Anda di halaman 1dari 98

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO

TAHUN 2006 - 2011

SKRIPSI

Oleh :
PANDY SETIAWAN
NIM. K4608031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Pandy Setiawan
NIM : K 4608031
Jurusan/Program Studi : JPOK/ PENJASKESREK

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “STUDI KASUS KLUB SEPAK


BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 4 Juli 2012


Yang membuat pernyataan

Pandy Setiawan

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO

TAHUN 2006 - 2011

Oleh :

PANDY SETIAWAN

NIM. K4608031

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar


Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, 4 Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H.Sunardi, M.Kes Drs.Agus Mukholid, M.Pd


NIP. 19581121 199003 1 004 NIP. 19640131 198903 1 001

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu
Tanggal : 25 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Waluyo, M.Or ..........................


Sekretaris : Waluyo, S.Pd, M.Or ..........................
Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes ..........................
Anggota II : Drs. Agus Mukholid, M.Pd ..........................

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si


NIP 19660415 199103 1 002

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Pandy Setiawan. STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO


TAHUN 2006 – 2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah Klub Sepak Bola
Persis Solo. (2) keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo.
(3) pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo. (4) keadaan
sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo. (5) anggaran dana yang
dikelola oleh Klub Sepak Bola Persis Solo. (6) prestasi yang dicapai oleh Klub
Sepak Bola Persis Solo.
Bentuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang
akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang
mempunyai karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber
benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan
teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
tujuan penelitian, dimana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui
permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, untuk
mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data
dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak diantara tiga komponen yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Persis Solo berdiri
tahun 1923 dengan nama Vorstenlandche Voetbal Bond (VVB) atas usulan
Soemokartiko kemudian diganti dengan Persatuan Sepakbola Indonesia Surakarta
(PERSIS). (2) Keadaan organisasi dan manajemen Persis Solo sudah memiliki
unsur yang baik dan melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. (3) Pelatih
yang dimiliki Persis Solo adalah seorang yang berkompeten dalam bidang
olahraga dan rencana latihan dibuat secara terprogram dan atlet fokus dalam
latihan. (4) Persis Solo telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai
yaitu memiliki stadion Manahan untuk pertandingan, stadion Sriwedari untuk
latihan, mess atlet dan pelatih, kantor sekretariat dan balai Persis. (5) Pada tahun
2006-2007 Persis Solo masih ditopang oleh dana APBD Pemkot Surakarta. Tetapi
setelah itu sudah lepas dari dana tersebut, sehingga sumber dana yang diperoleh
dari sponsor, kerja sama dengan pihak swasta, sumbangan dari pemerintah atau
swasta yang tidak mengikat dan dari dewan penyatun yayasan, dsb. (6) Prestasi
yang dimiliki Persis Solo setiap tahunnya berbeda-beda. Prestasi Persis Solo
dipengaruhi oleh pemain-pemain yang berkualitas yang sangat berhubungan
dengan adanya dana yang dimiliki.
Simpulan penelitian ini adalah PERSIS telah meiliki unsur-unsur yang
memadai sebagai sebuah klub sepak bola. Tetapi yang menjadi kendala adalah
kekurangan dana yang menghambat prestasi serta program kerja dari PERSIS
Solo. commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Pandy Setiawan. STUDY CASE OF PERSIS SOLO FOOTBALL CLUB IN


YEARS 2006 TO 2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy
University of Surakarta of March. July 2012.
This study aims to determine: (1) History of Persis Solo Football Club. (2)
The state of organization and management of Persis Solo Football Club. (3)
Coaches and athletes training program of Persis Solo Football Club. (4) The state
of facilities of Persis Solo Football Club. (5) Budget funds managed by Persis
Solo Football Club. (6) Achievement attained by Persis Solo Football Club.
The methodology of this research was qualitative descriptive. On this
research used a single fixed case study which the object would be observed has
limited and centralized on certain location which has special characteristics. The
data sources used were the source object, places, events, informants and
documents. The technique of collecting data used were observation, interviews,
and documents analysis. The technique of sampling used was purposive sampling
is getting sampling based on the purpose of the research, the place where the
researcher choose informant who know the issues deeply and can be trusted. In
this research used two triangulation techniques to find out the validity of the data
namely triangulation data and triangulation method. Technique of analyzing data
used was interactive analysis which the analysis process that moves between three
components there was data reduction, data presentation and verification or
inference which took place in a cycle.
Based on this research can be concluded: (1) Persis Solo was established
in 1923 under the name Vorstenlandche Voetbal Bond (VVB) on a proposal
Soemokartiko then replaced with the Football Association of Indonesia
(EXACTLY) Persis Solo was the first football club in Surakarta. (2) The state of
organization and management of Persis Solo already has elements of good and
perform tasks according to their field. (3) Coach owned Persis Solo was a
competent in the field of sport and exercise plan created programmatically and
athletes focus on training. (4) Persis Solo already has adequate infrastructure that
is Manahan international stadium for the match, the stadium Sriwedari to exercise,
athletes and coaches’s mess, secretariat offices and halls Persis. All these facilities
can be utilized to the maximum extent possible. (5) In the year 2006-2007 Persis
Solo was supported by the municipal budget funds Surakarta. But after it was out
of the fund, so the source of the funds obtained from the sponsor, in collaboration
with the private sector, donations from governments or private non-binding and of
the council foundation, etc... (6) Performance Persis Solo held every year is
different. Persis Solo achievements are influenced by the quality players that are
highly correlated with the presence of their own funds. If the player will take a
quality course, will spend the greater. But with the quality players that will create
a pretty good accomplishment.

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

 Kewajiban kita hanya dua, berusaha semaksimal mungkin, dan selebihnya kita
serahkan kepada yang diatas #

 Motivasi paling sederhana adalah mimpimu sendiri. (Sonnya K.A) #

 Allah akan selalu merangkulmu jika kamu manusia kuat dan pantang menyerah
(Penulis) #

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (Q.S-Insyirah
6-8).#

 Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh. (Penulis) #

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :


 “Bapak dan Ibu”
Yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, membelajarkan arti
tetang kehidupan, bapak ibulah yang membuat saya dapat berjalan sejauh
ini dan bapak ibulah yang selalu menginspirasi kehidupan saya.

 “ Putri Nugrahaningsih dan Alicia Chelsea Ali”


Terimakasih kakakku dan keponakanku karena selalu memberikan
dukungan, perhatian, dan semangat

 “My Spirit Oct’, “Sonya .K.A”


Orang yang selama ini di belakangku memberikan dorongan semangat
dan motivasi.

 “Teman Seperjuanganku Penjas 2008 ”


Terimakasih sahabat-sahabatku sampai kapanpun saya tidak akan
melupakan kaliyan semua, kebaikan, perjuangan, semangat, canda tawa,
kebersamaan kita akan aku ukir dalam kehidupanku.

 “Ino, Shomad, Andhica, Bayu, Prabowo, Bastian, Heiradhika, Prima,


Ayik, Anang, Dkk.”
Terimakasih kawan atas semangat, perjuangan, dan kerjasamanya.

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu dan, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA
PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011 ”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs.H.Sunardi, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs.Agus Mukholid, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Pimpinan PERSIS Solo, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna
pengambilan data dalam penelitian.
7. Sapto Joko Purwadi, S.Pd., selaku pengurus PERSIS Solo yang telah memberi
bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Pelatih PERSIS Solo yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
9. Seluruh Pemain PERSIS Solo yang telah berkenan membantu dan
berpartisipasi dalam penelitian commit
ini. to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Semua pihak dan sahabat-sahabat saya yang turut membantu dalam
penyusuan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... I
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
KATA PENGATAR....................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka........................................................................ 6
1. Sepak Bola…...…………………………………………... 6
2. Organisasi………………………………………………... 9
3. Metode Pembinaan……………………………………..... 21
4. Metode Latihan…………………………………………... 25
5. Sarana dan Prasarana…………………………………….. 32
6. Sumber Dana……………………………………………. 35
B. Kerangka Berpikir..................................................................... 39
commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 41
B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………...…………… 42
C. Sumber Data…………………………………...……………... 44
D. Teknik Sampling….................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 47
F. Validitas Data………................................................................ 52
G. Analisis Data………………………………………………….. 54
H. ProsedurPenelitian……………………………………………. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data............................................................................ 58
1. Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo................................. 58
2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub Sepak Bola
Persis Solo......................................................................... 60
3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola
Persis Solo.......................................................................... 68
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola Persis
Solo..................................................................................... 73
5. Anggaran Dana dan Sumber Dana Persis Solo.................. 75
6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo... 74
B. Pembahasan............................................................................... 76
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan................................................................................... 80
B. Implikasi.................................................................................... 81
C. Saran ......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 83
LAMPIRAN………………………………………………………………… 85

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Bentuk-bentuk Gambar Organisasi..……………………………. 14
2. Lapangan Sepak Bola……………………………………….. 34
3. Alur Kerangka Berpikir……………………………………… 39
4. Teknik Analisa Data………………….……………………… 55
5. Prosedur Penelitian………………………………………..... 56
6. Alur kerja manajemen.............................................................. 68

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Waktu Penelitian..............................……………………………. 41
2. Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011.................. 69
3. Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011……………………….. 76

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Informan........................................................................... 85
2. Hasil Wawancara...................................................................... 86
3. Daftar Nama Pemain................................................................ 96
4. Foto Penelitian.......................................................................... 102
5. Peraturan Organisasi Pengurus Cabang PSSI Surakarta.......... 109
6. Hasil Musyawarah Cabang 1 PSSI Surakarta ) PERSIS
SOLO....................................................................................... 126
7. Pengajuan Judul........................................................................ 146
8. Validasi Proposal Skripsi.......................................................... 147
9. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi......................................... 148
10. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan............................................................................... 149
11. Permohonan Ijin Research / Try Out........................................ 150
12. Permohonan Ijin Research / Try Out........................................ 151
13. Surat keterangan Observasi...................................................... 152

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa globalisasi sekarang ini olahraga sangat penting bagi manusia.
Bukan hanya untuk kesehatan tapi juga menggalang kebersamaan antar kelompok
serta semangat persatuan. Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dalam diri manusia terdapat dua aspek, yaitu aspek
jasmani dan aspek rohani. Bila kedua aspek tersebut tumbuh dan berkembang
secara selaras dan seimbang maka, akan timbul kehidupan yang harmonis antar
keduanya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani pada manusia dapat dicapai
dengan melakukan olahraga. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan
penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Olahraga juga
merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan
mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem
kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit
serta stress.
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia dan yang sangat populer di dunia. Istilah yang diberikan
kepada sepak bola bervariasi. Untuk negara Inggris menyebut sepak bola dengan
football, sementara untuk beberapa wilayah lain menyebutnya dengan soccer.
Sedangkan pada negara Latin menyebutnya dengan istilah futbol atau futebol. Di
Skandinavia menyebut sepak bola dengan bahasa Jerman yaitu fussball dan
dengan bahasa Belanda adalah voetbal. Bagi orang Italia permainan ini disebut
dengan calcio (Agus Salim, 2008:9-10).
Menurut Eric G. Batty (1986:4) “ Sepak bola adalah sebuah permainan
sederhana, dan rahasia dari permainan sepak bola yang baik adalah melakukan
commit to
hal-hal yang sederhana sebaik-baiknya”. user bola merupakan permainan bola
Sepak

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas


orang. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok
berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang
kelompok lawan. Waktu permainan sepak bola adalah dua kali 45 menit.
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan
Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan
pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi
tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh
PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun. Dalam
perkembangannya. Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat
daerah-daerah di seluruh Indonesia. Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi
olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya, PSSI telah
menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat kongres FIFA di
Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula
menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952
PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya
dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan
Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.[16]
Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan
kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).
PERSIS Solo merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat
Surakarta. PERSIS Solo mempunyai kelompok pendukung/suporter yang bernama
Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati) dan PERSIS Solo adalah tim
kebanggan saya.PERSIS Solo adalah klub sepak bola yang didirikan pada tahun
1923 di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Awal berdirinya tidak langsung
menggunakan nama PERSIS Solo, melainkan masih bernama Vorstenlandsche
Voetbal Bond (VVB), semacam perserikatan sepak bola. Dan pada tahun 1928,
Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi PERSIS Solo.
PERSIS Solo adalah raksasa sepak bola Indonesia pada masa lalu, PERSIS
commit tosebanyak
pernah menjuarai kompetisi Perserikatan user 7 kali, namun kejayaan itu
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

hanya berlangsung hingga akhir 1940-an, setelah ini tim ini terdegradasi hingga
Devisi 3. PERSIS kembali hadir di kancah sepak bola Indonesia sejak tahun 2006.
Pada musim 2006 PERSIS berhasil menjadi runner up ketika bermain di Divisi
Satu Liga Indonesia. Atas prestasi ini PERSIS promosi ke Divisi Utama pada
musim kompetisi 2007-2008. Divisi Utama Liga Indonesia adalah kompetisi
tingkat 2 dalam Liga Indonesia, di bawah Liga Super Indonesia. Sebelum tahun
2008, Divisi Utama adalah kompetisi tingkat teratas.
Dalam perkembangan dan prestasi yang diraih oleh PERSIS Solo tidak
terlepas dari peran manajemen, pengurus organisasi, pelatih serta kempuan dari
atlet sendiri serta sarana dan prasarana yang mendukung. Sistem manajemen dan
kepengurusan suatu organisasi nantinya akan mempengaruhi kematangan dalam
perkembangan klub yang ada dibawah organisasinya. Pola latihan dan strategi
yang diterapkan oleh pelatih juga memiliki peran yang sangat penting khususnya
performa altet dalam pertandingan yang dilakukan oleh PERSIS Solo. Selain
menyusun program latihan, strategi dan taktik pemain pelatih juga perlu
melakukan evaluasi setelah latihan atau pertandingan. Serta selalu meningkatkan
pengetahuan atlet secara teoritis maupun praktek (Sudjarwo, 1995:9). Banyak
faktor secara ekstern dan intern yang mempengaruhi perkembangan klub PERSIS
Solo. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk menggali informasi
yang berguna untuk meneliti faktor-faktor tersebut.
Dari beberapa permasalahan diatas penulis berusaha untuk meneliti
tentang perkembangan dan eksistensi Klub sepak bola kebanggaan warga Solo ini
selama 5 tahun terakhir. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “ Studi Kasus Klub Sepak Bola Persis Solo Tahun 2006-2011”

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo?
2. Bagaimana keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis
Solo?
3. Bagaimana pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis
Solo?
4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo?
5. Bagaimana anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub
Sepak Bola Persis Solo?
6. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo?

C. Tujuan Penelitian
Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui :
1. Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo
2. Keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo
3. Pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo
4. Keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo
5. Anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola
Persis Solo
6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya tentang Klub sepak bola Persis Solo.
b. Dengan penelitian membrikan masukan dan sumbangan kepada pembaca
supaya dapat digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber data dalam
commit to user
bidang olah raga sepak bola.
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

2. Manfaat Praktis
a. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
b. Untuk memberikan bahan masukan dan sumbangan kepada pihak terkait
dalam mengembangkan klub sepak bola Persis Solo.
c. Sebagi referensi bagi pemecahan permasalahan yang relevan dengan
penelitian ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Sepak Bola
a. Pengertian Sepak Bola
Sepak bola, menurut pendapat beberapa ahli dan berbagai displin
ilmu adalah sebagai berikut:
1) Sepak bola adalah olah raga permainan beregu, dilapangan menggunakan
bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing
terdiri dari 11 pemain berlangsung selama 2x45 menit, kemenangan
ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan (kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002).
2) Sepak bola adalah sebuah permainan yang sederhana, dan rahasia
permainan sepak bola yang baik ialah melakukan hal-hal sederhana
dengan sebaik-baiknya (Eric C Batty, 1986:5).
3) Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua buah regu,
masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang
penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan
keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam
memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota
badannya dengan kaki atau tangannya ( Soekatamsi, 2000:11).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
pengertian sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu, yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang
pemain. Permainan ini dimainkan dalam dua babak, setiap babak lamanya
45menit dengan waktu istirahat 15 menit yang dipimpin oleh wasit dan
dibantu oleh hakim baris, setiap pelanggaran ada sangsinya. Oleh karena itu
pemain diharapkan memelihara sportivitas. Regu yang paling banyak
memasukkan bola ke gawang lawan adalah pemenangnya.
commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

b. Sejarah Sepak Bola


Perkembangan sepak bola semakin menunjukkan sisi positifnya
dalam membangun mental dan fisik masyarakat. Sepak bola menjadi ajang
pembuktian jati diri serta media kompetisi yang sehat antar masyarakat.
Karena perkembangan ini, kemudian sering diselenggarakan
pertandingan-pertandingan dengan mempertemukan dua tim untuk
membuktikan pihak mana yang terbaik. Meski dengan ketentuan-ketentuan
permainan masih terformat dalam bentuk yang sederhana.
Formasi atau bentuk ketentuan modern dari permainan sepak bola
dimulai pada abab ke-19 di inggris. Ketika itu para kalangan muda
terpelajar di sekolah-sekolah umum dan universitas, seperti Universitas
Cambridge, london memperkenalkan permainan sepak bola dengan
menggunakan format dan peraturan sebagaimana permainan sepak bola
yang kita kenal sekarang. Peraturan ini terkenal dengan nama “Cambridge
rules of football”. Di luar sekolah dan universitas sepak bola timbul dan
berkembang dengan pasal, tetapi tidak mau menggunakan peraturan yang
sudah ada. Pada tanggal 26 oktober 1863 perkumpulan-perkumpulan yang
ada diluar sekolah dan universitas mendirikan sebuah badan yang disebut “
The Football Associations”. Badan ini menyusun peraturan permainan
sepak bola pada tanggal 8 desember 1863, sehingga timbullah permainan
sepakbola modern, yang dalam perkembangannya mengalami perombakan-
perombakan sangat pesat. Jadi dikatakan bahwa sepak bola modern berasal
dari inggris.
Pada abab ke-20 sepak bola telah menjadi olahraga paling digemari
di dunia. Beberapa negara telah menyelenggarakan pertandingan setingkat
turnamen yang melibatkan beberapa tim nasional negara-negara yang
bergabung dalam satu kawasan seperti turnamen sepak bola untuk kawasan
Britania Raya yang diikuti oleh tim inggris, Skotlandia, Irlandia dan Wales.
Demikian halnya yang diselenggarakan di kawasan eropa tengah yang
melibatkan tim negara Jerman, Austria dan Hongaria.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Dengan perkembangan yang semakin pesat itu, maka mulai timbul


ide untuk membentuk badan sepak bola dunia. Setelah dilakukan pertemuan
dan perundingan dari beberapa negara maka badan sepak bola dunia berdiri
pada tahun 1904. Badan itu bernama “ Federation International de Football
Associations” disingkat FIFA yang bermarkas di kota Zurich, Swiss.(Agus
Salim, 2008).

c. Perkembangan Sepak Bola di Indonesia


Organisasi sepak bola di Indonesia yang menangani adalah
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ( PSSI). PSSI ini berdiri pada 19
April 1930 di Jogjakarta. Pada awal berdirinya PSSI sendiri adalah
singkatan dari Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia. Kemudian dalam
konggres PSSI di Solo tahun 1950, PSSI diubah menjadi Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia dan Ir. Soeratin Sosrosoegondo tercatat
sebagai ketua umum pertama.
Pada masa awal setelah berdirinya PSSI, yakni pada tahun 1936
juga berdiri satu badan yang mengurusi olahraga di Indonesia. Badan ini
bernama NIVU ( Nederlandsh Indische Voetbal Unie) yang merupakan
badan olahraga sepak bola yang di dukung oleh pemerintah kolonial
Belanda. Setelah masa pendudukan Balatentara Jepang dan Proklamasi
Kemerdekaan, oleh pemerintahan Indonesia ditetapkan bahwa PSSI adalah
badan resmi olahraga sepakbola di tanah air pada tahun 1949. Selanjutnya
PSSI tercatat sebagai anggota FIFA pada tanggal 1 November 1952 dan
menjadi anggota konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada tahun yang sama (
Agus Salim, 2008).

d. Perkembangan Sepak Bola di Surakarta


Sepak bola juga berkembang di daerah-daerah seperti di kota
Surakarta. Berikut ini merupakan perkembangan Sepak Bola di
Surakarta yang diuraikan oleh Bambang Ari Wibowo (dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t173025.html?s=2b6d957
42289401175380e8dc9bb0afd, diunduh pada 3 Maret 2012):
Sejarah lahirnya PSSI tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) atau Perserikatan Sepak Bola di Solo
zaman Hindia Belanda. Vorstenlandsche Voetbal Bond juga dikenal sebagai
pelopor dunia persepakbolaan di Indonesia, karena didirikan sebelum
bermunculannya klub-klub sepak bola. Kala itu jelas PSSI belum lahir. Pada
1923 VVB didirikan oleh Sastrosaksono dari Klub Mars serta RNg
Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo.
Kemudian pada 1928 oleh Soemokartiko nama VVB diganti
menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo (Persis). Solo membuktikan
rasa nasionalismenya dengan berani menggunakan kata Indonesia kali
pertama sebagai nama klub kesebelasan lokal. Hal ini juga tidak terlepas
dari peran PB X yang saat itu mendukung baik langsung maupun tidak
langsung perkembangan kebangkitan nasional yang ditandai dengan banyak
berdirinya organisasi-organisasi sosial dan politik di Kota Solo.

2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan bentuk kerja sama antara manusia yang
terikat suatu ketentuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut
Prof.Dr.SP. Siagian, M.P.A dalam A.P. Pandjaitan (1992:1).
Mengemukakan organisasi adalah : “ Setiap bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang berkerja bersama secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat
seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang
yang disebut bawahan.” Sedangkan menurut Prof. Dr. Prajuri Atmosudirdjo
dalam A.P. Pandjaitan (1992) organisasi adalah “ Struktur tata pembagian
kerja & struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai
suatu tujuan tertentu”(hlm.1)commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

Pengorganisasian adalah menciptakan hubungan antara aktivitas


yang akan dikerjakan; personal yang akan melakukannya dan faktor fisik
yang dibutuhkan. Tujuan dari pengorganisasian adalah membagi tugas atau
pekerjaan yang akan dilaksanakan, menentukan, menata dan
menyeimbangkan otoritas dan tanggung jawab (J.S. Husdarta, 2009).
Organisasi diibaratkan sebuah organisme atau tanaman yang semula tumbuh
dari kecambah yang kemudian tumbuh dan berkembang. Organisasi dapat
juga didefinisikan sebagai himpunan interaksi manusia yang saling bekerja
sama unyuk mencapai tujuan bersama yang terikat suatu ketentuan yag
disepakati berasama.
Berdasarkan pengertian organisasi yang diuraikan diatas, A.P.
Pandjaitan (1992) menguraikan ciri-ciri organisasi sebagai berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang;
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lai saling
berkaitan yang merupakan kesatuan kegiatan;
c. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya;
d. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan;
e. Adanya suatu tujuan, (the idea of goals) (hlm.2).

b. Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip organisasi menurut A.P. Pandjaitan (1992:2) adalah sebagai
berikut :
1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
Organisasi di bentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Tidak ada
organisasi yang tidak mempunyai tujuan. Misalnya:
a) Organisasi kekuasaan (negara) dibentuk untuk mencapai tujuan
negara/nasional
b) Organisasi olah raga, dalam hal ini KONI, dibentuk untuk mencapai
tujuan agar dalam bidang olah raga tercapai prestasi yang setinggi-
tingginya.
c) Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) dibentuk untuk melatih siswa
berorganisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

2) Prinsip kesatuan komando.


Bahwa seseorang hanya menerima perintah atau komando dan
bertanggung jawab terhadap seseorang atasanya.
3) Prinsip pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya, bawahan harus bertanggung jawab
sepenuhnya kepada atasanya. Sekalipun demikian atasnya tidak dapat
menghindarkan pertanggungjawabannya atas segala kegiatan/perbuatan
yang dilakukan oleh bawahannya.
4) Prinsip pembagian kerja
Setiap orang mempunyai kemampuan yang terbatas dalam melakukan
segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian pekerjaan berarti
bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus dikhususkan
secara sempurna. Kegiatan ini harus ditentukan secara jelas demi
keefektifan dalam pencapaian tujuan organisasi
5) Prinsip kepemimpinan.
Sekalipun susunan organisasi telah ditentukan, wewenang telah
dilimpahkan kepada setiap orang sesuai dengan tugasnya untuk mencapai
tujuan organisasi, perlu adanya kemampuan kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan
orang lain, sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana
diharapkan, terutama bagi tercapainya tujuan yang diinginkan.

c. Organisasi Olahraga
Menurut J.S. Husdarta, (2009) kegiatan olahraga, termasuk juga
penjas yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan,
memerlukan manajemen yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang
dalam corak yang semakin beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula
dengan kebutuhan manusia dalam kaitannya dengan olahraga. Ada motif
yang bertujuan hanya untuk memenuhi dorongan berafiliasi atau
memperoleh pergaulan yang luas, dan ada pula motif untuk memperoleh
kekuasaan, dan masih banyak lagi motif
commit lainnya.
to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Keseluruhan kegiatan yang semakin kompleks itu, memerlukan


manajemen. Karena dalam kegiatan itu terdapat sejumlah faktor yang harus
dikelola. Kegiatannya melibatkan beberapa komponen meliputi:
1) Tujuan: termasuk prioritas.
2) Manajemen: termasuk koordinasi.
3) Fasilitas: tempat untuk menyelenggarkan kegiatan.
4) Sumber belajar: sumber pendukung bagi kelangsungan program.
5) Program : pengalaman belajar yang harus disediakan.
6) Pelatih/guru: berfungsi sebagai fasilitatir dan manajer perubahan
perilaku.
7) Siswa/ atlet: subjek yang menjadi pelaku dan sekaligus mengalami
pemberian pengalaman belajar.
8) Kendali mutu: berkaitan dengan evaluasi dan riset.
9) Supervisi: pengendalian mutu, dan terkait pula dengan unsur leading.
10) Biaya: konsekuensi logis dari semua kebutuhan.
Organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat
khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga dapat terwujud organisasi
olahraga yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Di indonesia ada lebih
dari 30 cabang organisasi olahraga dari beberapa macam cabang satu
dengan yang lain berbeda-beda sehingga diperlukan wadah untuk
menampung aspirasi setiap organisasi dan sebagai induk organisasi olahraga
adalah komite Olahraga Nasional Indonesia atau disebut KONI pusat ini
membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di
Indonesia. Kalau sudah ada induk organisasi maka akan terjalin kerjasama
yang baik antar organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun pusat.
Organisasi Olahraga Sepakbola menjadi induk organisasi yang
berada di daerah adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia sering
disebut PSSI.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

d. Struktur dan Bagan Organisasi


Dalam sebuah organisasi harus dibentuk struktur organisasi setelah
terbentuk lalu dimasukkan ke dalam bagan organisasi untuk mengetahui
tugas dan tanggung jawab setiap orang dan juga memperjelas jabatan setiap
kegiatan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang hal di atas:
1) Delton E.Mc Ferland : struktur organisasi adalah pola jaringan
berhubungan antara bermacam-macam jabatan dan para pemegang
jabatan.
2) Richard A. Johnson, Fermout E. Kast dan J.E Rousseuzweig : struktur
organisasi adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas
di dalam organisasi.
3) John Pfiffiner dan Owen Lane : struktur organisasi adalah hubungan
antara pegawai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap
keseluruhan, dimana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok
pegawai yang melaksanakannya.
Tiga batasan tentang organisasi di atas, dapat di simpulkan bahwa
struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi
yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-
masing mempunyai peran dalam satuan yang utuh.
Bagan organisasi adalah gambaran struktur organisasi yang di
tunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang susun menurut
kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama
lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung
jawab. Dalam organisasi menurut Henry G. Hodges dalam Hani Handoko (
1984) mengemukakan empat bentuk bagan organisasi:
1) Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak di gunakan, karena
sederhana, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
2) Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu
dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan
vertikal berwujud tegakcommit to user
sepenuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

3) Bentuk horizontal. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu


jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali
digunakan dalam praktek.

Gambar 1. Bentuk-bentuk bagan Organisasi

e. Unsur-unsur Organisasi
Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat
yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut
mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan
satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap
unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan
memajukan organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik
Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi menurut T.Hani
Handoko (1984) yaitu : 1) Pengurus; 2) Anggota; 3) Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART); 4) Rencana Kerja; 5) Anggaran
Belanja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

f. Organisasi-organisasi Sepakbola
Organisasi pada cabang olahraga sepak bola merupakan suatu
wadah yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya, khususnya dalam cabang olahraga
sepakbola. Di dalam organisasi sepakbola diharapkan akan terjadi hubungan
yang hirarki antara pengurus, pelatih dan pemain. Sehingga ketiga tersebut
dapat saling bekerja sama dalam menjalankan tugasnya, maka tujuan yang
ingin dicapai akan terwujud. Sepakbola di Indonesia terorganisasi dalam
suatu wadah dengan nama PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).
Kompetisi yang diselenggarakan PSSI didalam negeri terdiri dari:
1) Divisi utama, divisi satu, divisi dua, diikuti klub sepakbola dengan
berstatus amatir.
2) Divisi tiga yang diikuti oleh sepakbola dengan pemain yang berstatus
amatir.
3) Kelompok umur usia 15, 17, 19, 23 pemain yang berstatus amatir.
4) Sepakbola wanita dan futsal.
Adapun struktur organisasi PSSI meliputi:
1) Di tingkat pusat dibentuk pengurus pusat.
2) Di daerah tingkat I Propinsi dibentuk pengurus daerah.
3) Di daerah Tingkat II Kabupaten/ Kota Administratif dibentuk pengurus
cabang.
Dalam organisasi cabang olahraga sepakbola terdapat unsur-unsur :
1) Pengurus
Sebagai unsur yang terpenting dalam mengelola organisasi,
wajar apabila pengurus dituntut untuk betul-betul meresapi
keberadaannya, artinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap
jalannya organisasi. Dimana maju dan mundurnya suatu organisasi
tergantung kepada kemampuannya dalam mengelola organisasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, pengurus ditempatkan pada bagian dalam
sturktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-
masing. Setiap penguruscommit to user wewenang untuk mengatur
mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

bawahannya dalam batas tanggung jawab dan wewenang yang


dilimpahkan.
Susunan pengurus dalam organisasi hendaknya dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi itu sendiri. Dalam
Anggaran Rumah Tangga ART PSSI dijelaskan mengenai struktur dan
fungsi organisasi yang menjelaskan tentang struktur kepengurusan
sebagai berikut: a) Ketua Umum; b) Wakil Ketua Umum; c) Ketua
Harian; d)Sekjen; e) Wakil Sekjen; f) Bendahara; g) Wakil Bendahara; h)
Ketua Bidang Litbang; i) Ketua Bidang Pengawasan; j) Ketua
Pembinaan/pimpro; k) Ketua Bidang Usaha/Dana; Ketua Bidang
Perlengkapan; l) Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan; m) Ketua Bidang
Luar Negeri.
2) Anggota
Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi adalah anggota dalam organisasi adalah pemain. Dengan
demikian diantara pengurus dengan anggota merupakan unsur penting
dalam organisasi yang harus dapat menciptakan dan mewujudkan suatu
kerjasama yang baik, agar aktifitas yang dijalankan dapat berjalan
dengan lancar.
Dalam penerimaan anggota masing-masing organisasi
mempunyai prosedur dan persyaratan penerimaan sendiri-sendiri.
Demikian juga untuk menjadi anggota dalam organisasi cabang olahraga
sepakbola, dibutuhkan pemain-pemain yang memenuhi syarat dari
cabang olahraga yang bersangkutan.
3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Semakin banyak anggota dalam organisasi, semakin banyak
pula permasalahan yang timbul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
suatu organisasi mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh
anggotanya. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan
landasan pokok untuk memudahkan pelaksanakan kegiatan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

organisasi dan merupakan petunjuk arah kemana suatu organisasi akan


dibawa.
Dalam organisasi olahraga perlu aturan-aturan yang harus ditaati
oleh semua anggota agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, maka
timbul Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, agar tidak terjadi
penyelewengan-penyelewengan
4) Rencana Kerja
Kegagalan berorganisasi dapat pula terjadi pada organisasi
cabang olahraga sepakbola, dimana dapat timbul karena tidak jelasnya
rencana kerja yang digunakan dalam organisasi tersebut.
Hendaknya rencana anggaran kerja yang dibuat disesuaikan
dengan tujuan yang akan dicapai dan disusun secara periodik serta jelas,
sehingga setiap pengurus dan anggota organisasi tidak mengalami
kesulitan dalam memahami dan melakukan yang akan dilaksanakan.
5) Anggaran Belanja
Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai
rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi olahraga sepakbola,
menyusun Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan yang
sedang terjadi di dalam organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat
hendaknya bersifat realistis, luwes, kontinyu dan harus mampu mengatasi
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tetapi dapat berubah sesuai
dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak
sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan karena kalau salah
dalam perhitungannya dapat fatal akibatnya.

g. Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa
manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit
karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,
sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak
yang berkepentingan dalamcommit to user
organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

pekerja dengan orang-orang untuk menentukkan, menginterprestasikan dan


mecapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaanya fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling). Definisi manajemen memang merupakan masalah yang sulit
sehingga definisinya sangat universal. Demikian juga klub sepak bola
PERSIS Solo dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan rencana yang telah
disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus melakukannya
berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang
dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998:4):
1) DR.Sp. Siagian, MPA : Manajemen adalah kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai
tujuan melalui kegiatan orang lain.
2) Drs. The Liang Gie : Manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau
proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia
sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.
3) GR Terry : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain.
Batasan-batasan manajemen di atas satu dengan yang lain tidak
sama, akan tetapi mempunyai unsur-unsur atau karakteristik yang sama,
yaitu :
1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
2) Tujuan itu ditetapkan melalui orang lain.
3) Diperlukannya bimbingan dan pengawasan.
Dr.Hadawi Nawawi dalam buku Manajemen Olahraga Karya
Subagio Hartoko, Dalimin dan Sumarno (1998) manajemen dibedakan
menjadi dua yaitu adanya manajemen administrasi dan manajemen
operasional.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Manajemen administrasi meliputi bagian-bagian:


1) Planning atau perencanaan,
2) Organization atau pengorganisasian,
3) Direction atau pengarahan,
4) Controlling atau pengawasan,
5) Communication atau komunikasi.
Manajemen operasional meliputi bagian-bagian:
1) Tata usaha.
2) Perbekalan.
3) Kepegawaian.
4) Keuangan.
5) Hubungan masyarakat.

h. Administrasi
Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok
orang untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan
orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif
dan efisien.
Dalam organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka
perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik,
karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan administrasi
yang dikutip dari Soemarno, Dalimin dan Subagio Haartoko (1998), adalah
sebagai berikut :
1) John M. Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga
kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.
2) Sondang P. Siagian : Administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur
administrasi antara lain:
1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih
2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan
intergral.
3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
5) Pendayagunaan sumber personil dan material.

i. Kepemimpinan
Beberapa pengertian kepemimpinan para ahli dalam buku
Soemarno, Dalimin, Subagio Hartoko (1998):
1) Peterseon dan Flowman.
Kepemimpinan adalah proses kejiwaan untuk memberi bimbingan
kepada pengikut-pengikutnya.
2) Prof. Selo Soemarjan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain, sehingga dengan kemampuan sendiri
membuat seperti apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Organisasi merupakan perkumpulan beberapa orang yang
mempunyai tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang
dinamakan pemimpin. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai
tanggung jawab kepada pengurus lainnya. Sehingga kepemimpinan yang
solid adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena
nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikuti dengan senang hati
penuh kepercayaan karena kepribadiannya merupakan jaminan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

3. Metode Pembinaan
Dalam setiap cabang olahraga sangat perlu diadakan pengarahan
dalam lapangan atau sering disebut dengan pembinaan atlet. Peran ilmu
pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang olahraga telah terbukti
memberikan kontribusi yang cukup besar. Oleh karena itu sistem pembinaan
olahraga harus dilakukan melalui pendekatan ilmiah dan upaya untuk
memajukan atau menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik.
Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu
berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya menuju
ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik,
apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan mantap,
yang diorganisasikan untuk pembinaan olahraga secara terpadu dan
kesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996).
Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga menurut
Soeharsono yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996):
1) Aspek Olahraga
Menyangkut permasalahan: a) Pembinaan Fisik; b) Pembinaan Teknik; c)
Pembinaan Taktik; d) Kematangan Bertanding; e) Pelatih; f)Program
Latihan dan Evaluasi.
2) Aspek Medis
Menyangkut permasalahan; a) Fungsi organ tubuh meliputi : jantung,
paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya; b) Gizi; c) Cidera; d)
Pemeriksaan Medis.
3) Aspek Psikologi
Menyangkut permasalahan : a) Ketahanan Mental; b) Kepercayaan Diri; c)
Penguasaan Diri; d) Disiplin dan Semangat juang; Ketenangan,
Ketekunan, dan Kecermatan; e) Motivasi.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka untuk penanganan
pembinaan olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan
bidangnya, yaitu : pakar dibidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi
keolahragaan dan pakar-pakarcommit to user
dibidang ilmu lainnya yang sesuai untuk
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

pembinaan keolahragaan. Karakteristik utama untuk pembinaan olahraga


prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi
menuju ketaraf internasional. Perencanaan dapat dikembangkan dengan baik,
apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam satu sistem pembinaan yang mantap,
yang diorganisasi untuk penyelenggaraan pembinaan olahraga secara terpadu
dan berkesinambungan.
a. Pembinaan Atlet
Pembibitan atlet merupakan upaya untuk menemukan individu-
individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi
dikemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai
kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang cocok untuk
olahraga tertentu, memiliki potensi fisik yang handal, memiliki kemampuan
teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam berbagai
kompetisi.
Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan
kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai bila atlet tersebut tidak
mempunyai kemampuan untuk mencapainya. Mesikupn faktor-faktor yang
lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang
sangat penting, tetapi sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri
menurut soeharsono dalam buku Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (
1996:92). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai berikut:
Dari atlet sekitar : 60-70%
Faktor penunjang lain : 30-40%
Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun dan
berkelanjutan, diharapkan akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses
pembinaan memerlukan waktu yang cukup lama, yakni dari masa kanak-
kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang
tinggi. Menurut Harre sebagaimana dikutip hadisasmita dan syariffudin
(1996:70) Pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar
mengarah kepada pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

dan kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang


ditekuninya.
b. Pelatih
Pelatih adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau
menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai keberhasilan
tertentu. Seorang pelatih harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-
benar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet
dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif atau
negatif, bermanfaat dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas
dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan
atlet asuhannya.
Menurut ogilvie dan tutko (1966) dalam buku Harsono (1988-56)
mengemukakan : “ahli-ahli psikologi olahraga yang merupakan pula
penulis-penulis terkemuka mengenai masalah sosok kepribadian pelatih dan
atlet, telah melakukan studi terhadap 64 orang pelatih yang mewakili empat
cab olahraga yang paling digemari di Amerika, yaitu basketball, atletik,
football, dan baseball. Menurut mereka, pelatih-pelatih yang ideal dan yang
sukses adalah pelatih-pelatih yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai ambisi tinggi untuk sukses dan ingin selalu berada di
puncak.
2) Sangat tertib dan terorganisasi dengan baik, mementingkan
perencanaan ke depan (plan ahead).
3) Individu yang sangat hangat, terbuka, dan senang bergaul dengan orang
lain.
4) Mampu mengendalikan emosi kalau berada dalam stress.
5) Dapat dipercaya, dan orang bisa menggatungkan diri kepadanya
6) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang terpuji.
7) Condong untuk pertama-tama menyalahkan dirinya sendiri dan bukan
orang lain kalau terjadi hal-hal yang tidak baik, atau kalau menemui
kegagalan.
commit toyang
8) Memiliki daya tahan psikologis usertinggi.
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

9) Mempunyai maturitas emosional yang mengagumkan.


Ogilvie dan Tutko menambahkan bahwa pelatih yang sukses
biasanya menguasai ilmu dan seni berkomunikasi dengan atlet dan dengan
asisten-asisten pelatihya.
Adapun syarat seorang pelatih menurut Soedjarwo (1993) adalah:
1) Harus mempunyai latar pendidikan yang sesuai dengan tugasnya
sebagai pelatih olahraga.
2) Mempunyai keterampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara
teori maupun praktek.
3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani,
kemampuan gerak, dan proporsi bentuk tubuh yang sesuai dengan
cabang olahraga yang dibinanya.
4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan
ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminati.
5) Dapat berkerja sama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para
ahli di bidang lain yang menunjang peningkatan prestasi.
6) Mempunyai sikap kepemimpinan yang berwatak dan kepribadian.
Seorang pelatih sangat diharapkan dapat berperan dalam berbagai
disiplin, seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpin,
guru, ahli strategi, bahkan seorang pelatih diharapkan dapat berperan
sebagai ayah atau teman akrab sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati
atau pelindung bagi atletnya. Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar
akan kenyataan bahwa dapat mempengaruhi dan membentuk watak serta
kepribadian atlet dalam hal tertentu. Maka seorang pelatih perlu membekali
dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam
melatih tidak akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya
dalam mencapai tujuan. Adapun tugas-tugas pokok yang harus dilakukan
seorang pelatih menurut soedjarwo ( 1995 : 9) adalah :
1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.
2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka panjang,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi


pertandingan.
4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau
pertandingan.
5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun
praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.

4. Metode Latihan
a. Latihan
Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini
umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian
tentang latihan yang sebenarnya.
Menurut Soeharsono yang dikutip dalam Hadisasmita dan
Syarifuddin (1996) yang mengemukakan pengertian latihan berdasarkan
ciri-ciri pelatih yang baik, maka latihan dapat diartikan sebagai “proses yang
sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian
hari kian menambah jumlah bebab latihan serta intensitas latihannya”(hlm.
1260.
Unsur-unsur latihan menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996:
126) ada beberapa pengertian latihan antara lain:
1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem
tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan teratur, dari yang
sederhana ke yang lebih rumit.
2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering
mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar
dilakukan menjadi semakin mudah, dan otomatis pelaksanaannya
sehingga menghemat energi.
3) Kian hari ditambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera
setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah. Jika beban tidak
pernah bertambah prestasi pun tidak akan meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Tujuan pokok dari latihan menurut sudjarwo (1995 : 23a) ialah


prestasi maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani. Latihan
akan dapat tercapai bila prinsip-prinsip latihan dapat dipahami.

b. Metode Latihan
Didalam olahraga diketemukan berbagai ragam definisi tentang
mengajar atau melatih. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) yang
diartikan dengan metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu,
sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan, sehubungan dengan
pengetahuan dan kemampuannya yang cukup.
Pemilihan suatu metode, terutama tergantung pada:
1) Tujuan umum latihan
2) Tugas-tugas tertentu
3) Kekhususan suatu cabang olahraga
4) Kedewasaan fisik dan mental atlit dan tingkat kemampuannya.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dapatlah ditentukan
prinsip-prinsip metode latihan. Seorang pelatih yang baik, tidak boleh
membatasi diri pada satu metode saja, tetapi harus menggunakan
bermacam-macam metode yang dicocokkan dengan berbagai unsur.
Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) macam-macam
metode latihan adalah sebagai berikut:
1) Metode yang terus menerus ( Continual Methode)
Sifat-sifat metode ini adalah:
a) Latihan dengan intensitas sedang dan konstan
b) Latihan yang relatif lama
2) Metode Ulangan ( Repetitive Methode )
Metode ini terdiri dari mengulang latihan-latihan tertentu yang dilakukan
dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut:
a) Latihan dengan intensitas yang konstan
b) Waktu istirahat yang optimal
commit to user
c) Bentuk ulangan yang bermacam-macam
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

3) Metode Tidak Tetap ( Variable Methode )


Sifat-sifat metode ini terutama adalah :
a) Intensitas latihan yang bermacam-macam
b) Waktu melakukan latihan yang berbeda-beda
c) Intensitas latihan yang diturunkan, menghasilkan kondisi-kondisi
untuk pemulihan kembali sebagian (partial recovery)
4) Metode Interval ( Interval Methode )
Sifat-sifatnya adalah :
a) Penetapan yang jelas tentang beban latihan
b) Waktu istirahat yang bermacam-macam, tetapi ditetapkan secara tepat
c) Penentuan yang jelas tentang intensitas latihan
d) Jumlah ulangan ditetapkan dengan tepat.
5) Metode kompetisi ( Competition Methode )
Latihan melalui kompetisi-kompetisi merupakan salah satu kegiatan yang
lebih efektif, dan para atlit senang melakukannya. Dalam melaksanakan
metode kompetisi, perlu diperhatikan beberapa syarat yang sama dengan
metode-metode lainnya. Pemilihan lawan menjadi dasar kegiatan, makin
kuat lawan makin tinggi beban dan intensitas latihannya.

c. Pengertian Program Latihan


Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus
menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan.
Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan
atletnya akan meningkatkan kualitasatlet secara maksimal. Suatu hal yang
harus dipertahankan dalam menyusun program latihan, adalah menentukan
terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu
penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.
Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan
hingga mencapai tingkat prestasi tinggi atau maksimal, diperlukan waktu
commit to
yang cukup lama serta penyusunan user latihan yang seksama. Teratur,
program
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

sistematis, bertahapkan serta terus-menerus sepanjang tahun tanpa selingan


berhenti sedikitpun. Latihan yang dilakukan hanya isidentil, atau hanya
selama enam bulan saja, bahkan kurang setiap tahunnya, tidak akan ada
artinya sama sekali. Bahkan mungkin dapat merusak perkembangan atlet
dikemudian harinya.
Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Hadisasmita dan
Syarifuddin (1996:141), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu
diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Kemampuan atlet, baik fisik maupun mental
b. Waktu pelaksanakan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau
kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibility dan lain-lain untuk
dikembangkan dengan sebaik-baiknya
c. Cabang olahraga yang akan disiapkan
d. Standar tingkat nasional atau internasional
e. Keadaan setempat : tradisi, iklim, dan lain-lain
f. Faktor latihan : prestasi, volume, intensitas
g. Jadwal perlombaan dan uji coba
h. Periodesasi latihan.

Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi-


tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut
dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan
program tahunan ( Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996 : 141).
Menurut Sudjarwo (1995 : 81 ) penyusunan program latihan dapat
dibagi menjadi:
1) Program Jangka Panjang
Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk
sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olympiade.
2) Program Jangka Menengah
Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk
jangka waktu satu tahun.
3) Program Jangka Pendek
Program jangka pandek merupakan penyusunan program latihan kurang
dari satu tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

d. Prinsip-prinsip latihan
Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan itulah
sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang
sesuai dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan
prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat
meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak
mungkin dapat berhasil dalam latihannya.
Sudjarwo (1995) menyarankan agar seluruh program latihan
sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1) Prinsip Individu
Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi
individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus
mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau
lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya,
psychologis atau mentalnya.
2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle )
Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara
teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus
justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau
tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan itupun tergantung dari
atletnya.
3) Prinsip Interval
Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan
istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu
rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress )
Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan
tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai
menimbulkan kelalahancommit
secarato sungguh-sungguh.
user Beban berat ini
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan mental


yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.
5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition )
Kalori yang masuk harus sesuai dengan kalori yang dikeluarkan untuk
latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15 % putih telur,
50-60 hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya.
6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakan
sepanjang tahun tanpa berseling.
Sedangkan menurut Bompa yang dikutip Hadisasmita dan
syarifuddin (1996 : 130-140 ) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya
menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Prinsip Beban-lebih (Overload)
Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada
pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan
oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat
atau berlatih dengan beban diatas ambang rangsang. Namun beban
tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.
2) Prinsip Perkembangan Multilateral
Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan
belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan
demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk
menunjang keterampilan psesialisasinya kelak.
3) Prinsip Intensitas Latihan
Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin
apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif,
dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah
pengulangan gerakan ( repetition ) serta kadar intensitas dari repetisi
tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk
menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc
Ardle (1993) sebagai berikut :
a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus
DNM = 220 – Umur.
b) Menentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80% - 90 % dari DNM
c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone, untuk atlet
sebaiknya 45-120 menit
4) Prinsip Kualitas Latihan
Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan
memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet,
koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif sering diberikan, pengawasan
dilakukan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan
segera diberikan, prinsip-prinsip Overload diterapkan, baik dalam aspek
fisik maupun mental.
5) Prinsip Berpikir Positif
Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam berlatih. Pelatih
harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakan kepada dirinya
sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet
untuk selalu berpikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar
yang negatif menjadi positif.
6) Variasi Dalam Latihan
Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran,
tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus
menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah
bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya
menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan
usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya
dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam
latihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

7) Prinsip Individualisasi
Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap
individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu
beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban
latihan diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu pesoalan pribadi bagi
setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus
direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat
menghasilkan prestasi yang baik.
8) Penetapan Sasaran ( Goal Setting )
Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-sungguh,
atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau
sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan
sasaran latihan untuk atlet sangat penting.
9) Prinsip Perbaikan Kesalahan
Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu
memperbaiki kesalahan tersebut, pelatih harus menekankan pada
penyebab terjadinya kesalahan.

5. Sarana dan Prasarana


a. Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana yang mendukung sangat diperlukan
untuk memperlancar dalam melakukan kegiatan. Karena setiap cabang
olahraga memang memerlukan dan harus mempunyai sarana dan prasarana
sendiri-sendiri. Demikian dalam cabang olahraga sepakbola sarana dan
prasarana sangat dibutuhkan. Dalam berolahraga tidak cukup hanya
mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga perlu didukung
prasarana dan sarana yang memungkinkan olahraga tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik. Terutama untuk mencapai prestasi maksimal,
maka dipengaruhi oleh adanya hal tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) definisi prasarana,
sarana dan alat adalah sebagai berikut
commit to :user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya


suatu proses atau usaha.
2) Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
3) Alat-alat olahraga atau supllies biasanya dipakai dalam waktu relatif
pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul
bola dan lain-lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau
prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat,
baik yang berada diluar maupun didalam yang digunakan untuk aktivitas
olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau
bertanding dimana dalam latihan atau pertandingan benda atau alat tesebut
tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedang alat olahraga adalah suatu benda
yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindah dan
digunakan dalam waktu relatif singkat.

b. Sarana dan prasarana sepakbola


Dalam meningkatkan kualitas klub sepakbola PERSIS Solo harus
mempunyai sarana dan prasarana yang baik dan bisa digunakan secara
maksimal. Sarana dan prasarana yang diperlukan klub sepakbola antara lain
: lapangan sepakbola, tempat latihan, mess atlet, kesekretariatan, poliklinik,
transportasi dan prasarana lain yang mendukung kelancaran organisasi
sepakbola.
1) Lapangan Sepakbola
Ukuran lapangan standarnya minimal untuk pertandingan sepakbola
normal adalah 100m x 64m (110 yard x 70 yard) atau juga ada ukuran
yang lebih besar lagi yaitu 110m x 75m (120 yard x 80 yard). Dalam
lapangan sepakbola sendiri ada batas-batas garis samping, garis gawang,
garis tengah dan garis bendera sudut dengan jari-jari kira-kira 1 meter,
dan tengah lapangan sepakbola ada yang dibatasi oleh garis yang ditarik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

tegak lurus pada garis gawang yang jaraknya dari tiang gawang 5,5
meter.

Gambar .2 Lapangan Sepakbola


( Agus Salim, 2008:36 )
2) Gawang
Ukuran gawang dari tanah sampai sisi bawah palang gawang 2,44 meter.
Lebar gawang diukur dari sisi dalam kedua tiang gawang 7,23 meter.
Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam yang tebalnya
maksimal 12 cm dicat putih. Tiang gawang dan palangnya dapat
berbentuk bulat, setengah bulat atau empat persegi.
3) Bola
Bola dalam olahraga sepakbola berbentuk bulat, bagian luar terbuat dari
kulit atau bahan-bahan lain yang diperkenankan, tidak boleh dipakai
bahan-bahan yang dapat membahayakan pemain. Adapun ukuran
lingkaran ialah 68-71 cm dan beratnya 396-453 gr.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

4) Mess Atlet
Mess atlet merupakan rumah/kamar yang disediakan untuk para pelatih,
pemain untuk beristirahat atau melakukan kegiatan diluar jadwal latihan
atau pertandingan, dengan adanya mess para pelatih, pemain dapat
beristirahat. Mess juga memudahkan untuk melakukan koordinasi satu
sama lainnya.
5) Kesekertaritan
Sekertariat merupakan tempat yang sangat penting bagi organisasi karena
tempat itu yang digunakan untuk melakukan rapat-rapat, menyimpan
dokumen-dokumen atau membahas rencana kegiatan, latihan dan
sebagainya.
6) Kelengkapan Pemain
Perlengkapan pemain sepakbola terdiri dari sepatu, baju, celana pendek,
dan kaos kaki panjang, para pemain yang mempunyai cidera untuk
menghindari benturan dianjurkan memakai pelindung lutut, pelindung
tulang kering, penjaga gawang harus memakai pakaian yang berada dari
pemainnya dan wasit.

6. Sumber Dana
Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan
pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada
kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Permasalahan
keolahragaan nasional semakin komplek dan berkaitan erat dengan ekonomi
dan tuntutan perubahan global, sehingga sudah saatnya Indonesia
memperhatikan semua aspek yang terkait antara lain kemampuan anggaran
untuk mendukung penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai
prestasi yang mampu bersaing pada masa kini dan masa yang akan datang atas
dasar inilah perlu diatur dalam peraturan pemerintah tentang pendanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

keolahragaan sebagai landasan yuridis bagi penyelenggaraan keolahragaan


diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di dalam peraturan pemerintah ini diatur prinsip-prinsip pendanaan
seperti prinsip kecukupan dan prinsip berkelanjutan sumber dan alokasi
pendanaan, lingkup kegiatan pendanaan, serta pertanggung jawaban pendanaan
penyelenggaran keolahragaan. Keterbatasan sumber pendanaan atau anggaran
merupakan permasalahan khusus dalam penyelenggaran keolahragaan. Hal ini
makin dirasakan dengan perkembangan olahraga modern yang menuntut
pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan yang perlu
didukung oleh anggaran yang memadai. Untuk itu perlu pengaturan tentang
pengelolaan dan pertanggung jawaban pendanaan keolahragaan didalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah. Selain itu, sumber daya dan dana dari masyarakat dan dunia
usaha perlu dioptimalkan, antara lain melalui peran serta masyarakat dalam
pendanaan dana, pengadaan atau pemeliharaan prasarana dan sarana, dan
dalam industri olahraga. Guna mendukung pendanaan keolahragaan.
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007
tentang Pendanaan Keolahragaan memutuskan / menetapkan bahwa dalam
Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
a. Pendanaan Keolahragaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang
diperlukan untuk penyelenggaraan keolahragaan.
b. Pemerintah adalah pemerintah pusat.
c. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
Menurut UU no.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional
mengatakan pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah daerah wajib
mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber
pendanaan keolahragaan ditentukan dengan prinsip kecukupan dan
commit rencana
berkelanjutan, sesuai dengan prioritas to user pembangunan keolahragaan.
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Sumber Pendanaan dari Pemerintah berasal dari:


a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Sumber pendanaan keolahragaan dari masyarakat dapat diperoleh
dari:
a. Kegiatan sponsorship keolahragaan
b. Penggalangan dana
c. Kompensasi alih status dan transfer olahragawan
d. Uang pembinaan dari olahragawan profesional
e. Kerja sama yang saling menguntungkan
f. Sumbangan lain yang tidak mengikat dan
g. Sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Menurut UU no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional
mengatakan , pendanaan keolahragaan dapat juga bersumber dari industri
olahraga yang meliputi antara lain dari :
a. Tiket penyelenggaran pertandingan/kompetisi
b. Penyewaan prasarana olahraga
c. Jual beli produk sarana olahraga
d. Sport labelling
e. Iklan
f. Promosi, eksibisi, dan festival olahraga
g. Keagenan dan
h. Layanan informasi dan konsultasi keolahragaan.
Dana yang diperoleh dari sumber pendanaan hanya dapat dialokasikan
untuk penyelenggaraan keolahragaan yang meliputi:
a. Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi
b. Pembinaan dan pengembangan olahraga
c. Pengelolaan keolahragaan
d. Pekan dan kejuaraan olahraga
commit
e. Pembinaan dan pengembangan to user
pelaku olahraga
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

f. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana olahraga


g. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
h. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan keolahragaan
i. Pengembangan kerja sama dan informasi keolahragaan
j. Pembinaan dan pengembangan industri olahraga
k. Standardisasi, akreditasi dan sertifikasi
l. Pencegahan dan pengawasan doping
m. Pemberian penghargaan
n. Pelaksanaan pengawasan dan
o. Pengembangan, pengawasan, serta pengelolaan olahraga profesional.
Peraturan pemerintah ini mengamanatkan bahwa pemerintah dapat
membentuk badan usaha milik negara yang berkaitan dengan kegiatan
keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kemauan politik dalam peraturan pemerintah mengenai hal tersebut merupakan
dorongan bagi usaha kemandirian dalam pendanaan keolahragaan sehingga
dapat mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bahkan, penyelenggaraan
keolahragaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah dapat
meningkatkan pendapatan negara atau pendapatan asli daerah. Dengan
demikian diharapkan upaya meningkatkan prestasi olahraga dapat mengangkat
harkat dan martabat bangsa pada tingkat nasional dan internasional sesuai
dengan tujuan dan sasaran pembangunan nasional yang berkelanjutan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Berpikir

Sepak bola

Sepak bola Sepak bola


Indonesia Surakarta

PERSIS Solo

 Sejarah
 Organisasi
 Pelatih & prog. Latihan
 Atlet
 Saranan & prasarana
 Sumber dana
 prestasi

Perkembangan Klub Sepak Bola PERSIS SOLO

Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir

Keterangan:
Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari
oleh semua lapisan masyarakat. Munculnya klub-klub sepakbola diberbagai
daerah termasuk klub sepakbola PERSIS Solo memberi sumbangan tersendiri
bagi perkembangan olahraga khususnya untuk sepakbola dikota Surakarta dan di
Indonesia. Namun perkembangan olahraga ini mengalami banyak kendala dan
Indonesia tidak mampu menoreh prestasi yang gemilang dikancah sepakbola
internasional, hanya mampu mengukir prestasi ditingkat Asia Tenggara saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Perkembangan suatu olahraga atau klub olahraga dibutuhkan pembinaan


dan pelatihan yang baik dan teratur. Dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan
olahraga perlu dukungan dari beberapa unsur. Karena suatu klub olahraga akan
dapat berprestasi jika unsur-unsur pendukung dapat berjalan dengan baik. Unsur-
unsur pendukung dalam kegiatan olahraga di antara organisasi, metode pembinaan
program latihan, sarana dan prasarana, serta pemain dan pelatih.
Kaitannya dengan penelitian ini akan mengetahui perkembangan prestasi
klub sepakbola PERSIS Solo. Dalam hal ini perkembangan klub sepakbola
PERSIS Solo dapat diketahui melalui keadaan organisasi, metode pembinaan,
program latihan, sarana dan prasarana serta pemain dan pelatih. Unsur-unsur
tersebut tidak dapat terlepas dari kegiatan suatu olahraga. Kegiatan olahraga dapat
berjalan baik jika unsur-unsur tersebut berfungsi dengan baik dan dapat saling
menjalin kerjasama antara satu dengan lainnya. Jika keadaan unsur-unsur
pendukung kegiatan olahraga baik maka suatu klub sepakbola dapat berkembang
dengan baik, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai. Namun sebaliknya, jika
unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga dalam kondisi yang tidak baik, maka
suatu klub tidak dapat berkembang dan tujuan yang hendak dicapai oleh
organisasi akan sia-sia. Sehingga visi dan misi organisasi tidak dapat tercapai.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian yang mengambil lokasi di Sekretariat PERSIS, Mess
PERSIS dan Stadion Manahan Surakarta, yaitu dengan pertimbangan bahwa
tempat-tempat tersebut diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap
dan dapat melakukan penelitian yang dibutuhkan guna menyusun penelitian
ini. Pertimbangan yang lain adalah PERSIS bersedia untuk dijadikan sebagai
tempat penelitian serta bersedia memberikan data maupun informasi secara
lengkap yang dibutuhkan guna menyusun penelitian ini.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk
keperluan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sejak disetujuinya judul
skripsi ini yaitu bulan Februari 2012 dan berakhir sampai Juli 2012.

Tabel 1. Waktu Penelitian


No Jenis Kegiatan Bulan
2012
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Pengajuan judul

2. Penyusunan Proposal

3. Permohonan izin

4. Persiapan penelitian

5. Pengumpulan data

6. Analisis data

7. Penyusunan laporan
commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian


1. Bentuk Penelitian
Bentuk pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan
bersiat deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah karena dalam penelitian
ini mengambil masalah keadaan klub sepak bola PERSIS, yang disajikan
secara deskriptif, bukan merupakan pernyataan jumlah dan tidak dalam bentuk
angka-angka. Hal ini didasari dengan pernyataan “Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang
memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi” (H.B. Sutopo, 2002:
35). Sedangkan menurut Nawawi dan Martini (1994) penelitian kaulitatif
adalah “penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya
dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural
setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau
bilangan”(hlm.174). Di dalam penelitian kualitatif, peneliti menekankan
catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya untuk mendukung penyajian
data. Jadi dalam mencari pemahaman, peneliti berusaha menganalisis data
berupa kata-kata dan gambar yang memiliki nilai lebih daripada angka.
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diteliti, dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang muncul sebagaimana adanya.
Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (Fact
finding) keadaan sebenarnya tanpa dibuat-buat (Nawawi dan Martini, 1994).
Sebagaimana dikatakan oleh Koentjaraningrat (1983):
Penelitian yang bersifat deskriptif, memberi gambaran yang secermat
mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, ada
kalanya tidak. Sering kali juga arah penelitiannya dibantu oleh
adanya hasil penelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, sehingga akhirnya dapat membentu
dalam pembentukan teori baru atau memperkuat teori lama (hlm.30).

Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian dengan mengambil


masalah-masalah dengan memusatkan makna dan kualitas data yang ada pada
masa sekarang dengan menggambarkan
commit to user obyek yang menjadi pokok
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi,


menganalisa, dan menginterpretasikan.

2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan salah satu unsur metodologi penelitian yang
menetapkan cara yang tepat dalam mengumpulkan data dan mengkaji suatu
masalah sehingga menghasilkan pemecahan yang juga tepat. Sebagaimana
dikatakan “Strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data” (H.B Sutopo, 2002: 123).
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus tunggal terpancang. Studi kasus tunggal terpancang adalah studi kasus
yang menyajikan suatu kasus yang unik atau ekstrem dan mencakup lebih dari
satu unit analisis. H. B. Sutopo (2002) menyatakan bahwa dalam
perkembangan penelitian kualitatif juga menyajikan bentuk yang tidak
sepenuhnya holistik, tetapi dengan kegiatan pengumpulan data terarah,
bertujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih dahulu sering disebut
dalam proposalnya. Penelitian tersebut lebih sering disebut sebagai riset
terpancang (embedded gualitation research), yang lebih populer dengan
penelitian studi kasus.
Definisi studi kasus juga didefinisikan oleh Yin (2006) yaitu “Studi
kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam
konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks
tak tampak dengan tegas dan di mana multi sumber bukti
dimanfaatkan”(hlm.18).
Dalam penelitian ini dikatakan dengan studi kasus terpancang tunggal,
dimana studi kasus memusatkan diri secara intensif terhadap satu obyek
tertentu mengenai pribadi, kelompok sosial, kelompok masyarakat atau
lembaga sosial. Dikatakan terpancang karena dalam penelitian ini sasaran dan
tujuan serta masalah yang disebut ditetapkan sebelum terjun ke lapangan
dengan hanya meneliti tentang Klub sepak bola PERSIS Solo. Tunggal, karena
obyek penelitian hanya terfokuscommit to user
pada Klub sepak bola PERSIS Solo.
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

C. Sumber Data
Dalam suatu penelitian data harus dikumpulkan dari jenis sumber data
yang relevan, di mana bersifat tidak kaku, bukan di dalam wilayah yang
terkontrol, dan menggunakan ketepatan kepustakaan atau keterbatasan kuesioner.
Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan
tingkah laku, dokumen dan arsip atau benda lain (Sutopo, 2002). Sedangkan
menurut Lofland, “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata
dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen” (Moleong,
2001). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Informan
Informan merupakan individu yang dapat memberikan data untuk
keperluan penelitian. Peneliti dan informan di sini memiliki posisi yang sama,
dan informan bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta
peneliti, tetapi informan bisa lebih memiliki arah dan selera dalam menyajikan
informasi yang dimiliki. Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia di
dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada
sebagai responden (Sutopo, 2002). Sebagaimana dikatakan oleh ahli,
“Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.” (Lexy J. Moleong,
2001:45). Informan merupakan sumber data yang bersifat lisan, kemudian
ditransfer secara tertulis dalam bentuk catatan. Informan yang dipilih dalam
penelitian ini mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Orang yang bersangkutan
memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti; b)
Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani; c) Orang yang
bersangkutan terlibat langsung dengan kegiatan yang berhubungan dengan
penelitian. Dalam penelitian ini juga menggunakan informan kunci. Informan
yang dipilih dalam penelitian terdiri dari pengurus dan manajemen PERSIS
Solo, pelatih dan beberapa atlet PERSIS Solo.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

2. Tempat dan peristiwa


Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi
karena dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan situasi
sosial yang selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan
peristiwa dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan oleh
informan.
Tempat yang menjadi observasi penelitian adalah sekretariat PERSIS
Solo, balai PERSIS, mess atlet dan pelatih. Dari tempat ini akan didapatkan
berbagai fenomena dan data yang sangat diperlukan dalam penelitian, sehingga
data memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan dan dapat
digunakan sebagai bukti nyata. Sedangkan peristiwa yang dijadikan sebagai
sumber data adalah pelaksanaan latihan, observasi keadaan sarana dan
prasarana, pertandingan.

3. Dokumen dan Arsip


Dokumen dan arsip merupakan sumber data di luar manusia, yang
mempunyai kegunaan sama besar dengan sumber data lainnya. “Keduanya
dapat dinyatakan sebagai rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu
peristiwa tertentu, dan dapat dimanfaatkan secara baik sebagai sumber data
dalam penelitian.” (HB.Sutopo, 2002:54). Melalui dokumen dan arsip, peneliti
mencatat, menggali dan menangkap makna yang tersirat. Dokumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku atau literature dan dari
surat kabar, sedangkan arsip yang digunakan berupa Surat Keputusan yang
dimiliki PERSIS Solo, daftar pemain, susunan pengurus dan manajemen,
program latihan, dll. Foto kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan
sumber internet juga digunakan sebagai sumber data untuk melengkapi data
yang sudah ada.
D. Teknik Sampling
Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang lengkap
digunakan teknik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pembatasan
jumlah dan jenis dari sumber commit to user
data yang akan digunakan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Pemikiran mengenai cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam
pelaksanaan penelitiannya, mengingat selalu adanya beragam keterbatasan yang
dihadapi peneliti. Dalam hal menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan
siapa dan berapa jumlah narasumber yang diperlukan, apa dan di mana aktivitas
serta dokumen apa saja yang akan dikaji sebagai sumber informasi utama.
Keputusan ini didasarkan teknik sampling yang dipandang sesuai dengan kondisi
pada saat penelitian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang ahli, bahwa :
“Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan
atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi“ (HB. Sutopo, 2002:
55).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Nawawi, 1995). Cuplikan
diambil untuk mewakili informasi, dengan kelengkapan dan kedalaman yang tidak
bergantung seberapa besar jumlah informan. Karena dengan jumlah informan
sedikit terkadang sudah bisa memberikan informasi yang lebih lengkap dan dalam
bila dibandingkan jumlah informan banyak dengan pendapat yang berbeda-beda.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive
sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang
dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki
kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun demikian, informan yang
dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan
informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data (Sutopo, 2002). Teknik purposive sampling juga
digunakan atas dasar teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman data
dalam menhadapi realitas jamak dan tidak dimaksudkan untuk membuat
generalisasi tetapi untuk kedalaman penelitian dalam konteks tertentu. Oleh
karena itu, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam klub sepak bola PERSIS Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu


teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnnya sedikit,
lama kelamaan menjadi banyak, sebagai informan awal dipilih secara purposive,
obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key informan).
Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjukan orang
lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini diminta pula
untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi begitu
seterusnya. Maksudnya adalah peneliti mencari informan sehingga mendapatkan
data yang diperlukan, dan dari informan inilah peneliti akan mendapatkan
penambahan informan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi
sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu interaksi dan komunikasi. Interaksi yaitu
antara peneliti dengan informan. Wawancara ini dilakukan secara mendalam
bersifat terarah dan tidak terarah. Untuk wawancara terarah dilakukan secara
sistematis dan berencana dalam bentuk pertanyaan tercatat kepada informan.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untuk
mendapatkan keterangan dan meminta pendapat dari pihak yang dijadikan
sebagai informan, serta untuk lebih memahami obyek penelitian secara cermat
dan akurat, sehingga diperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian yang
bersifat obyektif (Koentjaraningrat, 1983).
Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum
peneliti berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan,
commit persipan
maka ada beberapa soal mengenai to user untuk wawancara yang harus
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

dipecahan terlebih dahulu. Soal itu mengenai: a) seleksi individu untuk


diwawancara, b) pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara, c)
pengembangan suasana lancar dalam wawancara, serta usaha untuk
menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang
diwawancara (Koentjraningrat, 1983).
Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang
tidak harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal
itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan
dan pendalaman data yang diperoleh (Sutopo, 2002). Tahapan tersebut
meliputi:
a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai
Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki
informasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal
peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tepat, dan
menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilakukan.
b. Persiapan wawancara
Persiapan wawancara ini merupakan pekerjaan rumah peneliti yang
kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu
peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja
yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi
seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan dalam bentuk tertulis.
c. Langkah awal
Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar
memahami konteksnya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh
karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang
dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk
mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga benar-benar
terjadi suasana yang santai.
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif
Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetap lancar. Peneliti
jangan banyak memotongcommit to user dan berusaha menjadi pendengar
pembicaraan,
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar
lebih banyak dalam kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga
pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, dan mampu
mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama
tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.
e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan
Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan
produktivitasnya.
Terdapat pembagian wawancara, sebagaimana yang dinyatakan oleh
seorang ahli, yaitu: “Secara garis besar, ada dua macam teknik wawancara,
yaitu : wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur” (HB. Sutopo,
2002: 58). Kedua macam teknik wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pertama yaitu wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan. Kreativitas dari peneliti sangat
diperlukan dalam teknik ini, bahkan hasil wawancara dengan jenis teknik ini
lebih banyak tergantung dari peneliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara
tanya-jawab sambil bertatap-muka antara pewawancara dan informan, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Kedua yaitu
wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga peneliti hanya membubuhkan tanda check pada nomor yang sesuai.
Masalah ditentukan oleh peneliti, di mana pertanyaan telah disusun sedemikian
rupa dan responden diharapkan menjawab dalam bentuk informasi yang sesuai
dengan kerangka kerja peneliti. Jenis wawancara terstruktur dilakukan dam
waktu yang relatif singkat apabila dibandingkan dengan wawancara tidak
terstruktur.
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti
adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana
dan tidak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut
para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang
commit to terstruktur
dilakukan oleh peneliti. Wawancara user adalah wawancara yang
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan


diajukan. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang diseleksi,
sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang yang peneliti
jumpai secara kebetulan.

2. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat penting
dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi merupakan
hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang
terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber
data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar.
Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli, bahwa “Observasi atau pengamatan
adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui
hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya”
(Burhan Bungin, 2008: 115). Teknik observasi digunakan untuk menggali data
dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta
rekaman gambar. Observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut Spardley dalam Sutopo (2002) “Observasi dapat dibagi
menjadi observasi tak berperan dan observasi berperan yang terdiri dari
berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh”(hlm.65). Agar lebih
terperinci, maka akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi tak berperan
Dalam observasi ini, peran peneliti tidak diketahui oleh subyek yang
diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengaan jarak jauh untuk mengamati
perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan
memilih tempat khusus yang berada di lokasi tetapi di luar perhatian
kelompok yang diamati.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

b. Observasi berperan
Dalam observasi ini, peneliti mendatangi lokasi yang digunakan sebagai
obyek penelitian sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati.
1) Observasi berperan pasif
Observasi ini dalam penelitian kualitatif juga disebut dengan observasi
langsung. Observasi ini akan dilaksanakan secara formal maupun
informal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi
di tempat penelitian.
2) Observasi berperan aktif
Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam
situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya
berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan
kelengkapan data tetapi juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang
dipelajari demi kemantapan data.
3) Observasi berperan penuh
Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar
terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tidak
bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati tetapi bisa
berbuat sesuatu dan berbicara.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung atau
observasi berperan pasif dengan mendatangi lokasi yang menjadi obyek
penelitian yaitu di sekretariat PERSIS, balai PERSIS, stadion, dan mess atlet
untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi yang ada sehingga
mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi.

3. Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi
yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Dokumen sangat berguna untuk
memahami aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia tertentu, yang
commit to
faktanya tersimpan di dalam berbagai user tersebut. Dokumen digunakan
dokumen
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

peneliti sebagai salah satu sumber data karena dokumen sebagai data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan suatu
keadaan. Sebagaimana dinyatakan oleh ahli: “ pada intinya metode dokumenter
adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.” (Burhan
Bungin, 2008: 121).
Menurut Yin dalam H.B Sutopo (2002) analisis dokumen disebut
sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi
penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang
tersirat.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah menganalisis
dokumen dan arsip tentang klub sepak bola PERS Solo, dengan cara
mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tersurat
dalam setiap dokumen serta arsip yang menjadi sumber data. Informasi dari
metode ini dapat ditemui buku, dokumen pemerintah maupun swasta, dan data-
data dari arsip tertulis yang relevan dengan klub sepak bola PERSIS Solo.

F. Validitas Data
Setelah data terkumpul dan tercatat, peneliti harus menguji kebenaran
dari setiap data yang didapat, yang biasa disebut dengan validitas data. Validitas
data digunakan sebagai dasar analisis data sebagai hasil penelitian. Untuk
melakukan validitas data, peneliti harus mempunyai cara-cara yang tepat. Salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan teknik trianggulasi. Seorang ahli
menyatakan bahwa Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2000). Dari pendapat
tersebut, dapat dikatakan, untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka data tersebut haruslah dibandingkan
satu dengan lainnya, sehingga diperoleh kesamaan.
Terdapat empat macam teknik trianggulasi, yaitu : 1. Trianggulasi data
(data triangulation), 2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation), 3.
commit to triangulation),
Trianggulasi metodologis (methodological user 4. Trianggulasi teoritis
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

(theoretical triangulation) (Patton dalam HB. Sutopo, 2002). Keempat macam


teknik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Trianggulasi data, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk
mengumpulkan data yang sama
2. Trianggulasi peneliti, yakni pengumpulan data yang semacam, dilakukan oleh
beberapa peneliti
3. Trianggulasi metode, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode yang berbeda atau dengan mengumpulkan data sejenis tetapi
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda
4. Trianggulasi teori, yaitu melaksanakan penelitian tentang topik yang sama dan
datanya dianalisis dengan menggunkan beberapa perspektif teoritis yang
berbeda.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik trianggulasi, yaitu
trianggulasi data dan trianggulasi metode. Ttrianggulasi data atau sumber
merupakan penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh,
mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang
yang berebeda. Artinya, data yang sama atau sejenis, secara kelompok berasal dari
sumber sejenis atau pun berbeda jenis. Menggunakan trianggulasi data
dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai
sumber, baik dari pengurus dan manajemen, kemudian informasi dari narasumber
yang lain, sehingga data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya.
Dan trianggulasi yang kedua adalah trianggulasi metode. Trianggulasi
metodologis adalah penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau
program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar pertanyaan terstruktur
dan dokumen. Menggunakan tringgulasi metode, karena dalam penelitian ini
pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode yang berbeda-beda, yaitu
dengan menggunakan metode wawancara, observasi, maupun metode analisis
dokumen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

G. Analisis Data
Menurut Moleong (2001) analisis data adalah proses pengorganisasian
dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh
data yang didapat.
Analisis data memuat empat komponen, yaitu : “Pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data atau display, penarikan kesimpulan atau conclution
drawing.” (Miles dan Huberman, 1992). Keempat tahapan akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber antara
lain informan, dokumen, peristiwa dan buku-buku yang relevan. Teknik yang
dianggap relevan untuk penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara
mendalam dan analisis dokumen.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan
abstraksi data dari fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus
sepanjang penelitian sampai laporan akhir untuk mempertegas, mempermudah
dan membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, serta mengatur data
sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.
3. Penyajian data atau display
Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan peneliti dapat dilakukan dengan melihat penyajian data, dapat
dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan
sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman penyajian
data yang dapat meliputi berbagai matriks, gambar, skema dan tabel.
Semuanya dirancang guna merakit informasi secara teratur agar mudah dilihat
dan dimengerti dalam bentuk yang kompak.
4. Penarikan kesimpulan atau conclution drawing
Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan dari apa yang telah diteliti dari
awal hingga akhir. Penarikan commit to user
kesimpulan hanyalah merupakan sebagian dari
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

satu kegiatan dari kofigurasi yang utuh. Kesimpulan akhir ditentukan sampai
proses pengumpulan data berakhir. Dalam melakukan penarikan kesimpulan
peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir penelitian menemukan data
yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan untuk mengadakan
penyimpulan ulang.
Adapun model teknik analisanya dapat digambarkan dalam bentuk
skema sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Kesimpulan/
Penarikan

Gambar 4. Teknik Analisa Data


Keterangan :
Peneliti melakukan pengumpulan data-data yang dianggap membantu
dalam membantu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Kemudian data-data tersebut direduksi dengan melakukan proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote (catatan
lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang penelitian sampai laporan
akhir untuk mempertegas, mempermudah dan membuat fokus, membuang hal
yang tidak penting, serta mengatur data sehingga kesimpulan akhir dapat
dilakukan. Lalu setelah reduksi data peneliti menyajikan data yaitu merakit
informasi secara teratur agar mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang
commit
kompak. Setelah data tersajikan, makatopenulis
user menarik kesimpulan dari data-
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

data yang diperoleh dari awal higga akhir pencarian. Dalam melakukan
penarikan kesimpulan peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir
penelitian menemukan data yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan
untuk mengadakan penyimpulan ulang.

H. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan yang
dilanjutkan dengan pengumpulan data. Tahap persiapan akan didapat kerangka
berfikir yang akan digunakan dasar dalam penulisan proposal. Setelah itu
dilanjutkan dengan pengumpulan data-data yang dianggap relevan dengan
penelitian, kemudian dianalisis dan apabila dirasa data yang diperlukan belum
mencukupi akan dilakukan studi kasus kembali. Setelah dianalisis, data-data yang
terkumpul diverifikasi sehingga menghasilkan simpulan akhir yang dilanjutkan
dengan penyusunan laporan penelitian.
Bagan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Penulisan
Proposal Pengumpulan data
Analisis akhir dan
Dan Analisis Awal penarikan kesimpulan
Persiapan
pelaksanaan
penelitian
Penulisan Laporan

Perbanyak laporan

Gambar 5. Prosedur Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Dari skema diatas dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Penulisan proposal dan persiapan pelaksanaan penelitian
Prosedur penelitian yang paling awal dilakukan adalah penulisan proposal.
Pada tahap ini berisi garis-garis besar penelitian yang akan dilaksanakan yang
meliputi perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, dan pemilihan
lokasi penelitian. Langkah selanjutnya mengadakan persiapan pelaksanaan,
yaitu mengurus perizinan skripsi. Perizinan yang dimaksud adalah perizinan
mengadakan penelitian ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang
diperlukan.
2. Pengumpulan data dan analisis data awal
Pengumpulan data dilakukan di lapangan penelitian termasuk di dalamnya
mengadakan wawancara dengan para informan dan mengadakan pengamatan
terhadap obyek penelitian. Selain itu juga diadakan studi pustaka terhadap
sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik dalam penelitian
sebagai data. Data yang terkumpul kemudian di klasifikasikan, dianalisis, dan
diinterprestasikan serta menjawab perumusan masalah data yang sudah
terjaring diadakan analisis awal.
3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti menganalisis lagi data yang telah didapat dengan teliti,
jika kurang sesuai diadakan perbaikan, kemudian data tersebut dikelompokkan
sesuai dengan masalah penelitian. Data yang sudah disusun rapi yang
merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiata selanjutnya diadakan
analisis akhir dengan mengorganisirkan dan mengurutkan data dalam pola dan
uraian dasar, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
4. Penulisan laporan dan memperbanyak laporan
Data-data yang sudah dikumpulkan disusun dengan rapi berdasarkan pada
pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat sebuah laporan penelitian
sebagai bentuk karya ilmiah. Agar dapat dibaca oleh masyarakat umum yang
ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan, maka di perbanyaklah hasil
laporan ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
Sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian yaitu “Studi Kasus
Klub Sepak Bola PERSIS Solo Tahun 2006-2011”, PERSIS Solo yang saya teliti
adalah PERSIS Solo yang profesional berlaga di PT. Liga Indonesia. Data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi sejarah klub sepak bola PERSIS
Solo, keadaan organisasi dan manajemen, pelatih, program latihan dan atlet,
sarana dan prasarana, anggaran dana dan prestasi yang dicapai oleh klub sepak
bola PERSIS Solo. Adapun deskripsi data masing-masing permasalahan tersebut
sebagai berikut:

1. Sejarah Klub Sepak Bola PERSIS Solo


PERSIS Solo merupakan suatu klub besar di Surakarta dan menjadi
kebanggaan warga Surakarta. Berikut ini merupakan sejarah berdirinya
PERSIS Solo :
Setelah banyak perkumpulan sepak bola yang berdiri waktu itu sudah
mulai terasa perlunya ada ikatan satu sama lain. Maka pada tahun 1923
didirikanlah VORSTENLANDCHE VOETBAL BOND (VVB) yaitu
Perserikatan perkumpulan sepak bola. Mirip PSSI sekarang. VVB pada awal
pendiriannya diprakarsai oleh Reksodiprodjo, Sutarman dari ROMEO,
Sastrosaksono dari MARS. Hadir pula dalam rapat pembentukan VVB itu
wakil dari Ps Romeo, De Leeuw, Mars, Legioen, KRAS dan MAT.
Pengurus pertama dari ikatan itu ialah : Reksodiprodjo, Sastrosaksono,
Sumohartono, Kartosumanto, Sutidjo, Sastrokaryono, Djoemadi, Reksodikoro,
Isman Mursidi, Jusup dan Abdullah. Semakin maju dunia sepak bola itu
dengan adanya perserikatan VVB. Sehingga Ps De Leeuw dan Mars sering
diundang untuk bertanding dalam permainan sepak bola di Surabaya.
Keduanya amat terkenal waktu itu karena jarang mengalami kekalahan. Entah
commit to user

58
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

karena tingkat permainannya sudah tinggi ataukah pemain kesebelasan lawan


yang kurang mampu mengimbangi permainan kedua kesebelasan dari Sala itu.
Pada tahun 1924 di Sala diselenggarakan pasar malam besar-besaran.
Hasilnya untuk memajukan dunia pendidikan rakyat. Guna memeriahkannya
maka diselenggarakan pertandingan sepak bola. Tugas VVB lah untuk
menyelenggarakan pertandingan sepak bola itu melawan kesebelasan sepak
bola dari luar kota Sala, yaitu Tjahja Kwitang, Solitude dan lain-lain. Ternyata
hasil dari penyelenggaraan pasar malam waktu itu mencapai 50.000 gulden.
Sedangkan dari penyelenggaraan pertandingan sepak bola mencapai hasil
32.000 gulden.
Tahun itu juga atas inisiatip dari Dr. Widiodiningrat dan Djaksadipura
( Wongsonagoro ) VVB diminta untuk mendirikan perkumpulan sepak bola
seluruh jawa dengan diberi nama Javasche Voetbal Bond. Usul itu diterima
VVB dan dibentuklah pengurus JVB itu yang terdiri dari Widiodingrat,
Djaksanagoro (wongsonagoro), Mr. Jendral Mayor Suhardjo, Imam Mursidi,
Reksodipuro dan Sastrosaksono. Tetapi usaha tersebut kandas ditengah jalan
karena diluar kota Sala belum ada bond-bond sepak bola.
Pada waktu 1924 almarhum Boedi Oetomo (nama orang) memberi
hadiah kepada VVB sebuah piala dan medali bergilir untuk kesebelasan sepak
bola anggota VVB yang menjuarai pertandingan kompetisi. Lalu VVB
menyelenggarakan kompetisi itu yang diikuti oleh semua anggota VVB.
Kecuali kesebelasan sepak bola Legioen yang tidak bisa ikut karena terikat
oleh disiplin militer. Untuk menyelenggarakan kompetisi itu maka dibentuk
sebuah panitia kompetisi yang terdiri dari: Reksodiprodjo, Nitirasiko,
Wirjosaputro, Tjondrodiprodjo dan Martowijono. Dilengkapi dengan komisi
protes dan wasit. Hasil pertandingan kompetisi sepak bola yang pertama itu
ialah juara 1 diraih oleh Ps Mars dan juara ke II Ps Romeo. Dan lima tahun
kemudian terbentuklah persatuan sepak bola Hisbul Wathon ( HW). Cita-cita
untuk membentuk javasche Voetbal Bond bagi VVB tak pernah mati. Cita-cita
yang mempunyai dasar perjuangan nasional itu kemudian memperoleh
commitsepak
sambutan dari kalangan pembina to user
bola dari yogyakarta. Perwujudan
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Javasche Voetbal bond itu terealisir pada tanggal 19 April 1930. Suatu
pertemuan yang diselenggarakan oleh VVB hari itu membentuk JVB dihadiri
oleh utusan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Magelang, Surakarta, Madiun,
Kediri dan Surabaya. Akhirnya terbentuklah sebuah persatuan sepak bola
nasional. Nama dari persatuan itu diusulkan oleh utusan dari Surakarta yaitu
PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA yang lahir tanggal 19
April 1930 di Surakarta.
Ada perasaan di kalangan pengurus VVB bahwa nama itu sudah tidak
sesuai lagi. Hal itu mengingat perkembangan politik perjuangan bangsa
indonesia waktu itu untuk meraih kemerdekaan negara dan bangsa indonesia.
Lalu diselenggarakan rapat di Sala. Hasilnya VVB diganti namanya menjadi
Persatuan sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). Nama itu dari usulannya
Soemokartiko. Dibentuklah pengurus PERSIS. Yang tampil sebagai ketua
adalah Dr. Suratman Erwin. PERSIS waktu itu mampu meraih banyak
kemajuan. PERSIS lahir tahun 1933. Hingga sekarang usianya sudah setengah
abad (Arsip Data PERSIS Solo).

2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub sepak bola PERSIS Solo


a. Organisasi
Kegiatan olahraga agar dapat mencapai tujuan misi yang hendak
dicapai suatu klub olahraga diperlukan sebuah manajemen dan organisasi
yang baik. Dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-
syarat sebagai organisasi olahraga, sehingga dengan hal tersebut dapat
mewujudkan suatu olahraga yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar.
Dalam suatu organisasi juga harus memperhatikan prinsisp-prinsip dalam
sebuah organisasi.
Unsur-unsur organisasi dalam Klub sepak bola PERSIS Solo :
1) Pengurus
Secara keorganisasian PERSIS Solo terorganisasi dengan baik
karena sudah sesuai dengan unsur-unsur organisasi. Unsur-unsur
commit to user
organisasi tersebut mempunyai tugas menurut jabatannya masing-
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

masing. Pengurus menjadi unsur yang paling penting dalam sebuah


organisasi sepak bola. Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus sebagai
unsur penting organisasi dalam PERSIS Solo bertujuan untuk
menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi
sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Pengurus
ditempatkan dalam sebuat struktur organisasi dengan disesuaikan dengan
bidang dan kemampuan masing-masing. Susunan pengurus hendaknya
menyesuaikan kebuatuhan pada suatu organisasi. PERSIS Solo
membutuhkan pengaturan pengorganisasian secara profesional,
berkualitas dan berdaya guna maka diperlukan kepengurusan yang solid
seperti : 1) Dewan Penasehat; 2) Kepengurusan; 3) Pengurus Harian; dan
4) pengurus pleno yang terdiri dari pengurus harian ditambah dengan
kepengurusan dibawahnya seperti bagian-bagian. Adapun wujud struktur
organisasi dalam PERSIS Solo menurut Surat Keputusan Nomor : 001 /
FMR-MUSCAB PERSIS – Solo/ KPTS/I/ 2007 adalah sebagai berikut:

Susunan pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari tahun 2006 – 2011
1. Pelindung : MUSPIDA KOTA SURAKARTA
2. Penasihat : 1. KRH. Suhadi Darmodipura
2. KH. Ali Pono
3. Drs. Suwarno, AT
4. Bambang Slameto, S.Sos.
5. Hong Widodo
6. Sy. Halim Perdana
A. PENGURUS HARIAN
Ketua Umum : FX. Hadi Rudyatmo
Ketua Harian : Drs. Yosca Herman Soedrajad
Ketua Bidang Organisasi dan anggota : AW. Budi Raharjo
Ketua Bidang Pembinaan : H. Abimanyu
Ketua Bidang Usaha dan Promosi : Budi Suharto, SH.M.Si
Sekertaris commit to user
: Ir. Ruhban Ruzziyatno, MT
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

Wakil Sekertaris : Drs. Danang Prabowo


Bendahara : Sumartono Hadinoto
Wakil Bendahara : S. Haryadi

B. BAGIAN – BAGIAN
Bagian Organisasi dan Anggota : 1. Darmadi
2. Sapto JP. S.Pd
Bagian Pembinaan (koordinator) : Drs. Waluyo, M.Or
─ Persis Senior : Sukisno
─ Persis Yunior : H. Abdul Hamid Jamado
─ SSB : Drs. Agus Pratikno
─ Sepak Bola Wanita/Futsal : Fadillah Umar, S.Pd. M.Or
─ Komisi Litbang : 1. Prof. Drs. Mulyono B
2. Dr.dr. Muchsin Douwes. MARS
─ Komisi Pelatih : FC. Suharto
─ Komisi Disiplin : 1. Ari Sumarwono
2. Rosyid Tohir
─ Komisi Keamanan : 1. Sutrisna
2. Dwi Nugroho
3. Didik Budi Raharjo
Bagian Wasit dan Kompetisi
─ Komisi wasit : Djonet Dwiarso, SE
─ Komisi Kompetisi : 1. Drs. Mahendra Wiseno
2. Chaidir Ramli
Bagian Status/Alih Status Dan Transfer Pemain : Abraham EWT
Bagian Medis : 1. dr. Willy Handoko
2. dr. Muh Eko Irawanto
3. dr. Hat Sukarmadani
Bagian Marketing dan Media
─ Komisi Marketing / Usaha : 1. Ir. H. Sudjadi
commit to user 2. Drs. Anung Indro S, MM
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

3. H. Sharif Lembah
4. Sri Mulyani

5. Sudiyanto
6. Drs. Agus Pramono
─ Komisi Media : 1. Mayor Haristanto
2. Dra. Ninik Widaningsih
3. Joao Widodo, S.Sos
Bagian Umum ( Koordinator ) :TotokSupriyanto,S.Sos.MM.
─ Komisi Perlengkapan : 1. Irianto
2. Suhabso
─ Komisi Lapangan : 1. Drs. Paulus Haryoto
2. Herry Isrianto
─ Komisi Transportasi : 1. Joko Suprapto
2. Sarjono
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) : 1.
2. Sukirno ( Sekertaris )
3.YaniMardiyanto(Anggota)
Sumber : Arsip Data PERSIS Solo

Sejak tersusunnya pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari


tahun 2006 – 2011 tidak banyak mengalami perubahan dalam struktur
organisasinya. Berdasarkan struktur organisasi PERSIS Solo maka dapat
dilihat bahwa organisasinya tersusun rapi dan dikelola secara profesional.
Karena adanya kepengurusan yang dikelola secara profesional maka
dalam proses perkembangannya tidak banyak mengalami kendala dalam
organisasinya.
Dalam organisasi rapat yang diadakan hanya pada saat adanya
kompetisi internal, kompetisi liga remaja, kompetisi divisi utama dan
pembahasan hal-hal terkait dengan perkembangan sepakbola. Terkait
commit to user
dengan waktu pada saat mengadakan rapat terkendala sinkronisasi waktu
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

antara anggota satu dengan anggota lain sehingga sulit menentukan rapat
kerja. Realitas rencana kerja terkadang tidak dilaksanakan terkendala
biaya.

2) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PERSIS


Solo
Semakin banyak anggota dalam suatu organisasi akan banyak
permasalahan yang muncul. Perlu mempunyai peraturan yang harus
dipenuhi oleh anggotanya. Dalam PERSIS AD ART memuat ketentuan
dalam disiplin organisasi. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dipatuhi
oleh setiap anggota organisasi. AD ART PERSIS Solo juga dijadikan
sebagai landasan dalam Surat Keputusan, Rapat Kerja dll.

3) Rencana Kerja PERSIS Solo


Program Kerja PERSIS Periode tahun 2006-2011 merupakan
seluruh rangkaian kegiatan yang diselenggarakan PERSIS selama tahun
2006-2011, dalam rangka mencapai tujuan yang diamksud dengan AD
ART yang melibatkan seluruh komponen organisasi yang berada
dibawahnya. Pada hakikatnya program kerja merupakan program
pembinaan persepakbolaan yang berkesinambungan untuk meningkatkan
kinerja seluruh unsur pembinan dan prestasi PERSIS. Tentu saja dalam
menjalankan pembinaan agar mencapai prestasi perlu memperhatikan
hal-hal berikut :
a) Memperjuangkan bersama secara nyata profesionalisme semua pelaku
sepak bola daerah dari PERSIS hingga klub-klub lain.
b) Memperkuat etika berorganisasi yang ditandai tegaknya peraturan
persepakbolaan yang bersifat universal.
c) Menjunjung tinggi azas Fair Play dan sportivitas dalam permainan
sepak bola.
d) Memberantas berbagai bentuk suap, mafia wasit dan pengaturan skor
pertandingan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

e) Memerangi narkoba sebagai musuh bangsa dan wabah berbahaya bagi


persepakbolaan (Arsip Data PERSIS Solo)
Berikut ini merupakan program kerja tahun 2006-2011 PERSIS :
A. Bidang Pembinaan
1. Bagian Wasit dan Kompetisi
Bidang pembinaan akan merumuskan kebijakan mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan kompetisi antar klub. Pembinaan
perwasitan akan menjadi prioritas untuk pengembangan, mengingat
peran wasit sangat penting dalam kemajuan persepakbolaan. Jumlah
wasit yang ada dan aktif diseluruh wilayah diinventarisasi, termasuk
dengan jenjang, syarat yang harus dipenuhi serta kualitas yang dimiliki.
Kursus-kursus wasit akan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan
tingkatannya. Begitu juga dengan penataran wasit pada jenjang lanjutan
diprioritaskan bagi pembukaan kesempatan.
Bidang Sumber daya menetapkan program yang dijadikan landasan
yang sesuai dengan arahan PSSI, yaitu:
a) Menyusun standart peraturan tentang perwasitan sekaligus
sosialisasinya.
b) Menindaklanjuti kasus-kasus perwasitan dengan koordinasi dengan
bidang terkait.
c) Menyusun konsep baku tentang peremajaan sistem promosi wasit.

2. Bagian Pembinaan Usia Muda


Menindaklanjuti kehendak untu menyiapkan generasi pemain dan tim
yang tangguh, pembinaan usia dini akan menjadi prioritas perhatian
utama dalam kepengurusan. Bidang pembinaan akan mendorong
berbagai pihak antara lain institusi pendidikan, SSB atau diklat agar turut
menggelar turnamen sepak bola yang dapat melibatkan anak-anak dan
remaja. Program yang ditetapkan antara lain :
a) Merencanakan dan melaksanakan kompetisi
b) Merencanakan format,commit to user
group dan jadwal kompetisi
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

c) Menyiapkan petugas untuk suatu kompetisi


d) Pengajukan konsep peraturan pertandingan
e) Melakukan evaluasi atas semua kegiatan kompetisi

B. Bidang Organisasi dan Keanggotaan


Beberapa agenda rutin bidang Organisasi adalah :
a) Fasilitator Muscab
b) Pengukuhan Pengurus Cabang PERSIS dan Klub Anggota Persis
c) Pembinaan dan pelayanan informasi kepada anggota
d) Menyusun PO sesuai dengan kebutuhan organisasi
Yang perlu diperhatikan oleh bidang organisasi adalah masalah
status, alih status dan transfer pemain. Banyaknya kasus pemain yang
timbul dalam pelaksanaan kompetisi baik yang diakibatkan pemain telah
dibentuk bagian status, alih status dan transfer pemain diproyeksikan untuk
lebih fokus dalam mengevaluasi, investigasi dan mengurus permasalahan-
permasalahan status, alih status dan transfer pemain pada kompetisi
PERSIS. Kemudian memprogramkan diantaranya merekomendasikan
kepada pengurus atas interprestasi permasalahan pemain dan mengusulkan
pengesahan pemain yang diturunkan pada kompetisi.

C. Bidang Usaha dan Promosi


Memperhatikan perkembangan sepak bola pada saat ini yang
semakin pessat membawa dampak bertambahnya program-program PERSIS
yang membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Kebutuhan biaya yang
besar ini menuntut kerja keras dan cepat dari bidang Usaha dan Promosi.
Bidang ini mengupayakan akses ke dunia usaha secara taktis dengan
penggunaan media guna mengakrabkan persepakbolaan dengan publiknya.
Beberapa kegiatan penyebaran informasi yang tersusun
ditingkatkan diantaranya kerja sama dengan harian surat kabar dan stasiun
TV sebagai media untuk meningkatkan minat dunia usaha untuk ikut
commit
memsponsori persepakbolaan to user
terutama PERSIS.
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

b. Manajemen PERSIS Solo


Manajemen PERSIS Solo yang berisikan suatu perencanaan dan
pengaturan klub yaitu mengendalikan, mengorganisasi, mengkoordinasi,
memerintah, dan merencanakan kegiatan yang ada maupun yang akan
diselenggarakan. Manajement dibuat oleh pengurus pada setiap
turnamentnya. Masa tugas manajement PERSIS Solo ditetapkan untuk satu
musim kompetisi dan secara periodik akan dilakukan penilaian oleh
pengurus harian PERSIS. Kegiatan yang dilakukan oleh manajement klub
sepak bola PERSIS Solo meliputi beberapa bagian antara lain :
1) Perencanaan (planning)
Setelah tim manajemen dibentuk oleh pengurus. Manajemen membuat
sebuah rencana kerja atau perencanaan untuk pelatih dan altetnya dalam
kompetisi sepak bola yang akan diikuti.
2) Pengorganisasian (Organization)
Manajemen membentuk sebuah tim kepelatihan dan merekrut pemain.
Tim kepelatihan terdiri dari pelatih kepala, asisten pelatih teknik, asisten
pelatih fisik, asisten pelatih kiper, dan bagian medis dan massase.
3) Pengarahan (Direction)
Setelah membentuk tim kepelatihan dan merekrut pemain atau atlet,
manajemen memberikan pengarah tentang rencana kerja yang telah
dibuat oleh tim manajemen, dan memberikan target prestasi yang harus
dicapai oleh PERSIS Solo.
4) Pengawasan (Controlling)
Tim manajemen melakukan pengawasan terhadap kinerja pelatih dan
pemain atau atlet.
5) Komunikasi (Communication)
Melakukan komunikasi terhadap tim kepelatihan dan atlet maupun
kepada organisasi. Komunikasi dibutuhkan agar terjalin sebuah kesatuan
kerjasama yang terjaga.
Menurut Bapak Sapto J.P (wawancara, 11 Mei 2012) wujud
commit
pembinaan yang dilakukan oleh tomanajemen
user antara lain memberikan
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

fasilitas-fasilitas untuk latihan rutin termasuk stadion, fasilitas makan


(cathering), medik kesehatan, armada transportasi apabila pertandingan
dilakukan diluar kota solo.

Secara singkat alur yang dilakukan oleh Manajemen dapat dilihat


pada gambar berikut ini :

Pengurus membentuk Manajemen membentuk Tim kepelatihan


& rekrut pemain

mempertanggungjawabkan mempertanggungjawabkan

Gambar 6 . Alur kerja manajemen

Keterangan :
Berdasarkan gambar diatas alurnya bermula pada saat pengurus membentuk
manajemen kemudian manajemen membentuk tim kepelatihan dan merekrut
pemain atau atlet. Manajemen memberikan pengarahan, controlling dan evaluasi
terhadap tim kepelatihan yang telah dibentuk. Pada akhir turnamaen tim
kepelatihan dan atlet mempertanggung jawabkan kepada manajemen. Manajemen
mempertanggungjwabkan kinerjanya kepada pengurus.

3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo
a. Pelatih PERSIS Solo
Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi di PERSIS Solo peran
pelatih sangat dirasakan bagi para pemain. Selama ini apa yang disampaikan
pelatih bagi para atlet dianggap sudah sesuai dengan kemampuan mereka.
Dan dalam pembinaan peran pelatih
commit to userselalu berupaya agar pemainnya
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

mampu bermain dengan baik, karena dengan penampilan bermain yang baik
maka akan menghasilkan prestasi tersendiri.
Pelatih dan pemain adalah unsur yang utama dalam pembinaan
olahraga. Dalam pembinaan olahraga prestasi, maka perlu dibuat
inventarisasi pelatih maupun pemain. Seorang pelatih diharapkan dapat
berperan dalam berbagai kedisiplinan seperti petugas bimbingan dan
penyuluhan, psikologi, pemimpi, guru, ahli strategi, bahkan pelatih
diharapkan mampu berperan sebagai ayah atau teman akrab sebagai
pelindung terhadap atlet. Pelatih PERSIS Solo yang sekarang ini merupakan
mantan pemain PERSIS Solo pada zaman dulunya. Menurut pelatih PERSIS
Solo, Agung Setyo Budi “....hubungan antara pelatih dan pemain saat
dilapangan anggap saya sebagai pelatih kalau di luar anggap saya teman,
untuk sharing atau apapun supaya lebih dekat..” (wawancara, 18 Mei 2012).

Tabel 2. Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011


No Nama Pelatih Tahun Lisensi Klub asal / sebelum
1 Hanafi 2006-2007 A PERSIBO
(BOJONEGORO)
2 Suharno 2007-2008 B AREMA
(MALANG)
3 Eduaad Tjong 2008-2009 B PERSEDEN
(DENPASAR)
4 Isman Jasulmai/Abdul 2009-2010 B/B PERSEMAN
H.D (MANUKWARI)
5 Inyong 2010-2011 B/C PSS
Lulumbulan/Sukisno (SLEMAN)
6 Didik Listiyantoro / 2011-2012 B/C PERSEWON
Agung Setyo Budi (WONDAMA)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Pelatih menerapkan program latihan yang diterapkan kepada


atletnya setiap kali kegiatan latihan rutin dilaksankan. Pelatih memberikan
pengarahan kepada atlet dalam kegiatan latihan untuk diterapkan di
pertandingan. Pelatih mengajarkan teknik-teknik menyerang, bertahan dan
lain-lain. Selain itu pelatih memberikan pengarahan agar para atletnya bisa
menjaga kondisi dan stamina tubuh terutama dalam menghadapi
pertandingan. Memberikan motivasi agar giat berlatih dan berharap agar
atlet dapat fokus dan melupakan permasalahan diluar pertandingan yaitu
masalah non teknis. Menerapkan kedisiplinan dalam berlatih terhadap
atletnya. Kemudian pelatih memberikan evaluasi setelah melaksanakan
pertandingan, menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan atlet dan
memperbaiki pada latihan dan kompetisi pertandingan selanjutnya
(Wawancara, Bapak Agung Setyobudi, 18 Mei 2012).

b. Program Latihan
Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa
faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Untuk menghasilkan program
latihan yang baik, harus mempunyai tahapan-tahapan program latihan yang
terbagi atas : 1) program latihan jangka panjang, 2) program latihan jangka
menengah, 3) program latihan jangka pendek. Peranan seorang pelatih juga
mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan. Tujuan
pokok dari program latihan adalah untuk menentukan kemampuan atlet dan
mencapai prestasi yang maksimal.
Program latihan yang dilakukan Klub sepak bola Persis Solo
adalah sebagai berikut:
1) Latihan Fisik
2) Latihan Teknik
3) Latihan Taktik dan Strategi
4) Latihan Mental
5) Kematangan Juara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Setiap mengikuti kompetisi khususnya kompetisi wajib PERSIS


Solo selalu menggunakan periodesasi latihan yang bertujuan untuk
mendapatkan penampilan terbaik pada saat berlangsung kompetisi.

c. Atlet / Pemain PERSIS Solo


Atlet atau pemain adalah subyek pembinaan yang utama di PERSIS
Solo. Dalam setiap kompetisi musimnya pemain PERSIS Solo memiliki
kualitas yang berbeda-beda, hal ini sangat berhubungan dengan adanya dana
yang dimilki oleh PERSIS Solo. Pada saat PERSIS Solo masing ditopang
oleh APBD Pemerintah Kota Surakarta PERSIS memiliki pemain yang
berkualitas dan mampu berprestasi. Tetapi setelah PERSIS Solo tidak
ditopang oleh dana APBD dan hanya diperoleh dari sponsor, hanya
mempunyai pemain yang mempunyai kualitas sedang (Wawancara, Bapak
Sapto Joko P, 11 Mei 2012).
Untuk dapat membawa PERSIS Solo berprestasi, para atlet atau
pemain berusaha berlatih sesuai dengan program latihan yang diterapkan
oleh pelatih. Menurut beberapa pemain PERSIS Solo yang dilakukan oleh
pemain dalam melaksanakaan program latihan dari pelatih adalah :
1) Selalu memiliki semangat yang tinggi dalam berlatih
2) Fokus terhadap perintah dan program latihan yang dibuat oleh pelatih
3) Selalu menjaga kondisi fisik
4) Apabila dirasa kurang atlet dapat menambah porsi latihan sendiri
dengan catatan tidak banyak atau mempengaruhi kondisi fisik pemain/
atlet sendiri.
Program latihan merupakan faktor ekstern. Faktor ekstern dari
dalam diri pemain sangat diperlukan dan mempengaruhi performa bermain
dalam suatu pertandingan. Maka dari itu perlu memperhatikan beberapa hal
yang harus dilakukan oleh pemain atau atlet :
1) Menjaga stamina tubuh dengan istirahat yang cukup, makan yang
teratur dan sehat, mengonsumsi vitamin.
2) Fokus terhadap sepak commit
bola to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

3) Giat berlatih
4) Disiplin
5) Dan berdo’a (Wawancara, Andri Siswanto, Nicolas Djone, Danur
Jenah Wibowo, 18 Mei 2012).
Dalam pelaksanaannya tentu saja akan terdapat beberapa kendala
yang dihadapi oleh pemain atau atlet, yaitu masalah teknis dan non teknis :
1) Kendala Teknis
Kendala masalah teknis yang banyak didapati oleh pemain antara lain
yaitu faktor fisik pemain yaitu pemain mempunyai fisik yang berbeda-
beda, pada suatu saat pemain berada pada kondisi badan yang kurang
fit, sehingga berpengaruh terhadap performa bermain atlet. Kesulitan
dalam teknik bermain sepak bola, tetapi hal itu dapat diminimalisir
karena dalam program latihan atlet selalu diminta untuk mengulang-
ulang teknik yang diperintah oleh pelatih sehingga perlahan-lahan
pemain dapat menghindari kesalahan-kesalahan.
2) Kendala Non Teknis
Kendala non teknis yang dialami oleh pemain pada khususnya dan
PERSIS Solo pada umumnya adalah soal gaji pemain. Kendala pada
hal tersebut juga akan berpengaruh pada psikologis pemain sehingga
kurang fokus dalam bertanding. Faktor lapangan yang kurang rata
untuk bertanding sedikit berpengaruh dengan masalah teknis dari
pemain itu sendiri (wawancara, Andri Siswanto, Nicholas Djone,
Danur Jenah Wibowo, 18 Mei 2012).
Pemain atau atlet PERSIS Solo terdiri dari pemain lokal dan
beberapa pemain dari luar. Transfer pemain asing didapatkan oleh PERSIS
dengan melalui Transfer Matching System yaitu sistem online dari FIFA.
Ketika pemain asingnya belum pernah main di Indonesia maka harus
mencari data-data pemain itu dimana dia dikompetisi terakhir kemudian
mengajukan permintaan melalui internet kepada yang bersangkutan bahwa
pemain tersebut diminati. Selama klub lama melepas tidak akan mendapat
kesulitan, tetapi ketika klubcommit to user
lama tidak melepas akan mengalami kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

untuk mendapatkan pemain yang diinginkan baik dari harganya, biaya


transfernya, ketika sudah masuk ke Indonesia pemain tersebut sudah resmi
karena melalui event dari FIFA dan harga pemain asing sekitar 240 juta
permusim, harga pemain lokal sekitar 65 juta permusim. Gaji pemain
diwujudkan selama pemain mengikuti kompetisi dengan gaji perbulan.
(wawancara, bapak Sapto J.P, 20 Mei 2012)

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola PERSIS Solo


Didalam berolahraga sarana dan prasarana juga sangat mendukung
agar prestasi yang maksimal, akan di pengaruhi adanya sarana dan prasarana
yang memadai dan sesuai dengan standar. Dengan sarana dan prasarana yang
baik. Akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program
latihan. Begitu pula bagi atlet akan bergairah dan bersemangat dalam
melakukan latihan. Sedangkan sarana dan prasarana yang dimiliki sudah
standar untuk dipergunakan bagi para pengurus, pelatih dan atlet.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh klub sepak bola PERSIS Solo
adalah sebagai berikut ini :
a. Stadion Sriwedari
Diperuntukan bagi kegiatan latihan rutin atlet PERSIS Solo dan
kompetisi-kompetisi lokal. Stadion Sriwedari merupakan stadion yang
diresmikan oleh Sri Sultan Paku Buwana X pada tahun 1933 dan
pengelolaannya diserahkan kepada PERSIS Solo. Stadion Sriwedari
mempunyai peranan penting dalam perkembangan sepak bola bagi
PERSIS Solo maupun PSSI.
b. Stadion Manahan
Stadion Manahan merupakan stadion yang sudah berlevel internasional.
Stadion Manahan biasa digunakan untuk event-event atau pertandingan
yang diadakan oleh PSSI dan diluar PSSI dan akan tetapi stadion
Manahan milik yayasan Gelora Manahan dan kalau pun
menggunakannya harus membayar sewa.
c. Mess Pemain commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

Mess Pemain berada di Jl. Kebangkitan Nasional No.5 Surakarta. Mess


ini terdiri dari beberapa kamar untuk atlet atau pemain PERSIS Solo.
d. Mess Pelatih
Mempunyai 1 kamar tidur untuk pelatih klub sepak bola PERSIS Solo, di
lengkapi ruang tamu.
e. Kantor Sekretariat
PERSIS Solo memiliki kantor sekretariat dua yaitu Balai PERSIS di Jl.
Gadjahmada no. 73 Surakarta dan Kompleks Stadion R. Maladi
Sriwedari, Jl. Bhayangkara No. 1 Solo. Merupakan kantor yang
digunakan untuk kegiatan administrasi dan kegiatan-kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan keseluruhan aktivitas klub sepak bola PERSIS
Solo.
Kelancaran kegiatan di PERSIS Solo tidak terlepas dari sarana dan
prasarana yang memadai. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai,
maka kegiatan pembinaan dapat berjalan dengan baik. Namun sebaliknya,
sarana dan prasarana yang tidak memadai, maka kegiatan pembinanaan tidak
dapat berjalan lancar.
Sebenarnya, sarana dan prasarana PERSIS Solo beruntung bisa
menggunakan dua stadion yaitu stadion Sriwedari dan stadion Manahan. Dua-
duanya representatif, stadion Manahan sudah berlevel internasional sehingga
dapat digunakan semaksimal mungkin akan tetapi stadion Manahan milik
yayasan Gelora Manahan apabila Persis menggunakannya harus membayar
sewa, termasuk stadion Sriwedari yang sudah rutin untuk latihan, sedangkan
untuk stadion Manahan digunakan untuk event-event atau pertandingannya.
selain lapangan PERSIS memiliki mess pemain, mess pelatih, kantor
sekretariat. Sarana dan prasaranya sudah memadahi, dibandingkan dengan kota
yang lain Solo sudah memadahi mulai dari stadionnya, ruang ganti pemain dan
lain sebagainya sudah representatif untuk kota Surakarta (Wawancara Bapak
Sapto J.P, 11 Mei 2012).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

5. Anggaran Dana dan Sumber Dana PERSIS Solo


Dana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. Dapat dikatakan, organisasi dapat berjalan atau tidak dipengaruhi
oleh dana yang dimilikinya. Untuk menunjang kegiatan di klub sepak bola
PERSIS Solo tidak lepas dari dana yang memadai.
Pada tahun 2006-2007 sumber dana pembinaan masih ditopang dari
APBD Kota Surakarta melalui KONI, dana-dana digunakan untuk memotivasi
atlet. Setelah tahun 2009 keatas Untuk yang profesional / senior yang berlaga
di PT. Liga Indonesia sudah tidak menggunakan dana dari APBD, tetapi
menggunakan dana dari sponsor maupun investor. Sumber keuangan PERSIS
Solo diperoleh dari :
a. Iuran anggota atau pengurus dari cabang PSSI Surakarta / PERSIS Solo
b. Kerja sama dengan pihak swasta
c. Dewan penyantun, yayasan dsb.
d. Sponsor / Investor
Setiap jenjang memiliki jenjang sendiri, sesuai dengan kelompok
umur dalam PERSIS. Sehingga pengelolaan anggaran dilakukan oleh setiap
manajemen dan tidak bercampur. (wawancara, Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2012).

6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola PERSIS Solo


Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan
tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub dan pemain. Untuk mencapai
tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memerlukan waktu yang
lama, sumber dana yang besar dan sarana dan prasarana yang memadai.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam
olahraga antara lain pemain, pelatih, dan pengurus. Begitu juga dengan klub
sepak bola PERSIS Solo mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar
untuk meningkat prestasi sepak bola. Untuk mencapai tujuan yang maksimal,
para atlet dituntut untuk menguasai keterampilan bermain sepak bola secara
menyeluruh dan juga para pelatih berkompeten dan mempunyai bekal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya. Setelah usaha


yang keras yang ditunjukan oleh para pelatih dan pemain

Tabel 3. Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011


No. Musim Kompetisi Prestasi

1. 2006-2007 Runner up dari Devisi I ke Devisi Utama

2. 2007-2008 Berada di papan tengah


3. 2008-2009 Berada di papan tengah
4. 2009-2010 Berada di papan bawah
5. 2010-2011 Berada di papan bawah

6. 2011-2012 (sekarang) Berada dipapan tengah

Pada umumnya faktor yang mempengaruhi prestasi PERSIS Solo


adalah masalah dana. Terbukti ketika PERSIS masih ditopang oleh dana APBD
Pemerintah Kota Surakarta PERSIS Solo pada musim 2007-2008, memiliki
pemain-pemain berkelas seperti Greek Mopolo. Biasanya pemain yang
memiliki kualitas yang baik akan memiliki nilai jual yang tingi. Tapi setelah
tidak ditopang dana APBD dan hanya dari dana sponsor prestasi PERSIS Solo
menurun. Tetapi pada musim 2011-2012 PERSIS memiliki pemain-pemain
asing yang berkualitas sehingga dapat mengangkat kembali prestasi dari
PERSIS Solo (Wawancara, Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2011).

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari data yang telah dikumpulkan dan disusun menurut jenisnya,
kemudian dilakukan pembahasan. Berikut ini merupakan hasil pembahasan
mengenai klub sepak bola PERSIS Solo, sebagai berikut :

1. Sejarah Klub Sepak Bola PERSIS Solo


PERSIS Solo yang berdiri 1923 merupakan persatuan sepak bola yang
commit to user
pertama kali didirikan di Surakarta dengan nama VORSTENLANDCHE
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

VOETBAL BOND (VVB) yang kemudian diganti namanya menjadi Persatuan


sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). PERSIS Solo merupakan salah satu
perjalanan panjang dari sejarah persepakbolaan Indonesia. PERSIS Solo juga
turut andil dalam kemajuan Persepakbolaan di Indonesia.

2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub sepak bola PERSIS Solo


a. Organisasi
Dalam organisasi klub sepak bola PERSIS Solo sudah memiliki
unsur-unsur sebagai sebuah organisasi yang baik dan sehat, mulai dari
pengurus, AD ART, dan Rencana Kerja jangka pendek dan panjang yang
dimiliki oleh PERSIS Solo. Selain itu demi kelancaran organisasi dalam
PERSIS Solo telah dibentuk pengurus harian yang diharapkan dapat
bekerja sesuai dengan tugas masing-masing setiap harinya.
b. Manajemen
Manajemen PERSIS Solo dibentuk oleh pengurus dengan masa
kerja satu musim pertandingan. Manajemen PERSIS bertugas
memanajemen segala urusan yang berhubungan dengan tim kepelatihan
dan atlet atau pemain. PERSIS Solo sudah memiliki struktur manajemen
yang telah bekerja aktif dan sesuai dengan tugas manajemen itu sendiri.

3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo
a. Pelatih
Pelatih PERSIS Solo telah melakukan tugasnya sebagai pelatih
dengan baik. Pelatih tidak hanya sebagai pelatih teknik dalam sepak bola.
Tetapi juga menjadi teman atlet atau pemain PERSIS Solo. Pelatih
PERSIS Solo juga mengutamakan kedisiplinan terhadap atlet atau pemain.
Serta menjadi motivator atlet agar selalu giat berlatih, jaga kondisi dan
stamina tubuh serta dorongan agar terus berprestasi.
b. Program Latihan
Pelatih PERSIS Solo telah membuat program latihan yang
commit
diterapkan kepada atletnya. to userlatihan ini dibuat agar kegiatan
Program
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

latihan dapat terstruktur sehingga memudahkan pelatih sendiri dan


atletnya. Pelaksanaan latihan PERSIS Solo juga telah disesuaikan dengan
program latihan yang dibuat oleh pelatih, atlet tinggal melaksanakan
dengan serius.
c. Atlet atau pemain
Pemain-pemain yang dimiliki oleh PERSIS Solo sudah termasuk
memiliki skill yang cukup baik. Dalam perkembangan PERSIS Solo
selama 5 tahun terakhir telah menciptakan beberapa prestasi meskipun
berbeda-beda disetiap musim pertandingannya, karena dipengaruhi tingkat
kualitas pemain dan dana. Pada saat sekarang ini PERSIS Solo memiliki
kualitas pemain yang baik, dari pemain lokal maupun pemain asing yang
diperoleh dengan system online dari FIFA.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola PERSIS Solo


Keadaan Sarana prasarana yang dimilki oleh PERSIS Solo sudah baik,
sarana prasarana yang dimiliki antara lain mess pemain dan pelatih yang baik.
Dua stadion yang bisa digunakan dan sudah berlevel internasional seperti
stadion Manahan. Sekertariat kepengurusan dan Balai PERSIS yang cukup
baik. Meskipun sedikit kendala pada lapangan di Stadion Sriwedari yang
berhubungan dengan kendala teknis saat latihan. Tetapi apabila ditinjau
kembali sarana dan prasarana yang selain itu sudah layak untuk pertandingan
dan pembinaan pemain.

5. Anggaran dana dan Sumber Dana PERSIS Solo


Meskipun PERSIS Solo sudah tidak ditopang dengan dana APBD
Pemkot Surakarta dan hanya bertopang pada dana sponsor dan investor,
PERSIS Solo tetap bisa berjalan meskipun terdapat kendala pada masalah
pendanaan ini. Memang maslah dana merupakan masalah utama bagi
pengurus, atlet, pelatih yang berhubungan dengan masalah gaji. Tetapi telah
dilakukan usaha penggalian dana untuk menunjang kegiatan PERSIS Solo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

dengan memanfaatkan aset yang dimiliki PERSIS Solo, menggali partisipasi


masyarakat dan sumber dana yang lain.

6. Prestasi yang dicapai oleh klub sepak bola persis solo


Prestasi PERSIS Solo banyak dipengaruhi dengan adanya dana yang
dimiliki oleh PERSIS. Dikatakan demikian karena apabila PERSIS memiliki
cukup dana untuk membeli pemain yang berkualitas bagus, prestasi yang
dimiliki PERSIS Solo juga meningkat. Selain itu kualitas teknik bermain dan
semangat dari pemain juga memepengaruhi prestasi pemain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. PERSIS Solo berdiri tahun 1923 dengan nama VORSTENLANDCHE
VOETBAL BOND (VVB). Atas usulan Soemokartiko kemudian diganti
dengan Persatuan Sepakbola Indonesia (PERSIS). PERSIS Solo merupakan
klub sepak bola pertama di Surakarta.
2. Keadaan organisasi dan manajemen PERSIS Solo sudah memiliki unsur-unsur
yang baik. Organisasi PERSIS telah memiliki unsur seperti pengurus, AD
ART, anggaran dana dan rencana kerja. Dari semua unsur sudah dilaksanakan
dengan baik dan pengurus telah melaksanakan tugas sesuai dengan bidang
masing dan melaksanakan rencana kerja masing-masing bidang. Begitu pula
dengan manajemen PERSIS yang dibentuk oleh pengurus, dapat melaksanakan
tugasnya dalam pembinaan pelatih dan pemain atau atlet. Akan tetapi dalam
realisasi rencana keja tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal karena
keterbatasan dana yang dimiliki oleh PERSIS Solo.
3. Pelatih yang dimiliki PERSIS Solo adalah seorang yang berkompeten dalam
bidang olahraga sepak bola. Akan tetapi sekarang pelatih disolo terkendala
lisensi dan lisensi yang diterapkan manual liga. Selain menjadi pelatih teknis
sepak bola, pelatih juga menjadi teman dari para atlet dan menjadi motivator.
Rencana kerja yang dibuat oleh pelatih dibuat secara terprogram dan
dilaksanakan setiap kali latihan. Untuk atlet atau pemain PERSIS Solo
berusaha selalu berlatih, dan tetap fokus, meskipun terdapat kendala-kendala
masalah teknis maupun non teknis. PERSIS Solo juga diperkuat dengan
pemain asing yang diperoleh melalui sistem online dari FIFA.
4. PERSIS Solo bisa menggunakan sarana dan prasarana yang cukup memadai
yaitu memiliki stadion Manahan yang berlevel interansional untuk
commit
pertandingan tetapi stadion milik to user
yayasan Gelora Manahan sehingga PERSIS

80
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

harus membayar sewa, stadion Sriwedari untuk latihan dan pengelolaannya


diserahkan kepada PERSIS Solo, mess atlet dan pelatih, kantor sekretariat dan
balai PERSIS. Dari semua fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan dengan
semaksimal mungkin.
5. Pada tahun 2006-2008 PERSIS Solo yang berlaga di PT. Liga indonesia yang
profesional masih ditopang oleh dana APBD Pemkot Surakarta. Tetapi setelah
tahun 2009 ke atas sudah lepas dari dana APBD, sehingga sumber dana yang
diperoleh oleh PERSIS Solo dari sponsor, kerjasama dengan pihak swasta, dan
dari dewan penyantun yayasan,dsb.
6. Prestasi yang dimiliki PERSIS Solo setiap tahunnya berbeda-beda. Prestasi
PERSIS Solo dipengaruhi oleh pemain-pemain yang berkualitas yang sangat
berhubungan dengan adanya dana yang dimiliki PERSIS Solo. Apabila akan
mengambil pemain yang berkualitas tentunya akan mengeluarakan dana yang
lebih besar. Tetapi dengan adanya pemain yang berkualitas akan menciptakan
prestasi yang cukup baik.

B. IMPLIKASI
1. Teoritis
Melalui penelitian ini dapat membantu memperkenalkan PERSIS Solo
terhadap masyarakat dan memberikan sumbangan agar Pemkot Surakarta lebih
memperhatikan persepakbolaan terutama di wilayah Surakarta. Serta dapat
menjadi reverensi pemecahan penelitian atau masalah yang relevan terutama di
bidang sepak bola.
2. Praktis
Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang sepak
bola terutama yang berhubungan dengan PERSIS Solo. Tentang sejarah,
pelatih, program latihan, atlet, sarana dan prasarana, prestasi, organisasi dan
sumber dana PERSIS Solo. Sedangkan adanya kendala yang ada dalam
PERSIS Solo yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dijadikan prioritas
usulan terhadap pihak terakit agar lebih memperhatikan PERSIS Solo, agar
bisa lebih berprestasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang “Studi Kasus


Klub Sepak Bola PERSIS Solo tahun 2006-2011”, penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Organisasi dan Manajemen PERSIS Solo
Kepada organisasi diharapkan merealisasikan rencana kerja yang telah
disusun. Lebih aktif menginventarisasi permasalahan-permasalahan untuk
mengetahui kesulitan dan hambatan untuk menyiapkan pemecahan masalah
tersebut. Sedangkan kepada Manajemen PERSIS diharapkan lebih
profesional dalam melaksanakan tugas memanajemen tim kepelatihan dan
pembinaan terhadap atlet.
2. Pemerintah Kota Surakarta
Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta lebih memperhatikan persepak
bolaan di Surakarta khususnya PERSIS Solo. Meskipun sudah tidak
ditopang oleh dana APBD, Pemkot diharapkan masih memberikan
sumbangan terhadap PERSIS, agar PERSIS dapat lebih maju dan
berprestasi.
3. Pelatih PERSIS Solo
Pelatih diharapkan mempunyai strategi dan metode berlatih yang dapat
mudah diterima oleh atlet. Lebih giat memberikan motivasi dan menerapkan
kedisiplinan yang lebih kepada atlet. Serta merencanakan program latihan
dengan baik dan sesuai untuk atletnya.
4. Atlet atau pemain PERSIS Solo
Kepada atlet diharapkan mampu menciptakan prestasi yang baik dengan
cara giat berlatih, disiplin dan bersemangat. Selalu menjaga pola kehidupan
agar tidak terjerumus dalam minum-minuman keras dan narkotika. Karena
hal-hal tersebut merupakan musuh bagi seorang olahragawan. Dan tetap
fokus terhadap karir sepakbolanya.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai