biasa. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk
webcam sudah semakin bervariasi dengan fitur-fitur yang semakin canggih.
Salah satu bentuk webcam yang unik adalah bentuk boneka yang lucu,
webcam ini dapat disalah artikan hanya sebagai boneka dan bukan webcam.
Sebuah penemuan oleh Microsoft pada tahun 2004 menggambarkan kemajuan
perkembangan teknologi webcam yaitu dual camera (i2i) adalah sebuah
sistem dua-kamera yang dengan sangat hati-hati mengikuti pergerakan
individu. Kamera ini menggunakan perhitungan algoritma yang secara spesial
dikembangkan untuk memfungsikan apa yang setiap kamera lihat untuk
membuat gambar yang akurat. Kamera ini juga dapat menampilkan tampilan
tiga dimensi (3D) yang melayang. Sistem i2i juga dapat menghasilkan gambar
background yang realistis sehingga pengguna dapat berpura-pura berada di
tempat lain. Kemampuan sistem i2i diantaranya yaitu kemampuan tracking
yang disebut smart framing dan juga kemampuan smart focusing dapat
menambah pengalaman berkonferensi bagi pengguna (Ali Andre, 2016).

Gambar 2.5. Webcamera i2i (Ali Andre, 2016)


Teknologi webcam pada awalnya mendapat dukungan komersial dari
industri pornografi. Industri ini membutuhkan gambar-gambar ‘live’ dan
meminta pembuatan software yang mampu melakukannya tanpa web browser
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

plugins. Hal ini melahirkan teknologi live streaming webcam yang masih tetap
ada hingga sekarang. Sekarang ini webcam yang ada di pasaran pada
umumnya terbagi ke dalam dua tipe yaitu webcam permanen (fixed) dan
revolving webcam. Pada webcam permanen terdapat pengapit untuk mengapit
lensa standar di posisi yang diinginkan untuk menangkap gambar pengguna.
Penggunaan webcam mencakup video conferencing, internet dating, video
messaging, home monitoring, images sharing, video interview, video phone-
call, dan banyak lagi jenis kamera lainnya. Kamera untuk video conference
biasanya berbentuk kamera kecil yang terhubung langsung dengan komputer.
Kamera analog, kamera ini terhubung dengan video capture card dan
tersambung dengan internet, baik langsung maupun tidak langsung. Saat ini
kamera untuk video conference sudah makin maju, sudah ada webcam yang di
dalamnya terdapat microphone maupun noise cancellation untuk
memfokuskan audio ke speaker yang terletak di depan kamera sehingga noise
yang ada tidak mengganggu jalannya konferensi (Ali Andre, 2016).

2.2.4.2 Pengertian Web camera (webcam)


Webcam (singkatan dari web camera) adalah sebutan bagi kamera
real-time (bermakna keadaan pada saat ini juga) yang gambarnya bisa diakses
atau dilihat melalui World Wide Web, program instant messaging, atau
aplikasi video call, sehingga kata web kadang-kadang diganti dengan kata lain
yang mendeskripsikan pemandangan yang ditampilkan di kamera misalnya
StreetCam yang memperlihatkan pemandangan panorama kota dan pedesaan,
TraffiCam yang digunakan untuk memonitor keadaan jalan raya, cuaca dengan
WeatherCam, bahkan keadaan gunung berapi dengan VolcanoCam. Webcam
adalah sebuah kamera video digital kecil yang dihubungkan ke komputer
melalui port USB ataupun port COM dan hingga sekarang webcam sudah
lebih maju dan tertanam langsung di laptop tanpa menggunakan port USB.
Adapun jenis tipe-tipe webcam antara lain Slim1320 dengan resolusi kamera
true 1.3 mega pixels high performance webcam, Slim 2020AF dengan resolusi
kamera mega pixels webcam auto focus, Eye 110 dengan resolusi kamera
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

instant video messenger webcam, serta i-Look 1321 dengan resolusi kamera
advance 1.3 mega pixel camera, dan lain-lain. Sekarang hampir semua kamera
digital dan HP bisa dijadikan sebagai kamera web (Ali Andre, 2016).

2.2.4.3 Cara Kerja Webcam


Sebuah web camera yang sederhana terdiri dari sebuah lensa standar,
dipasang di sebuah papan sirkuit untuk menangkap sinyal gambar. Casing
(cover), termasuk casing depan dan casing samping untuk menutupi lensa
standar dan memiliki sebuah lubang lensa di casing depan yang berguna untuk
memasukkan gambar. Kabel support, yang dibuat dari bahan yang fleksibel,
salah satu ujungnya dihubungkan dengan papan sirkuit dan ujung satunya lagi
memiliki connector, kabel ini dikontrol untuk menyesuaikan ketinggian, arah
dan sudut pandang webcamera. Sebuah web camera biasanya dilengkapi
dengan software, software ini mengambil gambar-gambar dari kamera digital
secara terus menerus ataupun interval waktu tertentu dan menyiarkannya
melalui koneksi internet. Ada beberapa metode penyiaran, metode yang paling
umum adalah software mengubah gambar ke dalam bentuk file JPEG dan
meng-upload nya ke web server menggunakan File Transfer Protocol (FTP).
Frame Rate mengindikasikan jumlah gambar sebuah software dapat diambil
dan ditransfer dalam satu detik. Untuk streaming video, dibutuhkan minimal
15 frame per second (fps) atau idealnya 30 fps. Untuk mendapatkan frame
rate yang tinggi, dibutuhkan koneksi internet yang tinggi kecepatannya.
Sebuah web camera tidak harus selalu terhubung dengan komputer, ada web
camera yang memiliki software webcam dan web server built-in, sehingga
yang diperlukan hanyalah koneksi internet. Web camera seperti ini dinamakan
“network camera”. Kita juga bisa menghindari penggunaan kabel dengan
menggunakan hubungan radio, koneksi Ethernet ataupun WiFi (Ali Andre,
2016).
2.2.4.4 Security Webcam
Sekitar pergantian abad ke-21, produsen hardware komputer mulai
membangun Webcam langsung ke laptop layar dan desktop, sehingga
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

menghilangkan kebutuhan untuk menggunakan USB eksternal atau Firewire


kamera. Secara bertahap webcam datang menjadi lebih banyak digunakan
untuk telekomunikasi, atau video telephone, antara dua orang atau lebih.
Dengan seiringnya kemajuan teknologi , kini webcam tidak hanya sebagai alat
pengambil gambar, video dan alat komunikasi dua arah tetapi webcam juga
dapat digunakan sebagai kamera keamanan dimana webcam bekerja dengan
cara mendeteksi objek yang bergerak dan memberikan informasi kepada user
atau admin dengan alert alarm dan lain sebagainya. Objek yang terdeteksi
atau terekam dapat disimpan ke komputer, e-mail atau upload ke internet.
Dengan adanya security webcam memungkinkan pemiliknya untuk
memberikan gambaran yang jelas kepada polisi jika terjadi suatu tindakan
kriminal. Pada saat ini hampir semua aspek menggunakan sistem security
webcam karena dengan adanya sistem ini dapat menekan tindakkan kriminal
serta mempermudah pihak yang berwajib untuk mengidentifikasi para pelaku
kejahatan dengan cepat dan akurat (Ali Andre, 2016).

2.2.5 Motor Servo


Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga
dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut
dari poros output motor. Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari
motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer.
Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat
putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer
dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu
batas posisi putaran poros motor servo. Ada dua jenis motor servo, yaitu
motor servo AC dan DC. Motor servo AC lebih dapat menangani arus yang
tinggi atau beban berat, sehingga sering diaplikasikan pada mesin-mesin
industri. Sedangkan motor servo DC biasanya lebih cocok untuk digunakan
pada aplikasi-aplikasi yang lebih kecil. Dan bila dibedakan menurut rotasinya,
umumnya terdapat dua jenis motor servo yaitu motor servo standard (servo
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

rotation 180⁰) adalah jenis yang paling umum dari motor servo, dimana
putaran poros output-nya terbatas hanya 90⁰ kearah kanan dan 90⁰ kearah
kiri. Dengan kata lain total putarannya hanya setengah lingkaran atau 180⁰.
Dan motor servo rotation continuous merupakan jenis motor servo yang
sebenarnya sama dengan jenis servo standard, hanya saja perputaran porosnya
tanpa batasan atau dengan kata lain dapat berputar terus, baik ke arah kanan
maupun kiri. Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi
lebar pulsa Pulse Wide Modulation (PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa
sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros
motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms akan memutar
poros motor servo ke posisi sudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms
maka akan berputar ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah
jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka
poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke kanan (searah
jarum jam). Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor
servo akan bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan
berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi tersebut. Jika
ada kekuatan eksternal yang mencoba memutar atau mengubah posisi tersebut,
maka motor servo akan mencoba menahan atau melawan dengan besarnya
kekuatan torsi yang dimilikinya (rating torsi servo). Namun motor servo tidak
akan mempertahankan posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali
harus diulang setiap 20 ms untuk menginstruksikan agar posisi poros motor
servo tetap bertahan pada posisinya (Alfian, 2016).
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Gambar 2.6. Motor Servo (Alfian, 2016)

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak
berupa compiler Arduino Uno yang berfungsi sebagai pemrogram untuk
melakukan fungsi-fungsi yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman.
Perangkat keras berupa laptop, Arduino Uno ATMega328, kabel penghubung
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Arduino ke laptop, sensor fingerprint, web camera, motor servo, sensor


ultrasonik, server, palang pintu parkir.

3.1.2 Bahan
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sidik
jari manusia dan data nomor polisi pada kendaraan bermotor yang digunakan
untuk proses pencocokan ketika kendaraan keluar dari tempat parkir.

3.2 Jalannya Penelitian


Penelitian ini dilakukan di tempat parkir Universitas Tidar Jalan
Kapten Suparman Nomor 39, Tuguran, Potrobangsan, Kecamatan Magelang
Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56116. Jalannya penelitian ditunjukkan
oleh gambar 3.1.

Mulai

Persiapan

Perancangan Sistem

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Penulisan
Selesai
Analisis
LaporanData
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

3.2.1 Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan untuk mempersiapkan apa saja yang
dibutuhkan sebelum penelitian dilaksanakan. Hal yang dilakukan pada tahap
persiapan adalah studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari
buku-buku dan literartur yang menunjang dalam penyusunan skripsi ini, antara
lain mempelajari tentang Arduino Uno beserta compiler-nya, sensor
fingerprint, motor servo, web camera, dan sidik jari manusia. Persiapan lain
yang dilakukan adalah membaca jurnal-jurnal terkait yang bisa dijadikan
tinjauan pustaka pada penelitian ini.

3.2.2 Perancangan Sistem


Dalam tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk membentuk suatu rangkaian sistem. Beberapa hal tersebut antara lain
perancangan rangkaian yang akan digunakan, diagram alir sistem, dan input
serta output yang digunakan pada sistem tersebut. Berikut ini adalah diagram
alir yang pada sistem keamanan tempat parkir berbasis Arduino Uno ini.
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Mulai

Inisialisasi Peralatan

Ada Tidak
Kendaraan
?

Simpan Data
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Ya

Tidak
Pemindaian
Sidik Jari
Sukses?

Ya

Tidak
Pemindaian
Nomor Polisi
Sukses?

Ya

Buka Portal Pintu

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem saat Kendaraan Masuk

Berikut ini adalah penjelasan mengenai diagram alir sistem pada saat
kendaraan masuk berdasarkan gambar 3.2. Mula-mula pengendara akan
melakukan pemindaian sidik jari menggunakan sensor fingerprint yang sudah
tersedia, ketika pemindaian sidik jari sukses dilakukan maka dilanjutkan ke
proses selanjutnya, jika gagal maka akan dilakukan pemindaian ulang. Proses
selanjutnya adalah pemindaian nomor polisi pada kendaraan, ketika
pemindaian sukses dilakukan maka dilanjutkan ke proses selanjutnya, jika
gagal maka sistem akan kembali memindai ulang nomor polisi kendaraan
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

tersebut. Setelah proses pemindaian berhasil maka sistem akan menyimpan


data ke dalam server dan portal pintu akan terbuka.

Mulai

Inisialisasi Peralatan

Tidak
Ada
Kendaraan
?

Pemindaian
Nomor
Tidak
Polisi
Sukses?
Selesai Pengecekan
Ya
Buka
Ya Portal Pintu Ya
Manual
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Pemindaian
Sidik Jari
Sukses?

Tidak

Tidak

Sesuai ?

Gambar 3.3 Diagram Alir Sistem saat Kendaaran Keluar

Berikut ini adalah penjelasan mengenai diagram alir sistem pada saat
kendaraan keluar berdasarkan gambar 3.3. Mula-mula pengendara akan
melakukan pemindaian sidik jari menggunakan sensor fingerprint yang sudah
tersedia, ketika pemindaian sidik jari sukses dilakukan maka dilanjutkan ke
proses selanjutnya, jika gagal maka akan dilakukan pemindaian ulang. Proses
selanjutnya adalah pemindaian nomor polisi pada kendaraan, ketika
pemindaian sukses dilakukan maka dilanjutkan ke proses selanjutnya, jika
gagal maka sistem akan kembali memindai ulang nomor polisi kendaraan
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

tersebut. Setelah proses pemindaian berhasil maka sistem akan mencocokan


kedua input data tersebut dengan data yang sebelumnya sudah tersimpan di
server, jika proses pencocokan data sukses makan portal pintu akan terbuka,
jika proses pencocokan data gagal maka bisa dilakukan pengecekan manual
lalu portal pintu akan terbuka.

3.2.3 Pengambilan Data


Tahap pengambilan data dilakukan dengan skala kecil terlebih dahulu
untuk mengetahui apakah alat yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
melakukan percobaan langsung dan mengambil data berupa sidik jari setiap
pengendara yang akan memasuki tempat parkir melalui sensor fingerprint dan
menggunakan web camera untuk mengambil data nomor polisi pada setiap
kendaraan yang selanjutnya diubah menjadi data digital untuk disimpan ke
dalam server dan digunakan kembali untuk proses pencocokan ketika
kendaraan keluar dari tempat parkir.
Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa sidik jari pengendara
dan plat nomor pada kendaraan. Sumber data sidik jari diambil dari sensor
fingerprint yang menggunakan sensor ultrasonic atau kapasitans untuk
memindai sidik jari setiap pengendara yang akan memasuki tempat parkir.
Sedangkan sumber untuk data plat nomor kendaraan diambil dari webcam
yang akan melakukan proses scanning untuk menyimpan nomor polisi setiap
kendaraan yang selanjutnya akan diproses oleh Arduino Uno untuk diubah
menjadi data digital.

3.2.4 Pengolahan Data


Setelah proses pengambilan data selesai, data yang telah diperoleh
tersebut akan diolah guna memudahkan proses analisis. Pengolahan data
dilakukan dengan mengelompokkan data menggunakan software microsoft
excel pada komputer. Karena data yang digunakan berupa data statistik maka
metode pengolahan data yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

3.2.5 Analisis Data


Setelah data selesai diolah dilakukan proses analisis. Analisis data
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Data yang telah
diperoleh akan dipilah terlebih dahulu agar diperoleh data yang spesifik guna
memudahkan proses analisis atau bisa disebut juga dengan reduksi data.
Kemudian data yang telah dipilah ditampilkan dalam sebuah tabel yang juga
menampilkan durasi waktu yang dibutuhkan pada saat tempat parkir
menggunakan sistem yang diusulkan pada penelitian ini, baik saat kendaraan
masuk maupun saat kendaraan keluar. yang selanjutnya akan dibandingkan
dengan durasi waktu pada tempat parkir masih menggunakan sistem manual.
Setelah perbandingan data selesai dilakukan, maka bisa ditarik kesimpulan
akhir yang merupakan hasil dari penelitian ini.

3.2.6 Penulisan Laporan


Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah penulisan laporan.
Penulisan laporan dilakukan setelah semua tahapan penelitian sudah
terlaksana.

3.3 Jadwal Penelitian Skripsi


Jadwal penelitian dalam penyusunan skripsi guna melakukan
pencarian jurnal pendukung, pengumpulan data-data, perencanaan dan survey
lokasi, analisis data, pembuatan laporan, dan konsultasi dengan dosen-dosen
pembimbing. Rencana kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut.
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian
Bulan
Rencana kegiatan
I II III IV V VI
Studi literatur
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Penyusunan laporan
Pengumpulan data
Analisa data
Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Alfian (2016) Sistem Parkir Otomatis Mengidentifikasi Identitas Pengendara


Dengan Biometrik Dan Kendaraan Dengan RFID. Makassar.

Ali Andre, J. (2016) “SISTEM SECURITY WEBCAM DENGAN


MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC (6.0),” Rabit : Jurnal
Teknologi dan Sistem Informasi Univrab. LPPM Universitas Abdurrab,
1(2), pp. 48–60. doi: 10.36341/rabit.v1i2.23.
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Al-Naima, F. M. and Hatem, H. S. (2015) “Design of an RFID Vehicle


Authentication System: A Case Study for Al-Nahrain University
Campus,” International Journal of Scientific and Technological Research
www.iiste.org ISSN. Online, 1(7), pp. 62–73. Available at: www.iiste.org.

Asyrani, H. et al. (2013) “Wireless based Smart Parking System using Zigbee,”
International Journal of Engineering and Technology (IJET), 5(4), pp.
3282–3300.

Bayu Basuki, P., Sunarya, U. and Novianti, A. (2017) PERANCANGAN SISTEM


KEAMANAN SEPEDA DI TEMPAT UMUM BERBASIS RFID DESIGN
OF BIKE SECURITY IN PUBLIC PARKING AREA BASED ON RFID.
Bandung.

Dhar, P. and Gupta GHRaisoni, P. (2016) “Intelligent Parking Cloud Services


based on IoT using MQTT Protocol,” International Journal of
Engineering Research, 5(6), pp. 457–461. doi: 10.17950/ijer/v5s6/606.

Dimyati Ayatullah, M., Suwardiyanto, D. and WayanSuardinata, I. (2018)


“Implementasi Sidik Jari sebagai Otentikasi Parkir Kendaraan
Menggunakan Raspberry Pi,” RESTI, 2(3), pp. 760–767. Available at:
http://jurnal.iaii.or.id.

Djuandi, F. (2011) Pengenalan Arduino. Jakarta: Elexmedia.

Guntoro, H., Somantri, Y. and Haritman, E. (2013) “RANCANG BANGUN


MAGNETIC DOOR LOCK MENGGUNAKAN KEYPAD DAN
SOLENOID BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO,”
electrans. Bandung, 12(1), pp. 39–48. Available at: http://jurnal.upi.edu/.

Iqbal, M. (2012) “Pembuatan Sistem Pendeteksi Wajah Menggunakan Sensor


Kamera Face Detector Berbasis Arduino Atmega328.” Available at:
http://repository.upi.edu/9194 (Accessed: May 4, 2020).
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Kawasaki, N. (1993) “Parametric study of thermal and chemical nonequilibrium


nozzle flow.”

Kostrada, F. K., Shidiqqi, A. M. and Ahmad, T. (2013) “PERANCANGAN


SISTEM KEAMANAN TEMPAT PARKIR MENGGUNAKAN SMART
GATE,” Teknik Pomits, 2, pp. 1–6.

Mary, L. R. and Dushyant, K. (2010) “Fingerprint identification in biometric


security systems,” International Journal of Computer and Electrical
Engineering, 2(5), pp. 852–855.

Memon, S., Sepasian, M. and Balachandran, W. (2008) “Review of finger print


sensing technologies,” in IEEE INMIC 2008: 12th IEEE International
Multitopic Conference - Conference Proceedings. West London United
Kingdom: Brunel University, pp. 226–231. doi:
10.1109/INMIC.2008.4777740.

Nurhadi, K. (2016) PENERAPAN ASAS AKURASI DAN KEHATI-HATIAN


MELALUI PENGAMBILAN SIDIK JARI PENGHADAP DALAM
MINUTA OLEH NOTARIS DI WILAYAH. Available at:
http://repository.unissula.ac.id/7023/ (Accessed: May 4, 2020).

Risandriya, S. K. and Burhanuddin, A. (2017) “Optimalisasi Identifikasi Sidik Jari


Menggunakan Metode Neural networkpada Sistem Keamanan Sepeda
Motor,” JOURNAL OF APPLIED ELECTRICAL ENGINEERING, 1(1),
pp. 14–18.

Saputri, Z. N. (2014) APLIKASI PENGENALAN SUARA SEBAGAI


PENGENDALI PERALATAN LISTRIK BERBASIS ARDUINO UNO.
Malang.

SEPTIANI, S., Pettanasse, S. and Novianti, V. (2019) “FUNGSI SIDIK JARI


PADA PROSES PENYIDIKAN DALAM MENGUNGKAP TINDAK
PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA.” Available at:
http://repository.unsri.ac.id/16303/ (Accessed: May 4, 2020).
Telahdiaccpadatanggal14juni2020

Anda mungkin juga menyukai