Pandy Setiawan - K4608031 PDF
Pandy Setiawan - K4608031 PDF
id
SKRIPSI
Oleh :
PANDY SETIAWAN
NIM. K4608031
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Pandy Setiawan
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh :
PANDY SETIAWAN
NIM. K4608031
Skripsi
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Hari : Rabu
Tanggal : 25 Juli 2012
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Pembantu Dekan I,
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kewajiban kita hanya dua, berusaha semaksimal mungkin, dan selebihnya kita
serahkan kepada yang diatas #
Allah akan selalu merangkulmu jika kamu manusia kuat dan pantang menyerah
(Penulis) #
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (Q.S-Insyirah
6-8).#
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh. (Penulis) #
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu dan, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA
PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011 ”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs.H.Sunardi, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs.Agus Mukholid, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Pimpinan PERSIS Solo, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna
pengambilan data dalam penelitian.
7. Sapto Joko Purwadi, S.Pd., selaku pengurus PERSIS Solo yang telah memberi
bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Pelatih PERSIS Solo yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
9. Seluruh Pemain PERSIS Solo yang telah berkenan membantu dan
berpartisipasi dalam penelitian commit
ini. to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Semua pihak dan sahabat-sahabat saya yang turut membantu dalam
penyusuan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... I
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
KATA PENGATAR....................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka........................................................................ 6
1. Sepak Bola…...…………………………………………... 6
2. Organisasi………………………………………………... 9
3. Metode Pembinaan……………………………………..... 21
4. Metode Latihan…………………………………………... 25
5. Sarana dan Prasarana…………………………………….. 32
6. Sumber Dana……………………………………………. 35
B. Kerangka Berpikir..................................................................... 39
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 83
LAMPIRAN………………………………………………………………… 85
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Bentuk-bentuk Gambar Organisasi..……………………………. 14
2. Lapangan Sepak Bola……………………………………….. 34
3. Alur Kerangka Berpikir……………………………………… 39
4. Teknik Analisa Data………………….……………………… 55
5. Prosedur Penelitian………………………………………..... 56
6. Alur kerja manajemen.............................................................. 68
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Waktu Penelitian..............................……………………………. 41
2. Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011.................. 69
3. Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011……………………….. 76
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Informan........................................................................... 85
2. Hasil Wawancara...................................................................... 86
3. Daftar Nama Pemain................................................................ 96
4. Foto Penelitian.......................................................................... 102
5. Peraturan Organisasi Pengurus Cabang PSSI Surakarta.......... 109
6. Hasil Musyawarah Cabang 1 PSSI Surakarta ) PERSIS
SOLO....................................................................................... 126
7. Pengajuan Judul........................................................................ 146
8. Validasi Proposal Skripsi.......................................................... 147
9. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi......................................... 148
10. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan............................................................................... 149
11. Permohonan Ijin Research / Try Out........................................ 150
12. Permohonan Ijin Research / Try Out........................................ 151
13. Surat keterangan Observasi...................................................... 152
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa globalisasi sekarang ini olahraga sangat penting bagi manusia.
Bukan hanya untuk kesehatan tapi juga menggalang kebersamaan antar kelompok
serta semangat persatuan. Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dalam diri manusia terdapat dua aspek, yaitu aspek
jasmani dan aspek rohani. Bila kedua aspek tersebut tumbuh dan berkembang
secara selaras dan seimbang maka, akan timbul kehidupan yang harmonis antar
keduanya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani pada manusia dapat dicapai
dengan melakukan olahraga. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan
penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Olahraga juga
merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan
mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem
kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit
serta stress.
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia dan yang sangat populer di dunia. Istilah yang diberikan
kepada sepak bola bervariasi. Untuk negara Inggris menyebut sepak bola dengan
football, sementara untuk beberapa wilayah lain menyebutnya dengan soccer.
Sedangkan pada negara Latin menyebutnya dengan istilah futbol atau futebol. Di
Skandinavia menyebut sepak bola dengan bahasa Jerman yaitu fussball dan
dengan bahasa Belanda adalah voetbal. Bagi orang Italia permainan ini disebut
dengan calcio (Agus Salim, 2008:9-10).
Menurut Eric G. Batty (1986:4) “ Sepak bola adalah sebuah permainan
sederhana, dan rahasia dari permainan sepak bola yang baik adalah melakukan
commit to
hal-hal yang sederhana sebaik-baiknya”. user bola merupakan permainan bola
Sepak
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
hanya berlangsung hingga akhir 1940-an, setelah ini tim ini terdegradasi hingga
Devisi 3. PERSIS kembali hadir di kancah sepak bola Indonesia sejak tahun 2006.
Pada musim 2006 PERSIS berhasil menjadi runner up ketika bermain di Divisi
Satu Liga Indonesia. Atas prestasi ini PERSIS promosi ke Divisi Utama pada
musim kompetisi 2007-2008. Divisi Utama Liga Indonesia adalah kompetisi
tingkat 2 dalam Liga Indonesia, di bawah Liga Super Indonesia. Sebelum tahun
2008, Divisi Utama adalah kompetisi tingkat teratas.
Dalam perkembangan dan prestasi yang diraih oleh PERSIS Solo tidak
terlepas dari peran manajemen, pengurus organisasi, pelatih serta kempuan dari
atlet sendiri serta sarana dan prasarana yang mendukung. Sistem manajemen dan
kepengurusan suatu organisasi nantinya akan mempengaruhi kematangan dalam
perkembangan klub yang ada dibawah organisasinya. Pola latihan dan strategi
yang diterapkan oleh pelatih juga memiliki peran yang sangat penting khususnya
performa altet dalam pertandingan yang dilakukan oleh PERSIS Solo. Selain
menyusun program latihan, strategi dan taktik pemain pelatih juga perlu
melakukan evaluasi setelah latihan atau pertandingan. Serta selalu meningkatkan
pengetahuan atlet secara teoritis maupun praktek (Sudjarwo, 1995:9). Banyak
faktor secara ekstern dan intern yang mempengaruhi perkembangan klub PERSIS
Solo. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk menggali informasi
yang berguna untuk meneliti faktor-faktor tersebut.
Dari beberapa permasalahan diatas penulis berusaha untuk meneliti
tentang perkembangan dan eksistensi Klub sepak bola kebanggaan warga Solo ini
selama 5 tahun terakhir. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “ Studi Kasus Klub Sepak Bola Persis Solo Tahun 2006-2011”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo?
2. Bagaimana keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis
Solo?
3. Bagaimana pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis
Solo?
4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo?
5. Bagaimana anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub
Sepak Bola Persis Solo?
6. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo?
C. Tujuan Penelitian
Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui :
1. Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo
2. Keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo
3. Pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo
4. Keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo
5. Anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola
Persis Solo
6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya tentang Klub sepak bola Persis Solo.
b. Dengan penelitian membrikan masukan dan sumbangan kepada pembaca
supaya dapat digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber data dalam
commit to user
bidang olah raga sepak bola.
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
a. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
b. Untuk memberikan bahan masukan dan sumbangan kepada pihak terkait
dalam mengembangkan klub sepak bola Persis Solo.
c. Sebagi referensi bagi pemecahan permasalahan yang relevan dengan
penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sepak Bola
a. Pengertian Sepak Bola
Sepak bola, menurut pendapat beberapa ahli dan berbagai displin
ilmu adalah sebagai berikut:
1) Sepak bola adalah olah raga permainan beregu, dilapangan menggunakan
bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing
terdiri dari 11 pemain berlangsung selama 2x45 menit, kemenangan
ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan (kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002).
2) Sepak bola adalah sebuah permainan yang sederhana, dan rahasia
permainan sepak bola yang baik ialah melakukan hal-hal sederhana
dengan sebaik-baiknya (Eric C Batty, 1986:5).
3) Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua buah regu,
masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang
penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan
keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam
memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota
badannya dengan kaki atau tangannya ( Soekatamsi, 2000:11).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
pengertian sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu, yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang
pemain. Permainan ini dimainkan dalam dua babak, setiap babak lamanya
45menit dengan waktu istirahat 15 menit yang dipimpin oleh wasit dan
dibantu oleh hakim baris, setiap pelanggaran ada sangsinya. Oleh karena itu
pemain diharapkan memelihara sportivitas. Regu yang paling banyak
memasukkan bola ke gawang lawan adalah pemenangnya.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t173025.html?s=2b6d957
42289401175380e8dc9bb0afd, diunduh pada 3 Maret 2012):
Sejarah lahirnya PSSI tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) atau Perserikatan Sepak Bola di Solo
zaman Hindia Belanda. Vorstenlandsche Voetbal Bond juga dikenal sebagai
pelopor dunia persepakbolaan di Indonesia, karena didirikan sebelum
bermunculannya klub-klub sepak bola. Kala itu jelas PSSI belum lahir. Pada
1923 VVB didirikan oleh Sastrosaksono dari Klub Mars serta RNg
Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo.
Kemudian pada 1928 oleh Soemokartiko nama VVB diganti
menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo (Persis). Solo membuktikan
rasa nasionalismenya dengan berani menggunakan kata Indonesia kali
pertama sebagai nama klub kesebelasan lokal. Hal ini juga tidak terlepas
dari peran PB X yang saat itu mendukung baik langsung maupun tidak
langsung perkembangan kebangkitan nasional yang ditandai dengan banyak
berdirinya organisasi-organisasi sosial dan politik di Kota Solo.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan bentuk kerja sama antara manusia yang
terikat suatu ketentuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut
Prof.Dr.SP. Siagian, M.P.A dalam A.P. Pandjaitan (1992:1).
Mengemukakan organisasi adalah : “ Setiap bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang berkerja bersama secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat
seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang
yang disebut bawahan.” Sedangkan menurut Prof. Dr. Prajuri Atmosudirdjo
dalam A.P. Pandjaitan (1992) organisasi adalah “ Struktur tata pembagian
kerja & struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai
suatu tujuan tertentu”(hlm.1)commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
b. Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip organisasi menurut A.P. Pandjaitan (1992:2) adalah sebagai
berikut :
1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
Organisasi di bentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Tidak ada
organisasi yang tidak mempunyai tujuan. Misalnya:
a) Organisasi kekuasaan (negara) dibentuk untuk mencapai tujuan
negara/nasional
b) Organisasi olah raga, dalam hal ini KONI, dibentuk untuk mencapai
tujuan agar dalam bidang olah raga tercapai prestasi yang setinggi-
tingginya.
c) Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) dibentuk untuk melatih siswa
berorganisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
c. Organisasi Olahraga
Menurut J.S. Husdarta, (2009) kegiatan olahraga, termasuk juga
penjas yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan,
memerlukan manajemen yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang
dalam corak yang semakin beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula
dengan kebutuhan manusia dalam kaitannya dengan olahraga. Ada motif
yang bertujuan hanya untuk memenuhi dorongan berafiliasi atau
memperoleh pergaulan yang luas, dan ada pula motif untuk memperoleh
kekuasaan, dan masih banyak lagi motif
commit lainnya.
to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
e. Unsur-unsur Organisasi
Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat
yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut
mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan
satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap
unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan
memajukan organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik
Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi menurut T.Hani
Handoko (1984) yaitu : 1) Pengurus; 2) Anggota; 3) Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART); 4) Rencana Kerja; 5) Anggaran
Belanja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
f. Organisasi-organisasi Sepakbola
Organisasi pada cabang olahraga sepak bola merupakan suatu
wadah yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya, khususnya dalam cabang olahraga
sepakbola. Di dalam organisasi sepakbola diharapkan akan terjadi hubungan
yang hirarki antara pengurus, pelatih dan pemain. Sehingga ketiga tersebut
dapat saling bekerja sama dalam menjalankan tugasnya, maka tujuan yang
ingin dicapai akan terwujud. Sepakbola di Indonesia terorganisasi dalam
suatu wadah dengan nama PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).
Kompetisi yang diselenggarakan PSSI didalam negeri terdiri dari:
1) Divisi utama, divisi satu, divisi dua, diikuti klub sepakbola dengan
berstatus amatir.
2) Divisi tiga yang diikuti oleh sepakbola dengan pemain yang berstatus
amatir.
3) Kelompok umur usia 15, 17, 19, 23 pemain yang berstatus amatir.
4) Sepakbola wanita dan futsal.
Adapun struktur organisasi PSSI meliputi:
1) Di tingkat pusat dibentuk pengurus pusat.
2) Di daerah tingkat I Propinsi dibentuk pengurus daerah.
3) Di daerah Tingkat II Kabupaten/ Kota Administratif dibentuk pengurus
cabang.
Dalam organisasi cabang olahraga sepakbola terdapat unsur-unsur :
1) Pengurus
Sebagai unsur yang terpenting dalam mengelola organisasi,
wajar apabila pengurus dituntut untuk betul-betul meresapi
keberadaannya, artinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap
jalannya organisasi. Dimana maju dan mundurnya suatu organisasi
tergantung kepada kemampuannya dalam mengelola organisasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, pengurus ditempatkan pada bagian dalam
sturktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-
masing. Setiap penguruscommit to user wewenang untuk mengatur
mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
g. Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa
manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit
karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,
sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak
yang berkepentingan dalamcommit to user
organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
h. Administrasi
Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok
orang untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan
orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif
dan efisien.
Dalam organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka
perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik,
karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan administrasi
yang dikutip dari Soemarno, Dalimin dan Subagio Haartoko (1998), adalah
sebagai berikut :
1) John M. Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga
kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.
2) Sondang P. Siagian : Administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur
administrasi antara lain:
1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih
2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan
intergral.
3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
5) Pendayagunaan sumber personil dan material.
i. Kepemimpinan
Beberapa pengertian kepemimpinan para ahli dalam buku
Soemarno, Dalimin, Subagio Hartoko (1998):
1) Peterseon dan Flowman.
Kepemimpinan adalah proses kejiwaan untuk memberi bimbingan
kepada pengikut-pengikutnya.
2) Prof. Selo Soemarjan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain, sehingga dengan kemampuan sendiri
membuat seperti apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Organisasi merupakan perkumpulan beberapa orang yang
mempunyai tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang
dinamakan pemimpin. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai
tanggung jawab kepada pengurus lainnya. Sehingga kepemimpinan yang
solid adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena
nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikuti dengan senang hati
penuh kepercayaan karena kepribadiannya merupakan jaminan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
3. Metode Pembinaan
Dalam setiap cabang olahraga sangat perlu diadakan pengarahan
dalam lapangan atau sering disebut dengan pembinaan atlet. Peran ilmu
pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang olahraga telah terbukti
memberikan kontribusi yang cukup besar. Oleh karena itu sistem pembinaan
olahraga harus dilakukan melalui pendekatan ilmiah dan upaya untuk
memajukan atau menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik.
Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu
berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya menuju
ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik,
apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan mantap,
yang diorganisasikan untuk pembinaan olahraga secara terpadu dan
kesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996).
Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga menurut
Soeharsono yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996):
1) Aspek Olahraga
Menyangkut permasalahan: a) Pembinaan Fisik; b) Pembinaan Teknik; c)
Pembinaan Taktik; d) Kematangan Bertanding; e) Pelatih; f)Program
Latihan dan Evaluasi.
2) Aspek Medis
Menyangkut permasalahan; a) Fungsi organ tubuh meliputi : jantung,
paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya; b) Gizi; c) Cidera; d)
Pemeriksaan Medis.
3) Aspek Psikologi
Menyangkut permasalahan : a) Ketahanan Mental; b) Kepercayaan Diri; c)
Penguasaan Diri; d) Disiplin dan Semangat juang; Ketenangan,
Ketekunan, dan Kecermatan; e) Motivasi.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka untuk penanganan
pembinaan olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan
bidangnya, yaitu : pakar dibidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi
keolahragaan dan pakar-pakarcommit to user
dibidang ilmu lainnya yang sesuai untuk
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
4. Metode Latihan
a. Latihan
Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini
umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian
tentang latihan yang sebenarnya.
Menurut Soeharsono yang dikutip dalam Hadisasmita dan
Syarifuddin (1996) yang mengemukakan pengertian latihan berdasarkan
ciri-ciri pelatih yang baik, maka latihan dapat diartikan sebagai “proses yang
sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian
hari kian menambah jumlah bebab latihan serta intensitas latihannya”(hlm.
1260.
Unsur-unsur latihan menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996:
126) ada beberapa pengertian latihan antara lain:
1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem
tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan teratur, dari yang
sederhana ke yang lebih rumit.
2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering
mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar
dilakukan menjadi semakin mudah, dan otomatis pelaksanaannya
sehingga menghemat energi.
3) Kian hari ditambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera
setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah. Jika beban tidak
pernah bertambah prestasi pun tidak akan meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
b. Metode Latihan
Didalam olahraga diketemukan berbagai ragam definisi tentang
mengajar atau melatih. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) yang
diartikan dengan metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu,
sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan, sehubungan dengan
pengetahuan dan kemampuannya yang cukup.
Pemilihan suatu metode, terutama tergantung pada:
1) Tujuan umum latihan
2) Tugas-tugas tertentu
3) Kekhususan suatu cabang olahraga
4) Kedewasaan fisik dan mental atlit dan tingkat kemampuannya.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dapatlah ditentukan
prinsip-prinsip metode latihan. Seorang pelatih yang baik, tidak boleh
membatasi diri pada satu metode saja, tetapi harus menggunakan
bermacam-macam metode yang dicocokkan dengan berbagai unsur.
Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) macam-macam
metode latihan adalah sebagai berikut:
1) Metode yang terus menerus ( Continual Methode)
Sifat-sifat metode ini adalah:
a) Latihan dengan intensitas sedang dan konstan
b) Latihan yang relatif lama
2) Metode Ulangan ( Repetitive Methode )
Metode ini terdiri dari mengulang latihan-latihan tertentu yang dilakukan
dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut:
a) Latihan dengan intensitas yang konstan
b) Waktu istirahat yang optimal
commit to user
c) Bentuk ulangan yang bermacam-macam
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
d. Prinsip-prinsip latihan
Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan itulah
sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang
sesuai dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan
prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat
meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak
mungkin dapat berhasil dalam latihannya.
Sudjarwo (1995) menyarankan agar seluruh program latihan
sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1) Prinsip Individu
Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi
individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus
mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau
lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya,
psychologis atau mentalnya.
2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle )
Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara
teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus
justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau
tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan itupun tergantung dari
atletnya.
3) Prinsip Interval
Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan
istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu
rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress )
Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan
tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai
menimbulkan kelalahancommit
secarato sungguh-sungguh.
user Beban berat ini
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk
menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc
Ardle (1993) sebagai berikut :
a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus
DNM = 220 – Umur.
b) Menentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80% - 90 % dari DNM
c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone, untuk atlet
sebaiknya 45-120 menit
4) Prinsip Kualitas Latihan
Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan
memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet,
koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif sering diberikan, pengawasan
dilakukan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan
segera diberikan, prinsip-prinsip Overload diterapkan, baik dalam aspek
fisik maupun mental.
5) Prinsip Berpikir Positif
Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam berlatih. Pelatih
harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakan kepada dirinya
sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet
untuk selalu berpikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar
yang negatif menjadi positif.
6) Variasi Dalam Latihan
Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran,
tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus
menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah
bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya
menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan
usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya
dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam
latihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
7) Prinsip Individualisasi
Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap
individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu
beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban
latihan diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu pesoalan pribadi bagi
setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus
direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat
menghasilkan prestasi yang baik.
8) Penetapan Sasaran ( Goal Setting )
Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-sungguh,
atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau
sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan
sasaran latihan untuk atlet sangat penting.
9) Prinsip Perbaikan Kesalahan
Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu
memperbaiki kesalahan tersebut, pelatih harus menekankan pada
penyebab terjadinya kesalahan.
tegak lurus pada garis gawang yang jaraknya dari tiang gawang 5,5
meter.
4) Mess Atlet
Mess atlet merupakan rumah/kamar yang disediakan untuk para pelatih,
pemain untuk beristirahat atau melakukan kegiatan diluar jadwal latihan
atau pertandingan, dengan adanya mess para pelatih, pemain dapat
beristirahat. Mess juga memudahkan untuk melakukan koordinasi satu
sama lainnya.
5) Kesekertaritan
Sekertariat merupakan tempat yang sangat penting bagi organisasi karena
tempat itu yang digunakan untuk melakukan rapat-rapat, menyimpan
dokumen-dokumen atau membahas rencana kegiatan, latihan dan
sebagainya.
6) Kelengkapan Pemain
Perlengkapan pemain sepakbola terdiri dari sepatu, baju, celana pendek,
dan kaos kaki panjang, para pemain yang mempunyai cidera untuk
menghindari benturan dianjurkan memakai pelindung lutut, pelindung
tulang kering, penjaga gawang harus memakai pakaian yang berada dari
pemainnya dan wasit.
6. Sumber Dana
Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan
pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada
kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Permasalahan
keolahragaan nasional semakin komplek dan berkaitan erat dengan ekonomi
dan tuntutan perubahan global, sehingga sudah saatnya Indonesia
memperhatikan semua aspek yang terkait antara lain kemampuan anggaran
untuk mendukung penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai
prestasi yang mampu bersaing pada masa kini dan masa yang akan datang atas
dasar inilah perlu diatur dalam peraturan pemerintah tentang pendanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir
Sepak bola
PERSIS Solo
Sejarah
Organisasi
Pelatih & prog. Latihan
Atlet
Saranan & prasarana
Sumber dana
prestasi
Keterangan:
Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari
oleh semua lapisan masyarakat. Munculnya klub-klub sepakbola diberbagai
daerah termasuk klub sepakbola PERSIS Solo memberi sumbangan tersendiri
bagi perkembangan olahraga khususnya untuk sepakbola dikota Surakarta dan di
Indonesia. Namun perkembangan olahraga ini mengalami banyak kendala dan
Indonesia tidak mampu menoreh prestasi yang gemilang dikancah sepakbola
internasional, hanya mampu mengukir prestasi ditingkat Asia Tenggara saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk
keperluan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sejak disetujuinya judul
skripsi ini yaitu bulan Februari 2012 dan berakhir sampai Juli 2012.
2. Penyusunan Proposal
3. Permohonan izin
4. Persiapan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Analisis data
7. Penyusunan laporan
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan salah satu unsur metodologi penelitian yang
menetapkan cara yang tepat dalam mengumpulkan data dan mengkaji suatu
masalah sehingga menghasilkan pemecahan yang juga tepat. Sebagaimana
dikatakan “Strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data” (H.B Sutopo, 2002: 123).
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus tunggal terpancang. Studi kasus tunggal terpancang adalah studi kasus
yang menyajikan suatu kasus yang unik atau ekstrem dan mencakup lebih dari
satu unit analisis. H. B. Sutopo (2002) menyatakan bahwa dalam
perkembangan penelitian kualitatif juga menyajikan bentuk yang tidak
sepenuhnya holistik, tetapi dengan kegiatan pengumpulan data terarah,
bertujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih dahulu sering disebut
dalam proposalnya. Penelitian tersebut lebih sering disebut sebagai riset
terpancang (embedded gualitation research), yang lebih populer dengan
penelitian studi kasus.
Definisi studi kasus juga didefinisikan oleh Yin (2006) yaitu “Studi
kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam
konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks
tak tampak dengan tegas dan di mana multi sumber bukti
dimanfaatkan”(hlm.18).
Dalam penelitian ini dikatakan dengan studi kasus terpancang tunggal,
dimana studi kasus memusatkan diri secara intensif terhadap satu obyek
tertentu mengenai pribadi, kelompok sosial, kelompok masyarakat atau
lembaga sosial. Dikatakan terpancang karena dalam penelitian ini sasaran dan
tujuan serta masalah yang disebut ditetapkan sebelum terjun ke lapangan
dengan hanya meneliti tentang Klub sepak bola PERSIS Solo. Tunggal, karena
obyek penelitian hanya terfokuscommit to user
pada Klub sepak bola PERSIS Solo.
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
C. Sumber Data
Dalam suatu penelitian data harus dikumpulkan dari jenis sumber data
yang relevan, di mana bersifat tidak kaku, bukan di dalam wilayah yang
terkontrol, dan menggunakan ketepatan kepustakaan atau keterbatasan kuesioner.
Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan
tingkah laku, dokumen dan arsip atau benda lain (Sutopo, 2002). Sedangkan
menurut Lofland, “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata
dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen” (Moleong,
2001). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Informan
Informan merupakan individu yang dapat memberikan data untuk
keperluan penelitian. Peneliti dan informan di sini memiliki posisi yang sama,
dan informan bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta
peneliti, tetapi informan bisa lebih memiliki arah dan selera dalam menyajikan
informasi yang dimiliki. Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia di
dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada
sebagai responden (Sutopo, 2002). Sebagaimana dikatakan oleh ahli,
“Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.” (Lexy J. Moleong,
2001:45). Informan merupakan sumber data yang bersifat lisan, kemudian
ditransfer secara tertulis dalam bentuk catatan. Informan yang dipilih dalam
penelitian ini mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Orang yang bersangkutan
memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti; b)
Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani; c) Orang yang
bersangkutan terlibat langsung dengan kegiatan yang berhubungan dengan
penelitian. Dalam penelitian ini juga menggunakan informan kunci. Informan
yang dipilih dalam penelitian terdiri dari pengurus dan manajemen PERSIS
Solo, pelatih dan beberapa atlet PERSIS Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Pemikiran mengenai cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam
pelaksanaan penelitiannya, mengingat selalu adanya beragam keterbatasan yang
dihadapi peneliti. Dalam hal menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan
siapa dan berapa jumlah narasumber yang diperlukan, apa dan di mana aktivitas
serta dokumen apa saja yang akan dikaji sebagai sumber informasi utama.
Keputusan ini didasarkan teknik sampling yang dipandang sesuai dengan kondisi
pada saat penelitian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang ahli, bahwa :
“Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan
atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi“ (HB. Sutopo, 2002:
55).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Nawawi, 1995). Cuplikan
diambil untuk mewakili informasi, dengan kelengkapan dan kedalaman yang tidak
bergantung seberapa besar jumlah informan. Karena dengan jumlah informan
sedikit terkadang sudah bisa memberikan informasi yang lebih lengkap dan dalam
bila dibandingkan jumlah informan banyak dengan pendapat yang berbeda-beda.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive
sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang
dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki
kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun demikian, informan yang
dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan
informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data (Sutopo, 2002). Teknik purposive sampling juga
digunakan atas dasar teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman data
dalam menhadapi realitas jamak dan tidak dimaksudkan untuk membuat
generalisasi tetapi untuk kedalaman penelitian dalam konteks tertentu. Oleh
karena itu, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam klub sepak bola PERSIS Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar
lebih banyak dalam kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga
pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, dan mampu
mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama
tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.
e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan
Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan
produktivitasnya.
Terdapat pembagian wawancara, sebagaimana yang dinyatakan oleh
seorang ahli, yaitu: “Secara garis besar, ada dua macam teknik wawancara,
yaitu : wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur” (HB. Sutopo,
2002: 58). Kedua macam teknik wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pertama yaitu wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan. Kreativitas dari peneliti sangat
diperlukan dalam teknik ini, bahkan hasil wawancara dengan jenis teknik ini
lebih banyak tergantung dari peneliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara
tanya-jawab sambil bertatap-muka antara pewawancara dan informan, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Kedua yaitu
wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga peneliti hanya membubuhkan tanda check pada nomor yang sesuai.
Masalah ditentukan oleh peneliti, di mana pertanyaan telah disusun sedemikian
rupa dan responden diharapkan menjawab dalam bentuk informasi yang sesuai
dengan kerangka kerja peneliti. Jenis wawancara terstruktur dilakukan dam
waktu yang relatif singkat apabila dibandingkan dengan wawancara tidak
terstruktur.
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti
adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana
dan tidak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut
para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang
commit to terstruktur
dilakukan oleh peneliti. Wawancara user adalah wawancara yang
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
2. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat penting
dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi merupakan
hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang
terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber
data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar.
Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli, bahwa “Observasi atau pengamatan
adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui
hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya”
(Burhan Bungin, 2008: 115). Teknik observasi digunakan untuk menggali data
dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta
rekaman gambar. Observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut Spardley dalam Sutopo (2002) “Observasi dapat dibagi
menjadi observasi tak berperan dan observasi berperan yang terdiri dari
berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh”(hlm.65). Agar lebih
terperinci, maka akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi tak berperan
Dalam observasi ini, peran peneliti tidak diketahui oleh subyek yang
diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengaan jarak jauh untuk mengamati
perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan
memilih tempat khusus yang berada di lokasi tetapi di luar perhatian
kelompok yang diamati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
b. Observasi berperan
Dalam observasi ini, peneliti mendatangi lokasi yang digunakan sebagai
obyek penelitian sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati.
1) Observasi berperan pasif
Observasi ini dalam penelitian kualitatif juga disebut dengan observasi
langsung. Observasi ini akan dilaksanakan secara formal maupun
informal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi
di tempat penelitian.
2) Observasi berperan aktif
Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam
situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya
berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan
kelengkapan data tetapi juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang
dipelajari demi kemantapan data.
3) Observasi berperan penuh
Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar
terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tidak
bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati tetapi bisa
berbuat sesuatu dan berbicara.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung atau
observasi berperan pasif dengan mendatangi lokasi yang menjadi obyek
penelitian yaitu di sekretariat PERSIS, balai PERSIS, stadion, dan mess atlet
untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi yang ada sehingga
mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi.
3. Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi
yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Dokumen sangat berguna untuk
memahami aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia tertentu, yang
commit to
faktanya tersimpan di dalam berbagai user tersebut. Dokumen digunakan
dokumen
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
peneliti sebagai salah satu sumber data karena dokumen sebagai data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan suatu
keadaan. Sebagaimana dinyatakan oleh ahli: “ pada intinya metode dokumenter
adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.” (Burhan
Bungin, 2008: 121).
Menurut Yin dalam H.B Sutopo (2002) analisis dokumen disebut
sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi
penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang
tersirat.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah menganalisis
dokumen dan arsip tentang klub sepak bola PERS Solo, dengan cara
mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tersurat
dalam setiap dokumen serta arsip yang menjadi sumber data. Informasi dari
metode ini dapat ditemui buku, dokumen pemerintah maupun swasta, dan data-
data dari arsip tertulis yang relevan dengan klub sepak bola PERSIS Solo.
F. Validitas Data
Setelah data terkumpul dan tercatat, peneliti harus menguji kebenaran
dari setiap data yang didapat, yang biasa disebut dengan validitas data. Validitas
data digunakan sebagai dasar analisis data sebagai hasil penelitian. Untuk
melakukan validitas data, peneliti harus mempunyai cara-cara yang tepat. Salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan teknik trianggulasi. Seorang ahli
menyatakan bahwa Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2000). Dari pendapat
tersebut, dapat dikatakan, untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka data tersebut haruslah dibandingkan
satu dengan lainnya, sehingga diperoleh kesamaan.
Terdapat empat macam teknik trianggulasi, yaitu : 1. Trianggulasi data
(data triangulation), 2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation), 3.
commit to triangulation),
Trianggulasi metodologis (methodological user 4. Trianggulasi teoritis
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
G. Analisis Data
Menurut Moleong (2001) analisis data adalah proses pengorganisasian
dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh
data yang didapat.
Analisis data memuat empat komponen, yaitu : “Pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data atau display, penarikan kesimpulan atau conclution
drawing.” (Miles dan Huberman, 1992). Keempat tahapan akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber antara
lain informan, dokumen, peristiwa dan buku-buku yang relevan. Teknik yang
dianggap relevan untuk penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara
mendalam dan analisis dokumen.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan
abstraksi data dari fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus
sepanjang penelitian sampai laporan akhir untuk mempertegas, mempermudah
dan membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, serta mengatur data
sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.
3. Penyajian data atau display
Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan peneliti dapat dilakukan dengan melihat penyajian data, dapat
dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan
sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman penyajian
data yang dapat meliputi berbagai matriks, gambar, skema dan tabel.
Semuanya dirancang guna merakit informasi secara teratur agar mudah dilihat
dan dimengerti dalam bentuk yang kompak.
4. Penarikan kesimpulan atau conclution drawing
Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan dari apa yang telah diteliti dari
awal hingga akhir. Penarikan commit to user
kesimpulan hanyalah merupakan sebagian dari
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
satu kegiatan dari kofigurasi yang utuh. Kesimpulan akhir ditentukan sampai
proses pengumpulan data berakhir. Dalam melakukan penarikan kesimpulan
peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir penelitian menemukan data
yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan untuk mengadakan
penyimpulan ulang.
Adapun model teknik analisanya dapat digambarkan dalam bentuk
skema sebagai berikut :
Pengumpulan Data
Kesimpulan/
Penarikan
data yang diperoleh dari awal higga akhir pencarian. Dalam melakukan
penarikan kesimpulan peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir
penelitian menemukan data yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan
untuk mengadakan penyimpulan ulang.
H. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan yang
dilanjutkan dengan pengumpulan data. Tahap persiapan akan didapat kerangka
berfikir yang akan digunakan dasar dalam penulisan proposal. Setelah itu
dilanjutkan dengan pengumpulan data-data yang dianggap relevan dengan
penelitian, kemudian dianalisis dan apabila dirasa data yang diperlukan belum
mencukupi akan dilakukan studi kasus kembali. Setelah dianalisis, data-data yang
terkumpul diverifikasi sehingga menghasilkan simpulan akhir yang dilanjutkan
dengan penyusunan laporan penelitian.
Bagan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penulisan
Proposal Pengumpulan data
Analisis akhir dan
Dan Analisis Awal penarikan kesimpulan
Persiapan
pelaksanaan
penelitian
Penulisan Laporan
Perbanyak laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian yaitu “Studi Kasus
Klub Sepak Bola PERSIS Solo Tahun 2006-2011”, PERSIS Solo yang saya teliti
adalah PERSIS Solo yang profesional berlaga di PT. Liga Indonesia. Data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi sejarah klub sepak bola PERSIS
Solo, keadaan organisasi dan manajemen, pelatih, program latihan dan atlet,
sarana dan prasarana, anggaran dana dan prestasi yang dicapai oleh klub sepak
bola PERSIS Solo. Adapun deskripsi data masing-masing permasalahan tersebut
sebagai berikut:
58
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Javasche Voetbal bond itu terealisir pada tanggal 19 April 1930. Suatu
pertemuan yang diselenggarakan oleh VVB hari itu membentuk JVB dihadiri
oleh utusan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Magelang, Surakarta, Madiun,
Kediri dan Surabaya. Akhirnya terbentuklah sebuah persatuan sepak bola
nasional. Nama dari persatuan itu diusulkan oleh utusan dari Surakarta yaitu
PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA yang lahir tanggal 19
April 1930 di Surakarta.
Ada perasaan di kalangan pengurus VVB bahwa nama itu sudah tidak
sesuai lagi. Hal itu mengingat perkembangan politik perjuangan bangsa
indonesia waktu itu untuk meraih kemerdekaan negara dan bangsa indonesia.
Lalu diselenggarakan rapat di Sala. Hasilnya VVB diganti namanya menjadi
Persatuan sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). Nama itu dari usulannya
Soemokartiko. Dibentuklah pengurus PERSIS. Yang tampil sebagai ketua
adalah Dr. Suratman Erwin. PERSIS waktu itu mampu meraih banyak
kemajuan. PERSIS lahir tahun 1933. Hingga sekarang usianya sudah setengah
abad (Arsip Data PERSIS Solo).
Susunan pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari tahun 2006 – 2011
1. Pelindung : MUSPIDA KOTA SURAKARTA
2. Penasihat : 1. KRH. Suhadi Darmodipura
2. KH. Ali Pono
3. Drs. Suwarno, AT
4. Bambang Slameto, S.Sos.
5. Hong Widodo
6. Sy. Halim Perdana
A. PENGURUS HARIAN
Ketua Umum : FX. Hadi Rudyatmo
Ketua Harian : Drs. Yosca Herman Soedrajad
Ketua Bidang Organisasi dan anggota : AW. Budi Raharjo
Ketua Bidang Pembinaan : H. Abimanyu
Ketua Bidang Usaha dan Promosi : Budi Suharto, SH.M.Si
Sekertaris commit to user
: Ir. Ruhban Ruzziyatno, MT
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
B. BAGIAN – BAGIAN
Bagian Organisasi dan Anggota : 1. Darmadi
2. Sapto JP. S.Pd
Bagian Pembinaan (koordinator) : Drs. Waluyo, M.Or
─ Persis Senior : Sukisno
─ Persis Yunior : H. Abdul Hamid Jamado
─ SSB : Drs. Agus Pratikno
─ Sepak Bola Wanita/Futsal : Fadillah Umar, S.Pd. M.Or
─ Komisi Litbang : 1. Prof. Drs. Mulyono B
2. Dr.dr. Muchsin Douwes. MARS
─ Komisi Pelatih : FC. Suharto
─ Komisi Disiplin : 1. Ari Sumarwono
2. Rosyid Tohir
─ Komisi Keamanan : 1. Sutrisna
2. Dwi Nugroho
3. Didik Budi Raharjo
Bagian Wasit dan Kompetisi
─ Komisi wasit : Djonet Dwiarso, SE
─ Komisi Kompetisi : 1. Drs. Mahendra Wiseno
2. Chaidir Ramli
Bagian Status/Alih Status Dan Transfer Pemain : Abraham EWT
Bagian Medis : 1. dr. Willy Handoko
2. dr. Muh Eko Irawanto
3. dr. Hat Sukarmadani
Bagian Marketing dan Media
─ Komisi Marketing / Usaha : 1. Ir. H. Sudjadi
commit to user 2. Drs. Anung Indro S, MM
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
3. H. Sharif Lembah
4. Sri Mulyani
5. Sudiyanto
6. Drs. Agus Pramono
─ Komisi Media : 1. Mayor Haristanto
2. Dra. Ninik Widaningsih
3. Joao Widodo, S.Sos
Bagian Umum ( Koordinator ) :TotokSupriyanto,S.Sos.MM.
─ Komisi Perlengkapan : 1. Irianto
2. Suhabso
─ Komisi Lapangan : 1. Drs. Paulus Haryoto
2. Herry Isrianto
─ Komisi Transportasi : 1. Joko Suprapto
2. Sarjono
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) : 1.
2. Sukirno ( Sekertaris )
3.YaniMardiyanto(Anggota)
Sumber : Arsip Data PERSIS Solo
antara anggota satu dengan anggota lain sehingga sulit menentukan rapat
kerja. Realitas rencana kerja terkadang tidak dilaksanakan terkendala
biaya.
mempertanggungjawabkan mempertanggungjawabkan
Keterangan :
Berdasarkan gambar diatas alurnya bermula pada saat pengurus membentuk
manajemen kemudian manajemen membentuk tim kepelatihan dan merekrut
pemain atau atlet. Manajemen memberikan pengarahan, controlling dan evaluasi
terhadap tim kepelatihan yang telah dibentuk. Pada akhir turnamaen tim
kepelatihan dan atlet mempertanggung jawabkan kepada manajemen. Manajemen
mempertanggungjwabkan kinerjanya kepada pengurus.
3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo
a. Pelatih PERSIS Solo
Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi di PERSIS Solo peran
pelatih sangat dirasakan bagi para pemain. Selama ini apa yang disampaikan
pelatih bagi para atlet dianggap sudah sesuai dengan kemampuan mereka.
Dan dalam pembinaan peran pelatih
commit to userselalu berupaya agar pemainnya
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
mampu bermain dengan baik, karena dengan penampilan bermain yang baik
maka akan menghasilkan prestasi tersendiri.
Pelatih dan pemain adalah unsur yang utama dalam pembinaan
olahraga. Dalam pembinaan olahraga prestasi, maka perlu dibuat
inventarisasi pelatih maupun pemain. Seorang pelatih diharapkan dapat
berperan dalam berbagai kedisiplinan seperti petugas bimbingan dan
penyuluhan, psikologi, pemimpi, guru, ahli strategi, bahkan pelatih
diharapkan mampu berperan sebagai ayah atau teman akrab sebagai
pelindung terhadap atlet. Pelatih PERSIS Solo yang sekarang ini merupakan
mantan pemain PERSIS Solo pada zaman dulunya. Menurut pelatih PERSIS
Solo, Agung Setyo Budi “....hubungan antara pelatih dan pemain saat
dilapangan anggap saya sebagai pelatih kalau di luar anggap saya teman,
untuk sharing atau apapun supaya lebih dekat..” (wawancara, 18 Mei 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
b. Program Latihan
Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa
faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Untuk menghasilkan program
latihan yang baik, harus mempunyai tahapan-tahapan program latihan yang
terbagi atas : 1) program latihan jangka panjang, 2) program latihan jangka
menengah, 3) program latihan jangka pendek. Peranan seorang pelatih juga
mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan. Tujuan
pokok dari program latihan adalah untuk menentukan kemampuan atlet dan
mencapai prestasi yang maksimal.
Program latihan yang dilakukan Klub sepak bola Persis Solo
adalah sebagai berikut:
1) Latihan Fisik
2) Latihan Teknik
3) Latihan Taktik dan Strategi
4) Latihan Mental
5) Kematangan Juara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
3) Giat berlatih
4) Disiplin
5) Dan berdo’a (Wawancara, Andri Siswanto, Nicolas Djone, Danur
Jenah Wibowo, 18 Mei 2012).
Dalam pelaksanaannya tentu saja akan terdapat beberapa kendala
yang dihadapi oleh pemain atau atlet, yaitu masalah teknis dan non teknis :
1) Kendala Teknis
Kendala masalah teknis yang banyak didapati oleh pemain antara lain
yaitu faktor fisik pemain yaitu pemain mempunyai fisik yang berbeda-
beda, pada suatu saat pemain berada pada kondisi badan yang kurang
fit, sehingga berpengaruh terhadap performa bermain atlet. Kesulitan
dalam teknik bermain sepak bola, tetapi hal itu dapat diminimalisir
karena dalam program latihan atlet selalu diminta untuk mengulang-
ulang teknik yang diperintah oleh pelatih sehingga perlahan-lahan
pemain dapat menghindari kesalahan-kesalahan.
2) Kendala Non Teknis
Kendala non teknis yang dialami oleh pemain pada khususnya dan
PERSIS Solo pada umumnya adalah soal gaji pemain. Kendala pada
hal tersebut juga akan berpengaruh pada psikologis pemain sehingga
kurang fokus dalam bertanding. Faktor lapangan yang kurang rata
untuk bertanding sedikit berpengaruh dengan masalah teknis dari
pemain itu sendiri (wawancara, Andri Siswanto, Nicholas Djone,
Danur Jenah Wibowo, 18 Mei 2012).
Pemain atau atlet PERSIS Solo terdiri dari pemain lokal dan
beberapa pemain dari luar. Transfer pemain asing didapatkan oleh PERSIS
dengan melalui Transfer Matching System yaitu sistem online dari FIFA.
Ketika pemain asingnya belum pernah main di Indonesia maka harus
mencari data-data pemain itu dimana dia dikompetisi terakhir kemudian
mengajukan permintaan melalui internet kepada yang bersangkutan bahwa
pemain tersebut diminati. Selama klub lama melepas tidak akan mendapat
kesulitan, tetapi ketika klubcommit to user
lama tidak melepas akan mengalami kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo
a. Pelatih
Pelatih PERSIS Solo telah melakukan tugasnya sebagai pelatih
dengan baik. Pelatih tidak hanya sebagai pelatih teknik dalam sepak bola.
Tetapi juga menjadi teman atlet atau pemain PERSIS Solo. Pelatih
PERSIS Solo juga mengutamakan kedisiplinan terhadap atlet atau pemain.
Serta menjadi motivator atlet agar selalu giat berlatih, jaga kondisi dan
stamina tubuh serta dorongan agar terus berprestasi.
b. Program Latihan
Pelatih PERSIS Solo telah membuat program latihan yang
commit
diterapkan kepada atletnya. to userlatihan ini dibuat agar kegiatan
Program
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. PERSIS Solo berdiri tahun 1923 dengan nama VORSTENLANDCHE
VOETBAL BOND (VVB). Atas usulan Soemokartiko kemudian diganti
dengan Persatuan Sepakbola Indonesia (PERSIS). PERSIS Solo merupakan
klub sepak bola pertama di Surakarta.
2. Keadaan organisasi dan manajemen PERSIS Solo sudah memiliki unsur-unsur
yang baik. Organisasi PERSIS telah memiliki unsur seperti pengurus, AD
ART, anggaran dana dan rencana kerja. Dari semua unsur sudah dilaksanakan
dengan baik dan pengurus telah melaksanakan tugas sesuai dengan bidang
masing dan melaksanakan rencana kerja masing-masing bidang. Begitu pula
dengan manajemen PERSIS yang dibentuk oleh pengurus, dapat melaksanakan
tugasnya dalam pembinaan pelatih dan pemain atau atlet. Akan tetapi dalam
realisasi rencana keja tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal karena
keterbatasan dana yang dimiliki oleh PERSIS Solo.
3. Pelatih yang dimiliki PERSIS Solo adalah seorang yang berkompeten dalam
bidang olahraga sepak bola. Akan tetapi sekarang pelatih disolo terkendala
lisensi dan lisensi yang diterapkan manual liga. Selain menjadi pelatih teknis
sepak bola, pelatih juga menjadi teman dari para atlet dan menjadi motivator.
Rencana kerja yang dibuat oleh pelatih dibuat secara terprogram dan
dilaksanakan setiap kali latihan. Untuk atlet atau pemain PERSIS Solo
berusaha selalu berlatih, dan tetap fokus, meskipun terdapat kendala-kendala
masalah teknis maupun non teknis. PERSIS Solo juga diperkuat dengan
pemain asing yang diperoleh melalui sistem online dari FIFA.
4. PERSIS Solo bisa menggunakan sarana dan prasarana yang cukup memadai
yaitu memiliki stadion Manahan yang berlevel interansional untuk
commit
pertandingan tetapi stadion milik to user
yayasan Gelora Manahan sehingga PERSIS
80
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
B. IMPLIKASI
1. Teoritis
Melalui penelitian ini dapat membantu memperkenalkan PERSIS Solo
terhadap masyarakat dan memberikan sumbangan agar Pemkot Surakarta lebih
memperhatikan persepakbolaan terutama di wilayah Surakarta. Serta dapat
menjadi reverensi pemecahan penelitian atau masalah yang relevan terutama di
bidang sepak bola.
2. Praktis
Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang sepak
bola terutama yang berhubungan dengan PERSIS Solo. Tentang sejarah,
pelatih, program latihan, atlet, sarana dan prasarana, prestasi, organisasi dan
sumber dana PERSIS Solo. Sedangkan adanya kendala yang ada dalam
PERSIS Solo yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dijadikan prioritas
usulan terhadap pihak terakit agar lebih memperhatikan PERSIS Solo, agar
bisa lebih berprestasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
C. SARAN
commit to user